Anda di halaman 1dari 26

TES FORMATIF dan

SUMATIF

Dewi Andayani, S.Pd, M.Pd


Tes formatif

• form merupakan kata dasar dari istilah formatif, evaluasi


formatif dimaksudkan untuk mengetahui sejauh siswa telah
terbentuk setelah mengikuti sesuatu program tertentu.
• Tes formatif dapat juga dipandang sebagai tes dianostik
pada akhir pelajaran.
• Evaluasi formatif atau tes formatif diberikan pada akhir
setiap program. Tes ini merupakan post-test atau tes akhir
proses.
pre-test post-test
(tes awal) PROGRAM (tes akhir)

• Evaluasi formatif mempunyai manfaat, baik bagi siswa,


guru maupun program itu sendiri
Manfaat bagi siswa :
a) Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah
menguasai bahan program secara menyeluruh
b) Merupakan penguatan (reinforcemet) bagi siswa.
c) Usaha perbaikan. Dengan umpan balik yang diperoleh
setelah melakukan tes, siswa mengetahui kelemahan-
kelemahannya.
d) Sebagai diagnosis. Bahan pelajaran yang sedang
dipelajari oleh siswa merupakan serangkaian
pengetahuan, ketrampilan, atau konsep. Dengan
mengetahui hasil tes formatif,siswa dengan jelas dapat
mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang
masih dirasakan sulit.
a) Mengetahui sampai sejauh mana bahan yang
diajarkan sudah dapat diterima oleh siswa.
Hal ini akan menentukan pula apakah guru itu
harus mengganti cara menerangkan (strategi
mengajar) atau tetap dapat menggunakan
cara (strategi) yang lama.
b) Mengetahui bagian-bagian manadari bahan
pelajaran yang belum menjadimilik siswa.
Apabila bagian yang belum dikuasai
kebetulan merupakan bahan prasyarat bagi
bagian pelajaran yang lain,maka bagian itu
harus diterangkan lagi, dan barangkali
memerlukan cara atau media lain untuk
memperjelas
• Contoh :

bahan I bahan II bahan III

Dari gambar ini dapat dilihat bahwa dari bahan III ada bagian
yang belum dikuasai. Celah yang belum dikuasai pada bahan
III lebih besar dari bahan II dan bahan I karena bahan yang
belum dikuasai dibahan I akan terbawa terus dan merupakan
hambatan yang membesar.

c) Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program


yang akan diberikan.
Manfaat bagi program : setelah diadakan tes formatif maka
diperoleh hasil. Dari hasil tsb dapat diketahui :

a) Apakah program yang telah diberikan merupakan program


yang tepat dalam arti sesuai dengan kecakapan anak.
b) Apakah program tsb membutuhkan pengetahuan-
pengetahuan prasyarat yang belum diperhatikan.
c) Apakah diperlukan alat,sarana,dan prasarana untuk
mempertinggi hasil yang akan dicapai
d) Apakah metode,pendekatan,dan alat evaluasi yang digunakan
sudah tepat
3) Tes sumatif
 Evaluasi sumatif atau tes sumatif dilaksanakan
setelah berakhirnya pemberian sekelompok
program atau sebuah program yang lebih besar
 Dalam pengalaman di sekolah,tes formatif
dapat disamakan, ulangan harian dijadwalkan
oleh guru, sedangkan tes sumatif dapat
disamakan dengan ulangan umum yang
biasanya dilaksnakan pada tiap akhir
caturwulan atau semester.
 Secara diagramis maka hubungan antara tes sumatif sbb :

Program Program Program Program Program

F F F F F
S

Keterangan : F = tes formatif S = tes sumatif

Manfaat Tes Sumatif


ada beberapa manfaat tes sumatif, diantaranya yang terpenting adalah
a) Untuk menentukan nilai.
Nilai dari tes sumatif digunakan untuk menentukan kedudukan
anak.
• Dalam penentuan nilai setiap anak dibandingkan dengan
anak-anak lain. Asumsi yang mendasari pandangan ini adalah
bahwa prestasi belajar siswa-siswa dalam sebuah kelas, akan
tergambar dalam sebuah kurva normal
• Sebagian besar anak-anak dikelas itu akan terletak di tengah-
tengah daerah kurva, yaitu di daerah “sedang”, sebagian kecil
terletak di daerah “atas” dan sebagain lain lagi akan terletak di
daerah “bawah”

-3 SD -2 SD -1 SD 0 + 1 SD +2SD +3 SD
Kurva prestasi belajar kelompok dalam satu kelas :
 Dari - 3 SD sampai – 1 SD adalah daerah “bawah” atau siswa
dengan prestasi rendah
 Dari – 1 SD sampai + 1 SD adalah daerah “ sedang” atau siswa
dengan prestasi cukup
 Dari +1 SD samapai +3 SD adalah daerah “atas”atau siswa
dengan prestasi tinggi.

b) Untuk menentukan seseorang anak dapat atau tidaknya


mengikuti kelompok dalam menerima program berikutnya.
Dalam kepentingan seperti ini maka tes sumatif berfungsi
sebagai prediksi
c) Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan
berguna :
(1) Orang tua siswa
(2) Pihak bimbingan dan penyuluhan di sekolah
(3) Pihak-pihak lain apabila siswa tsb akan pindah ke sekolah
lain,akan melanjutkan belajar atau memasuki lapangan kerja.
4) Tes formatif dan tes sumatif dalam
praktek

Dalam pelaksanaan di sekolah tes formatif


merupakan ulangan harian (mengakiri sub
pokok bahasan), sedangkan tes sumatif
biasa kita kenal sbg ulangan umum yang
diadakan pada akhir caturwulan atau akhir
semester (dilaksanakan setiap mengakhiri
satu pokok bahasan (jadi dalam program
yang lebih besar)
 Dalam pelaksanaannya tes sumatif di sekolah-sekolah ada
yang disanakan antara satu daerah atau wilayah
administratif, dan dikenal sebagai THB (Tes Hasil Belajar),
TPB (Tes Prestasi Belajar)
 Ada efek positif dan negatif atas dihapuskannya ujian
negara menjadi ujian sekolah, maka tes sumatif bersama
(THB atau TPB) mempunyai kebaikan dan kelebihan.
Kebaikan THB bersama :
a) Pihak atasan atau pengelola sekolah-sekolah (Diknas)
dapat membandingkan kemajuan sekolah-sekolah yang ada
wilayahnya
b) Karena dibandingkan antara sekolah yang satu dengan
sekolah yang lain, maka akan timbul persaingan sehat antar
sesamanya
c) Standar pelajaran akan terpelihara dengan sebaik-baiknya
karena soal-soal tes yang diberikan disusun oleh Diknas
Keburukan THB bersama
a) Ada kemungkinan akan terjadi pemberian pelajaran yang hanya
berorientasi pada “ujian” dengancara memberikan latihan
mengerjakan soal sebanyak-banyaknya
b) Tidak menghiraukan jika terjadi beberapa bentuk kecurangan
karena ada sekolah (sekolah-sekolah) yang ingin mendapat nama
baik.

5) Perbandingan antara tes diagnostik, tes formatif dan tes


sumatif
a) Ditinjau dari fungsinya
(1) Tes diagnostik
 Menentukan apakah bahan prasyarat telah dikuasai atau belum
 Menentukan tingkat penguasaan siswa terhadap bahan yang
dipelajari
• Memisah-misahkan (mengelompokkan) siswa berdasarkan
kemampuan dalam menerima pelajaran yang dipelajari
• Menentukan kesulitan-kesulitan belajar yang dialami untuk
menentukan cara yang khusus untuk mengatasi atau
memberikan bimbingan

(2) Tes Formatif


Sebagai umpan balik bagi siswa, guru, maupun program untuk
menilai pelaksanaan satu unit program

(3) Tes Sumatif


Untuk membebrikan tanda kepada siswa bahwa telah
mengikuti suatu program, serta menentukan posisi
kemampuan siswa dibandingkan dengan kawannya dalam
kelompok.
b) Ditinjau dari waktu
(1) Tes Diagnostik
• Pada waktu penyaringan calon siswa
• Pada waktu membagi kelasa tau permulaan memberikan
pelajaran
• Selama pelajaran berlangsung bila guru akan memberikan
bantuan kepada siswa.

(2) Tes formatif


Selama pelajaran berlangsung untuk mengetahui kekurangan
agar pelajaran dapat berlangsung sebaik-baiknya.

(3) Tes sumatif


pada akhir unit caturwulan,semester akhir tahun, atau akhir
pendidikan
c) Ditinjau dari titik berat penilaian
(1) Tes diagnostik (Tingkah laku kognitif, afektif,dan
psikomotor dan Faktor-faktor pisik,psikologis, dan
lingkungan)
(2) Tes formatif
Menekankan pada tingkah laku kognitif
(3) Tes Sumatif
Pada umumnya menekankan pada tingkah laku kognitif,
tetapi ada kalanya pada tingkah laku psikomotor dan
kadang-kadang pada afektif. Meskipun menekankan
pada tingkah laku kognitif, yang diukur adalah tingkatan
yang lebih tinggi (bukan sekadar ingatan atau hapalan
saja)

d) Ditinjau dari alat evaluasi


(1) Tes Diagnostik
 Tes prestasi belajar yang sudah distandardisasikan
• Tes diagnostik yang sudah distandardisasikan
• Tes buatan guru
• Pengamatan dan daftar cocok (checklist)

(2) Tes formatif


Tes prestasi belajar yang tersusun secara baik
(3) Tes sumatif : tes ujian akhir

e) Ditinjau dari cara memilih tujuan yang dievaluasi


(1) tes diagnostik
• Memilih tiap-tiap ketrampilan prasyarat
• Memilih tujuan setiap program pelajaran secara berimbang
• Memilih yang berhubungan dengan tingkah laku fisik, mental
dan perasaan.

(2) tes formatif


mengukur semua tujuan instruksional khusus
(3) Tes sumatif
Mengukur tujuan instruksional umum
f) Ditinjau dari tingkat kesulitan tes
(1) Tes diagnostik
Untuk tes dignostik mengukur ketrampilan dasar,diambil soal tes
yang mudah, yang tingkat kesulitannya (indeks kesukaran) 0,65
atau lebih.
(2) Tes formatif
Belum dapat ditentukan
(3) Tes sumatif
Rata-rata mempunyai tingkat kesulitan (indeks kesukaran) antara
0.35 sampai o.70. Ditambah beberapa soal yang sangat mudah
dan beberapa kali lagi yang sangat sukar
g) Ditinjau dari skoring (cara menyekor)
(1) Tes diagnostik
Menggunakan standar mutlak dan standar relatif
(criterion referenced and normreferenced)
(2) Tes formatif
Menggunakan standar mutlak (criterion referenced)
(3) Tes sumatif
Kebanyakan menggunakan standar relatif (norm
referenced), tetapi dapat pula dipakai standar
mutlak (criterion referenced)

h) Ditinjau dari tingkat pencapaian


Tingkat pencapaian adalah skor yang harus dicapai siswa
dalam setiap tes. Tingkat pencapaian ini tidaklah sama.
Tinggi rendahnya tuntutan terhadap tingkat pencapaian
tergantung dari fungsi dan tujuan masing-masing tes
(1) Tes diagnostik
 Berhubung ada bermacam-macam tes diagnostik maka tingkat
pencapaian yang dituntut juga tidak sama.
 Untuk tes diagnostik yang sifatnya memonitorkemajuan,
tingkatpencapaian yang diperoleh siswa merupakan informasi
tentang keberhasilannya. Tindakan guru selanjutnya adalah
menyesuaikandenganhasildiagnostik
 Tes prasyarat adalah tes diagnostik yang sifatnya
khusus,fungsinya adalah untuk mengetahui penguasaan bahan
prasyarat yang sangat penting untuk kelanjutan studi bagi
pengetahuan berikutnya. Untuk ini maka tingkat
penguasaannya dituntut100%
(2) Tes formatif
(3) Ditinjau dari tujuan,tes formatif digunakan untuk mengetahui
apakah siswa sudah mencapai tujuan instruksional umum yang
diuraikan menjadi tujuan instruksional khusus
 Dalam sistem pendidikan yang lama tingkat pencapaian untuk
tes formatif adalah 75%. Siswa yang belum mencapi skor 75%
dari skor yang diharapkan diwajibkan menempuh kegiatan
perbaikan (remedial program) sampai siswa ybs lulus dalam tes
yang berarti bahwa siswa tsb telah mencapai skor 75% dari skor
maksimal yang diharapkan.
(3) Tes sumatif
Tidak diperlukan tuntutan harus berapa tingkat penguasaan
yang akan dicapai. Nilainya digunakan untuk menentukan
kenaikan kelas atau kelulusan. Secara terpisah tidak ditentukan
tingkat pencapaiannya, tetapi secara keseluruhan akan
dikenakan suatu norma teertentu yaitu norma kenaikan kelas
atau norma kelulusan.
i) Ditinjau dari pencatatan hasil
(1) Tes diagnostik : dicatat dan dilaporkan dalam bentuk profil
(2) Tes formatif
Prestasi tiap siswa dilaporkan dalam bentuk catatan berhasil
atau gagal menguasai sesuatu tugas.

(3) Tes sumatif


Kesluruhan skor atau sebagian skor dari tujuan-tujuan yang
dicapai

Scawia B. Anderson membedakan tes menurut dimensilimensi


1) Tes ditinjau dari unsur suatu kegiatan dapat dibedakan atas : tes
pengukur proses dan tes pengukur hasil

2) Tes ditinjau dari tujuan penggunaan hasil, dibedakan atas: tes


formatif, tes subsumatif, dan tes sumatif
3) Tes ditinjau dari konstruksi yang diukur, dibedakan atas: tes
kepribadian, tes bakat, tes kemampuan, tes minat, perhatian,
dan sikap

4) Tes ditinjau dari isi atau bidang studi dibedakan atas tes
matematika, sejarah, IPA,olahraga,ketrampilan, dsb

5) Tes ditinjau dari lingkup dari materi yang diungkap,


dibedakan atas tes pencapaian dan tes penelusuran.

6) Tes ditinjau dari keragaman butir atau tugas dibedakan


atas tes homogen dan tes heterogen. Tes yang digunakan
untukmengukur sesuatu aspek misalnya faktor minat, maka
tesnya terdiri dari butir-butir yang seragam (homogen tester
standar) biasanya terdiri dari butir-butir yang heterogen.
7) Tes ditinjau dari cara tester memberikan respons, dibedakan
atas tes tertulis.tes lisan, tes penampilan, tes pengenalan
(benar-salah, pilihan ganda,menjodohkan dsb)

8) Tes ditinjau dari cara skoring dibedakan atas tes objektif


(dikenal dengan check-point) dan tes subjektif (tes yang
memerlukan pertimbangan subjektivitas penilai)

9) Tes ditinjau dari standar dalam menentukan jawaban,yakni tes


yang menuntut adanya kebenaran mutlak (mengenal benar-
salah) dan tes yang dimaksudkan untuk sekadar mengetahui
keadaan seseorang misalnya tes untuk sikap atau pendapat
seseorang.

10) Tes ditinjau dari cara pengadministrasian dibedakan atas pre-


tes (tes awal) yang dilakukan sebelum diberikannya perlakuan,
dan post test (tes akhir) yang dilakukan sesudh adanya
perlakuan.
11) Tes ditinjau dari tekanan aspek yang diukur, dibedakan atas
speed test, yakni tes yang digunakan untuk mengukur
kecepatan testee bekerja dan power test yakni tes yang
digunakan untuk mengukur kemampuan testee. Pembedaan
atas tes berdasarkan aspek ini dijumpai pada tes psikologis
seperti halnya mengukur tes kemampuan umum (TKU)

12) Tes ditinjau dari banyaknya testee yang dites, dibedakan atas
individual dan tes kelompok. Tes pengukuran inteligensi yang
sifatnya klinis merupakan contoh tes individual sedangkan tes-
tes yang berhubungan dengan pencapaian dilapangan
pendidikan industri atau militer, pada umumnya merupakan
tes kelompok

13) Tes ditinjau dari penyusunnya,dibedakan atas tes buatan guru


dan tes yang diperdagangkan,yang dikenal dengan tes standar.

Anda mungkin juga menyukai