Anda di halaman 1dari 9

JENIS-JENIS PENILAIAN DALAM ASSESMENT

RESUME ASSESMENT DI SD
Tentang
“JENIS-JENIS PENILAIAN DALAM ASSESMENT”
                                                                                  

Oleh Kelompok 7:
1.      Sri Setiawati (1200649)
2.      Ezy Zurriyati (1200651)
3.      Rina Mayasari (1200652)

SEKSI: Reguler 13

Dosen Pembimbing: Drs Zainal Abidin, M.Pd

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UPP IV BUKITTINGGI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2014

JENIS-JENIS PENILAIAN DALAM ASSESMENT


A.     PENILAIAN FORMATIF
1)       Pengertian Penilaian Formatif
Penilaian formatif adalah penilaian hasil belajar yang bertujuan untuk
mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk” (sesuai dengan
tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Perlu diketahui bahwa istilah
“formatif” itu berasal dari kata “form” yang berarti “bentuk”. (Sudijono, 2005 :
71)
Penilaian formatif ini biasa dilaksanakan di tengah-tengah perjalanan
program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau
subpokok bahasan berakhir atau dapat diselesaikan. Di sekolah-sekolah penilaian
formatif ini biasa dikenal dengan istilah “ulangan harian”. Materi dari penilaian
formatif ini pada umumnya ditekankan pada bahan-bahan pelajaran yang telah
diajarkan. Butir-butir soalnya terdiri atas butir-butir soal, baik yang termasuk
kategori mudah maupun yang termasuk kategori sukar (Sudijono, 2005 : 71).
Penilaian Formatif juga berguna dalam menganalisis materi pembelajaran, dan
prestasi belajar siswa, dan efektifitas guru Wally Guyot (1978)
Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwasannya
penilaian formatif adalah penilaian yang dilakukan pada saat berlangsungnya
proses belajar mengajar atau setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan/ topik
agar siswa dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan
yang telah dicapai.

2)       Tujuan, Fungsi dan Manfaat Tes Formatif


(a)    Tujuan Penilaian Formatif
1.      Penilaian formatif adalah mengetahui sejauh mana program yang
dirancang dapat berlangsung, sekaligus mengidentifikasi hambatan. Dengan
diketahui hambatan dan hal-hal yang menyebabkan program tidak lancar,
pengambilan keputusan secara dini dapat mengadakan perbaikan yang
mendukung kelancaran pencapaian tujuan program.
2.      Untuk memastikan tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan untuk
melakukan perbaikan suatu produk atau program.

(b)    Fungsi Penilaian Formatif


1.      Fungsi utama dari penilaian formatif adalah untuk mengetahui
keberhasilan dan kegagalan proses belajar mengajar, dengan demikian
dapat dipakai untuk memperbaiki dan menyempurnakannya.
2.      Untuk mengetahui masalah dan hambatan kegiatan belajar mengajar
termasuk metode belajar dan pembelajaran yang digunakan guru,
kelemahan dan kelebihan seorang siswa.
3.      Untuk memperbaiki proses pembelajaran kearah yang lebih baik dan
efisien atau memperbaiki satuan atau rencana pembelajaran.

(c)     Manfaat Penilaian Formatif


1.       Bagi Siswa
a)      Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan
program secara menyeluruh.
b)      Merupakan penguatan bagi siswa. Dengan mengetahui bahwa penilaian
yang dikerjakan sudah menghasilkan skor yang tinggi sesuai dengan
yang diharapkan, maka siswa merasa mendapat “anggukan kepala” dari
guru, dan ini merupakan suatu tanda bahwa apa yang sudah dimiliki
merupakan pengetahuan yang benar. Dengan demikian maka
pengetahuan itu akan bertambah membekas diingatan. Disamping itu
tanda keberhasilan suatu pelajaran akan memperbesar motivasi siswa
untuk belajar lebih giat, agar dapat mempertahankan nilai yang sudah
baik itu atau memperoleh lebih baik itu.
c)      Usaha perbaikan. Dengan umpan balik (feed back) yang diperoleh
setelah melakukan tes siswa mengetahui kelemahan-kelemahannya.
Sehingga siswa mengetahui bab mana yang dirasa belum dikuasainya.
Dengan demikian ada motivasi untuk meningkatkan penguasaan.
d)     Sebagai diagnosa. Bahwa pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa
merupakan serangkaian pengetahuan dan ketrampilan. Dengan
mengetahui hasil penilaian formatif, siswa dengan jelas dapat
mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang masih dirasakan
sulit.

2.       Manfaat bagi guru


a)      Mengetahui sampai sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat
diterima oleh siswa. Hal ini akan menentukan pula apakah guru itu
harus menggantikan cara menerangkan (strategi mengajar) atau tetap
dapat menggunakan cara (strategi) yang lama.
b)      Mengetahui bagian-bagian mana dari bahan pelajaran yang belum
menjadi milik siswa. Apabila bagian yang belum dikuasai kebetulan
merupakan bahan prasyarat bagi bagian pelajaran yang lain, maka
bagian itu harus diterangkan lagi, dan barangkali memerlukan cara atau
media lain untuk memperjelas. Apabila bahan ini tidak diulangi, maka
akan mengganggu kelancaran pemberian bahan pelajaran selanjutnya,
dan siswa akan semakin tidak dapat menguasainya
c)      Dapat meramalkan sukses dan tidaknya seluruh program yang akan
diberikan.
d)     Memperbaiki program pengajaran atau satuan pelajaran di masa
mendatang, terutama dalam merumuskan tujuan intruksional,
organisasi bahan. Kegiatan belajar-mengajar dan pertanyaan penilaian.
e)      Meninjau kembali dan memperbaiki tindakan mengajarnya dalam
memilih dan menggunakan metode mengajar
f)       Mengulang kembali bahan pengajaran yang belum di kuasai para siswa
sebelum melanjutkan dengan bahan baru atau memberi penugasan
kepada siswa untuk memperdalam bahan yang belum di kuasainya.

3)       Untuk memastikan bahwa penilaian formatif berjalan efektif, maka perlu melakukan
prosedur berikut :
a.       Menentukan materi pengajaran
Guru perlu menentukan materi pengajaran yang harus diselesaikan dalam
satu tahun akademik. Langkah yang terbaik ialah menyusun materi
instruksional berdasarkan tingkat kompleksitas. Sebelum beralih ke materi
lain, guru perlu mengadakan ujian formatif untuk menilai penguasaan
pelajaratas materi yang  telah diajar.
b.      Menentukan aspek dan tahap penguasaan
Guru perlu menentukan aspek-aspek tertentu bagi setiap materi pengajaran
yang perlu dikuasai pelajar. Setelah aspek-aspek ditentukan, maka guru perlu
pula menentukan tingkat penguasaan pelajar terhadap aspek-aspek yang
ditentukan itu. Misalnya, apabila 75% hingga 85% pelajar menguasai suatu
materi, maka dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa telah menguasai
materi dimaksud.
c.       Mengaitkan komponen-komponen materi pengajaran
Guru perlu menyusun komponen-komponen yang terdapat dalam setiap
materi pengajaran berdasarkan taksonomi objektif pengajaran.
d.      Menyusun soal ujian
Penyusun naskah soal ujian berdasarkan materi yang telah diajarkan.
e.       Menyiapkan langkah-langkah tindak lanjut
Ketika siswa masih lemah dalam suatu materi, sebagai tindakan susulan,
guru perlu mengulang semua materi, atau mengubah pendekatan pengajaran
agar pelajar dapat menguasai materi tersebut.

4)       Teknik yang digunakan sebagai penilaian formatif


Teknik-teknik tersebut dapat dibagi ke dalam tipe tertulis dan tidak tertulis sebagai
berikut.
Tertulis :
a.       Ujian
b.      Esai
c.       Portofolio
d.      Penilaian Mandiri
Tidak Tertulis:
a.       Pertanyaan
b.      Observasi
c.       Wawancara/konferensi
d.      Presentasi

5)       Contoh Penilaian Formatif


Misalnya, ketika guru sedang mengajar, guru tersebut mengajukan
beberapa pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mengecek atau mendapatkan
informasi apakah siswa telah memahami apa yang telah diterangkan guru. Jika
ternyata masih banyak siswa yang belum mengerti, maka tindakan guru
selanjutnya ialah menambah atau memperbaiki cara mengajarnya sehingga benar-
benar dapat diserap oleh siswa.
Dari contoh tersebut, jelas bahwa penilaian formatif tidak hanya berbentuk
tes tertulis dan hanya pada akhir pelajaran, tetapi dapat pula berbentuk
pertanyaan-pertanyaan lisan atau tugas-tugas yang diberikan selama pelajaran
berlangsung ataupun sesudah pelajaran selesai. Dalam hubungan ini maka proses
dan post-tes yang bisaa dilakukan dalam sistem pelajaran termasuk dalam
penilaian formatif.

B.     PENILAIAN SUMATIF
1)       Pengertian Penilaian sumatif
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan
waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah
dari suatu unit ke unit berikutnya. Winkel mendefinisikan penilaian sumatif
sebagai penggunaan tes-tes pada akhir suatu periode pengajaran tertentu, yang
meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang diajarkan dalam satu semester,
bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi.
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan setelah sekumpulan
program pelajaran selesai diberikan. Dengan kata lain penilaian yang
dilaksanakan setelah seluruh unit pelajaran selesai diajarkan. Adapun tujuan
utama dari penilaian sumatif ini adalah untuk menentukan nilai yang
melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh program
pengajaran dalam jangka waktu tertentu. (Sudijono, 2007: 23) Seperti halnya
penilaian formatif yang dikatakan Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi dalam
bukunya “Pengelolaan Pengajaran”, (Rohani dan Ahmadi, 1991: 176-179),
Jadi, Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit
program misalnya penilaian yang dilaksanakan pada akhir caturwulan, akhir
semester atau akhir tahun.Tujuan penilaian ini adalah untuk mengetahui hasil
yang dicapai oleh para siswa, yakni seberapa jauh siswa telah mencapai
kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian ini berorientasi pada
produk/hasil. Dan dapat menentukan hasil yang dicapai peserta didik dalam
program tertentu dalam wujud status keberhasilan peserta didik pada setiap akhir
program pendidikan dan pengajaran. Contohnya: Tes catur wulan,Tes akhir
semester, EBTA.

2)       Fungsi dan tujuan penilaian sumatif


Fungsi dari penilain sumatif yaitu Untuk mengetahui angka atau nilai murid
setelah mengikuti program belajar dalam satu semester.  
Tujuan penilaian sumatif yaitu Untuk mengetahui taraf hasil belajar yang
dicapai oleh peserta didik setelah melakukan program pembeljaran dalam satu
semester, akhirtauhn atau akhir  program pembelajaran pada suatu unit
pendidikan tertentu.

3)       Manfaat evaluasi sumatif :


Ada beberapa manfaat tes sumatif, dan 3 diantaranya yang terpenting adalah :
a.       Untuk nenentukan nilai.
b.      Untuk menentukan seorang anak dapat atau tidaknya mengikuti kelompok
dalam menerima program berikutnya. Dalam kepentingan seperti ini maka
tes sumatif  berfungsi sebagai tes prediksi.
c.       Untuk mengisi catatan kemajuan belajar siswa yang akan berguna bagi
orang tua siswa, pihak bimbingan dan penyuluhan di sekolah serta pihak-
pihak lain apabila siswa tersebut akan pindah ke sekolah lain, akan
melanjutkan belajar atau akan memasuki lapangan kerja

C.    PENILAIAN DIAGNOSTIK
1.       Pengertian  Penilaian Diagnostik.
Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui
kelemahan-kelemahan siswa serta faktor-faktor penyebabnya. Pelaksanaan
penilaian semacam ini biasanya bertujuan untuk keperluan bimbingan belajar,
pengajaran remedial, menemukan kasus-dasus dan lain-lain. Soal-soalnya disusun
sedemikian rupa agar dapat ditemukan jenis kesulitan belajar yang dihadapi oleh
para siswa.
Apabila alat  yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi
persyaratan, maka dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan
siswa. Di samping itu, diketahui pula sebab-sebab kelemahan itu. Jadi dengan
mengadakan penilaian, sebenarnya guru mengadakan diagnosis kepada siswa
tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-sebab
kelemahan ini, akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasinya.

2.       Fungsi dan Tujuan Penilaian Diagnostik.


Fungsi Penilaian Diagnostik yaitu Untuk mengetahui masalah-masalah yang
diderita atau mengganggu peserta didik, sehingga peserta didik mengalami
kesulitan, hambatan, atau gangguan ketika mengikuti program pembelajaran
dalam suatu bidang study. Kesulitan peserta didik tersebut diusahakan
pemecahannya.
Tujuan Penilaian Diagnostik yaitu Untuk membantu kesulitan atau
mengatasi hambatan yang dialami peserta didik waktu mengikuti kegiatan
pembelajaran pada suatu bidang study atau keseluruhan  program pembelajaran.

3.       Aspek-aspek yang dinilai dalam melakukan penilaian diagnostik dan waktu
pelaksanaannya
Aspek-aspek yang dinilai yaitu hasil belajar yang diperoleh murid, latar
belakang kehidupannya, serta semua aspek yang berkaitan dengan kegiatan
pembelajaran.
Waktu pelaksanaan Pelaksanaan tes diagnostik ini, sesuai dengan keperluan
pembinaan dari suatu lembaga pendidikan, dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan para peserta didiknya.

