Anda di halaman 1dari 10

Nama : Kamila Diya Ulhaq

NIM : 204141614111015
Kelas : Desain Interior 1A
Matkul : Pancasila
Tugas : Contoh kasus pelanggaran pancasila.
RESUME CONTOH KASUS PELANGGARAN PANCASILA

BAB I

I. PENDAHULUAN
Sebagai Bangsa Indonesia, kita tentu mengetahui dasar negara kita yang terkenal akan
kesakralannya, yang terkenal dengan semboyannya “Bhineka Tunggal Ika”. Dimana simbol
yang merupakan keagungan bangsa Indonesia yang terpancar dalam bentuk burung garuda,
simbol di dadanya merupakan pengalaman hidup yang menjadikan Indonesia benar-benar
khas Ideologi dari bangsa Indonesia. Itulah lambang negara kita, pengalaman sekaligus
ideologi kita, Pancasila. Didalam pancasila terkandung banyak nilai dimana dari keseluruhan
nilai tersebut terkandung di dalam lima garis besar dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara. Pejuangan dalam memperebutkan kemerdekaan tak jua lepas dari nilai pancasila.
Sejak zaman penjajah hingga sekarang, kita selalu menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila.
Indonesia hidup di dalam berbagai macam keragaman, baik itu suku, bangsa, budaya dan
agama. Dari semuanya itu, Indonesia berdiri dalam suatu keutuhan., menjadi kesatuan dan
persatuan yang bersatu dalam keutuhan yang kokoh dalam naungan pancasila dan
semboyannya. Pancasila menjasi insopirasi berbagai macam kebudayaan yang ada di
Indonesia.

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

1. Penistaan Agama
Agama menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sistem atau prinsip kepercayaan
kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya dengan ajaran
kebhaktian dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut.1 Kata
“agama” berasal dari bahasa Sansekerta āgama yang berarti “tradisi”.
Kata lain untuk menyatakan konsep ini adalah religi yang berasal dari bahasa Latin religio
dan berakar pada kata kerja religare yang berarti “mengikat kembali”. Maksudnya dengan
ber-religi, seseorang mengikat dirinya kepada Tuhan.
Pengertian agama dalam berbagai bahasa adalah sebagai berikut:
- Sansekerta, kata “agama” berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti “tradisi” atau
“peraturan”;
- Latin, agama itu hubungan antara manusia dengan manusia super dan pengakuan serta
pemuliaan kepada Tuhan;
- Eropa, agama itu sesuatu yang tidak dapat dicapai hanya dengan tenaga akal dan
pendidikan saja. Agama itu kepercayaan kepada adanya kekuasan mengatur yang bersifat
luar biasa, yang pencipta dan pengendali dunia, serta yang telah memberikan kodrat rohani
kepada manusia yang berkelanjutan sampai sesudah manusia mati;
- Indonesia, agama itu hubungan manusia Yang Maha Suci yang dinyatakan dalam bentuk
suci pula dan sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu. Agama adalah sistem atau prinsip
kepercayaan. kepada Tuhan, atau juga disebut dengan nama Dewa atau nama lainnya
dengan ajaran kebhaktian dan kewajiban
-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan tersebut;
- Arab, agama dalam bahasa arab ialah ”din”, yang artinya taat, takut dan setia, paksaan,
tekanan, penghambaan, perendahan diri, pemerintahan, kekuasaan, siasat, balasan, adat,
pengalaman hidup, perhitungan amal, hujan yang tidak tetap turunnya, dan lain sebagainya.
Sinonim kata din dalam bahasa arab ialah milah. Bedanya, milah lebih memberikan titik
berat pada ketetapan, aturan, hukum, tata tertib, atau doktrin dari din itu.

1 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional edisi ketiga, 2002), hal 74.
2 http://id.wikipedia.org/wiki/agama. Diakses Pebruari 2011.
3 Loc. Cit.

Menurut Koentjaraningrat, agama merupakan suatu sistem yang terdiri atas empat
komponen:
a. Emosi keagamaan yang menyebabkan manusia itu bersikap religius;
b. Sistem keyakinan yang mengandung segala keyakinan serta bayangan manusia tentang
sifat-sifat tuhan, wujud alam gaib, serta segala nilai, norma, dan ajaran dari religi yang
bersangkutan;
c. Sistem ritus dan upacara yang merupakan usaha manusia untuk mencari hubungan
dengan tuhan, dewa-dewa atau makhluk halus yang mendiami alam gaib;
d. Umat atau kesatuan sosial yang menganut sistem keyakinan tersebut butir b, dan yang
melakukan sistem ritus dan upacara tersebut butir c.
Keempat komponen di atas terjalin erat satu sama lain sehingga menjadi suatu sistem
yang terintegrasi secara utuh. Kepentingan agama menyangkut kepentingan mengenai
emosi keagamaan, sistem keyakinan, sistem ritus dan umat yang merupakan satu
kesatuan. Hal inilah yang menyebabkan diperlukan adanya perlindungan hukum terhadap
agama atau kepentingan agama.

2. Perbudakan
Perbudakan adalah segala hal mengenai pengendalian terhadap seseorang oleh orang
lain dengan cara paksaan. Perbudakan biasanya terjadi untuk memenuhi keperluan
akan buruh atau kegiatan seksual. Orang yang dikendalikan disebut dengan budak.
Para budak adalah golongan manusia yang dimiliki oleh seorang tuan, bekerja
tanpa gaji dan tidak mempunyai hak asasi manusia.
Perbudakan mengacu pada sistem sosial di suatu masa dimana segolongan manusia
merampas kepentingan golongan manusia lain. Di masa penjajahan kolonial dikenal
dengan istilah kuli, sebagai sebutan untuk buruh kasar yang tidak terdidik yang
diperlakukan juga semena-mena sebagaimana budak.
Perbudakan dan pelayanan diketahui sudah ada sejak zaman Mesir Kuno dan Timur
Tengah, juga China dan India. Budak secara umum berasal dari bangsa asing akan tetapi
di banyak negara berasal dari bangsa asli yang diperbudak karena sebab hutan dan
hukuman. Dalam undang-undang Hummurabi di Babylonia (sekitrar 2000 SM) diketahui
bahwa budak merupakan salah satu kelas populasi masyarakat yang menjalani aturan
tertentu, tidak jarak seperti di Mesir mereka bangkit dan menempati posisi penting dalam
negara dan pengadilan.

3. Perang Antar Suku


Perang Suku adalah suatu perang yang berlangsung antara dua pihak baik secara
besekutu atau tidak dengan dasar keberpihakan adalah alasan "kesukuan".
Alasan perang suku biasanya adalah berdasar perebutan sumber makanan atau
perebutan Tanah ulayat. Dan keputusan perang atau damai serta pemimpin jalannya
peperangan biasanya dipimpin oleh seorang Kepala Suku. Walau mengakibatkan
korban jiwa atau luka-luka tetapi sebuah perang suku lebih mirip sebuah Tawuran. Pada
zaman modern sebuah perang suku akan segera ditengahi dan dilerai oleh pihak
keamanan, karena sebuah suku biasanya sekarang dibawah naungan sebuah
pemerintahan yang berdaulat. Pada zaman dahulu pihak yang kalah dari sebuah perang
suku biasanya akan dimusnahkan, diperbudak atau diusir oleh pihak yang menang,
tetapi pada zaman modern hasil dari sebuah perang suku tidak mengubah peta teritorial
atau keuntungan finansial apapun. Perang suku sekarang hanya berlangsung di suku-
suku tradisional di pedalaman Papua, Afrika dan Suku Indian di Hutan Amazon,
Sedangkan perkelahian antar suku berdasar fanatisme suku di daerah perkotaan sering
dikategorikan "Tawuran" atau "Perkelahian Geng".
Penyebab perang antar suku di papua yaitu :
1. Budaya Pembalasan Dendam
2. Kedatangan warga baru
3. Tingkat pendidikan rendah

4. Melarang Orang Lain Berpendapat


Kebebasan berpendeapat merupakan suatu kemerdekaan bagi seseorang untuk
mengeluarkan ide atau gagasan tentang sesuatu. Indonesia sebagai negara hukum yang
demokratis, namun harus di ingat indonesia tidak hanya sebagai negara demokratis tetapi
juga sebagai negra hukum (rechsstaat), sehingga segala sesuatunya dalam kehidupan
harus diatur dengan hukum termasuk kebebasan berpendapat (freedom of speech).
Walaupun indonesia memperbolehkan seseorang untuk menyampaikan pendapat,
pendapat baik lisan maupun tulisan namun tidak boleh menyakiti dan merugikan orang
lain. Dalam kebebasan berpendapat, indonesia menganut mewujudkan kebebasan yang
bertanggung jawab sebagai salah satu pelaksanaan hak asasi manusia sesuai dengan
pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Undang-undang yang mengatur tentang
kebebasan berpendapat yaitu :
- UU No. 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat Di Muka
Umum.
- Pasal 28 UUD 1945
Berikut adalah menyampaikan pendapat di muka umum termasuk mengkritik pemerintah
yang diatur menurut aturan hukum :
a. Unjuk rasa atau demonstrasi
b. Pawai
c. Rapat umum
d. Mimbar bebas
Jadi, rapat umum merupakan salah satu bentuk dari penyampaian pendapat di muka
umum.
Penyampaian pendapat di muka umum tersebut dilaksanakan di tempat-tempat terbuka
untuk umum, kecuali :
a. Di lingkungan istana kepresidenan
b. Tempat ibadah
c. Instansi militer
d. Rumah sakit
e. Pelabuhan udara atau laut.
f. Stasiun kereta api
g. Terminal angkutan darat
h. Dan objek-objek vital nasional.
5. Perbedaan Kehidupan di ibukota dan Papua
Walaupun sama-sama bagian dari negara indonesia tetap saja warga papua dan jakarta
ini berbeda. Di jakarta semua fasilitas dibangun merata banyak gedung-gedung yang
menjulang tinggi dan juga semakin pesatnya pembangunan maupun teknologi.
Sedangkan di Papua sendiri pembangunannya belum merata dan masih banyak yang
menggunakan koteka. Meskipun papua memiliki tambang batu bara yang besar bukan
berarti papua juga akan sama kehidupannya dengan Jakarta. Akses untuk menuju tiap
kampung masih sulit banyak jalan yang perlu bangun. Biaya hidupnya pun mahal dan
masyarakat disana belum cukup aman untuk melakukan aktivitas sehari-hari karna masih
berkeliarannya OPM.

BAB III
PEMBAHASAN DAN CARA PENYELESAIAN
1. Pembahasan
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang didalamnya terkandung lima sila yang
mempunyai nilai-nilai penting disetiap silanya. Pancasila juga dijadikan sebagai dasar hukum
di Indonesia sehingga hukum di Indonesia berpatok pada pancasila. Secara etimologis,
Pancasila berasal dari bahasa sansekerta yaitu panca dan syila, panca berarti lima dan syila
berarti alas atau dasar, jadi pancasila berarti lima dasar yanng harus ditaati dan dilaksanakan.
Sebagai warga negara Indonesia yang baik seharusnya kita menghormati pancasila sebagai
landasan hukum. Beberaa masyarakat masih memegang teguh nilai-nilai pancasila tetapi ada
juga beberapa masyarakat yang justu melakukan penyimpangan pada lima sila yang tercantun
dalam pancasila tersebut dan tidak menghargai nilai-nilai pancasila. Berikut ini adalah
beberapa contoh penyimpangan nilai-nilai pancasila yang terjadi di Indonesia.
Penyimpangan pada sila pertama yang berbunyi ‘ketuhanan yang maha Esa’. Ketuhanan
yang maha Esa sendiri mengandung arti keyakinan bangsa terhada adanya Tuhan sebagai
sang pencipta. Bangsa indonesia merupakan bangsa yang religius, setiap individu berhak
memeluk agama sesuai keyakinan masing-masing tetapi tetap saling menghormati dan tidak
ada diskriminatif anatar umat agama. Contoh penyimpangan pada sila pertama ini yaitu
gerakan radikal kelompok tertentu yang mengatasnamakan agama, tidak ada sikap toleransi
pada sesama, fanatisme yang bersifat anarki, penistaan agama.
Kasus yang sering terjadi belakangan ini adalah penistaan agama. Seperti apa yang ada
video, penistaan agama merupakan tindak penghinaan, penghujatan, atau ketidaksopanan
terhadap tokoh-tokoh suci, artefak agama, adat istiadat, dan keyakinan suatu agama.
Penistaan agama adalah salah satu contoh dari kasus pelanggaran pancasila pada sila pertama.
Sila kedua berbunyi ‘kemanusiaan yang adil dan beradab’ yang mengandung arti sebagai
manusia kita harus memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai moral dalam
hidup dan melakukan hal sebagaimana mestinya dengan hati nurani. Contoh penyimpangan
pada sila kedua yaitu perbudakan, mempekerjakan anak dibawah umur.
Salah satu kasus yang menyimpang adalah masih adanya perbudakan di pabrik panci
Tanggerang dan termasuk pelanggaran pancasila sila kedua.

Sila ketiga berbunyi ‘persatuan inonesia’ yang mengandung arti kesatuan dan persatuan
rakyat Indonesia untuk membina rasa nasionalisme dan mengutamakan persatuan seluruh
Indnesia, menghargai agama, suku, budaya dan ras, serta rela berkorban untuk negara dan
bangsa. Contoh penyimpangan dari sila ke tiga ini yaitu perang antar suku, tawuran antar
pelajar, banyaknya aliran sesat yang muncul dan sebagainya.

Salah satu kasus yang menyimpang sila ke tiga adalah Organisasi Papua Merdeka (OPM).
OPM adalah sebuah gerakan nasionalis yang sudah berdiri sejak tahun 1965 dan masih
berdiri sampai sekarang. Tujuan OPM yaitu untuk memisahkan Papua bagian barat dari
wilayah NKRI serta ingin merdeka sendiri. Oranisasi seperti ini sangat menyimpang dan
termasuk pelanggaran sila ketiga karena keinginannya berpisah dari bangsa Indonesia.

Sila keempat berbunyi ‘kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan’ yang mengandung makna mengutamakan kepentingan negara
dan masyarakat dan menghormati keputusan musyawarah. Cotoh penyimpangan dari sila
keempat ini yaitu ketidakadilan hukum, ulah wakil rakyat yang memalukan, korupsi, dan
masih banyak lagi.

Salah satu kasus yang sedang ramai saat ini adalah ketua DPR RI mematikan mic salah satu
anggotanya ketika anggotanya sedang memberikan pendapat tentang penolakan omnibus law.

Sila kelima berbunyi ‘keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia’ mengandung makna
bahwa semua masyarakat Indonesia harus bisa hidup dengan adil dan makmur serta
menghormati hak hak orang lain. Namun sampai saat ini banyak sekali penyimpangan sila
kelima tersebut seperti kemiskinan, deskriminasi atau perlakuan tidak adil karena hal tertentu,
perbedaan kehidupan di kota dan daerah.

Salah satu kasus yang menyimpang dengan sila ke lima ini adalah perbedaan kehidupan
antara ibukota dan papua. Di ibukota sendiri pembangunan sudah semakin pesat sehingga
banyak gedung-gedung tinggi yang menjulang. Sedangkan di papua, untuk akses ke setiap
kampung saja masih sangat terbatas. Hal ini membuktikan adanya penyimpangan pancasila
sila kelima.

1. Cara Penyelesaian
1. Penyelesaian Kasus Sila-1
Berdasarkan penerapan sila pertama pancasila yang banyak melenceng dari nilai
ketuhanan ada kasus-kasus yang tidak sesuai dengan realita di kehidupan masyarakat,
sehingga menimbulkan berbagai presepsi mengenai Tuham, akan tetapi hal ini dapat
dicegah dengan berbagai usaha dan cara yang dapat dilakukan. Indonesia negara Pancasila
mengakui keanekaragaman, dengan aturan yang memerdekan rakyatnya dengan batasan
aturan yang berlaku melalui undang-undang. Batasan seseorang tersebut mencakup hak
seorang manusia sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial agar tidak
bertentangan dengan hak orang lain. Negara menjamin keamanan warganya untuk bebas
memeluk agama manapun. Namun, tidak untuk aliran sesat, karena pancasila mewujudkan
bentuk kasih sayangnya dengan menjadikan warganya agar tidak tersesat.

2. Penyelesaian Kasus Sila-2


Untuk mengatasi permasalahn tersebut masyarakat harus menanamkan rasa saling
menghormati dan menghargai dalam segala bidang, baik perbedaan ekonomi, jabatan
maupun ras agama atau suku. Pemerintah juga harus mengambil tindakan yang tegas
mengenai masalah perbudakan ini. Yang pertama adalah memastikan hak-hak ABK WNI
terpenuhi. Kedua, pemerintah harus mengambil tindakan hukum yang tegas bila mana ada
oknum atau kelompok orang yang masih melakukan perbudakan agar kedepannya tidak
ada lagi masalah perbudakan di negeri ini. Ketiga, Indonesia akan memaksimalkan
penggunaan mekanisme kerja sama hukum dengan otoritas RRT dalam penyelasaian kasus
perbudakan ini. Keempat, Indonesia telah dan akan terus meminta otoritas untuk
memberikan kerjasama yang baik dengan otoritas Indonesia. Kelima, Pemerintah harus
menyiapkan banyak lapangan pekerjaan untuk para masyarakat Indonesia bekerja. Dan
yang keenam, perusahaan yang memiliki karyawan harus memperlakukan mereka dengan
selayaknya adil dan tanpa ada penekanan maupun kekerasan.

3. Penyelesaian Kasus Pelanggaran Sila-3


Dalam hal ini kita sebagai rakyat Indonesia yang memiliki semboyan Bhineka Tunggal
Ika, harus bersatu, mengahrgai, dan saling menghormati antar suku, agama, ras, dan
perbedaan lainnya. Jangan jadikan perbedaan menjadi celah untuk menghancurkan bangsa
ini, agar indonesia bisa berkembang ke arah yang lebih baik lagi.

4. Penyelesaian Kasus Sila-4


Dalam kasus ini cara untuk mengatasinya ialah kita harus bersikap sopan dan santun
terhadap setiap orang yang sedang menyampaikan pendapat meskipun pendapatnya
berbeda dengan kita. Tetap bersikap tenang dan mendengarkan setiap orang yang
berbicara. Jangan mengambil keputusan sepihak apalagi sampai merugikan orang lain.
Mengahrgai pendapat orang lain adalah kunci agar tidak lagi terjadi kasus yang seperti ini.

5. Penyelesaian Kasus Pelanggaran Sila-5


Berdasarkan masalah terseput seharusnya pemerintah bisa lebih terbukia lagi mengenai
kondisi kehidupan di Papua, agar masyarakat papua tidak lagi tertinggal. Pemerintah harus
meratakn setiap pembangunan di setiap daerah dan tidak berfokus pada pembangunan
ibukota saja. Memperbaiki fasilitas yang rusak juga salah satu cara untuk menyelesaikan
kasus ini.

BAB IV
PENUITUP
A. Kesimpulan
Pancasila merupakan Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia, serta sebagai
pandangan hidup dan Dasar Filosofi bagi Negara Indonesia merdeka. Dalam pancasila
mengandung makna dan nilai yang akan membawa Indonesia sampai pada cita-cita nasional
bangsa Indonesia. Pancasila meupakan pedoman bangsa Indonesia dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara. Dalam kehidupan masyarakat saat ini, banyak sekali masyarakat
yang menyimpang dari nila-nilai yang terdapat pada pancasila. Namun masalah tersebut
dapat diatasi dengan cra bangsa Indonesia kembali pada nilai-nilai pancasila. Karena
pancasila sebagai dasar Negara yang dijadikan pedoman dan dasar pada seluruh aspek
kehisupan bangsa Indonesia.
B. Saran
Banyak cara yang bisa dilakukan untuk tetap menjaga NKRI ini salah satunya ialah
menjunjung tinggi nilai-nilai pancasila dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari,
serta mengajarkan dan mencontohkan perilaku baik yang sesuai dengan nilai-nilai pancasila
kepada anak cucu kita. Dengan demikian maka akan tercipta negara Indonesia yang tetap
utuh, harmonis, dan menjadi negara yang lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai