Stoikiometri-Sistem Alir p22
Stoikiometri-Sistem Alir p22
STOIKIOMETRI
(sistem alir)
Kuliah ke 9
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-2
STOIKIOMETRI
Ikhtisar
Pada bab III (Fogler) telah digambarkan bagaimana
laju reaksi -rA merupakan fungsi konsentrasi dan suhu
Hubungan ini langkah-1 dari dua langkah proses
untuk mencari
laju reaksi -rA sebagai fungsi konversi.
Dalam bab ini juga ditunjukkan bagaimana
konsentrasi terkait dengan konversi
(langkah-2),
dan setelah itu
dengan memiliki -rA=f(X) akan dapat merancang sistem-sistem reaksi.
Disini akan digunakan tabel stoikiometri bersama definisi konsentrasi
diperoleh
konsentrasi sebagai fungsi konversi.
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-3
• Untuk sistem alir berfasa gas, proses menjadi lebih rumit, laju
alir volumetrik untuk gas dapat bervariasi dengan konversi, dan
kita perlu mengembangkan hubungan yang berkaitan Ʋ dan X,
yaitu, Ʋ = Ʋ0(1+εX) (P0/P) (T/T0), dengan demikian,
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri Halaman-8
Oleh karena itu, untuk hukum laju yang diberikan, kita memiliki, – rA= g(X).
....... persamaan 4-13
dan seterusnya pun dengan cara yang sejenis, dapat dibuat untuk CC dan
CD.
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-13
Akibatnya, dengan menggunakan salah satu dari hukum laju dalam Bab III, kita
sekarang memperoleh -rA = f (X) untuk reaksi fase cair. Namun untuk reaksi fase
gas, laju alir volumetrik yang paling sering berubah selama reaksi berlangsung,
akibat dari kemungkinan perubahan jumlah mol, atau perubahan suhu, atau
perubahan tekanan. Oleh karena itu, orang tidak serta-merta boleh/ dapat
menggunakan persamaan (4-13) untuk menyatakan konsentrasi sebagai fungsi
konversi jika berhadapan dengan reaksi-reaksi fase gas itu.
4.2.3 Konsentrasi fase gas
Pada pembahasan sebelumnya, kajian lebih memusar kepada sistem-sistem yang
volum reaksi atau laju alir volumetrik-nya tidak berubah-ubah sepanjang
progress reaksi. Hampir semua batch dan fase cair dan beberapa sistem fase gas
termasuk dalam kategori ini. Namun ada pula beberapa dari sistem lainnya di mana
V atau Ʋ itu berbeda (tidak sama), dan mari sekarang perihal tersebut diambil
perhatian.
Sebuah situasi di mana bertemunya antar laju alir yang berbeda-beda terjadi
(cukup sering dari reaksi fase gas) yang koefisiennya tidak berjumlah sama antara
jumlah mol produk dengan jumlah mol reaktan. Misalnya, dalam sintesa amonia,
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-14
Semua kolom pada tabel stoikiometri bebas dari volum atau densitas, dan
semuanya identik pada volum konstan (densitas konstan) dan situasi-situasi
volum yang bervariasi (atau densitas yang bervariasi). Hanya ketika
konsentrasi dinyatakan sebagai fungsi konversi maka variabel densitas
masuk dalam gambar.
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-15
....... persamaan 4-18
Laju alir molar Fj, didapat melalui pemecahan dari persamaan neraca mol.
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-17
Kemudian,
...... persamaan 4-20
dimana yA0 adalah fraksi mol A, saat masuk yaitu FA0/FT0 dan dimana δ
diberikan oleh persamaan (4-1) dan ε diberikan oleh,
....... persamaan 4-21
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri Halaman-18
• Akhirnya, kita punyai Cj = hj(X) and –rA = g(X) untuk reaksi-reaksi fase gas volum berubah-ubah.
Tujuan utama penjelasan disini adalah untuk mengetahui bagaimana ungkapan
persamaan laju -rA (yang diberikan) merupakan fungsi konversi. Diagram gambar
4-3 membantu dalam meringkaskan bahasan mengenai pengungkapan hukum laju.
Konsentrasi reaktan kunci A (sebagai dasar perhitungan), dinyatakan sebagai fungsi
konversi di sistem alir dan batch untuk berbagai kondisi suhu, tekanan, dan volum.
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-21