D.    PENILAIAN SELEKTIF
1.       Pengertian Penilaian Selektif
Penilaian selektif adalah penilaian yang dilaksanakan dalam rangka
menyeleksi atau menyaring. Memilih siswa untuk mewakili sekolah dalam lomba-
lomba tertentu termasuk jenis penilaian selektif. Untuk kepentingan yang lebih
luas penilaian selektif misalnya seleksi penerimaan mahasiswa baru atau seleksi
yang dilakukan dalam rekrutmen tenaga kerja.

2.       Tujuan Penilaian Selektif


Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai cara untuk
mengadakan seleksi atau penilaian terhadap siswanya. Penilaian itu sendiri
mempunyai berbagai tujuan, antara lain:
a)      Untuk memilih siswa yang dapat diterima di sekolah tertentu.
b)      Untuk memilih siswa yang dapat naik ke kelas atau tingkat berikutnya.
c)      Untuk memilih siswa yang seharusnya mendapatkan beasiswa.
d)     Untuk memilih siswa yang sudah berhak meninggalkan sekolah, dan
sebagainya.

E.     PENILAIAN PENEMPATAN
1.       Pengertian Penilaian Penempatan
Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui
keterampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan
penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar
untuk program itu. Dengan perkataan lain, penilaian ini berorientasi kepada
kesiapan siswa untuk menghadapi program baru dan kecocokan program belajar
dengan kemampuan siswa, dan penilaian dilaksanakan bilamana ada kebutuhan
untuk menempatkan setiap murid pada program pendidikan / program belajar
mengajar yang sesuai dengan kemampuannya.

2.       Fungsi dan Tujuan Penilaian Penempatan


Fungsi Penilaian Penempatan yaitu Untuk mengetahui keadaan peserta
didik sepintas lalu termasuk keadaan seluruh pribadinya., peserta didik tersebut
ditempatkan pada posisinya. Umapamanya  peserta didik berbadan kecil jangan di
tempatkan di belakang, tapi sebaiknya di depan agar tidak mengalami kesulitan
dalam PBM.
Tujuan Penilaian Penempatan yaitu
a)       Untuk menempatkan peserta didik pada tempatnya yang sebenar-
benarnya berdasarkan bakat, minat, kemampuan, kesanggupan, serta
keadaan diri peserta didik sehingga peserta didik tidak mengalami hambatan
dalam mengikuti pelajaran atau setap program bahan yang disajikan guru
b)       Memahami kemampuan belajar murid , sehingga dengan pemahaman itu
guru dapat menempatkan murid dalam situasi belajar mengajar yang tepat
baginya.
Contohnya:Tes untuk penjurusan IPA atau IPS
Untuk bentuk essay perlu dipertimbangkan berat ringannya di
antara item soal tes yang didasarkan pada tingkat katagori aspek yang
diungkap maupun lingkup bahan yang digunakan untuk mengungkap aspek
itu.
Untuk tes objective yang jelas / ragam soalnya sama / seragam untuk
seperangkat tes , cara memberi nilainya lebih mudah dibanding dengan
seperangkat tes objective yang jenis / ragam tesnya berbeda. Bila ragamnya
berbeda maka dalam memberikan nilai terakir untuk setiap individu harus
didasarkan pada bobot berat ringannya soaldalam hal ini ragam tes.
3.       Aspek-aspek yang dinilai dan waktu pelaksanaan Penilaian Penempatan
Aspek-aspek yang dinilai meliputi keadaan fisik dan psikologi, bakat,
kemampuan, pengetahuan, pegalaman keterampilan, sikap, dan aspek-aspek
lain yang dianggap perlu bagi kepentingan pendidikan peserta didik
selanjutnya. Kemungkinan  penilaian ini dapat juga dilakukan setelah peserta
didik mengikuti pelajaran selama satu semester, satu tahun sesuai dengan
maksud lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Waktu pelaksanaan Penilaian ini sebaiknya dilaksanakan sebelum peserta
didik menduduki kelas tertentu sewaktu penerimaan murid baru atau setelah
naik kelas pada saat memilih jurusan.

DAFTAR PUSTAKA
Nasution, noehi. Adi suryanto. 2008. Evaluasi pengajaran. Jakarta: Universitas Terbuka
Endang Listiani. Jenis-Jenis Penilaian Dalam Evaluasi
Pendidikan. https://www.academia.edu/5016631/jenisjenis-penilaian-dalam-evaluasi-
pendidikan (online) diakses tanggal 13 Februari 2015
Andreas susilo . 08 Juni 2011. pengertian ,fungsi dan contoh dari tes formatif, sumatif,
penempatan, dan diagnostik! http://andreassusiloeko.blogspot.com/2011/06/pengertian-
fungsi-dan-contoh-dari-tes.html (online) tanggal diakses 13 Februari 2015

Anda mungkin juga menyukai