Anda di halaman 1dari 17

PATENT DUCTUS ARTERIOSUS (PDA)

KELOMPOK l :
D E N N Y S B E AT Y (1814201268)
N O V I N D A WA L A N G I TA N (1614201266)
N AT H A S YA G . L A N AWA A N G (1814201270)
VA N D A V W U L U R (1814201087)
A. Definisi

1. Pengertian Duktus Arteriosus


Patent Ductus Arteriosus adalah kegagalan menutupnya ductus arteriosus (arteri yang
menghubungkan aorta dan arteri pulmonal) pada minggu pertama kehidupan, yang
menyebabkan mengalirnya darah dari aorta tang bertekanan tinggi kearteri pulmonal yang
bertekanan rendah.
Patent Duktus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir, yang
menyebabkan dialirkannya darah secaralangsung dari aorta (tekanan lebih tinggi) kedalam arteri
pulmoner (tekanan lebih rendah).
B. Etiologi
Penyebab terjadinya penyakit jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti, tetapi ada
beberapa faktor yang diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian penyakit
bawaan :
Faktor prenatal
Faktor genetika
C. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis PDA pada bayi prematur sering disamarkan oleh masalah-masalah lain yang
berhubungan dengan prematur (misalnya sindrom gawat nafas). Tanda-tanda 4 – 6 jam sesudah
lahir. Bayi dengan PDA kecil mungkin asimptomatik, bayi dengan PDA lebih besar dapat
menunjukkan tanda-tanda gagal jantung kongestif (CHF), diantaranya :
1. Kadang-kadang terdapat tanda-tanda gagal jantung
2. Machinery mur-murpersisten (sistolik, kemudian menetap, paling nyata terdengar di tepi
sternum kiri atas)
3. Tekanan nadi besar (water hammer pulses) / Nadi menonjol dan meloncat-loncat, Tekanan
nadi yang lebar (lebih dari 25 mmHg)
Jika PDA memiliki lubang yang besar, makadarah dalam jumlah yang besarakanmembanjiriparu-paru.
Anaktampaksakit, dengangejalaberupa:
1. Tidakmaumenyusu
2. Beratbadannyatidakbertambah
3. Berkeringat
4. Kesulitandalambernafas
5. Denyutjantung yang cepat.
Timbulnya gejala tersebut menunjukkan telah terjadinya gagal jantung kongestif, yang sering
kali terjadi pada bayi prematur
D. Patofisiologi
Patent Ductus Arteriosus (PDA) adalah tetap terbukanya duktus arteriosus setelah lahir, yang menyebabkan
dialirkannya darah secara langsung dari aorta ( tekanan lebih tinggi) kedalam arteri pulmonal (tekanan lebih
rendah).
Dampak semuanya ini adalah meningkatnya tekanan vena dan kapiler pulmoner, menyebabkan terjadinya
edema paru. Edema paru ini menimbulkan penurunan difusi oksigen dan hipoksia, dan terjadi kontriksi
arteriol paru yang progresif.
Faktor lain yang mempengaruhi penutupan duktus adalah pengaruh kerja prostalglandin, tahanan pulmoner
dan sistemik, besarnya duktus, dan keadaan sibayi (prematur atau cukup bulan).
Pada bayi prematur (kurang dari 37 minggu) duktus dipertahankan tetap terbuka oleh prostaglandin yang
kadarnya masih tinggi, karena memang belum waktunya bayi lahir.
Padaibu yang terinfeksi rubella, pelepasan prostaglandin (6-ketoprostaglandin F1) akan meningkat  yang
disertai dengan  faktor nekrosis tumor yang dapat meningkatkan resiko pembukaan duktus arteriosus
E. patheay
F. Komplikasi
-          Endokarditis
-          Obstruksi pembuluh darah pulmonal
-          CHF
-          Hepatomegali (jarangterjadipadabayiprematur)
-          Enterokolitisnekrosis
-          Gangguanparu yang terjadi bersamaan (misalnya sindrom gawat nafas atau displasiabronkkopulmoner)
-          Perdarahan gastrointestinal (GI), penurunan jumlah trombosit
-          Hiperkalemia (penurunan keluaran urin).
-          Aritmia
-          Gagaltumbuh
 
G. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan Konservatif :
Restriksi cairan dan pemberian obat-obatan : Furosemid (lasix) diberikan bersama restriksi cairan
untuk meningkatkan diuresis dan mengurangi efek kelebihan beban kardiovaskular, Pemberian
indomethacin (inhibitor prostaglandin) untuk mempermudah penutupan duktus, pemberian
antibiotic profilaktik untuk mencegah endokarditis bakterial.
Pembedahan :
Pemotongan atau pengikatan duktus.
Non pembedahan :
Penutupan dengan alat penutup dilakukan pada waktu kateterisasi jantung.(
Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas (Data Biografi)
2. Keluhan Umum
3. Riwayat Penyakit Sekarang
4. Riwayat Penyakit Terdahulu
5. Riwayat Penyakit Keluarga
6. Riwayat Psikososial
B. Pemeriksaan Primay Survey
Pemeriksaan yang meliputi :
Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposre
C. Pemeriksaan Secondary Survey
pemeriksaan head to toe ( pemeiksaan dari ujung kaki sampai ujung rambut)
D. Analisa Data
-Data Subjektif
- Data Objektif
E. Klasifikasi Data
- Analisa Data
- Etiologi
-Masalah
F. Diagnosa Keperawatan
1. Dx I
Penurunan Curah Jantung b.d Perubahan Irama Jantung d.d Penyakit Jantng Bawaan
2. Dx II
Resiko Gangguan Perkembangan b.d Kelainan Genetik/Kongenital d,d Kelainan Jantng Bawaan
3. Dx III
Kesiapan Peningkatan Koping Keluarga b.d, Perlibatan Keluarga d.d kelainan genetik

 G. Rencana Keperawatan


- Intervensi Keperawatan
- Intervensi Pendukung
IntervensiUtama : Perawatan Jantung, Perawatan Jantung Akut
IntervensiPendukung : Edukasi Rehabilitasi Jantung, Rehabilitasi Jantung
1. PerawatanJantung
Observasi
Identifikasi tanda/gejala primer penurunan curah jantung (meliputi dispnea, kelelahan, edema, ortopnea,
paroxysmal noctrnaln dyspnea, peningkatan CVP)
Identifikasi tanda/gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi peningkatan berat badan, hepatomegali,
distensi vena julgularis, palpitasi, ronkhibasah, oligria, batuk kulit pucat)
Monitor tekanan darah (termasuk tekanan darah ortostatik, jika perlu)
Terapeutik
Posisikan pasien semi-fowler atau fowler dengan kaki kebawah atau posisi nyaman
Berikan diet jantng yang sesuai (misalnya batasi asupan kafein, natrim, kolestrol, dan makanan tinggi lemak)
Edukasi
Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
Anjurkan berhenti merokok
2. PerawatanJantungAkut
Observasi
Identifikasi karakteristik nyeri dada (melipti faktor pemicu dan pereda, kualitas, lokasi, radiasi, skala, durasi,
frekensi)
Monitor EKG 2 sadapan untuk perubahan ST dan T
Monitor aritmia (kelainan irama dan frekuensi)
Monitor enzim jantung
Therapeutik
Pertahankan tirah baring minimal 12 jam
Pasang akses intravena
Puasakan hingga bebas nyeri
Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi ansietas dan stress
Edukasi
Anjurkan segera melaporkan nyeri dada
Anjrukan menghindari maneuver Valsava (mis. Mengedansaat BAB atabatuk)
Jelaskan tindakan yang dijalani pasien
(INTVENSI PENDUKUNG)
 
1. EdukasiRehabilitasiJantung
Observasi
Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerimai nformasi
 
Terapeutik
Sediakan materi dan media pendidikan kesehatan
Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
Berikan kesempatan untuk bertanya
 
Edukasi
Anjurkan mempertahankan jadwal ambulasi, sesuai toleransi
Anjurkan pasien dan kelarga mengikuti seluruh rangkaian program rehabilitasi
Ajarkan memonitor toleransi aktivitas
RehabilitasiJantung
Observasi
Monitor tingjat toleransi aktivitas
Periksa kontraindikasi>20 mmHg, angina, dispnea, gambaran EKG iskemia, blokan trioventikuler derajat 2 dan 3,
takikardia ventrikel
Lakukan skrining ansietas dan deoresi, jika perlu
 
Terapeutik
Fasilitasi pasien menjalani latihan fase 1 (inpatient)
Fasilitasi pasien menjalani latihan fase 2 (outpatient)
Fasilitasi pasien menjalani latihan fase 3 (maintenance)
Fasilitasi pasien menjalani latihan fase 4 (long term)
 
Edukasi
Jelaskan rangkaian fase-fase rehabilitasi jantung
Anjurkan menjalani latihan sesuai toleransi
Anjurkan pasien dan keluarga untuk modifikasi faktor risiko (mis. Latihan, diet, berhenti merokok, menurunkan berat
badan)
Sekian & terimakasih

Anda mungkin juga menyukai