Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA An.

N DENGAN EPILEPSI USIA 6


TAHUN
DI RS WDH

Stase Keperawatan Anak


NAMA :AMBAR YULIANI
NIM : 201030200094
Konsep Dasar Epilepsi

O Pengertian
Epilepsy adalah kompleks gejala dari beberapa kelainan
fungsi otak yang ditandai dengan terjadinya kejang
secara berulang. Dapat berkaitan dengan kehilangan
kesadaran, gerakan yang berlebihan, atau kehilangan
tonus atau gerakan otot, dan gangguan prilaku suasana
hati, sensasi dan persepsi (Brunner dan suddarth, 2000).
Etiologi

O Trauma lahir,
O Cedera Kepala, Infeksi sistem syaraf
O Keracunan CO, intoksikasi obat/alkohol
O Demam, ganguan metabolik (hipoglikemia,
hipokalsemia, hiponatremia)
O Tumor Otak
O Kelainan pembuluh darah (Tarwoto, 2007)
Klasifikasi

Berdasarkan letak focus epilepsi


Berdasarkan penyebabnya atau tipe bangkitan
Manisfetasi klinik
1. Manifestasi klinik dapat berupa kejang-kejang, gangguan
kesadaran atau gangguan penginderaan
2. Kelainan gambaran EEG
3. Bagian tubuh yang kejang tergantung lokasi dan sifat fokus
epileptogen
4. Dapat mengalami aura yaitu suatu sensasi tanda sebelum kejang
epileptik (aura dapat berupa perasaan tidak enak, melihat
sesuatu, mencium bau-bauan tidak enak, mendengar suara
gemuruh, mengecap sesuatu, sakit kepala dan sebagainya)
5. Napas terlihat sesak dan jantung berdebar
Patofisiologi
O Otak merupakan pusat penerima pesan (impuls
sensorik) dan sekaligus merupakan pusat pengirim
pesan (impuls motorik). Otak ialah rangkaian berjuta-
juta neuron. Pada hakekatnya tugas neuron ialah
menyalurkan dan mengolah aktivitas listrik saraf yang
berhubungan satu dengan yang lain melalui sinaps.
Dalam sinaps terdapat zat yang dinamakan
neurotransmiter
Pemeriksaan Diagnostik
1. CT Scan dan Magnetik resonance imaging
(MRI) untuk mendeteksi lesi pada otak,
fokal abnormal, serebrovaskuler abnormal,
gangguan degeneratif serebral.
2. Elektroensefalogram(EEG) untuk
mengklasifikasi tipe kejang, waktu serangan
3. Kimia darah: hipoglikemia, meningkatnya
BUN, kadar alkohol darah.
Penatalaksanaan

1. Pastikan diagnosa epilepsi dan mengadakan


explorasi etiologi dari epilepsi
2. Melakukan terapi simtomatik
3. Dalam memberikan terapi anti epilepsi yang perlu
diingat sasaran pengobatan yang dicapai
Pemeriksaan Penunjang
O Upaya sosial luas yang menggabungkan
tindakan luas harus ditingkatkan untuk
pencegahan epilepsi. Resiko epilepsi
muncul pada bayi dari ibu yang
menggunakan obat antikonvulsi yang
digunakan sepanjang kehamilan.
Cedera kepala merupakan salah satu
penyebab utama yang dapat dicegah.
Asuhan Keperawatan Anak
Dengan Epilepsi
•Pengkajian
Fokus
PENILAIAN AWAL MEDIS & Nama : An. N
KEPERAWATAN RAWAT INAP ANAK No. RM :
( Untuk usia ≥ 29 hari sampai dengan 18 Tgl. Lahir : 29 November 2003
tahun ) √ Laki – Laki □ Perempuan

