An/ 82%
PD 9%
Rapporting
Untuk terjadinya proses komunikasi yang baik, antara dokter dan pasien harus tercipta hubungan yang akrab. Hal ini dapat tercapai dengan melakukan beberapa usaha misalnya: Dokter menyambut dan memberi salam dengan ramah Membuat percakapan pendahuluan yang bersifat mengakrabkan menanyakan kegiatan sebelum datang, menanyakan transportasi yang dipakai, membicarakan masalah cuaca hal-hal lain yang bersifat ringan dan tak ada hubungannya dengan maksud kunjungan pasien. memuji penampilan pasien atau anak yang dibawanya.
Menjelaskan wewenang dan tanggung jawabnya Mempersilakan pasien berbicara secara bebas
Ekspresi wajah Senyum Suara Posisi tubuh Gerak tubuh Gerakan tangan Kontak mata.
Mengumpulkan Informasi
Membangun Struktur Konsultasi:
Membangun organsasi terbuka Memperhatikan alur pembicaraan
Membangun Hubungan:
Menggunakan komunikasi vebalnonverbal yang sesuai Membina hubungan Melibatkan pasien
Pemeriksaan Fisik
Memulai Konsultasi
Persiapan: sisihkan tugas sblmnya, fokus-kan perhatian & siap u/ konsult berikutnya. Kembangkan hubungan awal:
Menyapa, Ucapkan salam, dptkan nama pasien Kenalkan diri, jelaskan peran Tunjukkan perhatian & respek Pasien nyaman
MENGUMPULKAN INFORMASI
Mengumpulkan Informasi
Menggali Masalah Pasien:
Mendorong pasien menceritakan perjalanan Penyakitnya Menggunakan pertanyaan terbuka/tertutup dg tepat Mendengarkan Memfasilitasi respon pasien Memperhatikan komunikasi verbal/nonverbal Mengklarifikasi Merangkum Menggunakan pertanyaan dan kalimat yang mudah dipahami Menulis tanggal dan urutan sesi
Mengumpulkan Informasi
Meningkatkan pengertian thd perspektif pasien:
Menentukan dan menggali pendapat pasien Apa yang dipikirkan pasien Harapan pasien Mendorong pasien mengungkapkan perasaannya
Dalam mengumpulkan informasi, sebaiknya menggunakan pertanyaan terbuka (min 3) dan pertanyaan tertutup atau mendalam untuk memperjelas pernyataan sebelumnya
Bahasa Nonverbal
Komunikasi verbal berhenti ketika kata2 tidak diucapkan lagi; komunikasi nonverbal masih berlanjut selama lawan bicara berhadapan Komunikasi verbal bersifat satu saluran, Komunikasi nonverbal dgn postur, gerak, kedekatan, arah pandang, kontak mata, sikap/gerak-isyarat, afeksi, nada/keceptan./vol bicara, ekspresi wajah, sentuhan, penampilan fisik, letak mebel & tata cahaya, kehangatan Dr Komunikasi verbal umumnya lebih terkendali, sedangkan mengendalikan bahasa tubuh lebih sulit
Menggunakan Pertanyaan
Gunakan pertanyaan terbuka pd awal komunikasi Gunakan pertanyaan tertutup untuk menggali informasi spesifik Gunakan pertanyaan robing (jadi maksudnya, Oo.., lalu) untuk klarifikasi, mengecek kebenaran jawaban pasien, membantu menjelaskan lebih jauh Hindari pertanyaan mengarahkan Hindari menanyakan beberapa pertanyaan pada saat yang sama Beri waktu pasien menjawab pertanyaan Ulangi pertanyaan dengan kalimat yg lebih sederhana
Pernah bangun pagi dgn nyeri hebat? Ada muntah2 atau tidak? (Tertutup) Coba ceritakan ttg nyeri kepala Anda Ceritakan dari awal, bagaimana.. (Terbuka) Umumnya wawancara dimulai dgn pertanyaan terbuka, kmdn disusul pertanyaan tertutup
Mendengar Efektif
Berkonsentrasi pada apa yang dikatakan pasien dan mencoba mengerti apa yang dirasakannya saat mereka berbicara Perhatikan dg seksama komunikasi verbal/non Beri kesempatan berhenti bicara Bantu membicarakan masalah tanpa interupsi
Verbal: klarifikasi, refleksi isi, refleksi perasaan nonV: posisi duduk, kontak mata, mengangguk
Merangkum beberapa informasi yang telah disampaikan pasien, untuk transisi ke topik yang lain
Refleksi Isi
Mengatakan kembali ucapan pasien dengan menggunakan kata-kata lain, atau menyampaikan inti ucapan yang baru dikatakan pasien dengan meringkas/memperjelas Manfaat: Dr-pasien memperoleh persepsi yang sama Menunjukkan kesadaran Dr akan perasaan pasien Pasien merasa diperhatikan dan benar2 dibantu
Contoh:
Saya ini kok berat badannya turun walaupun saya makan biasa, terus sering buang air kecil, sampai 3 kali terbangun kalau malam, dan kalau ada acara kumpul-kumpul nggak enak deh, karena harus sering ke toilet
Refleksi isi: Jadi ibu mengalami penurunan berat badan walaupun nafsu makan seperti biasa, juga sering BAK baik siang maupun malam hari
Untuk mempelajari perasaan, kepercayaan dan pengetahuan pasien Untuk menanggapi pernyataan pasien
yang ibu dengar mengenai imunisasi?" "Apakah ibu bisa menjelaskan lebih lanjut mengapa ibu berpikir imunisasi akan membuat anak ibu menjadi sakit?" "Tidakkah ibu merasa IUD tepat bagi ibu?"
Pertanyaan mengarahkan
Refleksi Perasaan
Mengungkapkan kembali perasaan pasien yang sempat teramati oleh Dr, bisa dari bahasa nonV (raut wajah, bahasa tubuh) atau dari hal-hal yang tersirat dari kata2 pasien. Manfaat: Pasien menyadari perasaannya terdeteksi oleh Dr Dr mengetahui apakan benar perasaan pasien tsb Bila benar, dapat diatasi dengan diskusi
Contoh
Begini dok, anak saya ini sudah 3 hari panas tinggi, dan kadang-kadang matanya melotot seperti tidak sadar, jangan-jangan dia kena step Refleksi perasaan Baik, ibu khawatir anak ibu kejang karena sudah 3 hari ini panas tinggi dan kadang-kadang seperti tidak sadarkan diri
MERANGKUM
Hampir sama dengan refleksi isi Dilakukan untuk transisi ke topik yang lain Mencakup beberapa informasi yang telah disampaikan pasien
Contoh merangkum
Baik Pak Amir, dari kunjungan-kunjungan sebelumnya bapak sudah mendapatkan penjelasan secara rinci tentang diabetes mellitus dan penanganannya, dan saat ini bapak ingin mengkonsultasikan keluhan yang dirasakan sangat menganggu, yaitu masalah ketidak mampuan berhubungan suami istri. Saya sadar ini masalah yang sangat sensitive, menyangkut harga diri, martabat pribadi, sehingga bapak menjadi malu dan risih untuk bertanya, dan bapak tidak yakin apakah gejala ini ada hubungannya dengan penyakit diabetes. Benar begitu pak? Baiklah, kalau begitu boleh saya tanya lebih jauh apa yang menyebabkan bapak berpikir ketidakmampuan tersebut akibat diabetes yang bapak derita
Mendengarkan
Selain tidak tuli, pendengar hrs diam dan perlu: perbendaharaan kata, kuasai struktur bhskrn bisa
Mhs pandai tapi perbendaharaan katanya kurang prestasi mendengarnya kurang baik Keluarga yg biasa diskusi seni, filsafat, politik biasa dengar konsep abstrak >terampil mendengar
Disepakati kapan konsultasi yad Disiapkan jaring pengaman: bila terjadi sesuatu diluar dugaan Dr memberikan:
Surat pengantar utk RS rujukan HP# / telepon yg bisa dihubungi
Mengakhiri Pertemuan
Kesulitan pd akhir konsultasi sering timbul krn kegagalan komunikasi diawal konsult (dengar atentif, tetapkan agenda, eksplorasi ide & keprihatinan, beri info, libatkan Psn) Ringkasan akhir: padat, jelaskan asuhan Atur rencana kmdn: peran Psn & peran Dr Jaring pengaman: jelaskan kemungkinan2; bila terjadi yg buruk, kemana? surat, HP# Cek akhir: persetujuan Psn; nyaman dgn T/; adakah koreksi/pertanyaan; tgl konsult yad
Hambatan KDP
Faktor penerima pesan:
Kecurigaan Tidak konsentrasi Bukan pendengar yang baik Kondisi kesehatan yang terganggu
Faktor pesan:
Pesan kurang jelas Tidak sistematis Bahasa tidak lazim
Hambatan KDP
Faktor pengirim pesan:
Cara berbicara tidak jelas Punya masalah dengan penerima pesan Suasana tidak mendukung (bising, dll)
Faktor Media:
Pemilihan media tidak sesuai
Berempati
Empati adalah kemampuan memahami pengalaman afektif orang lain, dari sudut pandang orang tersebut Menerima orang lain, tak berarti menerima perilaku Pasien/Klien secara keseluruhan Persepsi diikuti refleksi menjaga agar
P/K tetap mengeksplorasi dan berbicara
Memberdayakan Pasien
Hubungan Dr-Psn erat dgn ketidaksetaraan:
Dr muda belum berpengalaman percaya diri akan pengetahuan, keterampilan, dan perannya Berbagai alasan shg Pasien merasa kedudukannya lemah, misalnya: nyeri hebat, kuatir akan penyakit; sulit mengakses Yankes; perbedaan gender, etnis, ras, atau kelas sosial
Pertimbangan2 dalamMenyampaikannya
Kepada siapa berita buruk disampaikan?
Awali dgn diskusi tim multidisiplin / sejawat lain Adakah situasi khusus, mis: P psikosis, P anak
Bagaimana Menyampaikannya
Persiapan Dr penyampai berita secara pribadi:
Luangkan waktu, menilai info yg diketahui / yg blm Pasien telah mengharapkan? Perlu ada keluarga/Zr? Berikan waktu; Antisipasi kemungkinan reaksi Pasien
Situasi sekitar
Yg ideal: kamar pribadi, nyaman, tanpa interupsi Di situasi lain, usahakan mendekati ideal (atur!) Jangan: Psn blm pakaian, di gang, di tlp, sambil
Bicara kpd Psn (kuantitatif/semi), respons keprihatinannya Atur tindak-lanjut atau rujukannya Cari umpan balik dari Sejawat, rujuk ke Sp
kematian
Klinisi menghindari pembicaraan ttg kematian krn rasa tak nyaman / cemas. Respons thd ancaman mati ada 5 tingkat: penolakan/isolasi; marah; tawar-menawar; depresi / sedih; berakhir dgn menerima; semua dpt terjadi berurutan atau bertindih Pasien jarang suka membicarakan penyakitnya Beri kesempatan bercerita, dengar baik-baik. Senyum, sentuh, Perhatikan keinginan, harapan, keceriaan tempat pilihan u/ meninggal dgn tenang; wasiat
Menolak Permintaan
Adakalanya dokter berhak menolak permintaan pasien yang tidak sesuai, seperti saat pasien menginginkan: Dilakukan tindakan yang tidak perlu atau tidak sesuai seperti: disuntik, aborsi, dll Diberi obat-obat tertentu berdasarkan pengalaman pasien/keluarganya atau obat-obatan terlarang
Menolak Permintaan
Dalam hal menolak permintaan pasien yang tidak sesuai, sebaiknya perlu dilakukan:
Menggali dan menemukan persepsi pasien mengenai keyakinannya tersebut didasarkan pada fakta atau opini yang kurang tepat. Menjelaskan kepada pasien fakta yang benar dan meluruskan opini salah dengan fakta yang kuantitatif, setidaknya semikuantitatif Menjelaskan dampak terburuk yang dapat timbul bila pasien memaksakan kehendaknya Tetap menunjukkan respek dan perhatian baik secara verbal maupun nonverbal, sehingga hubungan yang baik antara konselor dan klien tetap terjaga
Ringkasan
Komunikasi adalah kompetensi yg diperlukan dlm praktek Dr selain pengetahuan medik, keterampilan medik, dan memecahkan masalah Keterampilan berkomunikasi telah dipelajari sejak kecil, meningkat krn latihan di keluarga, sekolah, dan pergaulan di luar sekolah Hasil komunikasi Dr-Psn dari kolaborasi atas dasar kesetaraan: data lengkap, akurat, dan menyenangkan Psn serta memuaskan Dr Empati mengefektifkan komunikasi Dr-Psn Saling percaya, tulus, jujur, respek, terbuka dilatih intrakurikuler maupun ekstrakurikuler
Referensi:
Ali M, Siregar A, Murniah D 2006: Manual komunikasi efektif dokter-pasien. Konsil Kedokteran Indonesia, Jakarta Bickley LS 2007: Bates Guide to physical examination & history taking, Lippincott : 23-61. Lloyd M & Bor R 2004: Communication skills for medicine 2nd Ed. Churchill Livingstone, Philadelphia: 3, 14-7, 23. Brems C 1999: Empathy & understanding, in Psychotherapy, process & techniques. Allyn & Bacon, London: 182-96. DeVito JA 2001: The interpersonal communication book, 9thEd. Longman, New York. Djauzi S & Supartondo 2004 : Komunikasi & Empati, Pen.FKUI. Glading ST 2000: Working in a counseling relationship, in Counseling 4thEd. Prentice-Hall, New Jersey: 145-9. Kurtz S, Silverman J, & Draper J 1998 : Teaching & Learning Communication Skills in Medicine. Radcliffe Med.Press. Silverman J, Kurtz S & Draper J 1998: Skills for communicating with patients. Radcliffe Med.Press. Snaden D & Ker JS 2005: Communication skills, dlm Dent JA & Harden RM: A practical guide for medical teachers, Churchill Livingstone : 238-54.
Keterampilan Komunikasi:
Langkah Pertama:
Proses membina hubungan & mengumpulkan informasi Inti semangat untuk Sembuh
Tujuan Pelatihan
Pelatihan ini merupakan lanjutan keterampilan konseling, utk melatih fase-fase awal konsultasi pasien kepada seorang dokter, sebagai pembuka pembinaan hubungan Dr-pasien, sehingga mahasiswa mampu mempraktekkan tahap awal konsultasi terhadap klien simulasi, terdiri dari:
Menyapa, mengenalkan diri, dan menjelas-kan peran Mengajukan pertanyaan terbuka dan merespons keluhan awal Merinci dengan pertanyaan tertutup
Persiapan
Mahasiswa mempelajari pokok bahasan Teknik Konseling dan Dasar-dasar Komunikasi DrPasien, khususnya ttg teknik memulai sesi konsultasi meliputi kegiatan membina hubungan dan mengumpulkan informasi, serta mempelajari beberapa kasus klinis sebagai skenario pemicu. Instruktur mempelajari skenario pemicu yg disiapkan penyusun blok, dan mengatur giliran praktek konseling serta menyiapkan pengendalian waktu
Borang Evaluasi
Mhs melakukan atau tidak hal-hal sbb:
Menyapa (sedpt mungkin dgn nama), mengenalkan diri, dan menjelaskan peran Mengajukan pertanyaan terbuka dan merespons keluhan awal Merinci dengan pertanyaan tertutup Melakukan refleksi Isi dan Perasaan Melakukan semuanya dgn bahasa tubuh yg menunjukkan perhatian kepada Klien Merangkum keluhan pasien
Keterampilan Komunikasi:
Tujuan Pelatihan
Mhs berlatih agar mampu:
Menyiapkan penyampaian berita buruk dan merancang bagaimana menyampaikannya Menyampaikan berita kemudian merespons reaksi Mengatur tindak lanjut
Persiapan
Mahasiswa mempelajari pokok bahasan Dasar-dasar Komunikasi Dr-Pasien khususnya etika komunikasi antar pribadi, cara berempati, dan menyampaikan berita buruk Instruktur mempelajari skenario pemicu (nonmedik) yg disiapkan penyusun blok, dan mengatur giliran, serta menyiapkan pengendalian waktu
Borang Evaluasi
Saat menjelaskan rencana persiapan, Mhs:
Merencanakan klien perlu ditemani keluarga/Zr Tempat yg tidak terinterupsi Matikan HP, titipkan tugas emergensi ke Dr lain
Keterampilan Komunikasi:
Kebenaran.
Hindari interpretasi u/keuntungan Dr Pengetahuan & Persiapan. Siap info & pengetahu Pendengar dpt membuat putusan bernalar Terpusat pd Lawan Bicara. Tepercaya. Jelaskan saat Anda gunakan fakta >< opini Jangan biarkan pendengar percaya yg salah
Tujuan Pelatihan
Menggali persepsi Pasien fakta & opini Mengoreksi bila fakta/opini Pasien salah Tetap menunjukkan respek dan perhatian:
dgn memberi informasi kuantitatif, atau setidaknya semikuantitatif
yg dinyatakan dlm bahasa verbal/nonverbal shg hubungan baik Dr-Pasien tetap terjaga
Persiapan
Mhs mempelajari-ulang naskah ajar Dasardasar komunikasi dokter-pasien khususnya ttg:
Etika dalam komunikasi antar-pribadi Konsep penyakit / sakit (disease/illness) Memberdayakan pasien
Borang Evaluasi