Sejarah Perhimpunan Indonesia (Pi)
Sejarah Perhimpunan Indonesia (Pi)
PERHIMPUNAN INDONESIA
Sejak tahun 1901, pemerintah Hindia Belanda menjalankan politik etis yang paada dasarnya
pemerintah ingin memperbaiki kesejahteraan rakyat. Salah satu dari pelaksanaan politik
itu iyalah diberikannya kesempatan pada anak-anak indonesia umtuk mengikuti sekolah.
Diantara mereka itu ada yang melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi di Belanda. Karena
para pemuda-pemuda Indonesia ini tinggal di negeri orang, sehingga mereka sering
mengadakan perkumpulan untuk sekedar berjumpa dan bersilaturahmi saja.
Perkumpulan pelajar –pelajar Indonesia di Belanda ini pertamanya bernama Indische
Vereeninging (IV) merupakan nama sebelumnya dari Perhimpunan Indonesia yang
didirikan pada tahum 1908 diataranya oleh Sultan Kesajangan dan R.M. Noto Suroto.
Semula organisasi ini hanya untuk kepentingan orang Indonesia yang ada di negeri
Belanda. Perkumpulan ini sebagai pusat untuk berkumpulnya dan mengikat hubungan
persaudaraan lebih erat antar pelajar- pelajar Indonesia, dan pada saat itu anggotanya
hanya sedikit.
Indische vereeninging (iv) pada 3 februari 1925 berubah namanya menjadi Perhimpunan
Indonesia. Dalm majalah Indonesia Merdeka, ditulis bahwa perubahan nama ini
diharapkan dapat memurnikan organisasi dan mempertegas prinsip perjuangan
organisasi.
Tokoh pendiri perhimpunan indonesia
Ketiga sasaran tersebut dapat dicapai dengan cara bangsa Indonesia harus
bersatu padu berjuang untuk melawan pemerintah Belanda. Ketiga asas
yang disampaikan oleh Soematri , kemudian menjadi inti dari manifesto
politik perhimpunan Indonesia yang ditetapkan pada tahun 1925.
Perhimpunan indonesia menjadi suatu organisasi politik yang radikal
setelah mendapat banyak pengaruh dari tokoh pergerakan nasional,
yaitu Mohammad Hatta.
Sikap politik
Salah seorang pemimpim perhimpunan indonesia , Moh. Hatta, dengan penuh semangat menyerukan
bersatunya semua unsur nasionalis Indonesia. Diantara empat pikiran pokok ideologi perhimpunan
Indonesia, pokok pikiran “merdeka” merupakan kuncinya. Keempat pokok pikiran itu adalah
• Kesatuan nasional
• Kemerdekaan
• Nonkooperatif
• Kemandirian
Ideologi perhimpunan indonesia yang terdiri dari empat gagasan telah disetujui pada januari 1925.
keempat gagasan tersebut adalah:
1. Membentuk suatu negara Indonesia yang merdeka
2. Partisipasi seluruh lapisan rakyat Indonesia dalam suatu perjuangan terpadu untuk mencapai
kemerdekaan
3. Konflik kepentingan antara penjajah dan yang dijajah harus dilawan dengan mempertajam dan
mempertegas konflik. Konflik ditujukan untuk melawan penjajah
4. Pengaruh buruk penjajahan Belanda terhadap kesehatan fisik dan psikis bangsa Indonesia harus
segera dipulihkan dan dinormalkan dengan cara terus berjuang mencapai kemerdekaan
Program kerja perhimpunan Indonesia