TGL : 26 Oktober 2020 Jam :08.00 Wib

Sumber Data : □ Pasien √ Keluarga □ Lainnya …………


Rujukan : □ Tidak □ Ya, □ RS ……. □ Puskesmas ………….
□ Dokter ………….
Dignosa Rujukan : Sindroma Epilepsi
Pengkajian
1. IDENTITAS (Orang Tua/Keluarga)
O Nama : Tn.P/ Ny. S
O Pendidikan : SMA/SMA
O Pekerjaan : Buruh
O Agama : Islam
O Suku : Jawa/Indonesia
O Gol darah : -
O Alamat: Bantul
2. KELUHAN UTAMA
• Demam dan Kejang
• RPS: anak mengidap demam 2 hari, kejang 1x, akan
melakukan kontrol epilepsi
• RPD: anak terdiagnsosis epilepsi sejak usia 2 bulan,
saat konsul di poli neurologi klien mendapat terapi
carbamizepin 2x1 pulv, Niasin 2x1 pulv, klien batuk
sehingga mendapat terapi salbutamol rutin
• Riwayat Penyakit keluarga : orang tua klien tidak
pernah mengalami sakit yang sama

3. DIAGNOSIS MEDIS
Sindroma Epilepsi
ANALISA DATA
No. Data Problem Etiologi
1 DS : Hipetermia Proses Penyakit Epilepsi
- Ibu klien mengatakan anaknya mengidam demam 2 (dalam SDKI, D.0130)
hari, kejang
DO :
- Klien nampak menggil
- KU : baik, CM
- Berat badan : 11, 7 kg
- TTV :
TD: 100/50 mm/Hg, R : 26x/m
N : 110x/m, S : 380 C,
2 DS : Resiko Cedera Perubahan Fungsi Kognitif
- Ibu klien mengatakan anaknya mengidam demam 2 (dalam SDKI, D.0136) selama kejang
hari , kejang 1 Kali dan akan melakukan kontrol
epilepsi
DO :
- Klien nampak kejang
- KU : baik, CM
- Berat badan : 11, 7 kg
- TTV :
TD: 100/50 mm/Hg, R : 26x/m
N : 110x/m, S : 380 C,
3 DS : - Pola Nafas Tidak Nfektif Hambatan Upaya Nafas
- ibu klien mengatakan anaknya batuk sehingga (dalam SDKI, D.0005) (Proses Terjadinya Epilepsi)
mendapat terapi salbutamol rutin dan nafasnya
terlihat sesak
DO :
- Klien nampak Batuk, nafas pedek dengan kejang
Prioritas diagnosa keperawatan

1. Hipertermia b.d Proses Penyakit (dalam SDKI,


D.0130).
2. Resiko Cedera b.d Perubahan Fungsi Kognitif
selama kejang (dalam SDKI, D.0136).
3. Pola Nafas Tidak Nfektif b.d Hambatan Upaya
Nafas (Proses Terjadinya Epilepsi). (dalam
SDKI, D.0005).
Rencana Asuhan Keperawatan
No Tanggal dan Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

jam Keperawatan (PES)


Observasi :
1 2 Hipertermia b.d Setelah dilakukan
- identifikasi penyebab hipertermia
27/10/2020 Proses Penyakit intervensi keperawatan (dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
penggunaan incubator).
J (dalam SDKI, D.0130) selama 3x24 jam maka
- Monitor suhu tubuh
am 07.30- Termoregulasi Neonatus
- monitor kadar elektrolit
14.00 Ekspektasi:
- monitor haluaran urine
membaik,meningkat
,menurun. - monitor kompilkasi akibat hipertermia

Kreteria Hasil: Terapeutik:


- sediakan lingkungan yang dingin
- frekuensi nadi
- longgarkan atau lepaskan pakaian
menurun
- bahasi dan kipasi permukaan tubuh
- kadar glokosa darah
- berikan cairan oral
menurun
- hindari pemberian antipiretik atau aspirin
- pengisian kapiler
- berikan oksigen, jika perlu
menurun
Kalaborasi
- piloereksi menurun - kalaborasi pemberian cairan dan elektrolit
- ventilasi menurun intravena, jika perlu
2 Observasi :
27/10/2020 Resiko Cedera Setelah dilakukan tindakan
- indetifikasi kebutuhan keselamatan
b.d Perubahan keperawtan 3x24 jam
Jam 07.30- - monitoring perubahan status keselamatan lingkungan
Fungsi Kognitif keparahan dan cedera yang
selama kejang Terapeutik :
14.00 diamati atau dilaporkan - hilangkan bahaya keselamatan , jika memungkinkan
(dalam SDKI,
menurun. - modifikasi lingkungan meminimalkan resiko
D.0136).
- kejadian cedera - sediakan alat bantu keamanan lingkungan (mis.
- luka/lecet pegangan tangan)
- Fraktur - gunakan perangkat pelindung (mis. rel samping, pintu
terkunci, pagar)
Edukasi:
-ajarkan individu, keluarga dan kelompok resiko tinggi
bahaya lingkungan
Pencegahan Cedera
Observasi:
- identifikasi area lingkungan yang berpotensi
meyebabkan cedera
- identifikasi obat yang berpotensi menyebabkan cedera
Teraupetik :
- sediakan pencahayan yang memadai
- gunakan lampu tidur selama jam tidur
- sosialisasikan pasien dan keluarga dengan lingkungan
ruang rawat (mis. penggunaan telepon, tempat tidur,
penerangan ruangan dan lokasi kamar mandi)
- gunakan alas lantai jika beresiko mengalami cedera
serius.
Edukasi
jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke pasien
3 27/10/2020 Pola Nafas Tidak Observasi :
Setelah dilakukan
Nfektif b.d - monitoring pola nafas, monitoring saturasi oksigen
Jam 07.30- tindakan keperawtan
Hambatan Upaya - monitor frekuensi, irna,kedalaman dan upaya nafas
14.00 Terapeutik
Nafas (Proses 3x24 jam inspirasi dan
- atur imterval pemantauan respirasi sesuai komdisi
Terjadinya Epilepsi). atau ekspirasi yang pasien
(dalam SDKI,
D.0005).
tidak memberikan Edukasi
- jelaskan tujuan dan pemantauan
ventilasi adekuat - informasikan hasil pemantauan, jika perlu
membaik Terapi Oksigen
Observasi :
Kriteria Hasil :
- monitor kecepatan aliran oksigen
- Dipsnea meningkat
- monitor posidi alat terapi oksigen
- Penggunaan otot bantu nafas
- monitor tanda-tanda hipoventilasi
meningkat
- monitor integritas mukosa hidung akibat pemasangan
- Frekuensi nafas meningkat
oksigen.
Teraupetik :
- bersihkan secret pada mulut, hidung, dan trakea, jika
perlu
- pertahankan kepatenan jalan nafas
- berikan oksigen jika perlu
Edukasi :
- ajarkan keluraga cara menggunakan O2 dirumah.
Kolaborasi :
- kolaborasi penetuan dosis oksigen
CATATAN PERKEMBANGAN (Hari Ke- 1)
Nama Klien : An. N
Diagnosis Medis : Epilepsi
Ruang Rawat :
Tgl/ No. Implementasi SOAP
Jam Diagnosa
Keperawat
an
28/10/2020 DX. 1 - Mengidentifikasi penyebab hipertermia (dehidrasi, S:
Jam 07.00-
14.00 Wib terpapar lingkungan panas, penggunaan incubator). - Ibu klien mengatakan anaknya mengidam demam 2 hari
O:
- Memonitor suhu tubuh
- Klien nampak menggil
- Memonitor kompilkasi akibat hipertermi - KU : baik, CM
- Berat badan : 11, 7 kg
- Menyediakan lingkungan yang dingin
- TTV :
- Melonggarkan atau lepaskan pakaian TD: 100/50 mm/Hg,R : 26x/m

- Membahasi dan kipasi permukaan tubuh N : 110x/m, S : 380 C,


A : Masalah Belum Teratasi
- Memberikan oksigen, jika perlu P : Intervensi Di Lanjutkan
- identifikasi penyebab hipertermia (dehidrasi, terpapar
- Mengkalaborasi pemberian cairan dan elektrolit
lingkungan panas, penggunaan incubator).
intravena, jika perlu
- monitor suhu tubuh

- monitor kompilkasi akibat hipertermi

- sediakan lingkungan yang dingin


28/10/20 DX. 2 - Mengindetifikasi kebutuhan keselamatan S :
20
Jam
- Ibu klien mengatakan anaknya kejang 1 Kali
- Menghilangkan bahaya keselamatan , jika
07.00- dan akan melakukan kontrol epilepsi
memungkinkan
14.00 O:
Wib - modifikasi lingkungan meminimalkan - Klien nampak kejang
resiko - KU : baik, CM
- Menyediakan alat bantu keamanan - Berat badan : 11, 7 kg
lingkungan (mis. pegangan tangan) - TTV :
TD: 100/50 mm/Hg, R : 26x/
Pencegahan Cedera
N : 110x/m, S : 380 C,
- Mengidentifikasi area lingkungan yang
A : Masalah Belum Teratasi
berpotensi meyebabkan cedera
P : Intervensi Di Lanjutkan
- Mengidentifikasi obat yang berpotensi - identifikasi area lingkungan yang berpotensi
menyebabkan cedera meyebabkan cedera
- Menggunakan alas lantai jika beresiko - identifikasi obat yang berpotensi menyebabkan
mengalami cedera serius. cedera
- Menjelaskan alasan intervensi - gunakan alas lantai jika beresiko mengalami
pencegahan jatuh ke pasien dan keluarga cedera serius.
- Mengajurkan berganti posisi secara
perlahan dan duduk selama beberapa
menit sebelum berdiri.
28/10/2020 DX. 3 - Memonitoring pola nafas, monitoring saturasi S:
Jam 07.00- - Ibu klien mengatakan anaknya terdiagnsosis epilepsi
oksigen
14.00 Wib
- Memonitor frekuensi, irna,kedalaman dan upaya sejak usia 2 bulan, saat konsul di poli neurologi klien

nafas mendapat terapi carbamizepin 2x1 pulv, Niasin 2x1

- Mengatur imterval pemantauan respirasi sesuai pulv,

komdisi pasien - klien batuk sehingga mendapat terapi salbutamol

- Menjelaskan tujuan dan pemantauan rutin

- Menginformasikan hasil pemantauan, jika perlu O:

Terapi Oksigen - Klien nampak Batuk

- Memonitor kecepatan aliran oksigen - Klien mendapatkan terapi

- Memonitor posidi alat terapi oksigen A : Masalah Belum Teratasi

- Memonitor tanda-tanda hipoventilasi P : Intervensi Dilanjurtkan

- Memonitor integritas mukosa hidung akibat - monitoring pola nafas, monitoring saturasi oksigen

pemasangan oksigen. - monitor kecepatan aliran oksigen

- Membersihkan secret pada mulut, hidung, dan - ajarkan keluraga cara menggunakan O2 dirumah.

trakea, jika perlu -  

- Mempertahankan kepatenan jalan nafas  

- Memberikan oksigen jika perlu


- Mengajarkan keluraga cara menggunakan O2
dirumah.
- Mengkolaborasi penetuan dosis oksigen
- Mengkolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas
dan/tidur
CATATAN PERKEMBANGAN (Hari Ke- 2)
Tgl/ No. Implementasi SOAP
Jam Diagnosa
Keperawat
an

29/10/2020 DX. 1 - Mengidentifikasi penyebab hipertermia (dehidrasi, S:


Jam 07.00-
14.00 Wib terpapar lingkungan panas, penggunaan incubator). - Ibu klien mengatakan anaknya mengidam
demam 2 hari
- Memonitor suhu tubuh
O:
- Memonitor kompilkasi akibat hipertermi - Klien nampak menggil
- KU : baik, CM
- Menyediakan lingkungan yang dingin
- Berat badan : 11, 7 kg
- Melonggarkan atau lepaskan pakaian - TTV :
TD: 100/50 mm/Hg,R : 26x/m
- Membahasi dan kipasi permukaan tubuh
N : 110x/m, S : 380 C,
- Memberikan oksigen, jika perlu A : Masalah Teratasi Sebagian
P : Intervensi Di Lanjutkan
- Mengkalaborasi pemberian cairan dan elektrolit - identifikasi penyebab hipertermia
intravena, jika perlu (dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
penggunaan incubator).

- monitor suhu tubuh

- monitor kompilkasi akibat hipertermi

- sediakan lingkungan yang dingin


29/10/2020 DX. 2 - Mengindetifikasi kebutuhan keselamatan S:
Jam 07.00-
14.00 Wib
- Ibu klien mengatakan anaknya
- Menghilangkan bahaya keselamatan , jika
kejang 1 Kali dan akan melakukan
memungkinkan
kontrol epilepsi
- modifikasi lingkungan meminimalkan resiko
O:
- Menyediakan alat bantu keamanan lingkungan - Klien nampak kejang
(mis. pegangan tangan) - KU : baik, CM
- Berat badan : 11, 7 kg
Pencegahan Cedera
- TTV :
- Mengidentifikasi area lingkungan yang
TD: 100/50 mm/Hg, R : 26x/
berpotensi meyebabkan cedera
N : 110x/m, S : 380 C,
- Mengidentifikasi obat yang berpotensi A : Masalah Teratasi Sebagian
menyebabkan cedera P : Intervensi Di Lanjutkan
- Menggunakan alas lantai jika beresiko - identifikasi area lingkungan yang
mengalami cedera serius. berpotensi meyebabkan cedera

- Menjelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh - identifikasi obat yang berpotensi


ke pasien dan keluarga menyebabkan cedera

- Mengajurkan berganti posisi secara perlahan - gunakan alas lantai jika beresiko
dan duduk selama beberapa menit sebelum mengalami cedera serius.
berdiri.
29/10/202 DX. 3 - Memonitoring pola nafas, monitoring saturasi S:
0 - Ibu klien mengatakan anaknya
Jam oksigen
07.00- - Memonitor frekuensi, irna,kedalaman dan upaya terdiagnsosis epilepsi sejak usia 2
14.00 nafas bulan, saat konsul di poli
Wib neurologi klien mendapat terapi
- Mengatur imterval pemantauan respirasi sesuai
komdisi pasien carbamizepin 2x1 pulv, Niasin 2x1

- Menjelaskan tujuan dan pemantauan pulv,

- Menginformasikan hasil pemantauan, jika perlu - klien batuk sehingga mendapat

Terapi Oksigen terapi salbutamol rutin

- Memonitor kecepatan aliran oksigen O:

- Memonitor posidi alat terapi oksigen - Klien nampak Batuk

- Memonitor tanda-tanda hipoventilasi - Klien mendapatkan terapi

- Memonitor integritas mukosa hidung akibat A : Masalah Teratasi Sebagian

pemasangan oksigen. P : Intervensi Dilanjurtkan

- Membersihkan secret pada mulut, hidung, dan - monitoring pola nafas, monitoring

trakea, jika perlu saturasi oksigen

- Mempertahankan kepatenan jalan nafas - monitor kecepatan aliran oksigen

- Memberikan oksigen jika perlu - ajarkan keluraga cara

- Mengajarkan keluraga cara menggunakan O2 menggunakan O2 dirumah.

dirumah.
- Mengkolaborasi penetuan dosis oksigen  

- Mengkolaborasi penggunaan oksigen saat


aktivitas dan/tidur
CATATAN PERKEMBANGAN (Hari Ke- 3)
Tgl/ No. Diagnosa Implementasi SOAP
Jam Keperawatan

30/10/2020 DX. 1 - Mengidentifikasi penyebab S:


Jam 07.00-
14.00 Wib hipertermia (dehidrasi, terpapar - Ibu klien mengatakan anaknya
lingkungan panas, penggunaan mengidam demam 2 hari
incubator). O:
- Klien nampak menggil
- Memonitor suhu tubuh
- KU : baik, CM
- Memonitor kompilkasi akibat - Berat badan : 11, 7 kg
hipertermi - TTV :
TD: 100/50 mm/Hg,R : 26x/m
- Menyediakan lingkungan yang
N : 110x/m, S : 380 C,
dingin
A : Masalah Teratasi Sebagian
- Melonggarkan atau lepaskan P : Intervensi Di Lanjutkan

pakaian - identifikasi penyebab hipertermia


(dehidrasi, terpapar lingkungan panas,
- Membahasi dan kipasi permukaan
penggunaan incubator).
tubuh
- monitor suhu tubuh
- Memberikan oksigen, jika perlu
- monitor kompilkasi akibat hipertermi
- Mengkalaborasi pemberian cairan
dan elektrolit intravena, jika perlu - sediakan lingkungan yang dingin
30/10/2020 DX. 2 - Mengindetifikasi kebutuhan keselamatan S:
Jam 07.00-
14.00 Wib
- Ibu klien mengatakan anaknya kejang 1
- Menghilangkan bahaya keselamatan , jika
Kali dan akan melakukan kontrol epilepsi
memungkinkan
O:
- modifikasi lingkungan meminimalkan resiko - Klien nampak kejang
- KU : baik, CM
- Menyediakan alat bantu keamanan lingkungan (mis.
- Berat badan : 11, 7 kg
pegangan tangan)
- TTV :
- Mengidentifikasi area lingkungan yang berpotensi TD: 100/50 mm/Hg, R : 26x/
meyebabkan cedera N : 110x/m, S : 380 C,

- Mengidentifikasi obat yang berpotensi menyebabkan A : Masalah Teratasi Sebagian

cedera P : Intervensi Di Lanjutkan


- identifikasi area lingkungan yang
- Menggunakan alas lantai jika beresiko mengalami cedera berpotensi meyebabkan cedera
serius.
- identifikasi obat yang berpotensi
- Menjelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke menyebabkan cedera
pasien dan keluarga
- gunakan alas lantai jika beresiko
- Mengajurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk mengalami cedera serius.
selama beberapa menit sebelum berdiri.
30/10/2020 DX. 3 - Memonitoring pola nafas, monitoring saturasi oksigen S :
Jam 07.00-14.00 Ibu klien mengatakan anaknya
Wib - Memonitor frekuensi, irna,kedalaman dan upaya nafas -
- Mengatur imterval pemantauan respirasi sesuai terdiagnsosis epilepsi sejak usia 2 bulan,

komdisi pasien saat konsul di poli neurologi klien

- Menjelaskan tujuan dan pemantauan mendapat terapi carbamizepin 2x1 pulv,

- Menginformasikan hasil pemantauan, jika perlu Niasin 2x1 pulv,

- Memonitor kecepatan aliran oksigen - klien batuk sehingga mendapat terapi

- Memonitor posidi alat terapi oksigen salbutamol rutin

- Memonitor tanda-tanda hipoventilasi O:

- Memonitor integritas mukosa hidung akibat - Klien nampak Batuk

pemasangan oksigen. - Klien mendapatkan terapi

- Membersihkan secret pada mulut, hidung, dan trakea, A : Masalah Teratasi


jika perlu P : Intervensi Di Hentikan

- Mempertahankan kepatenan jalan nafas  

- Memberikan oksigen jika perlu


- Mengajarkan keluraga cara menggunakan O2
dirumah.
- Mengkolaborasi penetuan dosis oksigen
- Mengkolaborasi penggunaan oksigen saat aktivitas
dan/tidur

Anda mungkin juga menyukai