Anda di halaman 1dari 22

MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-1

STOIKIOMETRI
(sistem alir)
Kuliah ke 9
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-2

STOIKIOMETRI
 Ikhtisar
Pada bab III (Fogler) telah digambarkan bagaimana
laju reaksi -rA merupakan fungsi konsentrasi dan suhu
Hubungan ini langkah-1 dari dua langkah proses
untuk mencari
laju reaksi -rA sebagai fungsi konversi.
Dalam bab ini juga ditunjukkan bagaimana
konsentrasi terkait dengan konversi
(langkah-2),
dan setelah itu
dengan memiliki -rA=f(X) akan dapat merancang sistem-sistem reaksi.
Disini akan digunakan tabel stoikiometri bersama definisi konsentrasi
diperoleh
konsentrasi sebagai fungsi konversi.
 
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-3

• Untuk sistem batch, reaktor dalam keadaan rigid (kaku),


sehingga V=V0 dan kemudian menggunakan tabel stoikiometri
untuk menyatakan konsentrasi sebagai fungsi konversi:
CA= NA/V0=CA0(1-X).

• Untuk sistem alir berfasa cair, laju alir volumetrik adalah


konstan, Ʋ=Ʋ0, dan CA=(FA0/ Ʋ0)(1-X)=CA0(1-X).
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-4

• Untuk sistem alir berfasa gas, proses menjadi lebih rumit, laju
alir volumetrik untuk gas dapat bervariasi dengan konversi, dan
kita perlu mengembangkan hubungan yang berkaitan Ʋ dan X,
yaitu, Ʋ = Ʋ0(1+εX) (P0/P) (T/T0), dengan demikian,

Setelah paham bab ini diharapkan:


- dapat menulis laju reaksi sebagai fungsi konversi, dan
- menghitung konversi kesetimbangan pada dua reaktor
yaitu: reaktor batch dan reaktor alir.
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-5

Telah ditunjukkan bagaimana


hukum laju yang dapat dinyatakan sebagai fungsi dari konsentrasi,
dan
(perlu diungkapkan bahwa)
konsentrasi juga sebagai fungsi konversi
Jika hukum laju tergantung pada lebih dari satu spesies,
harus dihubungkan pula dengan
konsentrasi spesies yang berbeda lainnya.
Hubungan ini akan lebih mudah dibangun
dengan bantuan tabel stoikiometri.
Tabel yang menyajikan hubungan stoikiometrik
antar molekul yang bereaksi (untuk reaksi tunggal).
Artinya di sini diperoleh informasi mengenai
berapa banyak molekul suatu spesies akan terbentuk
selama reaksi berlangsung,
pada saat mana pula
sejumlah tertentu molekul spesies lain menghilang.
Hubungan ini akan coba dikembangkan pada reaksi yang lebih umum.
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri Halaman-6

Sebelumnya, pernah diungkapkan stoikiometri untuk melihat hubungan laju


reaksi relatif pada persamaan (2-1):
  ....... persamaan 2-1
 
Hubungan stoikiometri yang saling terkait dengan laju reaksi ini akan
digunakan dalam Bab VI dan VIII.
 
Dalam perumusan untuk ditabulasikan stoikiometri, diambil spesi A sebagai
basis perhitungan (yaitu, reaktan pembatas) dan kemudian membagi semua
suku yang ada dengan angka koefisien spesi A,
 
....... persamaan 2-2
 
Di samping itu, meletakkan segala satuan atas dasar ‘per mol A’. Selanjutnya,
dikembangkan hubungan stoikiometris karena ada spesies yang bereaksi
selanjutnya menunjukkan berbagai perubahan jumlah mol pada masing-
masing spesies (yaitu, A, B, C, dan D).
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-7

4.2 Sistem Alir


Tabel stoikiometri untuk sistem alir kontinyu (lihat gambar 4-2) hampir
sama dengan yang sistem batch (tabel 4-1) kecuali hanya Nj0 diganti
dengan Fj0 dan Nj oleh Fj (tabel 4-2). Dengan mengambil A sebagai
basis, kita bagi persamaan (2-1) dengan koefisien stokiometrik j dari A,
sehingga diperoleh
  ....... persamaan 2-2
Tabel stokiometrik untuk sistem alir
dimana,
....... 4-1
 
dan ѲC, ѲD, dan ѲI didefinisikan sama dan di mana,
 

 
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri Halaman-8

Tabel 4-1. Tabel stoikiometri untuk sistem batch


MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri Halaman-9

  

Gambar 4-2. Reaktor alir


MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-10

Table 4-2. Tabel stoikiometri untuk sistem alir *)

Catatan: *)Sistem kontinyu (alir), Volum konstan (fase cair, V=V 0)


MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri Halaman-11

4.2.1 Persamaan konsentrasi pada sistem alir


  Untuk sistem alir, konsentrasi CA pada suatu titik tertentu dapat
ditentukan dari laju alir molar FA dan laju alir volumetrik Ʋ pada
saat itu:
   ........... persamaan 4-10
 
Definisi konsentrasi untuk sistem alir
Satuan Ʋ biasanya dalam bentuk liter/detik, dm3/detik, atau
ft3/menit. Sekarang kita menulis konsentrasi dari A, B, C, dan D
untuk reaksi umum diberikan oleh persamaan (2-2) dengan suku
masing-masing laju alir molar masuk yaitu (FA0, FB0, FC0, FD0),
konversi X, dan laju alir volumetrik, Ʋ.
 

....... pers 4-11


MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri Halaman-12

4.2.2 Konsentrasi fase cairan


Untuk cairan, maka perubahan volum cairan selama reaksi diabaikan, jika
tidak ada perubahan fase yang terjadi. Akibatnya, kita dapat menyatakan
bahwa berarti: Ʋ=Ʋ0.
kemudian,
  ....... pers 4-12
untuk sistem cairan,
CA = CA0 (1 – X),
 

Oleh karena itu, untuk hukum laju yang diberikan, kita memiliki, – rA= g(X).
  
....... persamaan 4-13

dan seterusnya pun dengan cara yang sejenis, dapat dibuat untuk CC dan
CD.
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-13

  Akibatnya, dengan menggunakan salah satu dari hukum laju dalam Bab III, kita
sekarang memperoleh -rA = f (X) untuk reaksi fase cair. Namun untuk reaksi fase
gas, laju alir volumetrik yang paling sering berubah selama reaksi berlangsung,
akibat dari kemungkinan perubahan jumlah mol, atau perubahan suhu, atau
perubahan tekanan. Oleh karena itu, orang tidak serta-merta boleh/ dapat
menggunakan persamaan (4-13) untuk menyatakan konsentrasi sebagai fungsi
konversi jika berhadapan dengan reaksi-reaksi fase gas itu.
 
4.2.3 Konsentrasi fase gas
Pada pembahasan sebelumnya, kajian lebih memusar kepada sistem-sistem yang
volum reaksi atau laju alir volumetrik-nya tidak berubah-ubah sepanjang
progress reaksi. Hampir semua batch dan fase cair dan beberapa sistem fase gas
termasuk dalam kategori ini. Namun ada pula beberapa dari sistem lainnya di mana
V atau Ʋ itu berbeda (tidak sama), dan mari sekarang perihal tersebut diambil
perhatian.

Sebuah situasi di mana bertemunya antar laju alir yang berbeda-beda terjadi
(cukup sering dari reaksi fase gas) yang koefisiennya tidak berjumlah sama antara
jumlah mol produk dengan jumlah mol reaktan. Misalnya, dalam sintesa amonia,
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-14

4 mol reaktan menghasilkan 2 mol produk. Dalam sistem-sistem alir dimana


jenis reaksi begini terjadi, laju alir molar berubah selama progres reaksi
berlangsung. Karena jumlah mol yang sama menempati volum yang sama
di fase gas pada suhu dan tekanan yang sama, tentu laju alir volumetrik
[satuan: mol/volum.waktu] akan berubah. Karena jumlah mol berubah-ubah
per satuan waktu dalam volum yang tetap!
 
Dalam tabel stoikiometri telah disajikan di halaman sebelumnya, disitu tidak
diperlukan membuat asumsi mengenai perubahan volum pada 4-kolom
pertama dari tabel (yaitu, spesies, jumlah mol mula-mula atau laju umpan
molar, perubahan dalam reaktor, dan jumlah sisa mol atau laju molar
effluent).

Semua kolom pada tabel stoikiometri bebas dari volum atau densitas, dan
semuanya identik pada volum konstan (densitas konstan) dan situasi-situasi
volum yang bervariasi (atau densitas yang bervariasi). Hanya ketika
konsentrasi dinyatakan sebagai fungsi konversi maka variabel densitas
masuk dalam gambar.
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-15

Reaktor alir dengan variabel laju alir volumetrik


Untuk menurunkan konsentrasi masing-masing spesies dalam hal konversi
untuk sistem alir fasa gas, kita akan menggunakan hubungan dengan
konsentrasi total. Konsentrasi total, CT, pada setiap titik dalam reaktor
adalah laju alir molar total, FT, dibagi dengan laju alir volumetrik Ʋ [lihat
persamaan (4-10)]. Pada fase gas, konsentrasi total juga ditemukan dari
hukum gas, CT=P/ZRT. Mempersamakan dua hubungan ini menghasilkan,
 
....... persamaan 4-14
di pintu masuk ke reaktor,

....... persamaan 4-15


  Mengambil rasio persamaan (4-14) terhadap persamaan (4-15) dan
dengan asumsi perubahan diabaikan dalam hal faktor kompresibilitas-nya
Z, selama reaksi, kita memiliki bentuk hasil tata-ulang,
 
  ....... persamaan 4-16
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-16

Reaksi fase gas


Sekarang kita bisa menyatakan konsentrasi untuk spesies j pada sistem alir
dalam kaitan dengan debit nya, yaitu Fj, suhu T, dan tekanan total P.
  
 
 
 
  ....... persamaan 4-17
  Kegunaan persamaan konsentrasi ini untuk reaktor-reaktor membran (Bab
VI) dan reaksi-reaksi ganda (Bab VIII).
 
Laju alir molar total adalah jumlah dari laju alir molar masing-masing
spesies dalam sistem dan,

 
....... persamaan 4-18
Laju alir molar Fj, didapat melalui pemecahan dari persamaan neraca mol.
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-17

Konsentrasi yang diberikan oleh persamaan (4-17) pun, akan digunakan


untuk mengukur selain konversi, juga untuk pembahasan reaktor membran
(Bab VI) dan kajian reaksi fase gas (Bab VIII). Sekarang mari kita
menyatakan konsentrasi yang berkait dengan konversi ini untuk sistem alir
gas. Dari tabel 4-2, total laju alir molar dapat ditulis dan,
  ....... persamaan 4-19
Kita membagi persamaan (4-19) melalui FT0:

Kemudian,
...... persamaan 4-20
  dimana yA0 adalah fraksi mol A, saat masuk yaitu FA0/FT0 dan dimana δ
diberikan oleh persamaan (4-1) dan ε diberikan oleh,
 
 
....... persamaan 4-21
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri Halaman-18

Kaitan antara δ and ε


Persamaan (4-21) berlaku untuk sistem batch and sistem alir (kontinyu).
Untuk menafsir ε, mari susun-ulang persamaan (4-20) pada konversi yang
sempurna, (yaitu, X=1 dan FT=FTf)
 
 
  ....... persamaan 4-22
 Uraian tentang e
Substitusikan (FT/FT0) dalam persamaan (4-16) untuk laju alir volumetrik Ʋ,
dipunyai,
  ....... persamaan 4-23
 
Laju alir volumetrik fase gas
Konsentrasi spesies j dalam sistem alir adalah, .... persamaan 4-24
  Laju alir molar spesies j adalah Fj= Fj0 + Ʋj(FA0X) = FA0(Ѳj + ƲjX) dimana Vi
adalah koefisien stoikiometri, yang adalah negatif untuk reaktan dan positif
untuk produk.
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-19

Contoh, untuk reaksi:

  ....... persamaan 2-2


ƲA = –1, ƲB = –b/a, ƲC = c/a, ƲD = d/a dan Ѳi = Fj0/FA0.

Substitusikan Ʋ menggunakan persamaan (4-23) dan untuk Fj,


kita punyai,
 

setelah disusun ulang, menjadi:


 
 
....... persamaan 4-25
  
Konsentrasi fase gas sebagai fungsi konversi
Tarik, bahwa yA0= FA0/FT0, CA0 = yA0CT0, dan ε diberikan oleh persamaan (4-21)
(yakni, ε=yA0δ). Tabel stoikiometrik untuk reaksi fase gas (2-2) diberikan dalam
tabel 4-3.
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-20
Table 4-3. Konsentrasi dalam volum gas yang berubah
(Concentrations in a variable-volume gas)

• Akhirnya, kita punyai Cj = hj(X) and –rA = g(X) untuk reaksi-reaksi fase gas volum berubah-ubah.
 
Tujuan utama penjelasan disini adalah untuk mengetahui bagaimana ungkapan
persamaan laju -rA (yang diberikan) merupakan fungsi konversi. Diagram gambar
4-3 membantu dalam meringkaskan bahasan mengenai pengungkapan hukum laju.
Konsentrasi reaktan kunci A (sebagai dasar perhitungan), dinyatakan sebagai fungsi
konversi di sistem alir dan batch untuk berbagai kondisi suhu, tekanan, dan volum.
MK Kinetika Reaksi Kimia dan Katalisis_Stoikiometri halaman-21

Gambar 4-3. Pernyataan konsentrasi yang merupakan fungsi konversi.


SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai