w11.SISTEM PROTEKSI KATODIK
w11.SISTEM PROTEKSI KATODIK
KATODIK
Review Prinsip Pengendalian Korosi
Pada dasarnya, pengendalian korosi adalah metode untuk memutus aliran
elektron atau arus dalam sebuah sirkuit korosi
Beberapa cara/ metode pengendalian korosi:
Desain dan pemilihan material
Pengendalian media korosif (chemical treatment)
Pelapisan (coating)
Mengubah potensial logam (Proteksi Katodik dan Anodik)
2
Yang paling populer dan aplikatif di industri merubah potensial
logam, dimana logam dikondisikan berada pada potensial aman
(tidak terkorosi).
Bila logam berada pada salah satu dari kedua kondisi potensial
tersebut, maka logam tidak terkorosi
3
Pada aplikasinya, perbedaan potensial dapat terjadi karena
4
Perbedaan karakteristik logam (mis: logam yang berbeda)
5
Faktor lain misalnya tegangan sisa pada logam
6
Marcel Pourbaix menciptakan sebuah diagram yang menggambarkan
hubungan antara potensial logam pada berbagai pH di lingkungan air
pada T = 25oC
7
8
Diagram di atas adalah pengembangan uji deret EMF dimana logam
dicari potensialnya terhadap Standard Hydrogen Electrode (SHE)
9
Untuk Fe, pada pH asam sampai pH 7, akan mengalami korosi jika
potensialnya bernilai:
• > -0.44 volt vs SHE jika berada pada lingkungan sesuai uji EMF
Atau
Harga -0.44 dan -0.50 volt di atas adalah potensial natural baja (E o)
untuk proses korosi di masing-masing lingkungan
10
Jika potensial -0.44 volt disetarakan dengan reference Cu/CuSO4
untuk lingkungan tanah,
dan
11
-0.68 V
12
Harga -0.44 volt adalah harga potensial natural logam baja untuk
proses korosi (Eo baja)
Demikian pula dengan harga -0.68 volt dan -0.8 volt, juga
merupakan Eo baja pada reference berturut turut Ag/AgCl dan
Cu/CuSO4.
13
NACE SP0169 menetapkan kriteria untuk baja dan cast iron
adalah lebih kecil dari -850 mV s/d -1000 mV vs Cu/CuSO4
untuk perlindungan korosi di lingkungan tanah.
14
Pengendalian korosi dengan perubahan potensial logam dibagi dalam
2 metode :
15
Yang dimaksud dengan penggetasan hidrogen adalah adanya
sejumlah gas H2 yang masuk ke dalam logam baja.
Jika baja bermuatan negatif yang disebabkan banjirnya ion, maka
permukaan baja akan menarik ion H+ dari lingkungan.
Ion H+ akan masuk ke dalam baja dan bereaksi
2H+ + 2e- H2
Baja akan keropos dan rentan untuk retak
16
Sistem Proteksi Katodik
Prinsip kerja sistem ini adalah mengkondisikan agar struktur yang
akan dilindungi berperan sebagai katoda agar terproteksi.
Untuk itu perlu ada “sumber elektron” lain yang berperan sebagai
anoda yang memberikan elektronnya ke katoda (struktur).
Dengan cara ini maka struktur akan dibanjiri oleh elektron yang akan
memproteksi struktur, karena elektron membentuk reaksi katodik.
17
18
Dalam rangka mencegah elektron keluar dari logam, sekaligus
membanjiri logam tersebut dengan elektron, maka proses
perlindungan korosi yang dapat dipilih adalah
19
Sistem Proteksi Katodik Anoda Tumbal
(Sacrificial Anode)
20
Sistem Proteksi Katodik Anoda Tumbal
(Sacrificial Anode)
Anoda bisa dipilih dari logam yang potensialnya lebih rendah dari
struktur sehingga bisa mengalirkan elektronnya ke katoda tanpa
bantuan energi dari luar. Bahan anoda untuk sistem ini adalah Seng,
atau Aluminium atau Magnesium
21
Skema Sistem Proteksi Anoda Tumbal
22
Oleh karena sifat anoda korban yang berfungsi sebagai pengganti baja
dalam hal proses korosinya, maka untuk keperluan desain SACP, maka ada
hal-hal yang harus diperhitungkan dengan tepat, antara lain:
23
Sistem Sistem Proteksi Katodik Arus Paksa
(Impresses Current)
Untuk menghindari keadaan dimana arus yang mengalir terbatas,
sedangkan luasan logam yang dilindungi sangat besar, maka pilihan Sistem
Proteksi Katodik Arus Paksa (Impressed Current) bisa digunakan.
Anoda yang dipilih adalah material lain yang potensialnya lebih tinggi dari
katoda (struktur), dan diperlukan bantuan energi dari luar berupa arus listrik
agar struktur yang diproteksi tetap dibanjiri elektron
24
Bahan anoda yang digunakan adalah paduan timbal, titanium
lapis platina, niobium lapis platina, tantalum lapis platina,
Grafit dll
25
Skema Sistem Proteksi Arus Paksa
26
Choices
Sebelum mengaplikasikan cathodic protection, beberapa
pertanyaan yang mungkin muncul
• Manakah yang dipilih antara anoda tumbal dan arus paksa?
• Berapa arus yang dibutuhkan untuk mengimbangi aliran elektron karena
korosi
• Apa saja yang harus dilakukan berkenaan desain cathodic protection?
• Bagaimana konfigurasi sistem proteksi yang maksimal?
27
Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, hal-hal yang
harus dianalisa:
• Uji korosi lingkungan yang akan didesain CP-nya, mis: uji resistivitas
tanah, survey potensial
• Jenis logam yang akan diproteksi, dan apakah logam tersebut terinsulasi
atau tidak
• Dimensi/ ukuran logam yang akan diproteksi
• Jika sebelumnya telah terdapat sistem proteksi katodik, bagaimana
kesesuaian desain dan lingkungannya sekarang
28
COMPARISON OF CP SYSTEM
CHARACTERISTICS
Galvanic (sacrificial anode) Rectifier (impressed current)
No External Power required External Power Required
Fixed driving voltage Adjustable Voltage
Fixed Current Adjustable Current
Limited Current (10 to 50 mA typical) Unlimited Current (10 mA to 100 A typical)
29
KEBUTUHAN ARUS
Agar logam yang dilindungi bisa dibanjiri elektron, maka desain cathodic
protection akan menyerap arus dari logam .
30
Hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam
menganalisa kebutuhan arus
Total surface area yang kontak dengan elektrolit
Dielectric properties coating yang sudah ada.
Faktor yang bisa merusak coating selama proses install.
Umur protective coating.
Percentage coverage yang diharapkan dari protective coating.
Current density sekitar untuk cathodic protection logam pada
lingkungan tersebut.
31
Pada akhirnya, arus yang dibutuhkan
tergantung dari perhitungan luasan
logam yang akan dilindungi
dikalikan dengan rapat arus
“estimasi terbaik” untuk lingkungan
tersebut
32
Survey Potensial
Potensial yang diukur adalah beda potensial antara pipa dengan tanah.
Biasanya menggunakan CSE (CuSO4) untuk tanah
Untuk lingkungan air laut, splash zone dan pantai, digunakan reference
electrode Ag/AgCl
33
34
WENNER FOUR PIN RESISTIVITY
MEASUREMENT (ASTM G57-58)
Tujuan: mengetahui resistivity elektrolit tanah
Resistivity tanah berpengaruh terhadap kemampuan hantar arus yang
akan “dikirim” ke struktur yang dilindungi.
Metode :
Memasang 4 pin dengan jarak yang sama ke dalam tanah, kemudian
35
Konfigurasi 4 pin
Dua pin terluar adalah untuk mengalirkan arus (input). Sedangkan 2 pin
yang posisinya di dalam akan mengirimkan output potential ke avometer
(membaca potensial)
36
37
Tahanan tanah (resistivity of soil) dihitung dengan menggunakan
persamaan:
r = 2pSR
dimana
S = jarak antar pin (cm)
R = tahanan yang diperoleh dari perhitungan
R = V/I (ohm)
Kedalaman pin (electrode) tidak boleh melebihi nilai D/20
38
Apabila pengambilan data dilakukan di beberapa tempat, maka harga
resistivity akhir adalah harga rata-rata semua titik
39
METODE ANODA KORBAN
(SACRIFICIAL ANODE METHOD)
40
Dipertimbangkan jarak penempatan anoda satu dengan yang
lain efek Throwing power
41
Kebutuhan Arus Proteksi
(Current Rating)
Baja dalam air laut
• Telanjang : 100 – 110 mA/m2
• Dengan lapis lindung : 20 – 30 mA/m2
42
Backfill
Pemasangan anoda korban dalam tanah diperlukan
penambahan backfill (pembungkus). Mengapa?
43
Backfill membantu penyerapan moisture sehingga disekitar anoda
selalu basah
Backfill harus memiliki tahanan yang rendah (250 ohm.cm) sehingga
aliran arus dari anoda menjadi lancar dan homogen
44
45
Perhitungan Umur Anoda
46
47
48
Contoh :
32 lb anoda magnesium memproduksi 0,1 A pada effisiensi arus 50%,
sedangkan 30 pounds anoda seng memproduksi 0,1 Amp pada eff. arus
90%. Bandingkan umur kedua anoda tersebut.
Solusi :
Umur Mg = 0,116 x 32 x 0,50 x 0,85 / 0,1 = 15,8 tahun
Umur Zn = 0,0424 x 30 x 0,90 x 0,85 / 0,1 = 9,7 tahun
49
Perbandingan Anoda Mg dan Zn
50
51
52
53
Anoda Korban
54
55
56
57