Anda di halaman 1dari 8

KEGIATAN

REKLAMASI dan PASCA TAMBANG


Pengertian

• Merupakan kegiatan terencana, sistematis, dan berlanjut setelah akhir sebagian atau sel
uruh kegiatan usaha pertambangan untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi
sosial menurut kondisi lokal di seluruh wilayah pertambangan.
• Kegiatan pasca tambang juga mencangkup reklamasi lahan agar lahan tersebut dapat di
manfaatkan dan digunakan kembali oleh warga sekitar
• Setiap perusahaan yang memegang Izin Usaha Pertambangan atau Izin Pertambangan
Khusus, wajib menyediakan dana jaminan reklamasi dan pasca tambang sebagai komitm
en mereka untuk melakukan reklamasi lahan
• Tahapan rehabilitasi lahan pascatambang meliputi penataan atau pembentukan muka lah
an dengan standar lereng lahan rehabilitasi, pengembalian lapisan tanah pucuk dan lapis
an tanah lainnya, pengendalian erosi, pembangunan drainase, pembangunan jalan untuk
proses revegetasi, penghijauan, pemeliharaan tanaman, dan pemantauan keberhasilan.
• Dalam regulasi reklamasi dan pasca tambang mengatur prinsip-prinsip tentang penyusunan rencana
reklamasi oleh pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi yaitu :
• Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan
• Keselamatan dan kesehatan kerja
• Sedangkan prinsip untuk pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK Operasi produksi, yaitu :
• Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pertambangan
• Keselamatan dan kesehatan kerja
• Konservasi Mineral dan Batubara
• Rencana reklamasi tahap eksplorasi harus mempertimbangkan :
• Metode eksplorasi (kegiatan pemetaan geologi, pemercontohan dengan jarak yang lebar, pembuat
an paritan, dan pengeboran)
• Kondisi spesifik wilayah setempat
• Ketentuan perundang-undangan
Tahapan Reklamasi dan Pasca Tambang

• Kegiatan reklamasi telah dilaksanakan pada masa operasi tambang yang dilakukan sesu
ai dengan Rencana Reklamasi Lima Tahunan yang secara periodik dilaporkan ke Pemeri
ntah. Tahapan reklamasi lahan pasca tambang meliputi kegiatan pengaturan/ pembentuk
an muka lahan dengan standar lereng lahan reklamasi, pengembalian tanah pucuk, peng
endalian erosi, pembangunan drainase, pembangunan jalan revegetasi, penghijauan, pe
meliharaan tanaman dan pemantauan keberhasilan.
Reklamasi ekosistem lahan

• Pada kegiatan penataan lahan, timbunan tanah penutup ditata sedemikian rupa menyesuaikan kontur lahan
alaminya. Pengendalian erosi dilakukan denghan membangun sarana pengendali seperti lerengh balik (bac
k-slope), saluran air, kolam pengendapan, tanggul pengelak, rip-rap dan lain-lain.
• Setelah tahapan penataan lahan selesai dilakukan, tanah pucuk (topsoil) ditebarkan ke seluruh lahan denga
n ketebalan antara 20 cm. Tahapan reklamasi selanjutnya adalah penanaman tanaman penutup tanah dan p
ohon-pohon jenis pioneer. Lahan yang telah digemburkan ditaburi dengan kompos sebanyak 15- 20 ton/ha u
ntuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah agar kondusif untuk pertumbuhan tanaman penutup tanah.
• Jenis tanaman penutup yang dipergunakan antara lain: jenis rumput (Bermuda atau Cynodon dactylon dan p
adi-padian atau Oryzae sp) serta jenis kacang-kacangan ( Defrozia atau Defrozia sp dan orok-orok atau Chr
otalaria sp ).
• Benih tanaman penutup tanah ditanam denghan cara disebar di atas dengan jumlah 50 kg/Ha yang telah dib
eri kompos. Adapun benih tanaman penutup tanah merupakan campuran dari jenis rumput-rumputan dan ka
cang- kacangan.
• Pada tahap revegetasi, jenis veegetasi yang akan ditanam berupa tanaman pionir seperti sengon (albiza falc
ata), lamtoro (leucaena leucocephala). Selain itu akan ditanam tanaman penutup antara lain centrosoma pu
bescens, callopogonium muconoides dengan sistem lubang ataupun jalur bersambung.
Reklamasi Ekosistem lahan

• Pada tahap pemeliharaan tanaman yang meliputi penyulaman dan pemupukan. Penyula
man dilakukan dengan menggantikan tanaman yang mati, serta pemberian pupuk yang s
esuai untuk pertumbuhan tanaman revegetasi. Selain itu sistem drainasi perlu diperhatika
n agar tidak ada lokasi tergenang. Pembibitan tanaman dilakukan secara tersendiri untuk
memenuhi kebutuhan bibit dan menjaga ketersediaan bibit.

• Perawatan lahan bekas tambang, pengolahan dan bekas fasilitas penunjang dilakukan u
ntuk menjaga perubahan yang disebabkan cuaca terhadap stabilitas fasilitas yang direkla
masi. Perawatan tersebut meliputi kestabilan lereng dan fungsi drainage untuk penyalura
n air.
Sosial Eknomi di Masyarakat

• Setelah kegiatan pertambangan batubara berakhir, maka akan dilakukan pelepasan tena
ga kerja. Penanganan tenaga kerja yang dilepas dilakukan dengan cara memberikan pes
angon kepada tenaga kerja yang terkena PHK serta memberikan bimbingan/pelatihan.

• Pengembangan usaha alternatif untuk masyarakat lokal disesuaikan dengan program Co


rporate Social Responsibility (CSR). Dasar pemikirannya adalah membantu pemerintah d
aerah dalam membangun ekonomi masyarakat setempat dengan cara:

• Memberikan bantuan atas pembangunan fasilitas umum yang merupakan kebutuhan p


rioritas di masyarakat, terutama sarana jalan produksi, pendidikan dan ibadah;
• Membina potensi sumberdaya manusia produktif dengan bantuan permodalan dan pel
atihan keterampilan;
Penyerahan aset

• Penyerahan aset kegiatan pasca tambang pada pemilik Izin Usaha Pertambangan akan
dikembalikan kepada Pemerintah Daerah sesuai dengan peraturan dan perundang-unda
ngan yang berlaku. Lahan IUP dimaksud adalah mencakup lahan- lahan yang secara nya
ta telah digunakan oleh perusahaan dalam melakukan kegiatan tambang, yang umumnya
dilakukan pembebasan lahan melalui ganti rugi dari masyarakat pemilik lahan sebelumny
a.

Anda mungkin juga menyukai