Anda di halaman 1dari 100

Pendamping

Penyintas Bencana

Jakarta, 21 Januari 2021


Drs. Asep Haerul Gani, Psikolog
HP/WA/Te 0816 4694 1691
asephaerulgani@yahoo.co.id
Bencana
• Tidak dapat diramalkan
• Tidak dikenali
• Cepat
• Genting
• Tidak pasti
• Mengancam
Ciri Bencana
Alam vs Manusia
Alam Manusia
Gempa, Longsor, Tornado, Pesawat jatuh, bocora gas,
Tsunami perang, teroris
Tiada yang dapat disalahkan Orang, Pemerintah, Perusahaan
dapat disalahkan
Di luar kendali manusia Dilihat dapat dicegah dan
dilanggar oleh sebagian manusia
Memungkinkan peringatan dini Tiada peringatan dini
Distress pasca bencana tinggi Distress pasca bencana
dan dirasakan secara umum oleh dirasakan lebih tinggi dari
penyintas bencana alam dan dirasakan
sebagian orang yang terkena
4
Bencana
• Gunung meletus
ALAM • Gempa
• Tsunami

• Kebakaran
NON ALAM • Ledakan
• Gedung runtuh

• Kerusuhan
SOSIAL • Perang
• Teror
Diskusi #1
• Apa sajakah Bencana alam di sekitar kita ?
• Apa sajakah Bencana alam yang pernah anda
alami ?
Impact

bencana

manusia
Diskusi #2
• Apa sajakah Akibat bencana alam bagi
manusia ?
– Infrastruktur
– Manusia
– Politik
– Ekonomi
– Sosial
– Budaya
– Pertahanan
– Keamanan
Tingkatan Bencana
a)  Level I
– Organisasi, komunitas mampu mengatasi dan
menanggapi secara efektif menggunakan sumberdaya
sendiri
b) Level II:
– Membutuhkan bantuan dari sumber daya dari luar yang
terdekat , but these can be obtained from nearby
agencies.
c) Level III:
– Membutuhkan bantuan di tingkat negara
DAUR KEBENCANAAN

TANGGAP
MITIGASI PERSIAPAN PEMULIHAN
DARURAT

PENGENALAN PENCEGAHAN PENCARIAN PENGUJIAN


RESIKO TEKNIS PENYELAMATAN KERUSAKAN

ANALISIS MEMBANGUN BANTUAN


REHABILITASI
RESIKO KAPASITAS KEMANUSIAAN

RENCANA
PENILAIAN RESIKO REKONSTRUKSI
KEDARURATAN
RENCANA
PEMANFAATAN PEMANTAUAN
LAHAN
PERINGATAN
DINI
Konsep Evaluasi Bencana
• Phenomenon:
– Tipe Bencana
– Intensitas
• Vulnerability:
– Kecenderungan
– Kapasitas tanggap lokal
• Impact:
– Efek pada populasi
Phenomenon X Vulnerability =
Impact
Diskusi #3
• Apa sajakah hal yang terjadi pada diri manusia
akibat bencana?
– Fisik
– Pikiran
– Perasaan
– Ucapan
– Tindakan
– Perilaku Sosial
gempa tsunami likuifaksi
Framework

S O R
STIMULUS ORGANISM RESPONSE
Fase Bencana

19
Phases of Disaster
Emotional Highs Honeymoon
(Community Cohesion)

Reconstruction A New
“Heroic” Beginning

Pre-disaster
Disillusionment

Warning
Threat

Impact

Trigger Events and Anniversary


Inventory Reactions

1 to 3 Days -------------------TIME-------------------------------1 to 3 Years


Zunin/Meyers

20
6 Fase Psikologis Bencana

Pre-disaster Reconstruction
Phase Phase

Disillusionmen
Impact Phase t Phase

Honeymoon
Heroic Phase
Phase
Pre-Disaster Phase
Tanpa peringatan dini Dengan peringatan dini
• Merasa hancur • Bersalah dan salahkan diri
• karena abaikan peringatan
Tidak aman dini
• Hawatir masa depan
• Lepas kendali
• Tak mampu melindungi
diri dan keluarga

22
Impact Phase
Umumnya fase terpendek
Reaksi beragam tergantung lama dan tipe bencana
• Rentang peningkatan emosi dari kaget hingga
panik
• Takut dan menyendiri
• Cemas
• Membatu dan Tak teratur
• Bingung dan tidak yakin
• Self preservation

23
Kebutuhan saat Impact Phase

• Penjelasan Bencana
• Aman/Nyaman
• Kebutuhan dasar fisik
• Dukungan/kepedulian

24
Inventory
• Pengujian kerusakan langsung
• Pikiran terbanjiri oleh bencana
• Mencoba menemukan dan
membantu penyintas
• Penemuan awal bukan
penyintas
• Tak mampu menemukan orang
yang dicintai
• Kebutuhan tinggi akan
informasi

25
Heroic Phase
• Penyelamatan dan
pengungsian memiliki makna
psikologis penting
• Keterpisahan dengan keluarga
• Kegiatan tingkat tinggi namun
rendah produktifitas
• Adrenaline- merangsang
perilaku penyelamatan diri
• Penilaian atas resiko
terganggu
26
Honeymoon Phase
Biasanya hanya beberapa minggu
• Bantuan atas bencana
tersedia
• Terjadi kesatuan komunitas
• Terbangun Optimisme
• Kesempatan membangun
hubungan antara penyedia
bantuan, sumber daya,
orang berpengaruh, dan
pemangku kepentingan

27
Disillusionment Phase
• Stress dan kelelahan mulai
menguat
• Optimisme beralih enjadi
ketakutan
• Terjadi peningkatan kebutuhan
pengobatan
• Komunitas yang lebih luas
kembali ke kegiatn semula
• Kenyataan kehilangan mulai
terasa
• Tiadanya bantuan mengarah
kepada perasaan dijauhi

28
Reconstruction Phase
• Proses lama untuk membangu

kembali (1-3 tahun)


• Perjuangan dengan ragam
pihak
• Stress karena hunian
sementara/keuangan
• Berharap dukungan komunitas

• Penyesuaian terhadap iklim


baru/ keadaan normal baru
sementara masih berduka
• Berita baik: sebagian besar
orang membangun dan 29
Diskusi #4
• Apa sajakah kompetensi yang perlu dimiliki
seseorang yang berada di daerah yang rawan
bencana?
– Pengetahuan
– Keterampilan
– Sikap
Disaster Syndrome
SHOCK SUGGESTIBILITY RECOVERY

• Bengong • Pasif • Mulai bangkit


• Terpaku • Ingin meminta • Menyelesaikan
• “Lumpuh” bantuan dari masalah
• Disorientasi siapapun dengan cara
• Lupa • Peduli pada rasional
orang lain • Beercerita
kecemasan
VICTIM, SURVIVOR, THRIVER
Victim
• Tidak Berdaya
• Lepas kendali
• Marah
• Berharap bisa diselamatkan
• Persepsi tentang kurangnya pilihan
• Sayang diri Imbalan pasif (keuntungan sekunder) membujuk
seseorang untuk tetap menjadi korban
• Identitas sebagai korban
• Dalam kesakitan atau mati rasa
• Mengalahkan
• Menghindari perasaan
Survivor
• Rasa puas telah berhasil utuh atau sebagian besar masih utuh
• Mulai merasa kuat
• Persepsi bahwa seseorang memiliki sumber daya dan pilihan
• Pengakuan potensi seseorang untuk berubah dan tumbuh
• Hidup satu hari pada satu waktu; mengatasi dari hari ke hari;
kehidupan saat ini adalah fokus utama
• Mulai mengambil kendali
• Mulai "mencair" atau menyembuhkan
• Hidup Puas dengan baik mulai berkurang
Thriver
• Berkomitmen untuk bergerak maju
• Merencanakan masa depan
• Aktif
• Ditentukan sendiri
• Terasa suka hari demi hari
• Mencapai penguasaan Harga diri; melihat diri sebagai lebih
dari sekedar korban - orang yang berharga
• Menjangkau orang lain; menemukan makna dan tujuan
• Dimuliakan oleh pengalaman; telah tumbuh dari trauma
• Hidup sehat
Diskusi #5
• Apa sajakah yang perlu dilakukan oleh
Relawan / Pendamping untuk memfasilitasi
Victim agar segera menjadi Thriver ?
Impact/Kebutuhan
Kesehatan Mental
• P3K Psikologis
– Normalisasi Reaksi Umum
– Akses untuk layanan pemulihan
• Treatment untuk reaksi tertentu
– Gangguan Stress Akut
– Gangguan Stress Pasca Trauma
• Intervensi untuk stress jangka Panjang
– Trauma sekunder
– Ketakutan atas terjadinya kembali
• Rencana Jangka Panjang
– Intervensi Krisis
– Mitigasi/Pencegahan Sekunder
– Pencegahan Primer
37
Perilaku Sehat Bencana
• Kegiatan Konseling Krisis intinya.
• Dilakukan bekerjasama dengan para
professional, relawan, pemimpin komunitas,
dan penyintas
• Berbeda dengan seting klinis

38
Perilaku Sehat Bencana
• Tujuan utama mengurangi stress atas
peristiwa dan mitigasi masalah ke depan
• Meliputi :
– Psychological First Aid,
– Spiritual Care,
– Substance Abuse services,
– Critical Incident Stress Management (CISM), Crisis
Counseling,
– Crisis intervention and disaster specific support
services 39
Perilaku Sehat Bencana
• Berbasis Komunitas
• Fokus pada Kekuatan & Keterampilan coping
• Mengembalikan keberfungsian
• Menyatakan reaksi adalah umum /normal
• Fokus pada pendidikan

40
Konsep Perilaku Sehat Bencana
Adapted from: DeWolfe, D. Field Manual for Mental Health and Human Service Workers in Major
Disasters. DHHS Publication No. ADM 90-537, Washington, D.C.: U.S. Government Printing Office.

1. Tiada seorang pun yang mengalami bencana yang tak


tersentuh karenanya.
2. Ada 2 Tipe trauma bencana :
1. individual
2. Komunitas
3. Banyak orang bersama dan berfungsi setelah bencana dan
efektifitasnya terbatas
4. Stress dan duka adalah reaksi umum atas situasi abnormal

41
Konsep Perilaku Sehat Bencana
Adapted from: DeWolfe, D. Field Manual for Mental Health and Human Service Workers in Major
Disasters. DHHS Publication No. ADM 90-537, Washington, D.C.: U.S. Government Printing Office.

5. Reaksi seringkali berhubungan dengan isu bertahan hidup


dan pemulihan
6. Orang-orang tidak mencari layanan kesehatan mental
7. Penyintas bisa menolak bantuan bencana dalam beragam
bentuk
8. Bantuan kesehatan mental seringkali lebih praktis

42
Perlu pendamping/relawan yang terlatih dalam
perilaku kesehatan bencana

43
Krisis
• Respon akut terhadap Insiden Krisis saat:
– Keseimbangan Psikologis terganggu
– Mekanisme penanganan yang biasa
dilakukan gagal
– Sejumlah bukti gangguan hadir
Insiden Krisis (Critical Incident)
• CRITICAL INCIDENTS peristiwa luar biasa yang
memiliki potensi menciptakan DISTRESS pada
diri manusia dan dapat melampaui
kemampuannya untuk mengatasinya.
• Peristiwa ABNORMAL yang memancing respon
normal (CIS/PTS) atas peristiwa abnormal
CIS dan PTSD
• Critical Incident Stress (CIS) = Post Traumatic Stress (PTS)
• Beda dengan Post Traumatic Stress Disorder (PTSD).
• CIS/PTS adalah tanggapan normal
dari orang normal terhadap peristiwa abnormal
• Tanggapan CIS/PTS dapat dilihat sama dalam sejumlah gejala
PTSD.
• Jika CIS/PTS tidak teratasi, berubah menjadi gangguan
(PTSD).
• Hanya Profesional Kesehatan Mental terlatih yang dapat
mendiagnosa PTSD.
Pengertian Kunci

Hans Selye
• Stressor – Kondisi lingkungan yang menyebabkan seseorang
mengalami stress
• Eustress – Stress positive yang merupakan hasil dari menemukan
tantangan dan kesulitan sesuai dengan harapan prestasi
• Dystress –Stress negatif; seringkali disebut stress. Seringkali
disebabkan karena kebanyakan.
• Job strain – fungsi tuntutan tempat kerja dan kendali
perseorangan dalam memenuhi tuntutan.
The General Adaptation Syndrome

Copyright © 2010 Pearson Education, Inc.


Pengaruh Stress

Pribadi
Pribadi Lembaga
Lembaga
Dua Model Stress

Effort-Reward
Demand-Control
Imbalance
Model
Model
Model Demand-Control

Active
High Low Strain
Job Control

(EUSTRESS)

High Strain
Low Passive (DYSTRESS)

Low High

Job Demands
Model Effort-Reward Imbalance
Overcommitment
Overcommitment

High
High Effort
Effort Low
Low Reward
Reward

Demands
Demands Pay
Pay
Obligations
Obligations Esteem
Esteem
Lamanya Gejala

Bencana

akut kronis
Kepribadian
Tipe A
vs.
Tipe B

Hal pribadi yang


Jender mempengaruhi Harga Diri
Pengalaman Stress

Ketangguhan
Kepribadian Tahan Stress
1. Komitmen
2. Kendali
3. Tantangan
Gejala Fisik Stress

Copyright © 2010 Pearson Education, Inc.


Tidak mudah Perasaan
Kehilangan selera
dan Cemas Sedih

Peningkatan Tekanan Sistem


Energi Kekebalan

Kewaspadaan Acute Peningkatan


Dam Kegairahan Metabolisme

Kehilangan Cemas dan


Hasrat seks
Chronic Serangan panik

Tekanan
Mudah tersinggung Depressi
darah tinggi

Diabetes Daya tahan rendah Gangguan makan


Pengaruh Stress Pribadi
Psikologis Fisik

• Cemas Stress • Tekanan darah


• Deppressi tinggi
• Harga diri rendah • Ketegangan otot
• Sukar tidur • Sakit kepala
• Frustrasi • Nyeri lambung
• Masalah Tingkahlaku • Gangguan kulit
keluarga • Kekebalan tubuh
• Merokok berlebihan terganggu
• Burnout
• Ketergantungan zat • Gangguan jantung
• Mudah Celaka • Cancer
• Kehilangan selera
• Kekerasan
Serangan Panik
• Periode rasa takut yang kuat dirasakan berkembang
hingga 10 menit dari gejala berikut :
1.palpitations – denyut jantung berdebar
2.Keluar keringat
3.Gemetar
4.Nafas tersengga;-senggal
5.Perasaan terseda
6.Nyeri dada
7.Mual atau sakit perut
8.Pening
9.Seperti gila/ takut hilang kendali
10.Takut mati
11.Mati rasa
Tanggapan lainnya saat Fase
Posttraumatic
• Agora phobia
• Ketakutan
• Gangguan Obsessive – compulsive
• Gangguan kecemasan umum
• Gangguan umum (psychoses)
Faktor Organismic
• Gender
• Perempuan lebih siap menderita dalam
keadaan bencana dibanding pria
• Usia
• Serangan panik (20-35) rapuh
• Sejarah Keluarga
• Orang yang di keluarganya ada serangan
panik ada peluang 4 - 7 kali peluang untuk
alami serangan panik
• Kepribadian
• Mereka yang emosinya tidak stabil mudah
terkena efek.
Consciousness
CONSCIOUS

Systematic /Critical Thinking


Data-Logic-Analysis,
Argument
Control

UNCONSCIOUS

FISIOLOGI
REFLEX
MEMORY
EMOSI
Heuristic Thinking
Healing

THINKING

State of
mind

FEELING PHYSIOLOGY
Takut, Phobia, Cemas

TAKUT Obyek Jelas


Berbahaya

PHOBIA Obyek Jelas


Tidak Berbahaya
CEMAS Obyek Tidak Jelas
“Tidak Berbahaya”
PERISTIWA BURUK VS TRAUMA

PERISTIWA HIDUP

PERISTIWA BURUK

TRAUMA
Trauma itu Apa ?
Trauma adalah respon emosi saat
peristiwa negatif berlebihan.

Ketika pikiran dan ingatan terhadap


peristiwa traumatik tidak pergi dan
bahkan lebih buruk, hal ini akan
mengarah kepada Gangguan Stress
Pasca Trauma (GSPT), yang akan
mengganggu kehidupan pribadi
seseorang. 
TRAUMA
PENYEBAB TEMA
PRIMER SEKUNDER SINGLE COMPLEX
• Terlalu banyak perasaan • Sukar percaya orang lain
• Perhatian
• Tak berperasaon • Sukar menjalin hubungan
• Konsentrasi
• Depressi • Mengalami masalah
• Bingung
• Putus asa • seksual
Ingatan 
• Tak tertolong • Takut terhadap orang lain
• Tak berharga • Merasa Terkucil
• Malu, Takut • Menarik diri
• Marah, dendam • Tak sadar dalam bahaya
• Duka, sedih • Tak tahu bagaimana kontak
• Cemas, Serangan Panik   • Ulangkali mencari
pelindung
• Ingatan tubuh
• Kembali mengalami atau
mengindrai
• Mencelakai diri sendiri
• Sukar tidur
• Adiksi
• Mimpi buruk
• Mencari hubungan seksual
• Keluhan fisik
atau menghindarinya
• Sakit kepala
• Memanfaatkan ,
• Muntah
melecehkan bahkan
• Nyeri lambung
melakukan kekerasan
• Nyeri otot
terhadap orang lain 
• Keluhan pencernaan
• Kelelahan fisik
Post Traumatic Stress Disorder
THINKING
FEELING Accident Accident
ACTING bukit
NEED

Visual
Auditory bukit

Kinaesthetik
Olfactory
Gustatory
Healing Inner Child Within

THINKING
FEELING
ACTING
NEED
DICULIK
Visual
Auditory
Kinaesthetik
Olfactory
Gustatory
Mati
Muda

Penyakit
Ketidakmampuan
Masalah Sosial

Perilaku Beresiko terhadap


Kesehatan

Hambatan Sosial, Emosi, Kognisi

Terganggu Perkembangan Otak Syaraf

Pengalaman Kanak-Kanak yang tidak Nyaman


Complex
Trauma
Menghilangkan Lapisan Neuroses
Peeling the onion
1. The Phony Layer
-Bertindak tidak asli dalam seting
publik
2. The Phobic Layer
Energi diarahkan pada menutupi
perasaan takut dan tak tertolong
3. The Impasse Layer
Terkait, ingin bantuan dan orang lain
memberitahu apa yg perlu dilakukannya
4. The Implosive Layer
Identitas Phony runtuh, merasa
diri mati dan terpisah dari diri
sebelumnya
5. The Explosive Layer-
Membiarkan diri masa lalu berlalu,
energi terarah pada diri yg baru
Triage

0 Tak mungkin tertolong

1 Tertolong dengan segera

2 Dapat ditunda

3 Tidak mendesak
Diperlukan Pendamping yang

terlatih
Incident Command System
dan pengalaman
• Keahlian :
– Psychological First Aid,
– Crisis Intervention,
– Pastoral Counseling,
– CISM,
– Early Psychological Intervention
• Kemampuan untuk bepergian dan bekerja dalam kesulitan
• Pengalaman bekerja bersama penyintas bencana / insiden krisis atau peristiwa
krisis
• Training khusus dalam :
– Anak dan remaja
– Keragaman budaya
– Populasi manula
– Korban kejahatan
– Duka dan kehilangan
– Kebutuhan khusus

75
Pengetahuan yang perlu dimiliki
pendamping penyintas bencana
• Pengetahuan tentang jenis bencana
• Pengetahuan tentang pengelolaan kebencanaan
• Pengetahuan tentang efek psikologis pada penyintas bencana
• Pengetahuan tentang Kompetensi pendamping penyintas
• Pengetahuan teknik pendekatan kepada Penyintas
• Pengetahuan tentang SOP penanganan penyinta
• Pengetahuan tentang Bantuan Psikologis ntuk Penyintas
• Pengetahuan tentang Program Dukungan Sosial bagi Penyintas
• Pengetahuan tentang Pengelolaan Stress pasca bencana dan
Penanganan Trauma
Keterampilan yang perlu dimiliki
pendamping penyintas bencana
• Melakukan assessment
• Membina hubungan dengan penyintas
• Melakukan bantuan psikologis
• Membuat program dukungan psikososial
• Melakukan Konseling
• Melakukan pengelolaan stress pasca bencana
• Melakukan kegiatan trauma healing
Sikap yang perlu dimiliki pendamping
penyintas bencana
• Tanggap
• Tekun
• Sabar
• Lentur
• Inisiatif
• Peduli
• Komunikatif
Intervensi Krisis
(Crisis Intervention :CI)

• Proses aktif, jangka pendek, mendukung,


dan membantu
• Intervensi akut dirancang untuk mitigasi
tanggapan krisis (CIS/PTS).
• BUKAN psikoterapi atau penganti
psikoterapi
Tujuan Intervensi Krisis
1. Stabilisasi
2. Pengurangan Gejala
3. Mengembalikan fungsi penyesuaian
4. Fasilitasi akses perawatan lanjutan
Ciri Intervensi Krisis
1. Immediacy (Segera)
2. Proximity (Dekat)
3. Expectancy (Sesuai harapan)
4. Brevity (Singkat)
Psychological First Aid
• P3K Fisik
• P3K Psikologis : Tanggapan Manusiawi
terhadap seseorang yang mengalami
penderitaan atau memerlukan bantuan
5 Elemen P3K Psikologis
1. Keamanan dan kenyamanan
2. Tenang
3. Hubungan
4. Kepercayaan diri dan Kepercayaan diri
kelompok
5. Harapan
Membangkitkan Keamanan
• Mencegah atau mengurangi tekanan, ancaman, luka,
bahaya
• Membantu menemukan kebutuhan dasar makan,
minum, tempat bernaung, keuangan, bantuan materi
• Bantuan darurat medis.
• Sediakan kenyamanan fisik dan emosi
• Menyediakan informasi berulang, mudah, akurat,
ragam cara memperoleh kebutuhan dasar
Membangkitkan Rasa Tenang
• Menstabilkan seseorang yang berlebihan atau kebingungan
• Menyediakan lingkungan yang praktis, menghindari situasi penuh tekanan
(cahaya, suara, bau)
• Menyimak orang yang ingin curhat cerita dan perasaan tanpa memaksa
mereka bercerita
• Tiada cara yang benar dan salah cara merasa
• Menjadi sahabat dan penuh belas kasih meski seseorang menjadi sulit.
• Berikan informasi yang tepat tentang bencana atau trauma dan upaya
mengembalikan penyintas sehingga memahami situasi.
• Menyajikan informasi tentang stress dan cara penanganan.
• Saat menemukan penyintas takut atau khawatir,ingatkan mereka akan
adanya bantuan
Membangun Hubungan
• Bantu penyintas kontak sahabat atau orang yang dicintainya
• Satukan penyintas dengan keluarganya
• Pastikan kanak-kanak bersama orangtuanya atau bersama saudaranya.
• Bantu memastikan terhubung dengan orang yang memberikan dukungan
(sahabat, keluarga atau komunitas yang memberikan bantuan).
• Hargai norma budaya yang menyangkut gender, usia, agama, dan struktur
keluarga.
• Menyajikan bantuan praktis kepada pnyintas dalam mendapatkan
kebutuhan dan perhatian segera
• Menyajikan informasi dan orang yang dapat memberikan layanan
langsung
• Menyambungkan penyintas dengan layanan yang tersedia.
Membangun Kepercayaan Diri
• Libatkan penyintas dalam memenuhi
kebutuhan mereka
• Bantu penyintas dalam pengambilan
keputusan, bantu mereka memprioritaskan
masalah dan memecahkannya
Membangkitkan Harapan
• Bangkitkan harapan bahwa penyintas akan
mampu bangkit
• Berada bersama mereka , Siap memberikan
bantuan
• Yakinkan penyintas bahwa perasaan yang
mereka alami normal
LOOK
• Cek Keamanan
– Bahaya apa yang anda amati (Contoh : Rumah rubuh, jalan retak, bangunan roboh, api,
banjir, dll)
– Pastikan anda berada di sana tanpa membahayakan diri anda dan orang lain
– Jika tidak yakin tempat itu aman, JANGAN PERGI
• Cek penyintas yang membutuhkan kebutuhan dasar segera
– Adakah penyintas yang membutuhkan P3K ?
– Apakah mereka memerlukan pelindung darurat (pakaian)
– Adakah yangmembutuhkan perhatian khusus?
– Kenali peran anda dan coba memperoleh bantuan bagi penyintas yang memiliki
kebutuhan dasar
• Cek penyintas dengan reaksi stress serius
– Adakah penyintas yang mdah marah, sangat kecewa, berdiam diri, tak menanggapi
orang lain, mengganggu orang lain, atau kaget ?
– Di mana dan Siapa saja penyintas yang paling tertekan?
– Pertimbangkan siapa yang mendapat manfaat dari P3K Psikologis dan Cara terbaik
memberikan bantuan
LISTEN
• Dekati Penyintas yang memerlukan bantuan
– Dekati orang dengan hormat sesuai dengan norma budaya setempat
– Perkenalkan nama anda dan organisasi
– Ajukan bahwa anda ingin memberikan bantuan
– Jika memungkinkan temukan tempat yang nyaman dan tenang untuk berbicara
– Bantu penyintas merasakan nyaman
• Tanyakan kebutuhan dan keinginan penyintas
– Perhatikan ragam kebutuhan mereka
– Selalu tanyakan kebutuhan mereka
– Jangan berasumsi anda tahu
– Temukan apa yang paling penting bagi penyintas saat ini
– Bantu mereka engerjakan hal yang prioritas
• Simak penyintas dan bantu mereka tenang
– Akarab dengan penyintas
– Jangan paksa mereka untuk berbicara
– Simak, saat mereka ingin bicara tentang yang sudah terjadi
– Jika mereka sangat tertekan, bantu mereka merasa tenang dan cobalah untuk meyakinkan bahwa
mereka tidak sendirian
LINK
• Bantu Penyintas memperoleh kebutuhan dasar
– Contoh : Makanan, minuman, tempat bernaung, material yang dibutuhkan
– Pelajari apa kebutuhan penyintas dan coba hubungan dengan bantuan yang tersedia
– Jangan janji yang tak dapat ditepati
• Bantu penyintas menangani masalah
– Bantu mereka mengenali kebutuhan dasar yang sangat diperlukan dan bantu dalam hal prioritas
– Bantu penyintas mengenai orang yang dapat memberikan bantuan
– Beri saran praktis bagi penyintas untuk memenuhi kebutuhannta
• Beri informasi
– Temukan tempat memperoleh informasi
– Coba dapatkan informasi sebanyak mungkin sebelum mendekati penyintas memberikan dukungan
– Pastikan punya informasi terkini
– Hanya mengatakan yang anda tahu
• Hubungkan penyintas dengan orang yang menyayangi dan memberikan dukungan sosial
– Satukan keluarga bersama dan kanak-kanak dengan orang tuanya
– Bantu penyintas terhubung dengan sahabat dan keluarga
– Hubungkan penyintas dengan pimpinan spiritual keagamaan
7 tahap debriefing formal :
1. Pendahuluan
2. Tahap Fakta
3. Tahap Pikiran
4. Tahap Reaksi
5. Tahap Gejala
6. Tahap Pengajaran
7. Tahap Masuk kembali
7 Tahap CISM Debriefing
1.Perkenalan 5.Gejala
–Memperkenalkan diri dan Tim –Apa reaksi normal yang dialami oleh kelompok?
–Kerahasiaan, Kenali yang bukan anggota –Apa yang terbaik jika kelompok memunculkan gejala
–Bicara bagi diri Anda –“Apa yang anda alami sebagai akibat dari peristiwa?”
–Rancang harapan –“Siapakah di sini yang merasakan diri hampa?”
2.Fase Fakta 6.Pengajaran
–Setiap orang dimohon berbicara –Apakah yang anda harapkan sebagai reaski normal
terhadap kejadian abnormal
–Siapakah Anda?
–Apa yang dapat anda lakukan membanu diri Anda dan
–Apa peran anda pada saat kejadian? orang lain
3.Fase Pikiran –Pikiran, Emosi, Tubuh, Tindakan
–Mohon peserta bicara seperti saat kejadian –Masuk ke Teknik penanganan alamiah di kelompok
–Kapan anda mulai memikirkan peristiwa? –Berikan contoh nyata dan saran
–Apa pikiran Anda terhadap kejadian ? 7.Masuk kembali
4.Reaksi –Apa yang dapat dilakukan untuk keluar dari peristiwa?
–Kenali bagian paling traumatik dari kejadian –Informasi penting dapat disiapkan
–“Jika anda dapat menghapus satu bagian dari
kejadian ini, apa yang akan anda hapus?”
–“Apa bagian terburuk bagi Anda?”
–“Jika ini film bagian mana yang ingin anda edit?”
Locus of Control
Mindfulness
Intrusion Managemet
Materi Ingatan
Traumatik Disosiasi
Isi Mental Asosiasi
(Ingatan Aktif) PEMICU (Ingatan Jangka Panjang)

PERILAKU INGATAN
EMOSI
KUAT PIKIRAN
INGATAN
LELAH EMOSI

CITRA IDENTITA INGATAN


KEJADIAN S
STRESS RABA
PENYU
HIDU BUNYI SUPAN
KECAP

WAKTU INGATAN Kesadaran


TUBUH Kini dan
Identitas
Emotion Freedom Technique
Butterfly Hug
Naratif Exposure Therapy
• Assumsi Dasar : • Cara :
• Pada saat seseorang mengalami 1. K mengingat kembali peristiwa
peristiwa ada kecenderungan dan bercerita kepada T , KT
satu aspek menjadi fokus 2. T , KT menyimak cerita K
perhatian dan intensitasnya 3. T, KT mengajukan pertanyaan
membesar, sedangkan detail lain jurnalistik kepada K
kurang memperoleh perhatian 4. K menceritakan dengan cara baru
• Fokus perhatian adalah yang 5. T, KT menyimak dan menanyakan
detail dari ragam perspektif
menjadi pemicu emosi negatif
6. K menceritakan dengan lebih
• Memberi kesempatan fokus pada lengkap dengan cara baru,
perhatian yang beragam dapat hingga emosinya dalam bercerita
memberikan kerangka baru terasa netral
dalam melihat permasalahan
Journaling

Anda mungkin juga menyukai