INDONESIA
2. Teori Waisya
Teori Waisya oleh NJ. Krom Teori Waisya menyatakan bahwa terjadinya penyebaran agama
Hindu Budserta golongan Waisya (pedagang) yang merupakan golongan terbesar
masyarakat India yang berinteraksi dengan masyarakat nusantara.ha di Indonesia adalah
berkat peran serta golongan Waisya (pedagang) yang merupakan golongan terbesar
masyarakat India yang berinteraksi dengan masyarakat nusantara.
3. Teori Ksatria
Teori Ksatria oleh C.C. Berg, Mookerji, dan J.L. Moens Dalam teori Ksatria, penyebaran agama
dan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia pada masa lalu dilakukan oleh golongan ksatria.
4. Teori Arus Balik
Teori Arus Balik (Nasional) oleh F.D.K Bosch Teori arus balik menjelaskan bahwa penyebaran
Hindu Budha di Indonesia terjadi karena peran aktif masyarakat Indonesia di masa silam.
5. Teori Sudra
Teori Sudra oleh van Faber Teori Sudra menjelaskan bahwa penyebaran agama dan kebudayaan
Hindu Budha di Indonesia diawali oleh para kaum sudra atau budak yang bermigrasi ke wilayah
Nusantara
B. Pengaruh Hindu-Buddha dalam Bidang Seni Bangunan dan Budaya
Pengaruh kebudayaan Hindu-Buddha dalam bidang arsitektur atau seni bangunan dapat kita lihat
dengan jelas pada candi-candi.Ada beberapa perbedaan fungsi antara candi dalam agama Hindu dan
candi dalam agama Buddha. Dalama gama Hindu, candi difungsikan sebagai makam.Adapun dalam
agama Buddha, candi berfungsi sebagai tempat pemujaan atau peribadatan. Meski difungsikan
sebagai makam, namun tidak berarti bahwa mayat atau abu jenazah dikuburkan dalam candi.
Bangunan candi terdiri atas tiga bagian, yaitu kaki, tubuh, dan atap.
1. Kaki candi berbentuk persegi (bujur sangkar). Di tengah-tengah kaki candi inilah ditanam pripih.
2. Tubuh candi terdiri atas sebuah bilik yang berisi arca perwujudan. Dinding luar sisi bilik diberi
relung (ceruk) yang berisi arca. Dinding relung sisi selatan berisi arca Guru, relung utara berisi
arca Durga, dan relung belakang berisi arca Ganesha. Relung-relung untuk candi yang besar
biasanya diubah.
3. Atap candi terdiri atas tiga tingkat. Bagian atasnya lebih kecil dan pada puncaknya terdapat
lingga atau stupa. Bagian dalam atap (puncak bilik) ada sebuah rongga kecil yang dasarnya
berupa batu segi empat dengan gambar teratai merah, melambangkan takhta dewa.
Beberapa peninggalan bangunan lain yang menyerupai candi sebagai berikut:
1. Patirtan atau pemandian, misalnya, patirtan di Jalatunda dan Belahan (lereng Gunung
Penanggungan), di candi Tikus (Trowulan), dan di Gona Gajah (Gianyar, Bali).
2. Candi Padas di Gunung Kawi, Tampaksiring. Di tempat ini terdapat sepuluh candi yang
dipahatkan seperti relief pada tebing-tebing di Pakerisan.
3. Gapura yang berbentuk candi dan memiliki pintu keluar masuk. Contoh candi semacam ini
adalah candi Plumbangan, candi Bajang Ratu, dan candi Jedong.
4. Jenis gapura lainnya yang berbentuk seperti candi yang dibelah dua untuk jalan keluar masuk.
Contoh candi semacam ini adalah candi Bentar dan candi Wringin Lawang
C. Pengaruh Hindu-Buddha Terhadap Seni Rupa
Seni rupa Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Buddha dari India adalah seni
pahat atau ukur dan seni patung. Seni pahat atau ukir umumnya berupa hiasan-hiasan dinding yang
diukir di tembok-tembok candi yang menceritakan kehidupan di gunung mahameru.
Pada masa Kerajaan Majapahit, relief di JawaTimur meniru gaya Jawa Tengah dengan
memberikan latar belakang pemandangan sehingga tercipta kesan tiga dimensi. Relief-relief yang
penting sebagai berikut: