Anda di halaman 1dari 58

BAHAN PENGENDALI ORGANISME

PENGGANGGU TUMBUHAN (OPT)


RAMAH LINGKUNGAN

SU LA RTO
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

 KIMIA PESTISIDA SINTETIK SULIT TERURAI


 TERJADINYA RESIDU KIMIA PESTISIDA
SINTETIK / KIMIA PADA TUBUH MANUSIA
DAN LINGKUNGAN ALAM
 TERJADI HILANGNYA SALAH SATU MATA
RANTAI PADA EKOSISTEM DI ALAM 
BAHAN PENGENDALI OPT RAMAH LINGKUNGAN

1. PESTISIDA NABATI
• ADALAH SUATU ZAT YANG BERASAL DARI
TUMBUHAN YANG DAPAT DIPERGUNAKAN
SEBAGAI SUMBER BAHAN PENGENDALI OPT
• PROSES PENGENDALIAN OPT TERJADI KARENA
ZAT TERSEBUT DAPAT BERFUNGSI SEBAGAI :
– RACUN KONTAK
– RACUN PERUT
– PENOLAK (REPELLENT)
– PEMIKAT (ANTRAKTANT)
– DLL
Lanjutan

2. Pestisida hayati
 Adalah bahan pengendali OPT dari kelompok
mikroba (jamur, bakteri, virus, mikoplasma)
yang dapat menekan perkembangan hama dan
penyebab penyakit
 Mekanisme kerja :
Produksi racun, antibiotik
Reaksi hiperparasit
Persaingan nutrisi, ruang dan unsur hara
SIFAT-SIFAT PESTISIDA ALAMI

PESTISIDA ALAMI/NABATI MUDAH TERURAI DI ALAM, SEHINGGA


TIDAK DIKHAWATIRAKAN AKAN TERJADI RESIDU BAHAN AKTIF YANG
BESAR DAN KEMUNGKINAN JASAD LAIN TERKENA RESIDU
ADANYA PERBEDAAN SIFAT INSEKTISIDA PADA JENIS TUMBUHAN
YANG SAMA, MENURUT SEBARAN GEOGRAFIS TANAMAN
DAYA PERSISTENSI YANG PENDEK KADANG-KADANG KURANG
MENGUNTUNGKAN, SEHINGGA APABILA DALAM KEADAAN POPULASI
OPT YANG TINGGI PERLU APLIKASI YANG BERULANG-ULANG,
NAMUN
 MEMUNGKINKAN DAPAT DIGUNAKAN BEBERAPA SAAT
MENJELANG PANEN
CARA PEMBUATAN PESTISIDA NABATI SECARA SEDERHANA :
 

1. Ekstrak Bahan Nabati ditambah bahan Pelarut dan


Peng-emulsi
 Bahan tumbuhan ditumbuk/digiling.
 Bahan tumbuhan yang sudah ditumbuk/digiling,
dicampur air dengan perbandingan 100 gr bahan
tumbuhan dalam 1(satu) liter air.
 Tambahkan 10 ml Metanol/etanol (sebagai pelarut) dan
2(dua) gr ditergent sebagai pengemulsi, kedalam larutan
tersebut pada alat pembuat ekstrak (Blender).
 Biarkan ekstrak tersebut selama 30 menit, kemudian
lakukan penyaringan.
Lanjutan

2. Perebusan Ekstrak Bahan Nabati .


 Bahan tumbuhan ditumbuk/digiling.
 Bahan tumbuhan yang sudah ditumbuk/digiling, dicampur air
dengan perbandingan 100 gr bahan tumbuhan dalam 1(satu)
liter air.
 Tambahkan 2(dua)gr Ditergent (sebagai pengemulsi), kedalam
larutan tersebut pada alat pembuat ekstrak (Blender).
 Rebuslah ekstrak bahan campuran tadi sampai mendidih.
 Biarkan rebusan ekstrak bahan campuran tadi sampai menjadi
 dingin, kemudian lakukan penyaringan.
PESTISIDA NABATI
(BERBAHAN AKTIF BAGIAN
TUMBUHAN)
 Konsentrasi maksimal bahan tanaman dalam
pembuatan Pestisida Nabati :
 Umbi/biji sekitar 25 – 50 gr bahan per-liter air
 Batang, daun dan bunga sekitar 75 – 100 gr
per-liter air
CARA PEMBUATAN PESTISIDA NABATI SECARA
SEDERHANA
Cara Bentuk Volume Jumlah Volume
Pembuatan bahan air detergent alkohol 70
tumbuhan %

Ekstrak daun Maks 75-100 g 1 liter 1-2 g 10 ml

Ekstrak Umbi Maks 25-50 g 1 liter 1-2 g 10 ml


/buah/biji

Pemanasan/ Daun Maks 75-100 g 1 liter 1-2 g -


perebusan

Pemanasan / Umbi / Maks 25-50 g 1 liter 1-2 g -


perebusan buah/ biji
Babadotan / Bandotan / Wedusan/AmisKambing
(Ageratum conyzoides L.)

 
 Bahan yang digunakan :
- Daun -Bunga
-Batang -Akar
  
 Kandungan zat :
-Saponin -Flavonoid
-Polifenol -M. Asiri
  
 Status : Ins.Racun
perut
Bengkuang
(Pachyrrhyzus erosus Urban)

 Bahan yang digunakan :


- Biji Polong

 Kandungan zat :
- Pachyrrizid (Rotenoid)

 Status : Ins.Racun
penghambat
metabolisme dan system
saraf
yang bekerja perlahan
Tuba
(Derris eliptica (Roxb)Benth)

 Bahan yang digunakan : -


Akar
 Kandungan zat : -
Rotenon
 Status :
- Racun Kontak
- Racun Perut
Selasih ungu
(Ocimum sanctum)

 Bahan yang
digunakan : -Daun  
 Kandungan zat
: -Tariin,
-Saponin
-Flavonoid
-Metil eugenol 
 Status :
 - Ins.Pemikat
Sirsak
(Annona muricata L)

 Bahan yang digunakan :


-Daun dan Biji
 Kandungan zat :
-Annonain
 Status :
- Ins. Penolak -
Ins.Penghambat makan
- Ins. Kontak -
Ins.Racun perut
Srikaya
(Annona squamosa L)

 Bahan yang digunakan :


-Biji
 Kandungan zat :
-Annonain
-Resin
 Status :
- Racun Kontak -
Racun perut
- Penolak
- Penghambat makan
Mimba
(Azadirachta indica A.Juss)
 Bahan yang digunakan : -Daun dan
Biji
 Kandungan zat :
-Azadirachtin
-Meliantriol
-Salanin
-Nimbin
 Status :
- Insetisida
- Bakterisida
- Fungisida -
Nematisida
- Moluskisida
- Sbg penghambat pertumbuhan
Mindi
(Melia azederach L.)

 Bahan yang digunakan : -Daun dan Biji


 Kandungan zat :
-Azadirachtin
-Meliantriol
-Salanin
-Nimbin
 Status :
- Insetisida
- Bakterisida
- Fungisida
- Nematisida
- Moluskisida
- Sbg penghambat

Pertumbuhan
PESTISIDA HAYATI
( BERBAHAN AKTIF MIKROBA)
PGPR
Pelindung Keselamatan Tanaman dari Serangan OPT

Ketahanan tanaman
Keturunan (fisik, biokimia)
Pemicu dan pemacu dari luar (PGPR)
Penjaga di dalam tanaman
Cendawan endofit/simbion
Penjaga di luar tanaman
Predator
Parasitoid
Agens antagonis
Manusia yang amanah
Mikroba Berguna di Zona Perakaran

 Simbiotik dengan tanaman


 Rizobakteri non simbiotik pemfiksasi nitrogen
 Mikrob saprofitik
 Mikrob penghasil metabolit yang berpengaruh
terhadap pertumbuhan tanaman
 Mikrob penghambat cendawan patogen

BP3T PGPR
PERAN BP3T/PGPR

 Menekan perkembangan penyakit (Bioprotectant)


1. Induksi ketahanan secara sistemik (hama dan patogen)
2. Produksi siderofor dan antibiotik (patogen perakaran)
3. Kompetisi nutrisi (patogen perakaran)
 Memproduksi fitohormon (Biostimulant)
1. IAA (Indole Acetic Acid)
2. Sitokinin
3. Giberellin
4. Penghambat produksi etilen
 Meningkatkan ketersediaan nutrisi bagi tanaman (Biofertilizer)
FUNGSI PGPR BAGI KESEHATAN TANAMAN

LEBIH TAHAN TERHADAP OPT

MERANGSANG LEBIH TOLERAN TERHADAP OPT


PRODUKSI SENYAWA
KEBUGARAN PERTAHANAN
MENINGKAT KEBUGARAN MENINGKAT

PENYERAPAN AIR DAN HARA


KETERSEDIAAN LEBIH BAIK
HARA TERTENTU
PERKEMBANGAN AKAR LEBIH BAIK
PRODUKSI ENZIM
PELARUT HARA
TERTENTU PRODUKSI HORMON TUMBUH

MENGHASILKAN SENYAWA MENEKAN POPULASI SERANGAN


ANTI MIKROBA PATOGEN DI TANAH BERKURANG
PEMBUATAN BP3T (PGPR)
Penyiapan Bakteri

1. Bakteri dapat diperoleh sendiri dari alam, misalkan


dengan cara:
Cari rumput liar atau rumput gajah yang sehat, atau
seresah di bawah rumpun bambu
Cabut dan rontokkan tanah di akar, tetapi jangan
bersih betul
Potong akarnya dan rendam dalam air masak yang
sudah didinginkan selama 2-4 hari
Air rendaman dapat digunakan sebagai bahan
sumber bakteri
PEMBUATAN BP3T
Penyiapan Media Tumbuh

o Bahan: Air bersih 20 liter + terasi tanpa bahan


pengawet 100 gram + katul 0,5 kg atau leri 1 liter + gula
200 gram + kapur mati/enjet 1 sendok teh
o Cara:
Panaskan air hingga mendidih
Masukan bahan satu persatu dan aduk hingga merata
Setelah masak, dinginkan sampai suhu larutan sama
dengan suhu kamar
Saring untuk mendapatkan larutan yang siap
digunakan sebagai media tumbuh
PEMBUATAN BP3T

o Masukkan bahan sumber bakteri ke dalam larutan


media tumbuh bakteri: masukan 2-5 gelas air rendaman
per 20 liter media
o Aduk hingga merata
o Lakukan pengadukan setiap hari, atau gunakan aerator
o Tunggu antara 5-7 hari, BP3T siap digunakan dengan
tanda munculnya bau masam/busuk & cairan lebih
keruh
PENGGUNAAN BP3T
Tanaman Cabai: 3 x aplikasi (tergantung situasi)

o Perendaman benih:
1. Campurkan 3 – 4 sendok makan bahan biakan dengan 1 gelas air
masak, aduk hingga merata
2. Cuci benih cabai yang akan direndam hingga bersih
3. Rendam benih selama semalam (10 – 12 jam)
4. Angkat benih dan angin-anginkan di tempat teduh
5. Benih siap disemaikan
o Penyiraman persemaian (1 minggu sebelum ditanam)
1. Campurkan 1 gelas bahan biakan dengan 20 liter air, aduk hingga
rata
2. Siramkan dengan gembor ke persemaian

o Penyiraman pertanaman (1 bulan setelah tanam)


1. Campurkan 1 gelas bahan biakan dengan 20 liter air, aduk hingga
merata
2. Siramkan dengan gembor ke sekitar perakaran sampai batas lingkar
tajuk
PENGGUNAAN BP3T
Perlakuan Benih/bibit, konsentrasi 3-4 sendok
makan/gelas air

Bawang Merah Sesaat sebelum tanam tanah


disiram dengan larutan

Mentimun direndam selama 2 – 3 jam

Tomat direndam selama 3 – 4 jam

Kacang panjang direndam selama 1 jam

Padi direndam selam semalam ( 10 – 12


jam)
PENGGUNAAN BP3T
Penyiraman tanah di sekeliling batang tanaman,
konsentrasi 1 gelas per 20 liter air

Bawang Merah Perlakuan 14 HST dan 40 HST

Mentimun Perlakuan 21 HST dan 45 HST

Tomat 7 hari sebelum pindah tanam dan 45 HST

Kacang panjang 21 HST dan 45 HST

Padi 7 hari sebelum pindah tanam dan 40 HST


Trichoderma spp.

Mekanisme hiperparasit
jamur Trichoderma spp
terhadap patogen
Mikroba golongan jamur sebagai
pengendali hayati

Beauveria bassiana
• Pasar global : Produksi pertanian
berkualitas tinggi.
• Penggunaan pestisida mengakibatkan
tingginya biaya produksi, meninggalkan
residu pada tanaman dan menyebabkan
terjadinya pencemaran lingkungan.

Penggunaan pestisida dapat


diminimalkan atau dihindari dengan
mengoptimalkan penggunaan agens
hayati, salah satu diantaranya adalah
jamur Entomopatogen yaitu B.
bassiana dan M. anisopliae.
Keunggulan Jamur Entomopatogen
 Selektif terhadap serangga sasaran, sehingga tidak
membahayakan serangga lain bukan sasaran seperti
predator, parasitoid, serangga penyerbuk dan
serangga berguna lebah madu
 Aman bagi lingkungan, hewan maupun manusia karena
tidak menimbulkan residu.
 Tidak menyebabkan fitotokson (keracunan pada tan)
 Dapat berkembang dalam tubuh serangga, dengan
spora berwarna seperti kapur putih (B. bassiana dan
berwarna hijau gelap (M. anisopliae)
 Dapat dikembangkan pada media buatan dengan harga
yang cukup murah dan cukup tersedia.
 Meningkatkan hasil dan secara ekonomis lebih murah
dibandingkan dengan fungisida kimia
Hasil Produksi di pasaran :

 Bevaria P (bahan aktif Beauveria bassiana)


 Thuricide HP (Bacillus thuringiensis),
 Saco P (Trichoderma koningii)
 Ganodium P (Gliocaldium spp).

