Anda di halaman 1dari 20

Limbah B3 dan AMDAL

Oleh : Kelompok 6
B3 (BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN)
Pengertian
B3

Menurut PP No. 74 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan


Beracun (B3) :
= Yang dimaksud dengan Bahan Berbahaya dan Beracun atau disingkat B3
adalah bahan karena sifatnya dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan
atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lainnya.
Pengelolaan Limbah B3
1. Proses secara kimia
= Meliputi: redoks, elektrolisa, netralisasi, pengendapan, stabilisasi, adsorpsi, penukaran ion dan
pirolisa.
2. Proses secara fisika
= Meliputi: pembersihan gas, pemisahan cairan dan penyisihan komponen-komponen spesifik dengan
metode kristalisasi, dialisa, osmosis balik, dll.
3. Proses stabilisas/solidifikasi
= Dengan tujuan untuk mengurangi potensi racun dan kandungan limbah B3 dengan cara membatasi
daya larut, penyebaran, dan daya racun sebelum limbah dibuang ke tempat penimbunan akhir
4. Proses insinerasi
= Dengan cara melakukan pembakaran materi limbah menggunakan alat khusus insinerator dengan
efisiensi pembakaran harus mencapai 99,99% atau lebih. Artinya, jika suatu materi limbah B3 ingin
dibakar (insinerasi) dengan berat 100 kg, maka abu sisa pembakaran tidak boleh melebihi 0,01 kg atau 10
gr
B3 dapat diklasifikasikan :
ANALISIS MENGENAI
DAMPAK LINGKUNGAN
(AMDAL)
Pengertian

Pengertian amdal menurut PP no 27 tahun 1999, yaitu suatu kajian mengenai


dampak yang telah ditimbulkan oleh lingkungan. Serta menjadi hal yang penting
dalam pengambilan suatu keputusan atau dari kegiatan yang telah direncanakan
di lingkungan hidup. Selain itu diperlukan juga proses pengambilan suatu
keputusan tentang penyelenggaraan jenis usaha atau kegiatan.
Tujuan
Tujuan dari amdal ini adalah untuk menjaga kemungkinan dan dampak dari suatu
rencana usaha atau kegiatan tertentu. Amdal sangat diperlukan karena harus ada
studi kelayakan di dalam undang-undang atau peraturan pemerintah, untuk
menjaga lingkungan dari sebuah operasi proyek pada kegiatan industri atau
kegiatan yang dapat menyebabkan kerusakan di suatu lingkungan.
Komponen AMDAL

1. PIL (penyajian informasi lingkungan)


2. KA (Kerangka acuan)
3. ANDAL (analisis dampak lingkungan)
4. RPL (rencana pemantauan lingkungan)
5. RKL (rencana pengelolaan lingkungan)
MANFAAT
AMDAL
Manfaat amdal untuk
pemerintah meliputi

• Dapat membantu di dalam suatu proses suatu perencanaan yang bertujuan


untuk mencegah pencemaran dan kerusakan, yang terjadi di dalam lingkungan
tertentu.
• Dapat membantu dalam mencegah konflik yang muncul di kelompok
masyarakat, terhadap dampak dari kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh
suatu kegiatan atau usaha.
• Menjaga suatu proses pembangunan yang berjalan sesuai dengan prinsip
pembangunan yang telah berkelanjutan.
• Amdal dapat membantu mewujudkan suatu pemerintahan yang bertanggung
jawab, di dalam bidang pengelolaan lingkungan hidup.
Manfaat amdal untuk pemrakarsa atau
sebagai pelaksana usaha

• Dapat membantu mewujudkan sebuah usaha dan kegiatan menjadi lebih terjamin
dan juga aman.
• Dapat dijadikan sebuah referensi dalam pengajuan kredit atau pengajuan usaha
misalnya pengajuan ke Bank.
• Dapat dijadikan sebagai sarana yang baik dalam membantu interaksi dengan
masyarakat yang berada di sekitarnya, sebagai bukti nyata dari ketaatannya kepada
hukum.
Manfaat amdal bagi masyarakat :

• Dapat menjelaskan secara langsung kepada masyarakat sekitar tentang dampak


dari sebuah usaha atau kegiatan yang telah dijalankan.
• Masyarakat juga bisa ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan sebuah kegiatan serta
dapat mengontrol kegiatan tersebut, melalui amdal.
• Masyarakat dibilehkan untuk ikut terlibat di dalam proses pengambilan suatu
keputusan, yang nantinya akan berpengaruh pada lingkungan di tempat tinggalnya.
PROSEDUR AMDAL
1. Proses penapisan atau screening atau wajib amdal

Proses penapisan pada amdal atau sering disebut juga dengan proses seleksi wajib amdal adalah
suatu proses untuk menentukan, apakah rencana kegiatan ini wajib menyusun amdal atau tidak. Di
indonesia, proses penapisan ini biasanya dilakukan dengan sistem penapisan hanya 1 langkah saja
2. Proses pengumuman

Rencana kegiatan yang dilakukan dan diwajibkan untuk membuat amdal, maka wajib
mengumumkan segala rencana kegiatannya kepada masyarakat dari sebelum pemrakarsa melakukan
penyusunan amdal. Pengumuman tersebut harus dilakukan oleh instansi yang bertanggung jawab
serta oleh pemrakarsa kegiatan.
3. Proses pelingkupan (scaping)

Pelingkupan adalah proses awal untuk menentukan lingkup permasalahan dan


mengidentifikasi, dampak penting yang terkait dengan suatu rencana kegiatan.
Tujuan dari pelingkupan ini adalah untuk menetapkan suatu batas wilayah studi,
mengidentifikasi dampak penting suatu lingkungan, dan menetapkan tingkat
kedalaman studi.
4. Penyusunan dan penilaian KA-ANDAL

Jika KA-ANDAL selesai disusun maka pemrakarsa pun dapat mengajukan dokumen
kepada komisi penilai amdal untuk kemudian dinilai. Berdasarkan peraturan yang
ada, lamak waktu maksimal penilaian pada KA-ANDAL tersebut adalah 75 hari.
Waktu tersebut dihitung di luar yang telah dibutuhkan penyusun untuk memperbaiki
atau menyempurnakan dokumennya.
5. Penyusunan dan penilaian pada ANDAL, RKL, dan RPL

Penyusunan ANDAL, RKL, dan RPL tersebut dilakukan dengan mengacu kepada KA-
ANDAL yang telah disepakati bersama. Hal itu dapat dilihat dari hasil penilaian komisi
amdal. Setelah semua itu selesai disusun, pemrakarsa baru boleh mengajukan
dokumen kepada komisi penilai amdal untuk kemudian dinilai kembali.
THANK YOU!!

Anda mungkin juga menyukai