STABILITAS OBAT

Definisi Stabilitas

“the extent to which a product retains, within specified limits,

and throughout its period of storage and use (i.e., its shelflife),
the same properties and characteristics that it
possessed at the time of its manufacture.” (USP 28, 2005)
• Diterjemahkan:
Sejauh mana suatu produk dapat dipertahankan/tetap,
dalam batas tertentu dan selama periode penyimpanan
dan penggunaannya (yaitu shelf-life/tanggal
kadaluarsanya), produk tersebut tetap memiliki sifat dan
karakteristik yang sama pada saat pembuatannya.
 5 kriteria stabilitas
Stabilitas kimia
• Struktur kimia dan potensi (tercantum pada
etiket) suatu bahan aktif dapat dipertahankan
sesuai dengan batasbatas yang ditentukan
oleh USP.
Stabilitas fisika
• Sifat fisika semula, termasuk tampilan fisik,
rasa, keseragaman, disolusi, dapat
dipertahankan.
Stabilitas mikrobiologi
• Sterilitas atau ketahanan terhadap pertumbuhan
mikroba dipertahankan sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan. Bahan antimikroba (pengawet)
yang ada dalam sediaan harus tetap efektif sesuai
dengan batas-batas yang ditentukan USP.
Stabilitas terapeutik
• Efek terapi tidak mengalami perubahan.
Stabilitas toksikologi
• Tidak ada peningkatan toksisitas secara signifikan.
 CONTOH…..
Cefepime for injection (USP 28, 2005)
Cefepime for injection mengandung cefepime
(C19H24N6O5S2) tidak kurang dari 90% dan
tidak lebih dari 115% dari kadar yang tertera
pada etiket.
Serbuk cefepime berwarna putih sampai putih
tulang.
Warna larutan cefepime injeksi bervariasi, dari
tidak berwarna sampai kuning kecoklatan
 Wadah dan penyimpanan:
• disimpan dalam wadah kedap udara, terlindung
cahaya, dan disimpan dalam kulkas atau pada suhu
kamar.
• Serbuk yang telah dilarutkan disimpan dalam kulkas
tidak boleh lebih dari 7 hari.
• Bakteri endotoksin: Tidak boleh mengandung lebih dari
0,06 USP Endotoxin Unit per mg cefepime.
• Sterilitas: memenuhi persyaratan uji sterilitas
menggunakan membran filtrasi.
• Batas senyawa degradasi cefepime, N-
methylpyrrolidine, dalam injeksi tidak boleh lebih dari
1,0%.
 Hal-hal yang dilakukan pabrik untuk
menjaga stabilitas produk:
• Dlm proses formulasi, dpt ditambahkan antioksidan,
seperti: vitamin C, sodium metabisulfite; dan pengawet,
seperti: sulfite
• Dlm proses pengemasn, sblm ampul/vial ditutup,
disemprot terlebih dhulu dg gas inert u/ mnghilangkn
oksigen.
• Dikemas dalam wadah kedap udara.
• Untuk menjaga stabilitas obat, yg harus diperhatikan
adalah penyimpanannya!
• PENYIMPANAN SEDIAAN OBAT HARUS DISESUAIKAN
DENGAN KONDISI YANG DIPERSYARATKAN.
 Faktor2 Yg mempengaruhi stabilitas
Bbrpa fktor yg harus diperhatikn slma penyimpanan
sediaan obat: • Suhu
• Cahaya
• Oksigen

SUHU
• Suhu mempengaruhi kecepatan reaksi.
• Kecepatan reaksi mempengaruhi shelf-life.
• Shelf-life (t90) merupakan parameter yang biasanya
digunakan untuk menilai stabilitas.
Pnyimpann sediaan obat hrs sesuai dg suhu yg diprsyrtkn
 CAHAYA
• Proses dekomposisi obat oleh cahaya (fotolisis)
dipengaruhi oleh panjang gelombang cahaya.
• Semakin pendek panjang gelombangnya, maka energi
yang dihasilkan akan semakin besar.
Jenis Sinar Panjang Gelombang
• UV 50-400  energi : 287-72
• Sinar visible 400-750  energi : 72-36
• Infrared 750-10000  energi : 36-1
• Jadi, cahaya yang dapat menyebabkan fotolisis adalah
UV (matahari) dan visible (lampu TL).
• Lampu dop yang berfilamen tungsten tidak
menyebabkan fotolisis.
 Lanjutan :
• Contoh obat injeksi yang peka terhadap
cahaya:
• Ciprofloxacin, levofloxacin, nimodipine:
botol dikeluarkan dari pembungkusnya
(kemasan karton) sesaat sebelum digunakan.
 OKSIGEN :
• Paparan oksigen (di atmosfer) akan menyebabkan
dekomposisi pada obat.
• Reaksinya disebut auto-oksidasi.
• Reaksi oksidasi pada obat ini dapat menyebabkan
perubahan pada tampilan fisik obat (warna, bau,
rasa), potensi, dan keamanan obat.
• Contoh: Dopamine dapat mengalami auto-
oksidasi menghasilkan senyawa yang bersifat
toksik bagi tubuh, yaitu radikal bebas (superoxide
anion, radikal hidroksil) dan quinone (dopamine-o-
quinone, aminochrome, dan indole-5,6-quinone).