Anda di halaman 1dari 19

Issue Moral, Dilema dan

Konflik Moral
Dr.Hj.Endah Labati.S.Basri.MHKes
ISSUE MORAL
 Menurut Oxford Dictionary of English ( 2002 ),
“issue is an Important for discussion “
 Issue adalah topic yang penting untuk
didiskusikan atau dibicarakan.
 Ukuran yang penting adalah bahwa masalah
tersebut merupakan topik yang cukup penting
sehingga mayoritas individu akan mengeluarkan
opini terhadap masalah tersebut
 Issue moral mencakup hal hal penting mengenai ’ baik ”
dan ”buruk ” dalam kehidupan sehari-hari, tetapi juga
bisa berupa kejadian/peristiwa luar biasa seperti
terjadinya perang atau konflik bersenjata.
 Opini tersebut akan beragam berdasarkan pada nilai
dan kepercayaan yang mereka miliki dan keberagaman
inilah yang menimbulkan dilema.
 Contoh isu moral dalam bidang kesehatan diantaranya
masalah aborsi, bayi tabung, sewa rahim, bank sperma,
kloning dan yang terbaru masalah ATM Kondom yang
menjadi polemik berkepanjangan dalam masyarakat.
-
KONFLIK MORAL
 Terjadi karena ada perbedaan antara prinsip moral antar
individu. Konflik moral menyebabkan dilema moral.
Menurut Johnson ( 1990 ).
 Terdapat 2 tipe konflik moral , yaitu :

1. Konflik dalam prinsip yang sama. Contoh, bila seorang


bidan berprinsip menjunjung tinggi autonomi, autonomi
siapa yang ia perjuangkan? Autonomi bidan atau
kliennya? Keduanya memiliki kedudukan dan kepentingan
yang sama, sehingga seringkali menimbulkan konflik bagi
bidan.
2. Konflik dalam prinsip yang berbeda. Contoh : dalam kasus
ibu yang menolak episiotomi , bidan memiliki konflik
antara kewajiban untuk menghargai hak hidup janin
sekaligus menghargai autonomi dan keinginan si ibu.
DILEMA MORAL
 Banyak kasus yang timbul dalam masyarakat
dapat menimbulkan permasalahan bagi tenaga
medis. Permasalahan itu mengakibatkan dilema
dalam tindakan profesi, karena apabila seorang
tenaga medis melakukan tindakan yang tidak
disetujui oleh pasien ( klien ) ataupun di luar
wewenangnya, hal ini akan dapat
mempengaruhi moral dirinya sebagai tenaga
medis.
 Ini terbukti dengan banyaknya kasus medis yang
dibawa ke meja hijau akibat dilema moral yang
mengakibatkan tindakan melanggar hukum
 Dilema moral akan selalu ada dalam kehidupan setiap
manusia, termasuk di dunia kesehatan.
 Manusia memiliki latar belakang budaya, agama ,
pendidikan dan ekonomi yang berbeda, sehingga
masalah yang muncul dan yang harus dihadapi sangat
kompleks. Dengan kata lain, manusia mempunyai
kemampuan untuk menerima dan memecahkan satu
masalah yang dihadapinya. Oleh karena itu, profesional
dituntut untuk memiliki wawasan luas agar dapat
mengatasi masalah yang ada, terutama yang
berhubungan dengan dilema moral
 Menurut Campbell ( 1984 ), dilema moral
merupakan situasi yang menghadapkan individu
pada 2 pilihan dan tidak satupun dari pilihan itu
dianggap sebagai jalan keluar yang paling tepat.
Saat terjadi dilema, alternatif yang ada
tampaknya setara atau sama saja, sehingga sulit
menetapkan pilihan yang tepat, seperti berada
di persimpangan jalan. Semakin sulit kita
memprediksi konsekuensi tindakan yang akan
kita terima, semakin besar dilema yang kita
hadapi
 -Dalam Oxford Learner’s Pocket Dictionary
( 1995 ),” Moral dilemma is concerning
principles of right and wrong in difficult
situation in which one has to choose
between two things ”. Hal ini berarti
bahwa dilemma moral berkaitan dengan
prinsip benar dan salah yang dalam situasi
sulit, individu dituntut untuk memilih satu
dari dua pilihan yang ada.
 Dua poin pertama dari 16 poin pernyataan kode
etik profesi menyatakan bahwa : “ Sebagai
perawat, bidan atau pelayanan kesehatan
terdaftar, secara pribadi anda bertanggung
jawab terhadap tindakan praktik anda, dan
dalam melaksanakan tindakan professional ,
anda harus :
 Selalu bersikap mengutamakan keinginan,
keselamatan, dan kesehatan pasien dan klien.
 Memastikan tidak melanggar atau lalai dalam
melakukan tanggung jawab, yang dapat
mengganggu kepentingan dan keselamatan
pasien dan klien.
KONFLIK MORAL
 Konflik adalah suatu proses ketika dua pihak atau lebih
berusaha memaksakan tujuannya dengan cara
mengusahakan untuk menggagalkan tujuan yang ingin
dicapai pihak lain ( Setiawan, 2004 ). Johnson ( 1990 )
membagi konflik menjadi dua, yaitu :
 Konflik yang terjadi adalah sebuah prinsip seperti
menggunakan autonomi, kapankah kita menerima
autonomi sebagai nilai moral yang harus dipromosikan
dan dilindungi, serta apa alasannya?
 Konflik yang terjadi berada pada dua prinsip terpisah
 Konflik moral merupakan suatu hal yang sulit dihindari,
khususnya dalam dunia kesehatan .
 Konflik moral terjadi karena kesenjangan antara prinsip
moral yang dianut dengan situasi kenyataan yang
dihadapi.
 Konflik moral dapat terjadi dalam kehidupan sehari hari,
baik di bidang kedokteran maupun kesehatan.
 Tenaga kesehatan dan klien bisa berada dalam situasi
ketidakpastian manakala menghadapi banyak pilihan,
namun yang paling sulit adalah bagaimana meramalkan
konsekuensi suatu tindakan, karena semakin besar
konflik, semakin besar pula dilema yang akan dihadapi
( Campbell, 1984 )
 Dalam masyarakat yang kompleks sebagai dampak
modernisasi, terjadi pergeseran moral dan etik ke arah
keterpurukan. Untuk mencegah penurunan moral dan
etik , diperlukan sikap etis yang menunjukkan bahwa
sikap tindakan moral terdiri atas kewajiban dan hak
yang ditentukan dengan peraturan yang bertujuan
legalisasi dari moral dan moralisasi dari hukum ”legalism
and medical ethics ”. Semua orang mempunyai hak
untuk mendapat pelayanan kesehatan dari tenaga
kesehatan profesional, tetapi kenyataannya hanya
sedikit msyarakat yang memperoleh pelayanan
kesehatan dari tenaga profesional itu. Pelayanan
tersebut banyak memberi manfaat dalam menyelesaikan
konflik moral yang mungkin dihadapi masyarakat dlam
menjalankan kehidupannya.
 Untuk mengatasi konflik moral, setiap pihak ( nakes dan
klien ) harus menyadari hak dan kewajibannya serta
mampu menempatkan dirinya dalam porsi yang tepat.
Upaya yang dapat mempertemukan kebutuhan kedua
belah pihak tanpa merugikan salah satu pihak adalah
melalui komunikasi interpersonal atau konseling
( KIP/K ) antara tenaga kesehatan dengan kliennya.
Komunikasi tersebut terwujud dalam bentuk informed
choice dan informed consent. Informed choice dan
informed consent merupakan satu kesatuan yang tidak
bisa dipisahkan.Untuk mendapatkan informed concent
dari klien, tenaga kesehatan harus memastikan bahwa
kliennya mendapatkan informed choice terlebih dahulu.
PENYEBAB MUNCULNYA KONFLIK
 Berusaha mencapai tujuan dengan cara
memuaskan kebutuhan.
 \mempertahankan nilai-nilai
 Memaksakan kepentingan
 Sumber daya yang tidak mencukupi
 Kurang atau ketiadaan komunikasi antara pihak
pihak berkonflik.
 Kurangnya rasa percaya satu sama lain
 Saling tidak menghargai hubungan
 Kekuasaan terpusat ( tidak terbagi secara
merata ).
TEORI ETIKA
 1.Teori Utilitarisme.
- Prinsip umumnya adalah didasari bhw tindakan moral
menghasilkan kebahagiaan besar bila menghasilkan
jumlah atau angka yg besar.
- Keputusan dibuat seharusnya memaksimalkan
kesenangan dan meminimalkan ketidaksenangan.
-Terbagi 2 :
1.Utilitarisme berdasarkan tindakan ( setiap tindakan
ditujukan utk keuntungan yg besar)
2.Utilitarisme berdasarkan aturan ( modifikasi antara
utilitarisme tindakan dan aturan moral sehingga
aturan yg baik akan menghasilkan keuntungan yg
maksimal.
2.TEORI DEONTOLOGY
 Sesuatu dikatakan baik dlm arti
sesungguhnya adalah kehendak yg
baik,kesehatan,kekayaan,kepandaian
adalah baik jika digunakan dg baik.
 Manusia memp intuisi akan kewajiban utk
menyatakan kebenaran,kewajiban
setia,ganti rugi,terima
kasih,keadilan,berbuat baik,dll.
3.TEORI HEDONISME
 Kodrat manusia mencari kesenangan dan
menghindari ketidaksenangan.
 Disebut baik bila meningkatkan
kesenangan dan jahat bila mengurangi
kesenangan atau menimbulkan
ketidaksenangan.
 Kesenangan indrawi,bebas dari rasa
nyeri,keresahan,dll.
4.TEORI EUDEMONISME
 Setiap kegiatan manusia mengejar tujuan
yg dianggap baik baginya.
 Tujuan akhir hidup manusia adalah
kebahagiaan ( eudaimonia ).
 TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai