Anda di halaman 1dari 19

STUDI KEBANTENAN

OLEH :
ACENG ASNAWI R.

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
BUMI HARTA KARUN KITA
A. Manusia dan Bumi

Manusia merupakan wujud yang amat erat berkaitan dengan tanah. Manusia diciptakan dari tanah. Unsur tanah
dalam proses penciptaan manusia diungkapkan oleh Al-Qur’an dengan berbagai sebutan, seperti ardl [bumi],
turab [debu], thin [lempung] dan sulalah min thin [saripati lempung] (Qs. 11: 61; 22:5; 6:2; 23:12). Al-Qur‘an
menegaskan bahwa manusia secara fisik- biologis diciptakan dengan bahan baku dari tanah (bumi), tinggal dan
hidup dari hasil bumi, dan diberi beban tangggung jawab untuk memakmurkan bumi. Setelah kematian
manusia akan dikebumikan (kembali menjadi tanah) dan kemudian daripadanya dibangkitkan kembali oleh
ALLAH pada Hari Kebangkitan.
Kesadaran iman di atas membawa pada suatu kesimpulan logis bahwa menjaga dan melestarikan bumi (baca:
lingkungan) sama dengan menjaga dan memelihara diri dan masa depan keturunan manusia. Sebaliknya,
merusak bumi sama dengan menghancurkan masa depan kemanusiaan. Tidak dapat disangkal bahwa rusaknya
lingkungan, pencemaran dan pengurasan sumber daya alam tanpa mengindahkan prinsip-prinsip keseimbangan
akan membahayakan kehidupan manusia secara perlahan-lahan. Semakin
luas kerusakan lingkungan, maka semakin tampaklah bahaya yang akan diderita oleh umat manusia. Dalam konteks
inilah, kita memahami keterangan Al-Qur‘an bahwa menjaga dan melestarikan lingkungan sama pentingnya
dengan penghargaan terhadap hak asasi manusia.
Manusia tidak dapat dipisahkan dari lingkungan, bumi tempat tinggalnya. Begitu manusia lahir, ia berhubungan
dengan udara dalam proses bernafas. Dalam kehidupan lebih lanjut manusia tidak dapat lepas lagi dari
pengaruh lingkungannya. Demikian pula mahluk hidup lainnya yang ada di muka bumi ini. Hubungan
manusiaa dan mahluk hidup lainnya dengan lingkungannya mengundang pemikiran tentang konsep, azas, dan
hukum yang berkenaan dengan hubungan organisme, khususnya manusia, dengan lingkungannya yang
berlangsung pada suatu sistem kehidupan (ekosistem).
Dalam konsep ekologi, terdapat dua komponen utama, yaitu mahluk hidup dan lingkungan. Mahluk Hidup
adalah sistem atau organisme yang cenderung untuk merespon perubahan
pada lingkungan mereka dan dalam diri mereka sendiri, sedemikian rupa untuk meningkatkan kelanjutan
mereka sendiri dan berumur panjang. Mahluk hidup memiliki kemampuan untuk menghirup udara (bernafas),
memindahkan (navigasi) dan memiliki kemampuan dengan
berkembang biak. Contoh mahluk Hidup adalah manusia, hewan, tumbuhan dan beberapa mikroorganisme lain
(virus, bakteri, fungi).
Lingkungan menurut Chiras, (1991), mendefinisikan lingkungan hidup sebagai sistem yang merupakan
kesatuan ruang dengan semua benda, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dengan
perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya.
B. Bumi adalah Sumber Daya

Bumi adalah sumberdaya titipan generasi yang akan datang; hak ekologis anak cucu kita di bagian hulu
atau hilir yang wajib dijaga dan dirawat. Bumi sebagai sumberdaya (“resources”) ialah sumber persediaan,
baik cadangan maupun yang baru.

Definisi kerja dari sumberdaya alam ialah unsur-unsur lingkungan alam, baik fisik maupun hayati, yang
diperlukan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya dan meningkatkan kesejahteraannya.

Menurut sifatnya, sumberdaya alam dapat dibedakan menjadi [1] sumberdaya alam fisik, seperti tanah, air
dan udara, dan [2] sumberdaya alam hayati, yaitu hutan, padang
rumput, tanaman pertanian, perkebunan, margasatwa, populasi ikan dan sebagainya.
C. Pengelolaan Sumberdaya Alam

Dasar dari ilmu pengelolaan sumberdaya alam ialah ekologi dengan pendekatan ekosistem (Watt, 1968; Van Dyne,
1969). Dalam ekologi dikenal berbagai macam ekosistem, seperti hutan, danau, laut, tanaman pertanian, perkebunan
dan padang rumput, yang kesemuanya merupakan pula sumberdaya alam. Didalam ekosistem-ekosistem itu, manusia
tidak mempunyai peranan dalam proses-proses ekologis selain sebagai pemakai atau konsumen terakhir (Odum,
1971).
Pengelolaan sumberdaya alam dapat didefinisikan sebagai usaha manusia dalam mengubah ekosistem sumberdaya
alam agar manusia memperoleh manfaat yang maksimal dengan mengusahakan kontinuitas produksinya. Pengelolaan
sumberdaya alam dapat pula diberi batasan sebagai suatu proses mengalokasikan sumberdaya alam dalam ruang dan
waktu untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Dalam mengalokasikan sumberdaya alam ini diusahakan perimbangan antara populasi manusia dan sumberdaya,
dengan mengusahakan pula pencegahan kerusakan pada sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Pengelolaan hutan, pengelolaan pertanian dan pengelolaan perikanan merupakan pengkhususan dari pengelolaan
sumberdaya alam, yaitu pengelolaan secara sektoral yang seyogyanya berdasarkan pendekatan ekosistem. Tetapi,
tanpa dilandasi konsepsi pengelolaan sumberdaya alam yang bersifat menyeluruh dan terpadu, pengelolaan sektoral
itu cenderung untuk berjalan sendiri-sendiri, sehingga pada keadaan dan waktu tertentu terjadi tumbukan
kepentingan.
D. Destinasi Wisata Banten

Kegiatan industri yang mendukung pelestarian alam sekaligus meningkatkan nilai tambah bagi
masyarakat adalah wisata. Provinsi Banten terkenal dengan banyaknya objek wisata. Mulai dari
wisata alam, wisata budaya, hingga wisata religi ini. Berikut tempat wisata terbaik di Banten yang jika
dikelola dengan baik akan menjadi andalan pendapatan asli pemerintah Banten.

1. Pantai Anyer 22. Arung Jeram Sungai Ciberang


2. Pantai Ciputih 23. Arung Jeram Sungai Ciberang
3. Pantai Jambu 24. Rawa Dano
4. Pantai Sawarna 25. Danau Tasikardi
5. Pantai Tanjung Lesung 26. Pulau Dua / Pulau Burung
6. Pantai Bagedur 27. Pulau Sangiang
7. Pantai Carita 28. Pulau Umang
8. Pantai Karang Bolong 29. Pulau Panaitan
9. Pantai Cihara 30. Pulau Peucang
10. Pantai Karang Taraje 31. Air Panas Cisolong
11. Pantai Karangsongsong Cibobos 32. Pemandian Cikoromoy
12. Pantai Mabak 33. Kandank Jurank Doank
13. Gunung Karang 34. Kampung Baduy
14. Gunung Pulosari 35. Kampung Cisungsang
15. Gunung Krakatau 36. Masjid Agung Banten
16. Gunung Pulosari 37. Kota Banten Lama
17. Air Terjun Di Curug Betung 38. Penjarahan Gunung santri
18. Air Terjun Cihear 39. Penjarahan Syekh Asnawi Caringin
19. Air Terjun Gendang 40. Makam KH. Wasyid
20. Air Terjun Curug Putri 41. Makam Kiayi Beji ( Ki Terumbu )
21. Taman Nasional Ujung Kulon 42. Makam Syech Mansyur di Saketi
E. Etika Lingkungan Berbasis Kearifan Lokal

1. Hakikat Etika Lingkungan

Etika merupakan ilmu pengetahuan tentang kesusilaan (moral). Yang berarti bahwa etika membicarakan
kesusilaan (moralitas) secara ilmiah. Sekalipun demikian etika sama sekali tidak bermaksud untuk menggiring
semua orang untuk bertindak sesuai dengan moralitas begitu saja. Imbauan etika untuk bertindak sesuai dengan
moralitas, bukan karena keharusan untuk taat terhadap warisan nenek moyang, melainkan karena kesadaran diri
bahwa suatu hal memang baik bagi dirinya. Etika lingkungan adalah berbagai prinsip moral lingkungan. Jadi etika
ingkungan merupakan petunjuk atau arah perilaku praktis manusia dalam mengusahakan terwujudnya moral
lingkungan.
2. Kearifan Budaya Banten

Sebenarnya kita pernah memiliki public rule dalam bentuk pamali dan norma-norma yang mengatur hubungan
manusia dengan lingkungan. Karena keinginan manusia untuk hidup harmoni dengan alam maka diciptakanlah
pamali-pamali yang mengatur hubungannya dengan alam.
Akan tetapi, lama kelamaan tradisi ini makin pupus seiring dengan kemajuan jaman. Pamali-pamali tersebut
mulai melemah karena hanya bersifat lokal dan tidak diaktualisasikan dalam konteks sekarang. Padahal, jika
tradisi kearifan lokal ini mampu diaktualisasikan dalam konteks sekarang, akan menjadi sebuah pegangan yang
sangat baik dalam hal pengelolaan sumber daya alam. Kita harus mampu untuk merevitalisasi semangat
kearifan lokal dalam konteks sekarang ini, dengan melarutkan tradisi ini ke hal-hal yang sifatnya ilmiah,
sehingga nilainilai yang ada dalam tradisi tersebut dapat dijelaskan secara ilmiah. Sebagaimana kita ketahui
bahwa semakin meningkatnya ilmu pengetahuan, masyarakat lebih membutuhkan hal-hal yang bersifat ilmiah
sebelum menerima sebuah norma yang akan digunakan dalam berperilaku dalam hidup dan kehidupannya.
Misalnya: kita mampu menjelaskan pada masyarakat terutama pada masyarakat pendatang, bahwa dengan
adanya pamali menebang pohon dihubungkan dengan lahan tandus yang akan menyebabkan banjir.
3. Konservasi Makhluk Hidup dalam masyarakat Adat Baduy

Desa Kanekes dengan luas 5.136,58 hektar adalah sebuah wilayah pegunungan dan perbukitan
dengan kondisi hutan yang masih asri. Berdasarkan informasi masyarakat, hutan-hutan ini dialirkan
oleh puluhan anak sungai diantaranya terdapat sekitar 125 titik sumber air yang berasal dari hutan
lindung. Desa ini penuh dengan pesona keindahan hutan yang masih perawan serta kaya dengan
aneka jenis flora dan fauna.
Masyarakat suku Baduy merupakan masyarakat adat yang memiliki keunikan dan kekhasan dalam
kehidupannya. Cara hidup tradisional masyarakat Baduy yang sederhana dan penuh toleransi lebih
melihat kehidupan jauh kedepan, sehingga tetap menjaga keberlanjutan hidupnya.
Proteksi terhadap sumber daya hayati ditujukan untuk mempertahankan kehidupan mereka supaya
tetap utuh, hamper semua kebutuhan hidupnya dipenuhi dari alam. Pemenuhankebutuhan tersebut
dilakukan dengan menggunakan pengetahuan tradisional yang dimilikinya, sehingga kondisi alam di
wilayah Baduy sampai sekarang masih terjaga dengan baik
CAKRAWALA PENGEMBANGAN ILMU
PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA
1. Teknologi Tepat Guna
Teknologi tepat guna adalah sebuah teknologi yang ditemukan atau diciptakan
dengan tujuan untuk semakin meningkatkan atau membuat pekerjaan manusia
semakin lancar. Hal ini kemudian bisa meningkatkan nilai ekonomi juga. Teknologi
tersebut tidak hanya asal dibuat namun dibuat dengan tepat sesuai dengan
kebutuhan manusia.
Jenis-jenis teknologi tersebut antara lain :
1. Bidang Pertanian Adanya Traktor , sebelumnya cangkul dan bajak
2. Bidang Transportasi ; adanya kendaraan bermotor , sebelumnya sepeda becak dll
3. Bidang Usaha Kecil: Mesin pengupas bawang sebelumnya menggunakan pisau
2. Memahami Sistem Sain dan Teknologi Sebagai Alat Memperoleh Penghasilan
Sains (science) diambil dari kata latin scientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge
merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone
menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan
mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. 

Teknologi adalah metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis; ilmu pengetahuan terapan atau dapat pula
diterjemahkan sebagai keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan
dan kenyamanan hidup manusia.
Pemanfaatan teknologi meluas pada upaya penghapusan kemiskinan, penghapusan jam kerja yang berlebihan,
penciptaan kesempatan untuk hidup lebih lama dengan perbaikan kualitas kesehatan manusia, membantu upaya-upaya
pengurangan kejahatan, peningkatan kualitas pendidikan, dan sebagainya (Sonny dkk., 2001).
Ilmu pengetahuan dan teknologi juga dimanfaatkan pemerintah dalam menunjang pembangunannya. Misalnya dalam
perencanaan dan programing pembangunan, organisasi pemerintah dan administrasi negara untuk pembangunan sumber-
sumber insani, dan teknik pembangunan dalam sektor pertanian, industri, dan kesehatan.Puncaknya, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, bukan saja membantu manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Lebih
jauh, ilmu pengetahuan dan teknologi berhasil mendatangkan kemudahan hidup bagi manusia.
Bendungan, kalkulator, mesin cuci, kompor gas, kulkas, OHP, slide, TV, tape recorder, telephon, komputer, satelit,
pesawat terbang, merupakan produk-produk teknologi yang, bukan saja membantu manusia memenuhi kebutuhan
hidupnya, tetapi membuat hidup manusia semakin mudah (Ibnu, 1998). Manfaat-manfaat inilah yang mula-mula
menjadi tujuan manusia mengembangkan ilmu pengetahuan hingga menghasilkan teknologi.  Mulai dari teknologi
manusia purba yang paling sederhana berupa kapak dan alat-alat sederhana lainnya. Sampai teknologi modern saat ini,
yang perkembangannya jauh lebih pesat dari perkembangan teknologi sebelumnya. Perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi ini sanggup membawa berkah bagi umat manusia berupa kemudahan-kemudahan hidup, yang sebelumnya
tidak pernah terpikirkan dalam benak manusia.
3. Kriteria Iptek
Tidak semua pengetahuan bisa disebut ilmu, suatu konsep akan merupakan suatu ilmu pengetahuan apabila
cara mendapatkannya memenuhi syarat-syarat berikut ini:

1. Logis atau masuk akal, sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan yang diakui kebenarannya
2. Objektif, harus sesuai denga obyek yang dikaji dan didukung oleh fakta empiris.
3. Metodik, pengetahuan diperoleh dengan cara-cara tertentu yang teratur, dirancang, diamati dan terkontrol.
4. Sistematik, berarti bahwa pengetahuan terdebut disusun dalam suatu sistem yang satu dengan lainnya
saling berkaitan dan saling menjelaskan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh.
5. Berlaku umum dan Universal, pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan dimana saja atau disebut
unuversal, yaitu dengan tata cara dan variabel  experimentasi yang sama, akan diperoleh hasil yang sama
atau konsisten.
6. Kumulatif berkembang dan tentatif, khasanah ilmu pengetahuan selalu bertambah dengan hadirnya ilmu
pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan yang tebukti salah harus diganti dengan pengetahuan yang benar
(sifatnya tentatif).
Hirarki dan Klsifikasi Ilmu
Sistem pengetahuan sebagai bagian terpenting dari unsur kebudayaan dipengaruhi oleh pandangan masyarakat
tentang kosmologi. Dalam pandanagan masyarakat Banten alam ini adalah milik Gusti Allah yang dititipkan
kepada Khalifah atau Sultan untuk tujuan suci, menciptakan kemakmuran dan perdamaian abadi atau
Darussalam.
Dalam pandangan masyarakat Banten, Ilmu bersumber dari Gusti Allah dan dicari untuk mengenal dan
mengabdi kepada-Nya, dengan jalan memakmurkan bumi, mensejahterakan manusia dan makhluk lainnya
serta melestarikan semesta. Ilmu dalam pandangan Islam diperoleh dari Gusti Allah. Ilmu diperoleh manusia
melalui firman (wahyu) dan “alamat” Allah dalam semesta. Dalam konteks agama Islam, sumber ilmu
pengetahuan adalah Al-Qur’an (Kitabullah) dan as-Sunnah, serta alam semesta. Firman Allah dipahami secara
dealektik; sedangkan “alamat” Allah dipahami melalui pembuktian demonstartif atau eksperimentasi.
Peranan IPTEK Bagi Kehidupan

Manusia sebagai mahluk yang berbudaya memerlukan pakaian, yang pada mulanya hanya sekedar penutup
aurat, kemudian berkembang fungsinya menjadi alat untuk melindungi diri dari sengatan panas dan
dinginnya udara. Untuk ini kemajuan ilmu pengetahuan alam dan teknologi telah banyak memberikan
sumbangan.

Perkembangan sain dan teknologi sangat pesat, baik dalam jumlah, kedalaman maupun pemanfaatannya.
Alvin Toffler dalam bukunya The Third Wave mengatakan bahwa menjelang abad XXI umat manusia akan
menghadapi suatu revolusi baru bidang teknologi, yaitu revolusi informasi dan telekomunikasi. Revolusi
ketiga ini ditandai dengan perubahan teknologi terutama di bidang mikro elektronika, teknologi alternatif,
aeronautika, bioteknologi dan teknologi informasi. Dampak dari perkembangan sain dan
Teknologi untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, dapat bersifat positif (kehidupan manusia menjadi
lebih mudah dan menyenangkan, artinya benar-benar bermanfaat) dan dapat juga bersifat negatif
(menimbulkan efek sampingan).
IPTEK dan Kedaulatan Negara

Kekuatan dan daya saing umat ditentukan oleh keberadaan sumberdaya manusia yang menguasai ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam mengelola sumberdaya alam, terutama dalam menjaga kedaulatan
pangan (pertanian), energy (pertambangan), swasembada daging dan susu (peternakan).

Jika suatu negara tidak menguasai industri baja dan alat utama sistem senjata (alutsista), maka negara kita tidak
memiliki kendali, kita tidak akan memiliki ‘izzah (wibawa),
karena kekuatan asing lah yang berwenang penuh untuk menjual atau tidak menjual kepada kita, kapan saja,
dengan persyaratan-persyaratan yang sepenuhnya mereka tetapkan.
Tidak akan pernah ada kedaulatan yang sebenarnya bagi negara yang persenjataannya selalu tergantung kepada
keahlian bangsa asing. Tentara kita lumpuh karena tidak dilengkapi
teknologi kendali dan persenjataan modern, yang dibuat oleh putera puteri terbaik bangsa sendiri.

Di era informasi negara harus kembali menguasai perusahaan telekomunikasi dan informasi. Pada era ini, perang
opini terjadi melalui media. Negara, pada hari ini tidak dapat
membendung arus informasi yang mengalir deras, karena negara tidak lagi mengendalikan Media, TV dan Radio.
Dampak Negatif IPTEK dan Krisis Lingkungan

Dalam usaha untuk meningkatkan kualitas hidupnya, manusia berupaya dengan segala daya untuk mengolah
dan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada demi tercapainya kualitas hidup yang diinginkan.

Kegiatan sain dan teknologi yang pada mulanya dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia,
ternyata pada sisi lain dapat menimbulkan dampak yang
justru merugikan kelangsungan hidup manusia. Kegiatan sains dan teknologi dapat mengganggu
keseimbangan lingkungan. Apabila keseimbangan lingkungan terganggu, maka kualitas lingkungan juga
berubah. Padahal kenyamanan hidup banyak ditentukan oleh daya dukung lingkungan atau kualitas
lingkungan yang mendukung kelangsungan hidup manusia.

Dampak langsung bersifat negatif akibat kegiatan sain dan teknologi, dapat dilihat dari terjadinya
pencemaran udara, air, dan tanah.
Teknologi Tepat Guna Masyarakat Banten

Masyarakat Banten memiliki teknologi sendiri dalam pengolahan suberdaya alam, antara lain industri
pengolahan Gula Aren. Industri pengolahan gula aren ini banyak dilakukan karena ketersediaan bahan
baku pohon aren (air nira) yang melimpah di beberapa daerah di Kabupaten Pandeglang dan Lebak.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai