Disusun Oleh:
I. Pengkajian
A. Primary Survey
Airway :
Look : Jalan nafas paten, tidak ada obstruksi
Listen : Suara nafas Vesikuler
Feel : Hembusan nafas terasa di punggung tangan
Breathing :
Look : RR 26 x/mnt, pergerakan dinding dada simetris, tidak ada penggunaan
otot bantu pernafasan
Listen : Suara nafas vesikuler, perkusi sonor
Feel : Tidak ada krepitasi atau fraktur
Circulation :
Look : Suhu 38,4 C, CRT <3 detik
Listen : TD 137/87 mmHg, tidak ada bunyi jantung tambahan
Feel : Nadi teraba kuat, nadi 102 x/mnt, akral hangat
Disability : GCS E2V4M6, pupil sokor, konjungtiva anemis
Eksposure : Terdapat benjolan di temporalis, perdarahan keluar dari telinga
B. Secondary Survey (KOMPAK/ AMPLE)
C. Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Utama :
Data Fokus Masalah Etiologi
DS : keluarga pasien mengatakan, pasien Resiko perfusi Penurunan
mengalami penurunan kesadaran post KLL serebral tidak kesadaran
efektif
DO : Terdapat benjoln di bagian temporalis,
perdarahan keluar dari telinga. Pasien
mengalami penurunan kesadaran dengan GCS
12 (E2V4M6)
I. PENGKAJIAN
A. Primary Survey
Airway
- Look (I) - Tidak terdapat sumbatan jalan napas, jalan napas paten
- Listen (A) - Tidak ada tanda obstruksi jalan nafas (gurgling, snoring, stridor)
- Feel (P) - Tidak terasa hembusan nafas
Breathing
- Look (I) - Frekuensi pernapasan 24x/menit
- Listen (A) - Suara napas vesikuler
- Feel (P) - Perkusi dada sonor, pergerakan dinding dada simetris
Circulation
- Look (I) - SpO2: 92%, tidak ada perdarahan
- Listen (A) - Terdengar S1=S2 (lupdup) TD : 110/80 mmHg,
- Feel (P) - Nadi : 90x/menit, CRT <2detik tidak ada edema
- Akral teraba hangat, Suhu : 39 C
Disability GCS : E4M4V3 11 (somnolen), keadaan umum pasien menurun
E3 : membuka mata spontan
V5: berbicara bingung
M6: bergerak mengikuti perintah
Pupil isokor 2mm terhadap reflek cahaya
Kekuatan Otot motorik : 5/5
5/5
Exposure Tidak terdapat luka dan perdarahan
Tidak terdapat fraktur
D. Diagnosa Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan utama
No DATA FOKUS Diagnosa Keperawatan Pathway
1 DS : Resiko perfusi serebral Infeksi otak Meningitis
- Keluarga pasien tidak efektif Meningitis
mengatakan pasien
awalnya demam Penekanan TIK
selama 2 hari.
Pasien sempat Menekan pembuluh
kejang selama 3
menit sebelum Gangguan aliran darah
akhirnya
mengalami O2 tidak adekuat
penurunan
kesadaran Gangguan perfusi
DO : jaringan serebral
- Pasien mengalami
penurunan kesadaran
- GCS E4M4V3 (11)
- TD : 110/80mmHg
- Nadi : 90x/menit
- RR : 24x/menit
- SpO2: 92%
DX: Resiko perfusi serebral tidak efektif b.d Infeksi otak Meningitis
E. Rencana Keperawatan
NY. K (35th) masuk ke UGD dengan keluhan sesak nafas tiba-tiba semakin hebat, nyeri dada
menusuk, gelisah, keringat dingin, sianosis, tampak sisi yang terserang menonjol dan tertinggal
dalam pernapasan, perkusi hipersonor, pergeseran mediastinum ke sisi sehat, suara napas
melemah, suara amforik, pada foto thoraks: terlihat garis penguncupan paru yang sangat halus.
I. PENGKAJIAN
A. Primary Survey
Airway :
Look : Jalan nafas tidak paten
Listen : suara nafas melemah
Feel : Hembusan nafas terasa di punggung tangan
Breathing :
Look : RR 29 x/mnt, pergerakan dinding dada asimetris
Listen : Irreguler, suara nafas melemah, perkusi hipersonor
Feel : Pergeseran mediastinum ke sisi sehat
Circulation :
Look : sianosis, Suhu 36,5 C, CRT <2 detik
Listen : TD 130/90 mmHg, tidak ada bunyi jantung tambahan
Feel : Nadi teraba kuat, nadi 94 x/mnt, akral pucat
Disability : Kesadaran CM, GCS 15, diameter pupil 2 mm, konjungtiva anemis
Eksposure : Tidak ada jejas dan tidak ada fraktuk
C. Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang Utama :
I. Pengkajian
A. Primary Survey
Airway :
Look : Jalan nafas paten, tidak ada sumbatan
Listen : Suara nafas ronchi
Feel : Hembusan nafas terasa di punggung tangan
Breathing :
Look : RR 32 x/mnt, pergerakan dinding dada simetris
Listen : Suara nafas ronchi,
Feel : Tidak ada krepitasi atau fraktur
Circulation :
Look : Tidak ada sianosis maupun perdarahan, Suhu 36 C, CRT <2 detik
Listen : TD 80/60 mmHg, tidak ada bunyi jantung tambahan
Feel : Nadi teraba kuat, nadi 120 x/mnt, akral dingin
Disability : GCS E2V2M1 , pupil isokor 2mm, konjungtiva anemis
Eksposure : Tidak ada jejas, tidak ada luka
B. Secondary Survey (KOMPAK/Keluhan Utama)
C. Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Utama :
Data Fokus Masalah Etiologi
DS : keluarga pasien mengatakan, pasien Resiko perfusi Penurunan
mengalami penurunan kesadaran post KLL serebral tidak kesadaran
efektif
DO : Pasien mengalami penurunan kesadaran
dengan GCS 12 (E2V4M6)
TD : 80/60 mmHg
N : 120 x/mnt
suhu : 36 C
RR : 30 x/mnt
II. Perencanaan Keperawatan
Tanggal/ Diagnosa SLKI SIKI
Waktu Keperawatan
8 Juli Risiko perfusi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Peningkatan
2021 jaringan serebral keperawatan selama 1x24 jam, Tekanan Intrakranial
09.00 tidak efektif b.d diharapkan resiko perfusi (I.09325)
WIB cedera kepala Observasi
serebral tidak efektif teratasi
(D.0017) - Identifikasi penyebab
dengan kriteria hasil : peningkatan TIK (mis.
Perfusi Serebral (L.02014) Lesi, gangguan
metabolism, edema
Indikator A T serebral)
Kesadaran 3 5 - Monitor tanda/ gejala
peningkatan tik (mis.
Tekanan darah 3 5 Tekanan darah
sistolik meningkat, tekanan nadi
melebar, bradikardia,
Tekanan darah 3 5 pola nafas ireguler,
diastolic kesadaran menurun)
- Monitor status
sakit kepala 3 5 pernafasan
Keterangan : Terapeutik :
- Minimalkan stimulus
1 : Memburuk dengan menyediakan
2 : Cukup memburuk lingkungan yang tenang
- Berikan posisi semi
3 : Sedang
fowler
4 : Cukup membaik - Cegah terjadinya kejang
5 : Membaik - Pertahankan suhu tubuh
normal
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
sedasi dan anti
konvulsan
III. Implementasi dan Evaluasi
Tanggal/ Implementasi dan Respon Evaluasi Paraf
Waktu
8 Juli a. Mengidentifikasi penyebab S : - Finaltyo
2021 peningkatan TIK O:
09.15 DS :- - KU lemah
WIB DO : pasien post kecelakaan, - GCS E2V2M1
GCS E2V2M1 TTV : TD 86/60 mmHg, N 106
gejala x/menit, RR 29x/menit S 36 C
0
b. Monitor tanda/
peningkatan tik (mis. Tekanan A: Masalah teratasi sebagian
darah meningkat, tekanan nadi P : Lanjutkan intervensi
melebar, bradikardia, pola - Identifikasi penyebab
nafas ireguler, kesadaran peningkatan TIK
menurun) - Monitor tanda/ gejala
DS:- peningkatan TIK
DO : TD : 86/60 mmHg, N : - Monitor status
106x/menit, RR : 29x/menit pernafasan
c. Monitor status pernafasan - Meminimalkan stimulus
DS :- dengan menyediakan
DO : Kedalaman nafas dangkal, lingkungan yang tenang
tidak menggunakan otot bantu - Berikan posisi semi
pernafasan, tidak terdapat fowler
bunyi nafas tambahan - Kolaborasi pemberian
sedasi dan anti konvulsan
d. Meminimalkan stimulus
dengan menyediakan
lingkungan yang tenang
DS :-
DO : penunggu pasien di IGD
hanya satu orang dan tidak
bnyak yang menengok pasien
e. Memberikan posisi semi
fowler
DS : -
DO : RR : 29x/menit
f. Mengkolaborasi pemberian
sedasi dan anti konvulsan
DS :-
DO : keadaan umum lemah
RESUME 5
Tn. M (24 tahun) dibawa ke IGD dengan kesadaran sopor, GCS : E3M2V2, skala nyeri 5 (face
scale), Ada sumbatan jalan nafas, sekret (+), stridor (+), pasien tampak sesak, dispneu , dipasang
oksigen NRM 10 lpm, ronkhi (+). Hasil TTV: RR: 38x/menit, Nadi : 108 x/menit, TD: 123/75
mmHg, SpO2: 78%, CRT <2detik, anemi (-), JVP 5+4 cmH2O, akral dingin, gambaran ECG
sinus takikardi. Hasil Pemeriksaan USG sebelumnya: tumor sudah mendesak sampai ke karina
dan atrium kanan.
I. Pengkajian
A. Primary Survey
Airway :
Look : Jalan nafas tidak paten, terdapat secret
Listen : Suara nafas stridor
Feel : Hembusan nafas terasa di punggung tangan
Breathing :
Look : RR 38 x/mnt, pergerakan dinding dada simetris
Listen : Suara nafas ronchi
Feel : Tidak ada krepitasi atau fraktur
Circulation :
Look : Tidak ada sianosis maupun perdarahan, Suhu 36 C, CRT <2 detik
Listen : TD 123/75 mmHg, tidak ada bunyi jantung tambahan
Feel : Nadi teraba kuat, nadi 108 x/mnt, akral dingin
Disability : Kesadaran sopor, GCS E3V2M2 , pupil sokor 2 mm, konjungtiva
anemis
Eksposure : Tidak ada jejas maupun luka
B. Secondary Survey (KOMPAK/Keluhan Utama)
C. Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Utama :
Data Fokus Masalah Etiologi
DS : keluarga pasien mengatakan Bersihan jalan nafas obstruksi jalan nafas
pasien mengalami penurunan tidak efktif
kesadaran
DO : - KU lemah
- Kesadaran sopor, GCS
E3V2M2
- Terdapat secret, stridor,
ronchi
- Dipsneu
- TD 123/75 mmHg
- Spo2 78%
- Nadi 108 x/mnt
- Suhu 36 C
- RR 32 x/mnt
II. Perencanaan Keperawatan
Tanggal/ Daignosa SLKI SIKI
Waktu Keperawatan
9 Juli Bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan Bersihan jalan nafas
2021 nafas tidak keperawatan selama 1x24 Observasi :
09.00 efektif b.d jam diharapkan bersihan - Monitor pola nafas
WIB obstruksi jalan jalan nafas tidak efektif - Monitor sputum
nafas dapat teratasi dengan Terapeutik :
kriteria hasil : - Pertahankan kepatenan jalan
nafas dengan head tilt dan
chin lift
Indikator A T
- Posisikan semi fowler atau
Produksi sputum 3 4 fowler
Dipsneu 3 4 - Lakuka penghisapan lendir
Keterangan : kurang dari 15 detik
1. Meningkat - Berikan oksigen
2. Cukup meningkat Edukasi :
3. Sedang - Ajarkan teknik batuk efektif
4. Cukup menurun Kolaborasi :
5. Menurun - Kolaborasi pemberian
bronkodilator, jika perlu
IV. Pengkajian
D. Primary Survey
Airway :
Look : Jalan nafas paten, tidak ada sumbatan
Listen : Suara nafas Vesikuler
Feel : Hembusan nafas terasa di punggung tangan
Breathing :
Look : RR 20 x/mnt, pergerakan dinding dada simetris, tidak ada penggunaan
otot bantu pernafasan
Listen : Suara nafas vesikuler, perkusi sonor
Feel : Tidak ada krepitasi atau fraktur
Circulation :
Look : Tidak ada sianosis maupun perdarahan, Suhu 36,4 C, CRT <2 detik
Listen : TD 130/90 mmHg, tidak ada bunyi jantung tambahan
Feel : Nadi teraba kuat, nadi 99 x/mnt, akral dingin
Disability : Kesadaran composmentis, GCS 15, pupil sokor, konjungtiva anemis
Eksposure : Tidak ada jejas, tidak ada luka
Keluhan : Pasien mengeluhkan tangan dan kaki kiri lemas, susah digerakkan
Obat : Pasien tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan apapun
Makanan : Pasien mengatakan makan terakhir 6 jam yang lalu
Penyakit : Pasien mempunyai riwayat hipertensi dan ibu pasien menderita penyakit
stroke
Alergi : Pasien tidak memiliki alergi makanan maupun obat-obatan
Kejadian : Pasien dibawa ke IGD oleh keluarganya kaena tangan dan kaki kirinya
lemas, susah digerakkan. Pasien mengatakan 4 hari SMRS, tangan dan
kaki tiba-tiba lemas seperti kesemutan, pasien juga merasa nyeri kepala
F. Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Utama :
Data Fokus Masalah Etiologi
DS : Pasien mengatakan nyeri dengan Nyeri Akut Agen cidera fisiologis
skala 9 di bagian dada sebelah
kanan, nyeri bertambah ketika
bergerak
DO : - Menyeringai menahan rasa
sakit
- TD 150/110 mmHg
- Nadi 120 x/mnt
- Suhu 36 C
- RR 26 x/mnt
V. Perencanaan Keperawatan
Tanggal/ Diagnosa SLKI SIKI
Waktu Keperawatan
10 Juli Nyeri Akut Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.09325)
2021 b.d keperawatan selama 1x24 Observasi :
09.00 jam, diharapkan masalah
Agen cidera fisiologis
WIB Identifikasi lokasi, durasi,
(D.0077) nyeri teratasi dengan kriteria
hasil :
karakteristik, frekuensi,
Ekspresi 3 5 Terapeutik :
Jelaskan penyebab,
periode dan pemicu nyeri.
Anjurkan monitor nyeri
secara mandiri
Kolaborasi :
Kolaborasi pemberian
analgetik
VI. Implementasi dan Evaluasi
Tanggal/ Implementasi dan Respon Evaluasi Paraf
Waktu
10 Juli S : Pasien mengatakan nyeri berkurang Finaltyo
Mengidentifikasi lokasi,
2021 dengan skala 6
durasi, karakteristik, O:
09.15
frekuensi, kualitas,
WIB Ekspresi wajah tampak tenang
intensitas nyeri.
Mengidentifikasi skala Pasien lebih rileks
nyeri. TD : 138/102 mmHg
Mengidentifikasi faktor N : 106 x/menit
yang memperberat dan RR : 23 x/menit
memperingan nyeri. S : 36˚C
Memberikan teknik A : Masalah teratasi sebagian
nonfarmakologis untuk Indikator A T S
mengurangi nyeri (teknik Keluhan nyeri 3 5 4
relaksasi benson). Ekspresi wajah 3 5 4
Mengontrol lingkungan Gelisah 3 5 4
yang memperberat nyeri.
Memfasilitasi istirahat dan P : Lanjutkan intervensi.
tidur. Identifikasi lokasi, durasi,
Menjelaskan penyebab, karakteristik, frekuensi, kualitas,
periode dan pemicu nyeri. intensitas nyeri.
Menganjurkan monitor Identifikasi skala nyeri.
nyeri secara mandiri. Identifikasi faktor yang
Melakukan kolaborasi memperberat dan memperingan
pemberian analgetik nyeri.
Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi nyeri
Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri.
Fasilitasi istirahat dan tidur.
Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri.
Anjurkan monitor nyeri secara
mandiri
Kolaborasi pemberian analgetik
RESUME 7
Pasien datang ke IGD RSMS bersama keluarga pada hari selasa 17 Desember 2019, dengan
keluhan jantung berdebar-debar, sesak, dan batuk kering. Dilakukan pemeriksaan didapatan hasil
pasien sesak, tidak ada sianosis, perkusi sonor auskultasi paru ronchi, TD: 165/98 mmHg, N:
119x/menit, RR:28x/menit, S: 37C, kesadaran CM E4 M6 V5, pupil isokor refleks terhaap
cahaya, EKG sinus takikardi. Terapi yang diberikan oksigen 4L, inj obat cefriaxone 3x1 gr,
furosemid 3x1 , Omefrazole 3x1
FORMAT RESUME KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN
VII. PENGKAJIAN
A. Primary Survey
Airway :
Look : Jalan nafas paten, tidak ada sumbatan
Listen : Suara nafas ronchi
Feel : Hembusan nafas terasa di punggung tangan
Breathing :
Look : RR 28 x/mnt, pergerakan dinding dada simetris, tidak ada penggunaan
otot bantu pernafasan
Listen : Suara nafas ronchi, perkusi sonor
Feel : Tidak ada krepitasi atau fraktur
Circulation :
Look : Tidak ada sianosis maupun perdarahan, Suhu 37 C, CRT <2 detik
Listen : TD 165/98 mmHg, tidak ada bunyi jantung tambahan
Feel : Nadi teraba kuat, nadi 119 x/mnt, akral hangat
Disability : Kesadaran CM, GCS 15, pupil sokor, konjungtiva anemis
Eksposure : Tidak ada jejas maupun luka
B. Secondary Survey (KOMPAK/ Keluhan Utama)
C. Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Utama :
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor pola nafas
- Monitor bunyi nafas
tambahan
- Posisi semi fowler atau
fowler
- Berikan oksigen
RESUME 8
Pasien datang ke RSMS Purwokerto dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari yang lalu, batuk
berdahak susah dikeluarkan dan demam sejak 3 hari yang lalu. Pasien tidak bisa tidur, kedua
kaki bengkak, lemas, nyeri ulu hati dan mual. TTV : TD 169/97 mmHg, N: 116x/m, RR :
30X/menit, Suhu: 36,5 pasien tidak sedang mengkonsumsi obat apapun, pasien mengatakan
makan terakhir jam 10.10 dengan 3 suap nasi padang, pasien mengatakan tidak memiliki riwayat
alergi obat dan makanan. Akral hangat, CRT <3 detik, TD 169/97 mmHg, N: 116x/m, S: 36,5
GCS : 15 (E4, V5, M6) pupil merespon cahaya, bentuk bulat simetris, respon pupil baik. Terapi
yang diberikan oksigen 5L, expektoran 3x 1 .
IV. PENGKAJIAN
D. Primary Survey
Airway :
Look : Jalan nafas paten, tidak ada sumbatan
Listen : Suara nafas Vesikuler
Feel : Hembusan nafas terasa di punggung tangan
Breathing :
Look : RR 24 x/mnt, pergerakan dinding dada simetris, tidak ada penggunaan
otot bantu pernafasan
Listen : Suara nafas vesikuler, perkusi sonor
Feel : Tidak ada krepitasi atau fleil chest
Circulation :
Look : Tidak ada sianosis maupun perdarahan, Suhu 36,5 C, CRT <2 detik
Listen : TD 170/80 mmHg, tidak ada bunyi jantung tambahan
Feel : Nadi teraba kuat, nadi 98 x/mnt, akral pucat
Disability : Kesadaran composmentis, GCS 15, diameter pupil 2 mm, konjungtiva
anemis
Eksposure : Tidak ada jejas, tidak ada luka dan tidak ada fraktuk
D. Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Utama :
Data Fokus Masalah Etiologi
DS : Pasien mengatakan sesak nafas Bersihan jalan nafas obstruksi jalan nafas
sejak 2 hari yang lalu tidak efktif
DO : - Batuk berdahak
- TD 169/98 mmHg
- Nadi 116 x/mnt
- Suhu 36,5 C
- RR 30 x/mnt
IV. Perencanaan Keperawatan
Tanggal/ Daignosa SLKI SIKI
Waktu Keperawatan
13 Juli Bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan Bersihan jalan nafas
2021 nafas tidak keperawatan selama 1x24 Observasi :
09.00 efektif b.d jam diharapkan bersihan - Monitor pola nafas
WIB obstruksi jalan jalan nafas tidak efektif - Monitor sputum
nafas dapat teratasi dengan Terapeutik :
kriteria hasil : - Pertahankan kepatenan jalan
nafas dengan head tilt dan
chin lift
Indikator A T
- Posisikan semi fowler atau
Produksi sputum 3 5 fowler
sesak nafas 3 5 - Lakuka penghisapan lendir
Keterangan : kurang dari 15 detik
1. Meningkat - Berikan oksigen
2. Cukup meningkat Edukasi :
3. Sedang - Ajarkan teknik batuk efektif
4. Cukup menurun Kolaborasi :
5. Menurun - Kolaborasi pemberian
bronkodilator, jika perlu
Tn.A usia 60 tahun masuk IGD RSMS pada tgl 29/01/2020 pkl 20.30 rujukan dari RS.
Amanda purwokerto dgn diagnose STEMI dengan nyeri dada kiri seperti tertimpa beban
berat dengan skala nyeri 8 (0-10) nyeri intermitten ,pasien tampak sesak nafas, RR :
28x/menit. triage: kuning. TTV: TD: 103/67 mmHg, N: 140x/menit, Pasien terlihat
pucat S: 37,5. GCS : E4V5M4. CRT >3detik. Terdapat edema di kedua kaki. Gambaran
EKG sinus takikardi, SpO2 92%. Keluarga mengatakan pasien memiliki riwayat
hipertensi kronis.
I. PENGKAJIAN
A.Primary Survey
Airway
- Look (I) - Tidak terdapat sumbatan jalan napas, jalan napas paten
- Listen (A) - Tidak ada tanda obstruksi jalan nafas (gurgling, snoring, stridor)
- Feel (P) - Tidak terasa hembusan nafas
Breathing
- Look (I) - Frekuensi pernapasan 28x/menit, napas cepat dan dangkal,
terlihat sianosis
- Listen (A) - Suara napas vesikuler
- Feel (P) - Perkusi dada sonor, pergerakan dinding dada simetris
Circulation
- Look (I) - EKG sinus takikardi, terlihat ada sianosis, SpO2 : 92%, tidak ada
perdarahan.
- Listen (A) - Terdengar S1=S2 (lupdup), TD : 103/67 mmHg,
- Feel (P) - Nadi : 140x/menit, CRT >3detik, ada edema
Akral teraba hangat, Suhu : 37,5 C
Disability GCS :13 (apatis), keadaan umum pasien menurun
E4 : membuka mata spontan
V5: orientasi baik
M4: fleksi adduksi
Pupil isokor 2mm terhadap reflek cahaya
Kekuatan Otot motorik : 5/5
5/5
Exposure Tidak terdapat luka dan perdarahan
Tidak terdapat fraktur
E. Rencana Keperawatan
Tgl/Waktu Diagnosa SLKI SIKI
Keperawatan
14/7/2020 Penurunan curah Setelah dilakukan Perawatan jantung
jantung b.d tindakan keperawatan, I.02075 hal 317
perubahan selama 1X24 jam O:
frekuensi jantung diharapkan curah jantung - Identifikasi tanda/gejala
d.d takikardi meningkat dengan KH: primer penurunan curah
D.0011 hal 41 Curah jantung jantung
L.02008 hal 20 - Identifikasi tanda/gejala
sekunder penurunan
Indikator A T curah jantung
Takikardia 1 5 - Monitor tekanan darah
Gambaran 1 5 - Monitor aritmia
EKG aritmia T:
Dyspnea 1 5 - Posisikan pasien semi
Edema 1 5 fowler dengan kaki ke
Sianosis 2 5 bawah atau posisi
nyaman
Keterangan: - Berikan terapi
1. Memburuk relaksasi untuk
2. Cukup memburuk mengurangi stres
3. Sedang - Berikan dukungan
4. Cukup membaik emosional dan spiritual
5. Membaik - Berikan oksigen untuk
mempertahankan
saturasi oksigen >94%
E:
- Anjurkan beraktivitas
fisik sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas
fisik secara bertahap
K:
- Kolaborasi pemberian
antiaritmia, jika perlu
- Rujuk ke program
rehabilitasi jantung
VI. Pengkajian
E. Primary Survey
Airway :
Look : Jalan nafas paten, tidak ada sumbatan
Listen : Suara nafas Vesikuler
Feel : Hembusan nafas terasa di punggung tangan
Breathing :
Look : RR 25 x/mnt, pergerakan dinding dada simetris, tidak ada penggunaan
otot bantu pernafasan
Listen : Suara nafas vesikuler, perkusi sonor
Feel : Tidak ada krepitasi atau fraktur
Circulation :
Look : Tidak ada sianosis maupun perdarahan, Suhu 37 C, CRT <2 detik
Listen : TD 188/105 mmHg, tidak ada bunyi jantung tambahan
Feel : Nadi teraba kuat, nadi 105 x/mnt, akral dingin
Disability : Kesadaran sopor, GCS E2V1M5, pupil sokor 3mm, konjungtiva anemis
Eksposure : kaki dan tangan kiri tidak bisa digerakkan, kekuatan otot 5/1/5/1
G. Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Utama :
Data Fokus Masalah Etiologi
DS : keluarga pasien mengatakan Resiko perfusi Penurunan kesadaran
pasien terjatuh di kamar mandi serebral tidak efektif
dan mengalami penurunan
kesadaran. Pasien awalnya
mengeluhkan pusing, muntah,
kejang anngota gerak kiri
lemas
Ny. L , 36 tahun, pasien datang ke IGD dengan penurunan kesdaran, sebelumnya pasien
mengeluh lemas tampak sedikit sesak nafas respirasi 25x/menit pasien mempunyai riwayat
penyakit DM. Hasil KGD : 66 g/dl, keluarga pasien mengatakan pasien tidak nafsu makan hasil
pemeriksaan TTV, RR : 25x/menit, irama nafas regular, pergerakan dinding dada simetris,
vesikuler, tidak ada suara nafas tambahan, TD = 150/70 mmHg, Nadi : 101x/menit, 370C, CRT :
< 2 detik, GCS E3 M4 V3, delirium pupil isokor saat dirangsang cahaya +, kekuatan otot 5/5/5/5
IV. PENGKAJIAN
D. Primary Survey
Airway
Tn. C, usia 87 tahun dengan PPOK, pasien dating ke IGD rumah sakit dengan keluhan sesak
nafas memberat sejak 1 bulan terakhir mual munta (-), nyeri dada (-), jalan nafas paten irama
nafas tidak teratur, ada retraksi dinding dada, RR 28x/menit, akral hangat tidak ada sianosis, TD
120/80 mmHg, N : 90x/menit, CRT < 2 detik, S : 36 0C, Kesadaran : CM, pupil isokor 2 mili efek
cahaya (+), kekuatan otot 5/5/5/5. Terapi yang telah diberikan oksigen NK 4 lpm, infus RL 20
tpm, injeksi ceftriaxone 2 x1 gram, injeksi ranitidine 2 ampul, methylprednisolone 2 x 62,5 mg,
combivent respule 8 jam
V. PENGKAJIAN
F. Primary Survey
Airway
IV. Pengkajian
D. Primary Survey
Airway
Look : Jalan nafas paten, tidak ada sumbatan
Liste : Suara nafas wheezing
n
Feel : Hembusan nafas terasa di punggung tangan
Breathing
Look : Tn. D terlihat menggunakan oksigen 3 l/menit, tidak ada jejas, ada retraksi
dinding dada
Liste : Suara nafas wheezing, saat di perkusi pekak, RR : 28x/menit
n
Feel : Tidak ada krepitas/ fraktur
Circulation
Look : Konjungtiva anemis, tidak ada sianosis
Liste : TD : 155/95 mmHg, SPO2: 87%
n
Feel : turgor kulit baik, berkeringat, N : 65x/menit, S : 360C, CRT < 2 detik
Disability : Kesadaran Composmentis dengan GCS E4 M4 V6, Pupil isokor dengan
diameter 2 mm, pupil terhadap respon cahaya positif
Exposure : Tidak ada jejas, tidak ada luka
E. Secondary Survey
Tn. D datang ke IGD rumah sakit rujukan dari rumah sakit A dengan keluhan sesak
nafas dua hari sebelum masuk rumah sakit yang memberat, pucat lemas mual,
sebelumnya pasien mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter, sebelumnya pasien juga
makan nasi ± 6 jam yang lalu, pasien mempunyai riwayat anemia dan CKD, pasien
mengatakan sesak dirasakan 2 hari dan sesaknya dirasakan secara tiba- tiba tidak
mempunyai alergi. Dari pemeriksaan hasil TTV didapatkan : TD : 155/95 mmHg, N :
65x/menit, RR : 28x/menit, S : 360C, SPO2 : 87%
K : sesak nafas dua hari
O : mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter
M : makan nasi 6 jam yang lalu
P : pasien mengatakan mempunyai riwayat anemia dan CKD
A : tidak mempunyai alergi
K : pasien mengatakan sesak yang memberat
V. Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Utama : Pola Nafas Tidak efektif b.d hambatan upaya nafas
(D.0005)
VI. Perencanaan Keperawatan
Tanggal/ Diagnosa SLKI SIKI
Waktu Keperawatan
20 Juli 2021 Pola Nafas Tidak Setelah dilakukan tindakan keperawatan Manajemen Jalan Napas (I.01011)
09.00 WIB Efektif b.d hambatan selama 1x24 jam diharapkan pola nafas Observasi :
upaya nafas (D.0005) tidak efektif dapat teratasi dengan 1. Monitor pola nafas (frekuensi,
kriteri hasil : kedalaman, usaha nafas)
2. Monitor bunyi napas tambahan (mis,
Pola Nafas (L.01004) gurgling, mengi, wheezing, ronkhi
Indikator Awa Target kering)
l Terapeutik :
Dispnea 3 1 3. Posisikan semi fowler- fowler
4. Berikan oksigen jika perlu
Keterangan: Edukasi :
6. Meningkat 5. Anjurkan asupan cairan 2000ml/
7. Cukup meningkat hari, jika tidak kontraindikasi
8. Sedang
9. Cukup menurun
10. Menurun
Keterangan :
6. Memburuk
7. Cukup memburuk
8. Sedang
9. Cukup membaik
10. Membaik
VII.Implementasi dan Evaluasi
Tanggal/ Waktu Implementasi dan Respon Evaluasi Paraf
20 Juli 2021 - Memonitor pola nafas (frekuensi, S : Egis
09.05 WIB kedalaman, usaha nafas) - Pasien mengatakan sedikit nyaman
Respon : RR : 23x/menit - Pasien mengatakan sesak nafas berkurang
- Memonitor bunyi nafas tambahan (mis. O:
Gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering) - RR : 23x/menit
Respon : suara nafas vesikuler - Suara nafas vesikuler
- Memposisikan semi fowler atau fowler - Pasien terlihat terpasang nasal kanul 3l/menit
Respon: pasien mengatakan sedikit A : Masalah teratasi sebagian
nyaman Indikator Awa Target Akhir
- Memberikan oksigen l
Respon : pasien mengatakan sesak Dispnea 3 5 4
berkurang, Pasien terlihat terpasang nasal
kanul 3l/ menit Indikator Awal Target Akhir
Frekuensi nafas 3 5 4
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor pola nafas
- Monitor bunyi nafas tambahan
- Posisi semi fowler atau fowler
- Berikan oksigen
RESUME 15
Tn. G, usia 45 tahun dengan cephalgia kronik, pasien dating ke IGD RS dengan keluhan sakit
kepala berulang sejak 1 bulan dari kepala seperti di tusuk- tusuk berat jika dibawa aktivitas dan
berkembang saat istirahat nyeri kepala dengan skala 6 secara hilang timbul, namun nyeri dirasa
memberat dua hari ini, pasien pernah pingsan, sakit sudah dialami selama 2 tahun. Hasil
pengkajian irama nafas teratur, suara nafas vesikuler, tidak terlihat otot bantu pernafasan, RR :
24x/menit, akral hangat, tidak ada sianosis, TD : 138/ 83 mmHg, N : 81x/menit, CRT < 2 detik,
tidak ada perdarahan, lembab, turgor kulit baik, tidak ada decubitus. Suhu : 36,20C, GCS
E4M5V6, pupil isokor, respon cahaya positif, kekuatan otot 5/5/5/5. Terapi ketorolac 1x3 ampul,
ranitidine 3x1 ampul, infus RL 12 tpm.
FORMAT RESUME KEPERAWATAN GAWAT DARURAT
Nama : Finaltyo Tri Prakoso Nama Pasien : Tn. G
NIM : 2011040144 Usia : 45 Tahun
Hari/ Tanggal : Rabu, 21 Juli 2021 Dx. Medis : Cephalgia
IX. Pengkajian
H. Primary Survey
Airway
Look : Jalan nafas paten, tidak ada sumbatan
Listen : Hembusan nafas terasa di punggung tangan
Feel : Suara naafs vesikuler
Breathing
Look : Tidak terlihat otot bantu pernafasan
Listen : Suara nafas vesikuler
Feel : RR : 24x/menit, irama nafas teratur
Circulation
Look : Tidak terdapat sianosis, CRT < 2 detik, S : 36,2 0C, tidak terdapat
perdarahan
Listen : TD : 138/83 mmHg
Feel : Turgor kulit baik, akral hangat, lembab, N : 81x/menit, nadi teraba kuat
Disability : Kesadaran Composmentis, GCS E4M5V6, pupil isokor, respon cahaya
positif
Exposure : Tidak ada luka, tidak ada jejas, tidak ada decubitus
I. Secondary Survey (KOMPAK/Keluhan Utama)
Tn. G datang ke IGD Rumah Sakit dengan keluhan sakit kepala berulang sejak 1 bulan
dari kepala seperti di tusuk- tusuk berat jika dibawa aktivitas dan berkembang saat
istirahat nyeri kepala dengan skala 6 secara hilang timbul, namun nyeri dirasa memberat
dua hari ini, pasien pernah pingsan, sakit sudah dialami selama 2 tahun. Sebelumnya
pasien mengkonsumsi obat sesuai dengan anjuran dokter, pasien juga sudah makan nasi
2 jam yang lalu, pasien mengatakan sakit sudah dialami selama 2 tahun dan tidak
mempunyai alergi. Hasil pengkajian tanda- tanda vital didaptkan : Tekanan Darah :
138/83 mmHg, N : 81x/menit, RR : 24x/menit, S : 36,20C.
K : sakit kepala berulang 1 bulan
O : Mengkonsumsi obat sesuai anjuran dokter
M : Makan nasi 2 jam yang lalu
P : pasien mengatakan sakit sudah dialami selama 2 tahun yang lalu
A : Tidak mempunyai alergi
K : nyeri dirasa memberat dua hari ini
Pengkajian Nyeri
P : Sakit Kepala
Q : Seperti ditusuk- tusuk
R : Di kepala
S:6
T : Hilang timbul
X. Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Utama : Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis (D.0077)
XI. Perencanaan Keperawatan
Tanggal/ Daignosa SLKI SIKI
Waktu Keperawatan
21 Juli Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
2021 agen pencedera keperawatan selama 1x24 jam (08238)
12.10 WIB fisiologis diharapkan nyeri akut dapat Observasi :
(D.0077) teratasi dengan kriteria hasil : - Identifikasi lokasi,
karakteristik,
Tingkat Nyeri (L.08066) durasi, frekuensi,
Indikator Awa Target kualitas, intensitas
nyeri
l
- Identifikasi skala
Keluhan 4 2 nyeri
Nyeri - Monitor efek
Keterangan : samping
6. Meningkat penggunaan
7. Cukup meningkat analgetik
8. Sedang Terapeutik :
9. Cukup menurun - Berikan teknik
10. Menurun nonfarmakologis
untuk mengurangi
Indikator Awal Target rasa nyeri (mis.
Pola Napas 4 5 TENS, hypnosis,
Keterangan : akupresur, terapi
music,
1. Memburuk
biofeedback, terapi
2. Cukup memburuk
pijat, aromaterapu,
3. Sedang
teknik imajinasi
4. Cukup membaik
terbimbing,
5. Membaik
kompres hangat/
dingin)
- Fasilitasi istirahat
dan tidur
Edukasi :
- Anjurkan
memonitor nyeri
secara mandiri
- Anjurkan
menggunakan
analgetik secara
tepat
- Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian
analgetik
I. Pengkajian
A. Primary Survey
Airway
Look : Tidak ada obstruksi jalan nafas
Feel : Hembusan nafas terasa di punggung tangan
Liste : Tidak terdengar gurgling, snoring, dan stridor
n
Breathing
Look : Tidak ada jejas, retraksi dinding dada simetris, terlihat pasien sesak,
pernafasan irregular RR 25x/menit
Liste : Suara nafas vesikuler, terdengar suara sonor
n
Feel : Tidak ada krepitasi
Circulation
Look : Terlihat tidak ada sianosis, SPO2 : 95%
Feel : Suhu : 360C, N : 102x/menit, CRT < 2 detik, akaral teraba dingin
Liste : TD : 140/80 mmHg, irama jantung regular, bunyi jantung lup dup (S1=S2)
n
Disabilit : Kesadaran apatis
y E4 : Buka mata spontan
V3 : Hanya bisa mengeluarkan kata- kata, bukan berupa kalimat
M6 : Melakukan gerakan sesuai arahan
Pupil isokor uk. 3 mm, reflex terhadap cahaya baik, kekuatan otot 5/5/5/5
B. Secondary Survey
K : Pasien mengatakan nyeri dada sampai keluar keringat dingin lemas dan nyeri kepala
O : Pasien sedang diberikan obat analgetik
M : Pasien terakhir makan 1 jam yang lalu
P : Pasien memiliki riwayat CHF
A : Pasien tidak memiliki riwayat alergi
K : pasien datang dengan kasus Unstable Angina Pektoris mengeluh nyeri dada berat
seperti tertindih sejak pagi hari jam 10.00 WIB hilang timbul skala 6 dan menetap
sampai maghrib nyeri sampai keluar keringat dingin lemas dan nyeri kepala yang
mempunyai riwayat CHF, pasien terlihat meringis
Pengkajian Nyeri :
P : Nyeri karena UAP
Q : Seperti tertindih
R : Bagian dada dan kepala
S:6
T : Hilang timbul sampai menetap
II. Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Utama : Nyeri akut b.d agen cedera fisiologis (iskemik dan
penurunan suplai oksigen ke otot jaringan miokard) (D.0077).
III. Rencana Tindakan
Tanggal/ Diagnosa SLKI SIKI
Waktu Keperawatan
22 Juli Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
2021 agen cedera keperawatan selama 1x24 jam (I.08238)
16.45 WIB fisiologis diharapkan nyeri akut dapat Observasi :
(D.0077) teratasi dengan kriteria hasil : - Identifikasi lokasi,
karakteristik, durasi,
Tingkat nyeri (L.08066) frekuensi, kualitas,
Indikator Awal Target intensitas nyeri
- Identifikasi skala
Keluhan 2 5
nyeri
nyeri Terapeutik
Meringis 2 5 - Berikan teknik non
Tekanan 3 5 farmakologis untuk
Darah mengurangi rasa
Keterangan : nyeri
1. Meningkat - Fasilitasi istirahat
2. Cukup meningkat dan tidur
3. Sedang Edukasi
4. Cukup menurun - Ajarkan teknik
5. Menurun nonfarmakologis
untuk mengurangi
rasa nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi
pemberian analgetik
I. Pengkajian
A. Primary Survey
Airway
Look : Tidak ada sumbatan jalan nafas
Feel : Hembusan nafas terasa di punggung tangan
Liste : terdengar gurgling, snoring, dan stridor
n
Breathing
Look : Tidak ada jejas, retraksi dinding dada simetris, terlihat pasien sesak,
pernafasan irregular RR 24x/menit, terlihat terpasang oksigen
Feel : Tidak ada krepitasi
Liste : Suara nafas vesikuler, terdengar suara sonor
n
Circulation
Look : Terlihat tidak ada sianosis, SPO2 : 95%
Feel : Suhu : 360C, N : 102x/menit, CRT < 2 detik, akral hangat
Liste : TD :165/105 mmHg, irama jantung regular, bunyi jantung lub dup
n
B. Secondary Survey
K : Keluarga mengatakan pasien terjatuh dari kursi dan sesak nafas pasien hipertensi
sejak lama tidak rutin control 3 bulan yang lalu keluarga mengatakan tangan dan
kaki pasien tidak bisa digerakan dan pasien tidak bisa bicara
O : Keluarga mengatakan pasien tidak mengkonsumsi obat
M : Keluarga mengatakan pasien makan 5 jam yang lalu
P : Keluarga mengatakan pasien mempunyai riwayat hipertensi
A : Keluarga mengatakan pasien tidak memiliki alergi
K : Tn. O usia 50 tahun dengan diagnose stroke,keluarga mengatakan pasien terjatuh dari
kursi dan sesak nafas pasien hipertensi sejak lama tidak rutin control 3 bulan yang lalu
keluarga mengatakan tangan dan kaki pasien tidak bisa digerakan dan pasien tidak bisa
bicara, tidak ada sumbatan jalan nafas.
Seorang laki-laki berusia 26 tahun diantar keluarga ke IGD karena mengalami luka bakar. Hasil
pengkajian didapatkan data bahwa terdapat luka bakar pada permukaan anterior tubuh terutama
di bagian dada, abdomen, dan kedua paha; tampak adanya bullae dengan ukuran 3-5 cm, dasar
luka berwarna merah. Hasil pemeriksaan TTV pasien tekanan darah 90/60 mmHg; frekuensi nadi
80 kali/ menit, pulsasi lemah; frekuensi napas 20 kali/ menit; suhu tubuh 36,4 0C; ekstremitas
atas dan bawah teraba dingin; capillary refill 4 detik; klien tampak lemah.
I. PENGKAJIAN
A. Primary Survey
Airway :
Look : Jalan nafas paten, tidak ada sumbatan
Listen : Suara nafas Vesikuler
Feel : Hembusan nafas terasa di punggung tangan
Breathing :
Look : RR 20 x/mnt, pergerakan dinding dada simetris, tidak ada penggunaan
otot bantu pernafasan
Listen : Suara nafas vesikuler, perkusi sonor
Feel : Tidak ada krepitasi atau fraktur
Circulation :
Look : Tidak ada sianosis maupun perdarahan, Suhu 36,4 C, CRT 4 detik
Listen : TD 90/60 mmHg, tidak ada bunyi jantung tambahan
Feel : Nadi teraba kuat, nadi 80 x/mnt, akral dingin
Disability : Kesadaran CM, GCS 15, pupil isokor, konjungtiva anemis
Eksposure : Terdapat luka bakar di bagian dada, abdomen dan kedua paha.
B. Secondary Survey (KOMPAK/ Keluhan Utama)
C. Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan Utama :
P : Lanjutkan intervensi
- Monitor kondisi luka
- Gunakan teknik aseptik
selama merawat luka
- Bersihkan luka dengan cairan
steril
- Lakukan terapi relaksasi
untuk mengurangi nyeri
- Jelaskan tanda dan gejala
infeksi
- Anjurkan mengkonsumsi
makanan tinggi kalori dan
protein
- Kolaborasi pemberian
antibiotik