Anda di halaman 1dari 23

Sejarah IPTEKS dalam Islam

Dibuat Oleh : Kelompok 6

1
Anggota Kelompok

David Edy Kuncoro Gallang Sadewa Alwan Ridho Musthofa Catur Wahyu Nugroho
2
1800016058 1800016063 1800016075 1800016079
Pembahasan Materi

1. Zaman Kejayaan Islam Di Bidang IPTEKS

2. Tokoh dan Karya Monumental Ilmuwan Islam

3. Perang Salib dan Kebangkitan Umat Islam dalam Ipteks


3
1. Zaman Kejayaan Islam dibidang IPTEKS

• Periode Klasik (650-1250 M) Masa Kemajuan Islam / Masa Keemasan


Islam dalam IPTEKS

• Faktor Penyebab Kemajuan Islam di bidang IPTEKS

1. Faktor Internal
2. Faktor Eksternal

4
• Periode Klasik

Periode Klasik ini dibagi menjadi 2 yaitu :

• Masa Kemajuan Islam 1 (650-1000 M)


• Masa Disintegrasi (1000-1250 M)

5
Masa Kemajuan Islam 1

Masa pertama ini dikenal sebagai masa ekspansi, integrasi, dan keemasan Islam. Untuk melihat
pemikiran Islam yang muncul pada masa kemajuan Islam I ini, maka dapat dilihat dari Dinasti
Umayyah dan Dinasti Abbasiyah. Sebab, masing- masing dinasti tersebut memiliki pemikiran-
pemikiran yang berbeda sebagai produk pemikiran yang dihasilkan.

• Masa Dinasti Umayyah


Pada masa itu melahirkan tokoh-tokoh besar seperti Al-Khalil bin Ahmad penyusun kamus
Bahasa Arab kitab `Ayn. Al- Khalil bin Ahmad mempunyai murid bernama Sibawaih penyusun kitab
yang berisi tata bahasa Arab. Tokoh- tokoh besar lainnya adalah Hasan al- Basri dan Ibnu Syihab az-
Zuhri. Ibnu Syihab az-Zuhri adalah tokoh yang mengkaji hadis nabi dan hukum islam dan saat ini
merupakan awal lahirnya kajian historiografi yang nantinya akan melahirkan kitab-kitab Maghazi dan
Sirah.

6
Masa Kemajuan Islam 1

• Dinasti Abbasiyah
Dalam zaman ini, kedaulatan kaum muslimin telah sampai ke puncak kemuliaan, baik kekayaan,
kemajuan, ataupun kekuasaan. Dalam zaman ini telah lahir berbagai ilmu Islam, dan berbagai ilmu
penting telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab. Masa Daulah Abbasiyah adalah masa di mana
umat Islam mengembangkan ilmu pengetahuan, suatu kehausan akan ilmu pengetahuan yang belum
pernah ada dalam sejarah. Kesadaran akan pentingnya ilmu pengetahuan merefleksikan terciptanya
beberapa karya ilmiah seperti terlihat pada alam pemikiran Islam pada abad ke-8 M. yaitu gerakan
penerjemahan buku peninggalan kebudayaan Yunani dan Persia.
Permulaan yang disebut serius dari penerjemahan tersebut adalah sejak abad ke-8 M, pada
masa pemerintahan Al-Makmun (813 –833 M) yang membangun sebuah lembaga khusus untuk
tujuan itu, “The House of Wisdom / Bayt al-Hikmah”. Pendirian Bayt al Hikmah didasari oleh pemikiran
bahwa jika cendekiawan terbaik dari seluruh dunia berkumpul dan belajar satu sama lain, maka akan
menghasilkan kemungkinan yang tidak terbatas.

7
Masa Disintegrasi

Masa disintegrasi ini terjadi dalam bidang politik. Daerah yang letaknya
jauh dari pusat pemerintahan di Damaskus dan di Bagdad, melepaskan diri
dari kekuasaan Khalifah di pusat sehingga munculah dinasti-dinasti kecil.