Agens hayati yang dikembangkan dalam


berbagai formulasi media :
 Mikroorganisme entomopatogen
( Mettarhizium anisoplae )
 Beauveria bassiana, Vertillicium sp) ,
 Virus (SL-NPV)
 Agen antagonis (Jamur Trichoderma spp dan
Gliocladium spp).
I.Karakteristik Jamur Entomopatogen

 Sebagai agens hayati yang cukup efektif untuk


mengendalikan berbagai jenis serangga hama.
 Jamur ini memerlukan lingkungan dengan kelembaban
tinggi dan tidak terkena sinar matahari secara langsung,
karena radiasi sinar matahari dapat mematikan spora.
 Suhu optimum bagi pertumbuhan dan perkembangan
jamur B. bassiana adalah 22 – 26 C dan M. anisopliae
adalah 25 – 30 C.
 Infekti jamur entomopatogen pada serangga melalui
jaringan yang lunak lalu masuk kedalam tubuh serangga
setelah terjadi kontak dengan tubuh serangga dan akan
terjadi perkecambahan, mengeluarkan enzim untuk
menembus kutikula, setelah itu tubuh serangga
ditumbuhi hifa yang berwarna putih.
Proses infeksi cendawan patogen serangga

 Spora (konidia) seperti


batang (rod-shaped) atau
silindris
 Bentuk konidiofor spt
candlesticks
HASIL PENGUMPULAN EKSPLORASI DARI LAPANGAN
HASIL ISOLASI DI LABORATORIUM
PROSES PERBANYAKAN AGENS HAYATI

PENCUCIAN JAGUNG Jagung ditiriskan


PENGUKUSAN JAGUNG
Pendinginan Jagung
Sterilisasi Jagung

PENGEMASAN JAGUNG
PADA KANTONG PLASTIK
Inokulasi Jamur / Starter ke Media Jagung
Inkubasi Inokulum
IV. CARA APLIKASI AGENS HAYATI

Aplikasi agens hayati di lapangan sebaiknya


dilakukan pada pagi hari sebelum jam 08.00 WIB
dan sore hari (Jam 15.30 WIB).

Efektifitas agens hayati di lapang sangat


dipengaruhi tingkat virulensi, viabilitas dan
konsentrasi spora.
Cara aplikasi agens hayati dengan berbagai
formulasi media
1. Media Cair
 Campurkan 100 ml inokulum media cair dengan 15 liter
air bersih
 Tambahkan 2 sendok teh gula pasir sebagai makanan
cadangan selama agens hayati belum mendapat inang
aslinya.
 Tambahkan 1 sendok the detergen kedalam larutan
sebagai bahan perata
 Masukkan larutan tersebut kedalam tangki, semprot
secara perlahan-lahan
 Untuk memperoleh hasil pengendalian yang baik, ulangi
penyemprotan setiap 1 minggu sekali.
 Jika setelah penyemprotan terjadi hujan maka aplikasi
diulang keesokan harinya.
2. Media Padat (Beras,Jagung pecah dan Kaolin)

 100 Gram biakan kemudian dilarutkan kedalam 1 liter


air, lalu diremas-remas sampai agens hayati terpisah
dari media, kemudian disaring, Tetapi yang berupa
tepung dapat langsung dicampur dengan air.
 Tambahkan sedikit detergen dan gula pasir pada
larutan, kemudian diaduk sampai homogen.
 Tambahkan air sehingga menjadi 10 liter larutan
semprot.
 Penyemprotan diarahkan pada organisme sasaran.
JENIS – JENIS AGENS HAYATI YANG ADA
DILAPANGAN
PREDATOR

Lalat Tachinidae
Labidura riparia truncata
Orthodera ministralis Diplacodes bipunctata
Laba-laba Lycosa sp. Laba-laba Oxyopes macilentus
Kepik Hitam Andrallus spinidens
Paederus fuscipes
Kumbang Helm Micraspis discolor
Harmonia octomaculata
PARASITOID
Trissolchus basalis Chrysopa sp.
Ropalida fasciata Ropalida marginata sundaica
VIRUS

S. litura sehat dan terinfeksi SlNPV


Ha-NPV
JAMUR PATOGEN SERANGGA
Entomophthora muscae
HASIL PENGUMPULAN EKSPLORASI DARI
LAPANGAN
Musuh alami

Anda mungkin juga menyukai