Anda di halaman 1dari 18

BAB V

PENTINGNYA
PENGUASAAN ILMU
Isyarat Al-Quran tentang Pentingnya Penguasaan
Kewajiban Muslim Menggali Ilmu Pengetahuan
Tiga Pandangan kaum muslim thd Al-Quran
1. Pandangan pertama, mengatakan bahwa al-Qur'an memuat
seluruh bentuk ilmu pengetahuan termasuk disiplin-disiplinnya.
Pandangan ini karena menempatkan al-Qur'an sebagai sumber ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tujuan utamanya adalah untuk
menunjukkan mukjizat al-Qur'an dalam lapangan keilmuan untuk
meyakinkan orang-orang non muslim akan keagungan dan keunikan
al-Qur'an, dan untuk menjadikan kaum muslimin bangga memiliki
kitab suci.
2. Pandangan kedua, mengatakan bahwa al-Qur'an itu semata-mata sebagai Kitab
Petunjuk, dan di dalamnya tidak ada tempat bagi ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pandangan kedua ini sebagai bentuk reaksi dari pandangan pertama, dipelopori misalnya,
oleh Abu Ishak al-Syathibi, yang dikutip oleh al-Dhahabi dalam al- Tafsir wa al-Mu­fassirun,
bahwa orang-orang saleh pendahulu kita itu lebih mema­hami al-Qur'an daripada kita, dan
mereka tidak berbicara tentang bentuk ilmu tersebut.
Argumentasi yang mendukung pandangan kedua, bisa disimpulkan dalam empat hal, yaitu:
(1) tidaklah benar menafsirkan kata-kata al-Qur'an dengan cara yang tidak diketahui oleh
orang-orang Arab pada masa Nabi. (2) Al-Qur'an tidak diwah­yukan untuk mengajari kita sains
dan teknologi, tapi merupakan Kitab petunjuk. Masalah Iptek di luar tujuan diwahyukan al-
Qur'an. (3) Sains belum mencapai tingkat kemajuan yang sempurna, maka tidak benar
menafsirkan al-Qur'an menurut teori-teori yang dapat berubah. (4) Sudah menjadi kehendak
Allah, manusia dapat menemukan raha­sia-rahasia alam dengan menggunakan indera dan
daya intelektual­nya.
3. Pandangan ketiga yang mengatakan Al-Quran mengandung prinsip-
prinsip umum segala aspek kehidupan, termasuk iptek. Sebagaimana
dikemukakan oleh Syaikh Musthafa al-Ma­raghi, yang dijelaskan dalam
pengantar buku Isma'il Pasha berjudul Islam and Modern Medicine.
Dikatakan, "bukanlah maksud saya untuk mengatakan bahwa Kitab Suci
ini mencakup secara rinci atau ringkas seluruh sains dalam gaya buku-
buku teks, tapi saya ingin mengatakan bahwa al-Qur'an mengandung
prinsip-prinsip umum”.
A. Isyarat Al-qur’an tentang Pentingnya
Penguasaan IPTEK
Terdapat tujuh I’tibar dalam bidang iptek yang terdapat dalam Al-Qur’an :
1. Penggalian lubang di tanah, menguburkan mayat dan menimbuninya, seperti yang di pelajari
Qobil dari perbuatan gagak setelah ia membunuh saudara kandungnya, si Habil (Q.S al-
maidah /5:30-31)
2. Pembuatan dan melayarkan kapal yang di lakukan oleh nabi NUH a.s pada masa menjelang air
bah datang, sehingga terjadi banjir besar. Nabi Nuh dan umatnya yang setia selamat dari banjir
tersebut (Q.S Hud /11: 36-44)
3. Menyucikan, meninggikan pondasi, dan membangun Baitullah oleh Nabi ibrahim a.s. dibantu
oleh ismail (Q.S. al-Baqarah/2:124-132).
Isyarat...
4.Pengelolaan sumber daya alam dan hasil bumi oleh Nabi yusuf (Q.S Yusuf/ 12: 55-
56)
5. Pelunakan besi dan pembuatan baju besi,serta pengendalian dan pemanfaatan
bukit-bukit dan burung-burung oleh Nabi Daud (Q.S. al-Anbiya’/21:80)
6. Komunikasi dengan burung, semut, dan jin, pemanfaatan tenaga angin untuk
transportasi, pemanfaatan tenaga burung untuk komunikasi, mata-mata untuk
tentara, tenaga jin untuk tentara, dll oleh Nabi Sulaiman (Q.S. al-
Anbiya’/21:81,al-Naml/27:15-28,saba’/34:12-13,dan Shad/38:34-40).
7. Penyembuhan orang buta berpenyakit lepra, dan telepati oleh nabi
isa a.s (Q.S Ali imran/3: 49-50)
BUKU
Dua sikap thd iptek
• Melihat berbagai perkembangan iptek dan kecen­derungannya secara
utopistik, oportunistik berlebihan, dan berangga­pan mestinya
begitulah kehidupan moderen. Mereka menganggap Iptek sebagai
variabel perubahan yang bersifat mutlak dan dominan.
• Melihat berbagai perkembangan iptek dan kecenderungannya secara
distopistik, pesimis dan cemas berlebihan. Mereka melihat
perkembangan iptek sebagai sumber bencana bagi masa depan manu­
sia, dan penuh dengan kekhawatiran Iptek akan mencerabut ke­
budayaan manusia dari akarnya, mencerabut nilai-niiai kemanusiaan
yang luhur.
E.Kewajiban muslim menggali ilmu
pengetahuan

Islam sebagai agama yang bersumber Al-Qur’an dan Assunah


Almaqbullah, Kedua sumber ini berperan dalam penciptaan dan
pengembangan sains.
• Pertama; prinsip-prinsip seluruh sains terdapat dalam Al-qur’an.
• Kedua; Al-Qur’an dan Assunah Almaqbullah menciptakan iklim yang
kondusif bagi perkembangan sains dengan menekankan kebajikan dan
keutamaan menuntut sains,pencarian sains dalam segi apapun
berujung pada penegasan Tauhid dan Keesaan Tuhan.
Fungsi Sains
1. Sebagai bekal Allah kepada adam, dengan sains manusia memahami
alam sekitarnya dan membangun bumi serta memenuhi tugasnya
sebagai Khalifah.
2. Dengan sains manusia memahami dan merasakan kehadiran Allah
dalam hidup,sehingga menjadi lebih bertaqwa kepada Allah SWT.
Mengembangkan ilmu

‫ات َريِّب َولَ ْو ِجْئنَا‬


ُ َ‫م‬ِ‫ات ريِّب لَن ِف َد الْبحر َقبل أَ ْن َتْن َف َد َكل‬
َ ْ ُْ َ َ َ َ ً ُْ َ
ِ ‫م‬ِ‫• قُل لَو َكا َن الْبحر ِم َدادا لِ َكل‬
ْ ِ ِْ ِ‫مِب‬
.}109 :‫ثْله َم َد ًدا {الكهف‬
• Katakanlah:"Kalau sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis)
kalimat-kalimat Rabbku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis
(ditulis) kalimat-kalimat Rabbku, meskipun Kami datangkan
tambahan sebanyak itu (pula). (QS. al-Kahfi/18: 109).
Al-Qur’an dan as-Sunnah yang berkaitan
dengan sains
‫ص َار َواْألَفْئِ َد َة‬ ‫أل‬ْ‫ا‬
‫و‬ ‫ع‬ ‫م‬ ‫الس‬ ‫م‬‫ك‬ُ ‫ل‬
َ ‫ل‬‫ع‬ ‫ج‬‫و‬ ‫ا‬ ‫ئ‬ ‫ي‬ ‫ش‬ ‫ن‬
َ ‫و‬‫م‬‫ل‬
َ ‫ع‬ ‫ت‬َ‫ال‬ ‫م‬‫ك‬ُ ِ
َ ْ َ َ ْ َّ ُ َ َ َ َ ًْ َ ُ ْ َ ْ َ ُ‫َخَر َج ُكم ِّمن بُط‬
‫َب‬ ‫ات‬ ‫ه‬ ‫ُم‬
َّ ‫أ‬ ِ
‫ون‬ ْ ‫• َواهللُ أ‬
‫لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُك ُرو َن‬

“Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui
sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar
kamu bersyukur.” (QS. Al-Nahl/16:78)
Ayat ini mengisyaratkan penggunaan empat sarana: pendengaran, mata
(penglihatan) dan akal, serta hati.
Trial and error (coba-coba), pengamatan, percobaan dan tes-tes kemungkinan
ini digunakan para ilmuwan untuk meraih sains.
Model Studi Islam Klasik, Medieval, dan
Kontemporer
Menurut Makdisi dan Sayyed Hossein Nasr, hanya ada beberapa
madrasah saja,yang mengajarkan beberapa bidang sains yang
diharamkan pada madrasah-madrasah sunni,seperti filsafat dan sains
eksakta.
Menurut Ibn Butlan menggambarkan klasifikasi sains dalam bentuk
segitiga, dimana sisi sebelah kanan adalah sains agama, sisi sebelah
kiri sains filsafat & alam, sisi bawah adalah sains kesusasteraan
• “Sains Islam muncul dari perkawinan antara semangat yang muncul
dari wahyu Qur’ani dengan sains yang ada dari berbagai peradaban,
yang diwarisi Islam yang ditelaah diubah-bentuk melalui kekuatan
rohaniahnya menjadi suatu substansi baru; yang berbeda dan
sekaligus melanjutkan apa yang telah ada sebelumnya. Sifat
internasional dan kosmopolitan wahyu Islam-yang bersumber dari
karakter universal wahyu Islam dan tercermin dalam penyebaran
geografis Islam (dâr al-Islâm)-membuat Islam mampu menciptakan
sains pertama yang benar-benar bersifat internasional dalam sejarah
manusia”. Hossin Nasr dalam Islamic Science: An Illustrated Study
(1976, h. 9):
Klasifikasi Sains Islam

Sains Filsafat & Alam Sains Keagamaan Islam

Sains Kesusastreraan (Makdisi,1981:75)


Klasifikasi sains
Ibnu Khaldun mengklasifikasi menjadi 2 kategori;
1. Sains naqliyyah: al-Qur’an, hadits, fiqh, kalam, tashawwuf, dan
bahasa.
2. Sains aqliyyah: logika, filsafat, kedokteran, pertanian, geometri,
astronomi dsb.
• Pendekatan Burhani; bersumber dari alam sosial dan manusia dengan
pendekatan filsafah dan sains
• Pendekatan Bayani; bersumber dari nash/teks/wahyu dengan
pendekatan bahasa
• Pendekatan Irfani; bersumber dari pengalaman keberagaman/ar-
ru’yah al- mubashirah dengan pendekatan hati dan intuisi.
PERCIK HARI INI

• Orang pandai selalu ingin tahu


apa yang kurang pada dirinya
kemudian berusaha
menyempurnakannya dengan
melihat kelebihan-kelebihan
orang lain

• Orang bodoh selalu sibuk


mencari-cari kekurangan orang
lain untuk menunjukkan
dirinya pandai

Anda mungkin juga menyukai