7
• Faktor Penyebab Kemajuan IPTEKS dalam Islam

• Faktor Internal:
1. Konsistensi dan istiqomah umat islam kepada ajaran islam
2. Ajaran islam yang mendorong umatnya untuk maju
3. Islam sebagai rahmat seluruh alam
4. Islam sebagai agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam menggapai kehidupan duniawi dan
ukhrawi

• Faktor Eksternal:
1. Terjadi asimilasi antara bangsa arab dan bangsa lain yang lebih dulu mengalami perkembangan
dalam ilmu pengetahuan
2. Gerakan terjemahan pada masa periode klasik, usaha penerjemahan kitab-kitab asing di lakukan
dengan giat
8
2. Tokoh Islam dan Karya Monumental Ilmuwan Islam

Beberapa Tokoh Ilmuwan Islam yang akan dibahas yaitu :

1. Ibnu Yunus
2. Ibnu Sina
3. Al-Khawarizmi
4. Al-Jazari

10
1. Ibnu Yunus ( Bulan )

• Nama Lengkap : Abu Al-Hasan Ali Abi Said abd Ar-Rahman ibnu
Ahmad ibnu Yunus As-Sadafi Al-Misri.
• Lahir pada tahun 950 M di negeri Mesir.
• Ibnu Yunus telah membuat lebih dari 10 ribu catatan mengenai
kedudukan matahari sepanjang tahun.
• IUA (International Astronomical Union) menamai sebuah kawah
yang berada di bulan dengan nama Ibnu Yunus.
• Ibnu Yunus menulis sebuah karya yang berjudul Az-Zirj al-
Kabrir al-Hakim yang mengupas tentang Tabel Astronomi. Yang
bisa digunakan untuk menentukan arah kiblat.
11
2. Ibnu Sina ( Kedokteran )

• Nama Lengkap : Abu Ali Al-Husain ibnu Abdullah ibnu Sina.


• Lahir pada tahun 981 M di negeri Bukhara, Asia Tengah.
• Ibnu Sina mampu menghafal Al-Qur’an ketika usianya baru 10 tahun.
• Pada usia 18 tahun ia sudah mampu menguasai semua ilmu, yaitu
Kedokteran, ilmu agama, Matematika, Astronomi, Fisika, Geologi dan
Mineralogi.
• Ibnu Yunus menulis sebuah karya yang berjudul Al-Qanun fi ath-Thib.
Buku tersebut merupakan karya besar Ibnu Sina yang kemudian
menjadi rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.

12
3. Al-Khawarizmi ( Matematika )

• Nama Lengkap : Abu Ja’far Muhammad ibnu Musa Al-


Khawarizmi
• Lahir pada tahun 780 M di Khawarizmi(Kheva) atau sekarang
yang dikenal Uzbekistan.
• Ia merupakan seorang penulis ensiklopedia berbagai cabang
disiplin ilmu. Ia merupakan intelektual muslim di bidang ilmu
Matematika, Astronomi, Geografi, Music, dan Sejarah.
• Al-Khawarizmi menulis sebuah karya yang berjudul Al-jama’ wa
at-Tafriq bi Hisab al-hisab al-Hind. Ia menjelaskan seluk beluk
kegunaan angka, menemukan angka nol, memperkenalkan angka-
angka india dan cara perhitungan india pada dunia islam.

13
4. Al-Jazari ( Robot )

• Nama Lengkap : Abu Izz Isma’il ibnu Razzaz Badi Az-Zaman Al-
Jaziriat Amid.
• Ia lahir di Al-Jazari lokasinya di antara sungai Tigris dan Eufrat.
• Al-Jazari dijuluki sebagai bapak Engineering berkat temuannya
yang banyak memengaruhi rancangan mesin-mesin modern saat
ini.
• Al-Jazari menulis sebuah karya yang berjudul Al-Jami Bain
al-’Ilm wa al-’Aml an-Nafi Sina’at al-Hiyal. Ia
mendokumentasikan lebih dari 50 karya temuannya. Semua
temuannya itu dilengkapi dengan rincian gambar-gambarnya.

14
Ilmuwan lainnya :

Nama Penemuan Karya


Al-Battani 365 hari Kitab az-Zij-as-Sabi

Ibnu Zuhr Bedah Jantung Kitab At-Taisir fi ’al-Mudawat wa at-Tabdis

Jabir ibnu Hayyan Ilmu Kimia Kitab az-Zuhra dan Kitab al-Ahjar
Ibnu Haitsam Kamera Kitab Al Manazir
Ibnu Miskawaih Teori Evolusi Tahdzib al-Akhlaq wa Tathhir al-A’raq
Ibnu Shuja Berhitung Kitab at-Ta’arif al-Hisab
Ibnu Nafis Peredaran Darah Commentary on Anatomy in Avicenna’s Canon
Al-Idrisi Bola Dunia Kitab Nuzhat al-Mushtaq fi ikhtiraq al-Afaq
Ibnu Firnas Pesawat Terbang Konsep Terjadinya Halilintar dan Kilat
15
Ibnu Al-Quff Embriologi Kitab Jami al-Gharadh fi Hifs as-Sihha
3. Perang Salib dan Kebangkitan Umat Islam Dalam
Bidang IPTEKS

Beberapa hal yang akan kita bahas kali ini yaitu :

1. Penyebab Terjadinya Perang Salib


2. Periodisasi Perang Salib
3. Upaya-upaya kebangitan Islam dalam IPTEKS

16
1. Penyebab Terjadinya Perang Salib

Faktor-Faktor : Penjelasan
Sejak Dinasti Seljuk merebut Baitul Maqdis dari tangan Dinasti Fatimiyah pada tahun 1070
M bertepatan pada tahun 471 H, pihak Kristen merasa tidak bebas lagi menunaikan ibadah
ke sana. Hal ini disebabkan karena para penguasa Seljuk menetapkan sejumlah peraturan
1. Faktor Agama yang dianggap mempersulit mereka yang hendak melaksanakan ibadah ke Baitul Maqdis.
Bahkan mereka yang pulang berziarah sering mengeluh karena mendapat perlakuan buruk
dari orang-orang Seljuk yang fanatik. Umat Kristen merasa perlakuan para penguasa Dinasti
Seljuk sangat berbeda dengan para penguasa Islam lainnya yang pernah menguasai
kawasan itu sebelumnya

Kekalahan Bizantium sejak 330 disebut Konstantinopel (Istanbul) di Manzikart, wilayah


Armenia, pada 1071 dan jatuhnya Asia Kecil ke bawah kekuasaan Saljuk telah mendorong
Kaisar Alexius I Comnenus (kaisar Konstantinopel) untuk meminta bantuan kepada Paus
2. Faktor Politik Urbanus II (1035-1099 dan menjadi Paus antara tahun 1088-1099 M) dalam usahanya untuk
mengembalikan kekuasaannya di daerah pendudukan Dinasti Saljuk. Paus Urbanus II
bersedia membantu Bizantium karena adanya janji Kaisar Alexius untuk tunduk di bawah
kekuasaan Paus di Roma dan harapan untuk dapat mempersatukan gereja Yunani dan
Roma.
18
2. Periodisasi Perang Salib

A. Periode Penaklukan (1009-1144)

B. Periode Reaksi Umat Islam (1144-1192)

C. Periode Kehancuran (1193-1291)


18
Periode Penaklukan (1009-1144)

Jalinan kerja sama antara Kaisar Alexius I dan Paus Urbanus II berhasil membangkitkan
semangat umat Kristen, terutama akibat pidato Paus Urbanus II pada Konsili Clermont pada
tanggal 26 November 1095 M. Pidatonya ini bergema ke seluruh penjuru Eropa yang
mengakibatkan seluruh negara Kristen mempersiapkan berbagai bantuan untuk mengadakan
penyerbuan. Gerakan ini dipimpin oleh Pierre I’Ermite. Sepanjang jalan menuju Kontanstantinopel,
mereka membuat keonaran, melakukan perampokan, dan bahkan terjadi bentrokan dengan
penduduk Hongaria dan Bizantium, akhirnya dengan mudah pasukan Salib dapat dikalahkan oleh
pasukan Dinasti Seljuk.
Setelah mengalami kekalahan itu, Pasukan Salib berikutnya dipimpin oleh Godfrey, Bohemond
dan Raymond mereka berhasil menaklukan Nicea pada tanggal 18 Juni 1097 M dan pada tahun
1098 M menguasai Raha (Edessa). Di sini mereka mendirikan kerajaan Latin I dengan Baldawin
sebagai raja. Pada tahun yang sama mereka dapat menguasai Antiochea dan mendirikan kerajaan
Latin II di Timur dengan Bohemond sebagai raja. Mereka juga berhasil menduduki Baitul Maqdis
pada tanggal 15 Juli 1099 M dan mendirikan kerajaan Latin III dengan rajanya, Godfrey.
Selanjutnya mereka berturut-turut menguasai kota Akka pada tahun 1104 M, Tripoli tahun 1109 M
dengan mendirikan kerajaan Latin IV dan rajanya Raymond, kemudian kota Tyre pada tahun 1124 19
M.
Periode Reaksi Umat Islam (1144-1192)

Di bawah komando Imaduddin Zanki, penguasa Moshul dan Irak, berhasil menaklukan kembali Aleppo,
Haminah, dan Edessa pada tahun 1144 M. Namun ia wafat tahun 1146 M, dan digantikan oleh putranya
Nuruddin Zanki. Nuruddin berhasil merebut kota Damaskus tahun 1147, Antiochea pada tahun 1149 M, dan
pada tahun 1151 M seluruh Edessa dapat direbut kembali, juga ia berhasil membebaskan Mesir pada tahun
1169 M.
Keberhasilan kaum Muslimin meraih berbagai kemenangan menyebabkan orang-orang Kristen
mengobarkan Perang Salib kedua. Paus Eugenius III menyerukan perang suci yang disambut positif oleh
raja Perancis Louis VII dan raja Jerman Condrad II. Keduanya memimpin pasukan Salib untuk merebut
wilayah Kristen di Syria. Akan tetapi gerak maju mereka dihambat oleh Nuruddin Zanki. Mereka tidak
berhasil memasuki Damaskus, Louis VII dan Condrad II. Pada tahun 1174 M Nuruddin wafat, dan pimpinan
perang dipegang oleh Shalah al-Din al-Ayyubiyah di Mesir pada tahun 1175 M. Akhirnya Shalah al-Din dapat
merebut kembali Yerusalem pada tahun 1187 M.
Jatuhnya Yerusalem ke pihak muslim sangat memukul Pasukan Salib sehingga mereka menyiapkan
serangan balasan. Kali ini Pasukan Salin dipimpin oleh Frederick Barbarossa raja Jerman, Richard The Lion
Hart raja Inggris, dan Philip Augustus raja Perancis. Pasukan ini berhasil merebut Akka meskipun mendapat
perlawanan dari pasukan muslim tanpa berhasil mendapatkan Yerusalem(Palestina). Dalam Perang Salib
kali ini akhirnya pihak Richard dan pihak Shalahuddin sepakat untuk melakukan gencatan senjata dan 20
membuat perjanjian dengan nama Shulh Ar-Ramlah.
Periode Kehancuran (1193-1291)

Tentara Salib pada periode ini dipimpin oleh raja Jerman, Frederick II. Kali ini mereka
berusaha merebut Mesir lebih dahulu sebelum Palestina, dengan harapan dapat bantuan orang
Kristen Qibthi. Pada tahun 1219 M mereka berhasil menduduki Dimyat. Raja Mesir dari dinasti
Ayyubiyah waktu itu, al-Malik al-Kamil, membuat perjanjian dengan Frederick, yang isinya antara
lain Frederick bersedia melepaskan Dimyat, sementara al-Malik al-Kamil melepaskan Palestina,
dengan syarat Frederick menjamin keamanan kaum Muslimin di sana, dan Frederick tidak
mengirim bantuan kepada Kristen di Syria. Dalam perkembangan berikutnya, Palestina dapat
direbut kembali oleh kaum Muslimin pada tahun 1247 M, di masa pemerintahan al-Malik al-
Shalih, penguasa Mesir selanjutnya. Ketika Mesir dikuasai dinasti Mamalik -yang menggantikan
posisi dinasti Ayyubiyah- pimpinan perang dipegang oleh Baybars dan Qolawun. Pada masa
merekalah Akka dapat direbut kembali oleh kaum Muslimin pada tahun 1291 M.
Disebut periode kehancuran karena periode ini lebih disemangati ambisi politik untuk
memperoleh kekuasaan dan sesuatu yang bersifat materi dari pada agama. Tujuan utama
mereka yaitu untuk membebaskan Baitul Maqdis seolah-olah terlupakan. Hal ini dapat dilihat
ketika Pasukan Salib yang dipersiapkan untuk menyerang Mesir ternyata berbelok menuju kota
21
Konstantinopel. Kota ini direbut dan dikuasai oleh Baldwin Sebagai rajanya.
3. Upaya-upaya kebangkitan Islam dalam IPTEKS

• Gerakan pembaharuan mulai timbul akibat benturan antara Islam dengan kekuatan
Eropa. Gerakan ini antara lain Gerakan Wahhabiyah yang diprakarsai oleh
Muhammad ibn Abdul Wahhab (1703-1787 M) di Arab, Syah Waliyullah (1703-1762
M) di India dan Gerakan Sanusiyyah di Afrika Utara yang dikomandoi oleh Said
Muhammad Sanusi dari Aljazair.
• Dilanjutkan oleh Jamaluddin Al Afghani (1839-1897M)
• Perkembangan Ekonomi Syariah, di Indonesia mulai dianggap menjadi sistem
keuangan baru yang patut diperhitungkan, saat ini Inggris menjadi pusat Keuangan
Syariah. Negara-negara non Muslim juga ikut mempelajari sistem keuangan syariah
yang dianggap lebih menguntungkan.
• Didirikannya OKI untuk mewadahi Negara Islam mengembangkan berbagai sektor,
salah satunya pendidikan, dengan memprakarsai berdirinya IDB (Islamic
Development Bank) dan IRTI (Islamic Research and Training Institut). 18
Sekian
Terima Kasih

23

Anda mungkin juga menyukai