Anda di halaman 1dari 29

DIAGNOSIS KOMUNITAS

Pelatihan Pembimbing Lapangan Prodi Dokter Layanan Primer


FK UNILA
2016
Tujuan Pembelajaran

• Tujuan Umum : peserta pelatihan mampu melakukan diagnosis komunitas


• Tujuan Khusus :
• Peserta pelatihan mampu membedakan diagnosis klinis dan diagnosis komunitas
• Peserta pelatihan mampu melakukan langkah-langkah penerapan diagnosis komunitas
sebagai dokter di layanan primer
Komunitas???

• Komunitas didefinisikan sebagai sekelompok orang yang memiliki paling tidak ada satu
kesamaan sifat yang berlaku untuk semua anggota komunitas bersangkutan.
• Kesamaan sifat ini bisa berupa kesamaan wilayah misalnya komunitas Jakarta; kesamaan
pekerjaan misalnya komunitas guru; kesamaan suku misalnya komunitas Betawi; kesamaan
kondisi perumahan misalnya komunitas perumnas; dan sebagainya.
• Komunitas dapat juga didefiniskan sebagai sebagian dari anggota masyarakat yang lebih
besar, serta memiliki kesamaan sifat atau minat. Sebagai contoh adalah sebagian dari
masyarakat Jakarta yang memiliki minat yang sama terhadap cabang olahraga sepakbola dan
menjadi fans Persija, yakni komunitas Jakmania.
Definisi Diagnosis Komunitas

• WHO : diagnosis komunitas  suatu deskripsi kesehatan komunitas secara


kuantitatif dan kualitatif beserta faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan komunitas tersebut.
• Diagnosis komunitas  mampu mengidentifikasi masalah-masalah,
merekomendasikan hal-hal apa yang perlu diperbaiki/ditingkatkan, dan
menstimulasi dilaksanakannya berbagai tindakan yang diperlukan.
Posisi DK dalam SKDI

• Diagnosis Komunitas dikembangkan untuk mendukung area kompetensi dokter khususnya


area ke-7 yaitu tentang “Pengelolaan Masalah Kesehatan”.
• Pada penjabaran area kompetensi ke- 7 ini disebutkan bahwa dokter mampu mengelola
masalah kesehatan individu, keluarga maupun masyarakat secara komprehensif, holistik,
terpadu dan berkesinambungan dalam konteks pelayanan kesehatan primer.
• Ketrampilan yang harus dimiliki dokter (4A) yaitu:
a.Memperlihatkan kemampuan pemeriksaan medis di komunitas
b.Memperlihatkan kemampuan penelitian yang berkaitan dengan lingkungan
Tujuan

• Menemukan permasalahan kesehatan di komunitas.


• Masalah  kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang berkaitan
dengan kesehatan di masyarakat.
• Perlu serangkaian kegiatan yang terstruktur dan sistematik yang dikenal
dengan siklus pemecahan masalah.
Proses DK

• Identifikasi masalah kesehatan di komunitas


• Menentukan penyebab masalah
• Solusi/ pemecahan masalah kesehatan tersebut berdasarkan sumber daya, kearifan lokal,
kemampuan, dll
• Masalah  analisis pelayanan kesehatan yang ada di layanan kesehatan primer, sumber daya
yang tersedia baik sumber daya manusia maupun sumber daya lainnya.
• Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan di masyarakat perlu diperhatikan populasi yang
menjadi sasaran intervensi serta sejauh mana intervensi pada komunitas akan dilaksanakan.
Fungsi DK

• Sebagai referensi data kesehatan dalam suatu wilayah


• untuk menyediakan gambaran secara keseluruhan mengenai masalah kesehatan pada
komunitas lokal dan penduduknya
• untuk merekomendasikan intervensi yang akan dijadikan prioritas dan solusi pemecahan
masalah yang mampu laksana
• untuk mengindikasi alokasi sumber daya dan mengarahkan rencana kerja di masa depan
• untuk menciptakan peluang dari kolaborasi inter sektoral dan keterlibatan media
• untuk pembentukan dasar indikator keberhasilan dari evaluasi program kerja kesehatan.
Perbedaan DK dengan diagnosis klinis
No Diagnosis Klinis Diagnosis Komunitas
1 Dilakukan oleh dokter Dilakukan oleh dokter atau epidemiologis
2 Fokus perhatian : pasien Fokus perhatian : komunitas / masyarakat
3 Fokus perhatian : hanya orang sakit Fokus perhatian : orang sakit dan sehat
4 Dilakukan dengan memeriksa pasien Dilakukan dengan cara survey
5 Diagnosis didapat berdasarkan keluhan dan Diagnosis didasarkan atas Riwayat Alamiah
simtom Perjalanan Penyakit ( Natural history of
disease)

6 Memerlukan pemeriksaan laboratorium Memerlukan penelitian epidemiologi

7 Dokter menentukan pengobatan Dokter/epidemiologis merencanakan plan of


action

8 Pengobatan pasien menjadi tujuan utama Pencegahan dan Promosi menjadi tujuan
utama
9 Diikiuti dengan follow up kasus Diikuti dengan program evaluasi
10 Dokter tertarik menggunakan teknologi Dokter/epidemiologis tertarik dengan nilai2
tinggi statistik
Perspektif Penyakit
Tujuan dokter LP mampu melakukan DK

• mengidentifikasi masalah kesehatan di masyarakat


• mengembangkan instrumen untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
• menganalisis permasalahan kesehatan dan mengajukan solusi pemecahannya
• menjelaskan struktur organisasi fasilitas kesehatan tingkat primer
• berkomunikasi secara baik dengan masyarakat
• membuat usulan pemecahan terhadap masalah kesehatan
Manfaat DK

Untuk mengetahui Pertanyaan ini menekankan pada keadaan tingkat kesehatan sebenarnya yang saat ini sedang
dihadapi oleh komunitas bersangkutan. Indikator kesehatan masyarakat yang dikumpulkan
kondisi kesehatan dalam proses diagnosis komunitas akan memberikan gambaran mengenai permasalahan
dari komunitas kesehatan apa saja yang sedang dihadapi oleh anggota komunitas. Mengingat cukup banyak
bersangkutan saat ini masalah kesehatan masyarakat yang dapat terjaring dalam tahap ini, maka perlu ditetapkan
permasalahan kesehatan yang bersifat prioritas serta memerlukan penanganan segera.

Untuk mengetahui Pada tahap ini team penilai harus menetapkan harapan mengenai sejauh mana upaya
perbaikan kondisi kesehatan ini ingin diperbaiki. Memang sesuai kesepakatan internasional
bagaimana kondisi tentunya kita ingin mencapai tingkat yang ditetapkan oleh target (misalnya SDGs). Namun
kesehatan komunitas harus diingat bahwa target tersebut masih sangat jauh sehingga besar kemungkinan belum
ini bisa ditingkatkan dapat dicapai dalam waktu singkat. Penetapan ini harus disesuaikan dengan tingkat
kemampuan yang dimiliki oleh komunitas bersangkutan.

Untuk mengetahui
bagaimana caranya Setelah team menetapkan tingkat kesehatan masyarakat yang ingin dicapai dalam upaya
untuk meningkatkan peningkatan kondisi komunitas bersangkutan, maka perlu dikembangkan beberapa pilihan
cara untuk mencapai harapan tersebut. Pilihan-pilihan ini sudah barang tentu mempunyai
kondisi kesehatan konsekuensi mengenai sumber daya yang diperlukan, sehingga team harus memilih cara
komunitas solusi yang paling efektif dan paling efisien dalam pencapaian target yang telah ditetapkan.
menentukan
area
permasalahan

Menentukan
instrument
pengumpulan
data

Pengumpulan
data dari
masyarakat

Langkah- Menganalisis
dan
Langkah menyimpulkan
data

Penerapan Membuat

DK laporan hasil dan


presentasi
diseminasi.
Alur kegiatan DK
Langkah 1. Pertemuan awal untuk menentukan
area permasalahan

• Pada fase awal pertemuan pendahuluan harus ditentukan tim pelaksana


yang berperan mengelola dan mengkoordinasikan diagnosis komunitas. Tim
ini harus mengidentifikasi dana dan sumber daya yang tersedia untuk
menentukan batasan dari diagnosis komunitas.
• Indikator : Angka kematian ibu (AKI), angka kesakitan, angka kecacatan,
indikator jangkauan pelayanan kesehatan (ANC), rasio petugas kesehatan-
penduduk, indikator kesehatan lingkungan, dll
 
Langkah 2. Menentukan instrument pengumpulan data

• Tergantung data apa yang akan dikumpulkan, maka diperlukan metode pengumpulan
data (instrumen) yang sesuai.
• Data dapat dikumpulkan melalui observasi (menggunakan cek lis), wawancara
(dengan kuesioner), pemeriksaan (TB, BB, pemeriksaan lab) atau menggunakan data
sekunder dari rekam medis. Bila menggunakan kuesioner, maka kuesioner tersebut
haruslah diuji-coba untuk mengetahui apakah kuesioner itu baik (valid dan reliabilitas)
serta mengetahui realitas pelaksanaan sebenarnya (lama wawancara, situasi
lapangan, dll). Untuk menguji kuesioner sebaiknya dicobakan pada 30 responden
Langkah 3. Pengumpulan data dari
masyarakat
• kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif
• mengumpulkan data dari komunitas, hal yang dapat dilakukan adalah melakukan survey, menggunakan kuisioner mandiri
(self administered questionnaire), kemudian wawancara atau fokus grup diskusi atau acara dengan telepon.
• Rencana mendapatkan data harus dibuat seperti proposal penelitian sederhana yang terdiri atas :
a.Latar belakang
b.Tujuan
c.Metoda
d.Sasaran dan sampel (besar dan cara pemilihan)
e. Instrumen (observasi, kuesioner atau pemeriksaan)
f.Batasan operasional data yang diambil
Langkah 4. Menganalisis dan menyimpulkan data

Hasil diagnosis sebaiknya terdiri atas tiga aspek yaitu :


a) Status kesehatan di komunitas
b) Determinan dari masalah kesehatan di komunitas
c) Potensi dari pengembangan kondisi kesehatan di komunitas dan area yang lebih luas
 
Beberapa hal umum yang menjadi sifat hasil analisis data diagnosis komunitas adalah:
1. Informasi statistik lebih baik ditampilkan dalam bentuk rate atau rasio untuk perbandingan
2. Tren atau proyeksi sangat berguna untuk memonitor perubahan sepanjang waktu yang diamati serta
perencanaan ke depan
3. Data wilayah atau distrik lokal dapat dibandingkan dengan distrik yang lain atau ke seluruh populasi
4. Tampilan hasil dalam bentuk skematis atau gambar dapat digunakan untuk mendapatkan
pemahaman yang lebih mudah dan cepat
Langkah 5. Membuat laporan hasil dan presentasi
diseminasi

• Diagnosis komunitas harus dilanjutkan dengan usaha untuk engkomunikasikannya sehingga


memastikan prioritas tindak lanjut yang harus segera diambil.
• Target pihak-pihak yang harus dilibatkan dalam mengetahui hasil diagnosis komunitas
adalah para perumus kebijakan, profesional kesehatan serta tokoh tokoh masyarakat di
dalam komunitas.
• Umumnya hasil dari diagnosis komunitas dapat di diseminasi melalui berbagai forum yaitu
misalnya presentasi pada pertemuan dewan kesehatan masyarakat atau tokoh masyarakat
dan forum khusus organisasi swadaya masyarakat, dalam rilis media massa atau satu
seminar khusus mengenai promosi kesehatan.
Tahapan kerja DK
• Menentukan area masalah yang dihadapi puskesmas. Area masalah yang dimaksud bisa diambil
dari program program yang dilaksanakan di puskesmas. Untuk itu ada beberapa sumber untuk
menentukan area yaitu melihat data jangkauan pelayanan atau pencapaian program serta
menanyakan kepada pimpinan puskesmas yang dianggap sebagai informan kunci
• Menentukan masalah yang spesifik yang ada di area tersebut. Cara menentukannya adalah dengan
menanyakan kepada dokter puskesmas atau penanggung jawab program yang bersangkutan
• Membuat proposal sederhana untuk merumuskan langkah langkah metode diagnosis komunitas
mencakup sasaran, sampel, instrumen yang dipakai dan batasan operasional data yang akan
diambil
• Persiapan pengumpulan data di lapangan atau dari pengunjung puskesmas
• Menganalisis data secara deskriptif dengan menggunakan program analisis. Dalam diagnosis
komunitas ini uji statistik inferens tidak penting untuk dilakukan
• Membuat laporan untuk diseminasi ke pimpinan dan pengelola program terkait di puskesmas
Analisis Masalah

Paradigma HL Blum Konsep L Green Analisis Situasi


• Fc lingkungan • Fc predisposisi : PSP, • SWOT
• Fc Yankes persepsi, budaya • Fishbone
• Fc Perilaku • Fc pendukung : sumber
• Fc genetik/ keturunan daya  skills, fasyankes,
kearifan lokal, dll
• Fc pendorong : PSP toma,
toga, pemerintah, UU,
nakes, dll
Penentuan Prioritas Masalah
NON SCORING

• Metode Delbeq diskusi kelompok


• Peserta heterogen  penyamaan persepsi
• Metode Delphi
• Peserta homogen  sama keahliannya

SCORING

• Metode Bryant : prevelence, serioussness, managebility, community concern


• Metode Hanlon : PEARL faktor
• P : Kesesuaian (appropriateenes)
• E : Secara ekonomis murah ( economic feasibility)
• A : Dapat diterima (Acceptability)
• R : Tersedianya sumber ( Resources availability)
• L : Legalitas terjamin : Legality
• Metode USG  urgency, seriousness, perkembangan
Identifikasi Penyebab Masalah

Primer Sekunder
• FGD • Metode Pohon Masalah,
• Survei • Fishbone,
• Indepth intervew • SWOT,
• PRA • Logic model,
• RRA • Pendekatan sistem,
• PAR • HL BLUM, PDCA
Rapid Rural Appraisal

• RRA (Rapid Rural Appraisal) merupakan metode penilaian keadaan desa


secara cepat, yang dalam praktek, kegiatan RRA lebih banyak dilakukan
oleh “orang luar” dengan tanpa atau sedikit melibatkan masyarakat
setempat. Meskipun sering dikatakan sebagai teknik penelitian yang “cepat
dan kasar/kotor” tetapi RRA dinilai masih lebih baik dibanding teknik-teknik
kuantitatif klasik.
Participatory Rural Appraisal (PRA)

• Robert Chambers (1996) mengartikan PRA sebagai “suatu


pendekatan dan metode untuk mempelajari kondisi dan kehidupan
perdesaan dan, dengan dan oleh masyarakat desa” atau dengan
perkataan lain, “sekumpulan tehnik yang mendorong masyarakat
pedesaan untuk dapat turut serta meningkatkan kemampuan
dalam menganalisa keadaan mereka terhadap kehidupan dan
kondisinya sehingga mereka dapat membuat rencana dan
tindakan sendiri”

25
Prinsip-Prinsip Dalam Penerapan
Metode PRA

Mengutamakan Yang Terabaikan : Prinsip ini memiliki makna keberpihakan terhadap


masyarakat yang terabaikan, termarjinalisasikan
Penguatan Masyarakat : Penguatan masyarakat memiliki makna bahwa masyarakat
memiliki kemampuan untuk bisa lepas dari berbagai persoalan kehidupan yang mereka
hadapai serta mereka dapat membuat rencana dan tindakan sendiri untuk mengatasi
persoalan tersebut
Masyarakat sebagai pelaku, orang luar sebagai fasilitator: Posisi orang luar hanya
sebagai fasilitator artinya mereka mendorong proses perubahan secara partisipatif yang
bersumber dari dalam diri masyarakat itu sendiri.
26
Participatory Action Research

• Participatory Action Research (PAR) adalah metode riset yang dilaksanakan secara
partisipatif di antara warga masyarakat dalam suatu komunitas bawah yang
semangatnya untuk mendorong terjadinya aksi-aksi transformatif melakukan
pembebasan masyarakat dari belenggu ideologi dan relasi kekuasan (perubahan
kondisi hidup yang lebih baik). Dengan demikian, sesuai istilahnya PAR memiliki tiga
pilar utama, yakni metodologi riset, dimensi aksi, dan dimensi partisipasi. Artinya,
PAR dilaksanakan dengan mengacu metodologi riset tertentu, harus bertujuan untuk
mendorong aksi transformatif, dan harus melibatkan sebanyak mungkin masyarakat
warga atau anggota komunitas sebagai pelaksana PAR-nya sendiri.
Participatory Action Research
• Participatory Action Research (PAR), yang merupakan proses dimana peneliti
dan partisipan bekerja bersama secara sistematis dalam menggali dan
menyelesaikan permasalahan, PAR merupakan penelitian kualitatif yang
dianggap demokratis, adil, membebaskan, dan memberdayakan kehidupan
(Koch and Kralik, 2006).
• Participatory Action Research (PAR) merupakan penelitian yang melibatkan
secara aktif semua pihak-pihak yang relevan dalam mengkaji tindakan yang
sedang berlangsung (dimana pengalaman mereka sendiri sebagai
persoalan) dalam rangka melakukan perubahan dan perbaikan ke arah yang
lebih baik (Wafi, 2014).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai