Anda di halaman 1dari 104

PERLAKUAN

AKUNTANSI
PERPAJAKAN
Kelompok 3
NAMA ANGGOTA KELOMPOK 3 :
1. KUKUH SHAFIRA ULINNUHA 041811333025
2. PIPIT TYA AYU AISYAH 041811333028
3. MUHAMMAD KHOIRIFAN F. 041811333038
4. AMSAL MAJUSI 041811333091
5. LEYLANI WIVA ANISSA 041811333106
6. ELVIN KRISTAL S. 041811333107
7. TSANYA EL KARIMA 041811333113
8. ACHMAD RICO FARDANI 041811333129
9. YUNI WIRA YASA 041811333135
10. DINDA ZALSA 041811333166
11. AMALIA ILMI F. 041811333188
12. FEBBINIA DWIGNA 041811333217
13. DURROTUN NAFISYAH 041811333231
COMPANY PROFILE
PT. MUSTIKA RATU Tbk.
SEKILAS PERUSAHAAN
Didirikan pada tanggal 14 Maret 1978, PT Mustika Ratu Tbk. (Perseroan) merupakan
perusahaan kosmetik dan Jamu modern tradisional ternama di Indonesia. Berdiri dengan nama
Mustika Ratu yang filosofi sangat mendalam yaitu tentang asal mula terciptanya nama dari kearifan
budaya lokal, trahing kusumo rembesing madu, turuning sinatryo, tedak ing wong amoro topo,
mustikaning ratu, mangayu hayuning bawono, yang berarti perjuangan kesatriaan melalui
keprihatinan sehingga terciptalah sesuatu yang bernilai yaitu nama Mustika Ratu, untuk melanjutkan
nilai-nilai filosofi yang dibagikan kepada masyarakat luas dan dibawa sesuai perkembangan
teknologi dan kemajuan zaman. Kegiatan usaha Perseroan dimulai pada tahun 1978 dan terus
berkembang sebagai perusahaan yang memiliki reputasi dan keahlian yang sangat baik dalam
industri perawatan kesehatan dan kecantikan yang diterima secara universal sebagai produk yang
berbasis kebudayaan, alami dan modern.
Dengan menerapkan strategi yang kokoh dan kinerja terarah, kini Perseroan telah
berkembang dan dikenal sebagai perusahaan kosmetika dan jamu tradisional terdepan di tanah air.
Untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat, pada tanggal 8 April 1981 Perseroan
secara resmi telah mengoperasikan pabriknya yang berlokasi di jalan Raya Bogor KM 26,4
Ciracas, Jakarta Timur. Dengan didirikannya pabrik ini, Perseroan secara konsisten memperkuat
reputasi dan keahliannya dalam menciptakan inovasi dan memproduksi produk kecantikan,
perawatan tubuh, jamu dan obat tradisional.
Dalam rangka memperkokoh struktur permodalan serta mewujudkan visinya sebagai
perusahaan kosmetik dan jamu alami berteknologi tinggi terbaik di Indonesia, pada tahun 1995
Perseroan mendapatkan persetujuan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal untuk melakukan
penawaran umum perdana dan mencatatkan sahamnya di PT. Bursa Efek Indonesia dengan kode
saham tercatat MRAT.
PROFIL USAHA
Nama : PT. Mustika Ratu Tbk.
Nama Komersil : PT. Mustika Ratu
Bidang Usaha : Industri Jamu dan Kosmetik Tradisional
Kegiatan usaha : *Produksi
*Perdagangan
*Distribusi
Tanggal Berdiri : 14 Maret 1978
Kontak : Graha Mustika Ratu Jl. Gatot Subroto Kav 74-75,
Jakarta 12870- Indonesia.
E-mail : Info@Mustika-ratu.co.id
VISI
“Menjadikan royal heritage Indonesia dan ramuan rahasia berbasis kekayaan hayati
sebagai dasar untuk industri perawatan kesehatan dan kecantikan yang holistic dengan
didukung proses riset dan teknologi berkelanjutan untuk memberikan manfaat bagi
masyarakat dan lingkungan”.
MISI

Falsafah kesehatan dan kecantikan holistik dari Indonesia royal heritage yang digali
kembali oleh Ibu BRA Mooryati Soedibyo untuk dinikmati oleh masyarakat dan lingkungan
sebagai karunia Tuhan diwujudkan melalui terciptanya:
1. Sumber Daya Manusia yang berkomitmen dan kompeten.
2. Pengelolaan perusahaan yang baik, berdisiplin tinggi dan tangkas.
3. Menciptakan inovasi yang relevan dan memberikan manfaat bagi masyarakat dan
lingkungan.
4. Mengutamakan kepuasan pelanggan.
5. Menggunakan riset dan teknologi untuk kemajuan perusahaan.
BUDAYA PERUSAHAAN
Agility
Speed
Harmony
Integrity
Accountability
Passion for winning
PRODUK
Beberapa Jenis Kosmetik dan Jamu Tradisional
TRANSAKSI SELAMA TAHUN 2019
NO TANGGAL TRANSAKSI
1 Januari 2019 PT Mustika Ratu meminjam uang di Bank untuk disetorkan sebagai modal dasar perusahaan ditahun
1
2019 sebesar Rp10.000.000.000
1 Januari 2019 PT Mustika Ratu melakukan pembelian bahan baku kosmetik kepada UD Cahaya yang bukan
2
merupakan PKP (non-PKP) sebesar Rp20.000.000 secara kredit.
PT Mustika Ratu melakukan pembayaran dividen tahun 2018 kepada PT Mustika Ratu Investama
1 Januari 2019 (71%) dan sisanya kepada masyarakat umum (orang pribadi). Jumlah dari seluruh dividen yang
3
dibayarkan adalah Rp400.000.000.
Rama (memiliki NPWP) diterima bekerja di PT Mustika Ratu dan memperoleh gaji sebulan sebesar
Rp20.000.000 dengan status menikah dan memiliki 2 orang anak serta menanggung kedua orang
tuanya yang sudah tidak bekerja lagi. Setelah melewati 4 bulan, Rama diterima sebagai pegawai tetap
1 Januari 2019 dengan mendapatkan hak-haknya sebagai pegawai tetap. PT Mustika Ratu mengikuti program
4
Jamsostek dimana PT Mustika Ratu membayar premi asuransi kecelakaan kerja dan premi asuransi
kematian sebesar Rp150.000 dan Rp100.000. PT Mustika Ratu memberikan tunjangan transportasi
sebesar Rp1.000.000 perbulan. Rama membayar uang pensiun Rp50.000 per bulan dan iuran THT 1%
dari gaji sebulan.
PT Mustika Ratu membeli gedung baru di daerah Jawa Barat pada PT AFA Build (merupakan PKP)
1 Januari 2019
5 yang akan dimanfaatkan sebagai gudang produksi jamu dengan harga Rp 950.000.000 belum
termasuk PPN, gedung tersebut dibeli secara tunai. Gedung tersebut memiliki masa manfaat 20 tahun.
NO TANGGAL TRANSAKSI
PT Mustika Ratu membeli waralaba SPA Taman Sari Royal Heritage yang berada di Jakarta
dengan uang kas Rp 200.000.000 (belum termasuk PPN dan PPh 23). Mustika Ratu harus
6 2 Januari 2019 
melakukan pemotongan PPh 23 tersebut karena Taman Sari Royal Heritage merupakan WP Dalam
Negeri. Waralaba ini merupakan asset tidak berwujud yang memiliki masa manfaat 4 tahun.
PT Mustika Ratu membeli bahan baku kepada UD Cahaya yang bukan merupakan Pengusaha
7 3 Januari 2019 Kena Pajak (Non-PKP) dengan klasifikasi Rp150.000.000 untuk pembuatan kosmetik dan
Rp100.000.000 untuk pembuatan jamu. Pembelian dilakukan secara tunai. 
PT Mustika Ratu menjual produk kosmetik kepada PT. Bintang Sri Wijaya secara tunai sebesar Rp
8 15 Januari 2019
25.250.000 (belum termasuk PPN 10%) dengan harga perolehan sebesar Rp 23.150.000  
PT Mustika Ratu menjual produk jamu kepada PT. Liandi Prima Abadi senilai Rp 58.980.000.000
9 25 Januari 2019
(belum termasuk PPN 10%) dengan harga perolehan Rp 57.771.033.302 secara kredit.
10 PT Mustika Ratu menyetorkan uang dari hasil penjualan tanggal 15 Januari ke Bank Maybank.
30 Januari 2019
11 Perusahaan membayar gaji karyawan sebesar Rp250.00.000 
PT Mustika Ratu memperoleh bunga Bank untuk bulan Januari sebesar Rp10.000.000. PT Mustika
12 31 Januari 2019
ratu menggunakan gross method
Perusahaan kembali membeli bahan baku kepada UD Cahaya yang bukan merupakan Pengusaha
13 17 Februari 2019 Kena Pajak (Non-PKP) dengan klasifikasi Rp500.000.000 untuk pembuatan kosmetik dan
Rp250.000.000 untuk pembuatan jamu. Pembelian dilakukan secara kredit. 
NO TANGGAL TRANSAKSI
PT Liandi Prima Abadi membayar piutangnya saat membeli produk jamu secara kredit produk
14 19 Februari 2019
Mustika Ratu pada 25 Januari 2019
PT Mustika Ratu menjual saham PT Karunia Abadi yang telah dibelinya Rp 1.000.000 ditahun 2014
dengan harga Rp 1.100.000 dan biaya penjualan (termasuk jasa pialang) sebesar Rp 20.000. Laba
15 1 Maret 2019 neto PT Mustika Ratu dari penjualan saham tersebut sebesar Rp 80.000. Namun untuk tujuan
perpajakan jumlah keuntungan itu dikesampingkan dan PT Mustika Ratu harus membayar pajak final
0,1% (PPh pasal 4 (2)). Saham PT Karunia Abadi adalah saham yang dijual di bursa saham.
PT Mustika Ratu menjual secara kredit produk kosmetiknya kepada distributor CV Karunia Abadi
seharga Rp 600.000.000 sudah termasuk PPN 10% dengan harga perolehan Rp 520.000.000. PT
16 2 Maret 2019 Mustika Ratu menghendaki agar piutangnya tersebut dikuatkan dengan surat wesel yang disetujui
oleh CV Karunia Abadi dengan nilai nominal wesel Rp 600.000.000, bunga 12%, dan berjangka
waktu 3 bulan. 
PT Mustika Ratu menerima SPT PPh 25 masa Januari - Maret 2019 dengan perincian yaitu: pokok
17 4 Maret 2019
pajak sebesar Rp75.000.000 dan sanksi sebesar Rp4.500.000.
PT Mustika Ratu membeli sebuah kendaraan bermotor yaitu mobil box untuk kegiatan distribusi
produk kosmetik seharga Rp 100.000.000 secara tunai kepada PT Astra Daihatsu yang merupakan
18 11 Maret 2019
PKP. Harga tersebut belum termasuk PPN 10%. Mobil ini diperkirakan mempunyai masa manfaat
menurut akuntansi adalah 6 tahun sedangkan menurut perpajakan 8 tahun.
Perusahaan melunasi pembelian bahan baku pada tanggal 17 Februari 2019 serta dikenai PPN
19 20 Maret 2019
sebesar Rp825.000.000
NO TANGGAL TRANSAKSI
PT Mustika Ratu membeli sebuah mesin steam boiler secara tunai dari Malaysia dengan total
20 2 April 2019 nilai impor sebesar Rp 500.000.000 dan PPN 10%. Dalam hal ini, PT Mustika Ratu telah
memiliki Angka Pengenal Impor (API)
PT Mustika Ratu meminjam uang dari bank dengan menyerahkan promes dengan nominal
21 7 April 2019 Rp 6.000.000, bunga diskonto 12% setahun dan jangka waktu 180 hari. Beban pinjaman
Rp 150.000
PT Mustika Ratu melakukan pembayaran atas sewa mobil yang disewanya dari CV Karunia
22 15 April 2019 Abadi yang belum dikukuhkan sebagai PKP sebesar Rp 40.000.000 untuk sewa mobil selama 4
bulan.
PT Mustika Ratu membayar gaji kepada karyawan asing Lee Sun Hoo yang berada di Indonesia
23 16 Mei 2019
kurang dari 183 hari sebesar Rp100.000.000 dan PPh 26 dibayar oleh perusahaan.
CV Karunia Abadi membayar piutang weselnya saat membeli secara kredit produk Mustika Ratu
24 29 Mei 2019
pada 2 Maret 2019
PT Mustika Ratu menyewa kendaraan untuk menggantikan kendaraan kepada PT Transportasi
Indonesia (Pengusaha Kena Pajak) yang sedang diperbaiki untuk jangka waktu 2 bulan. Biaya
25 1 Juni 2019
sewa perbulannya adalah Rp10.000.000. PT Transportasi Indonesia adalah Pengusaha Kena
Pajak (PKP).
PT Mustika Ratu membeli 10 lembar obligasi PT Sahabat Sumber Sentosa dengan harga
nominal Rp 10.000 dan kurs sebesar 110%. Bunga Obligasi 12% per tahun dibayar setiap
26 1 Juli 2019 
tanggal 1 April dan 1 Oktober. Komisi pialang Rp8.000. Obligasi akan dilunasi hingga 31
Desember 2023.
NO TANGGAL TRANSAKSI
PT Djarum Tbk (memiliki NPWP) yang merupakan PKP memberikan hadiah kepada PT Mustika
Ratu sebesar Rp100.000.000 yang telah menyukseskan kolaborasi SMK Beauty and Spa di
27 18 Juli 2019
Kudus. Atas hadiah tersebut, PT Mustika Ratu dipungut PPN sebesar Rp10.000.000 sesuai
dengan faktur pajak yang diterima dari PT Djarum Tbk.
PT Mustika Ratu setuju untuk mengeluarkan saham 5000 lbr saham biasa dengan nilai nominal
28 19 Juli 2019 100.000/lembar. sejumlah 2000 lembar terjual seharga 350.000.000 tunai (dilakukan di bursa
efek)
PT Mustika Ratu membeli 5000 lbr saham biasa PT Calvin yang diperdagangkan di bursa efek
29 2 Agustus 2019
dengan nilai nominal 10.000/lbr sesuai harga pasar 60.000/lbr
UD Sehat Indah membeli produk jamu secara kredit pada PT Mustika Ratu senilai Rp
30 10 Agustus 2019
150.000.000 (termasuk PPN 10%) dengan harga perolehan Rp 128.000.000
PT Mustika Ratu Menjual saham biasa dengan harga 10.000/ lembar dengan nilai nominal
31 5 September 2019
13.000/lembar sebanyak 5000 lembar (dilakukan melalui BEI)
PT Mustika Ratu menetapkan bahwa Rp50.000.000 dari total piutang usaha senilai
32 15 September 2019 Rp150.000.000 (saldo 10 Agustus 2019) tidak akan dibayar oleh sejumlah pelanggan sampai
dengan akhir periode 31 Desember 2019.
PT Mustika Ratu membeli kembali 20% saham biasanya sendiri (PT Mustika Ratu) dari total 5000
33 23 September 2019
lembar saham biasa yang beredar dengan harga 2000/lembar
PT Mustika Ratu mengumumkan akan membagikan dividen kepada Budianto Daniel sejumlah
34 2 Oktober 2019
1.000.000
NO TANGGAL TRANSAKSI
PT Mustika Ratu menjual saham PT. Karya Bangsa, yang dibelinya senilai Rp100.000.000
35 30 Oktober 2019 dengan harga Rp110.000.000 dan biaya penjualan (jasa pialang) Rp2.000.000. Keuntungan
bersih PT Mustika Ratu dari penjualan saham tersebut sebesar Rp8.000.000
36 4 November 2019 PT Mustika Ratu membayar dividen secara tunai atas transaksi 2 Oktober 2019

PT Mustika Rahayu , pada tahun 2016 selain aktiva kelompok 1 (masa manfaat 4 tahun) dan
kelompok 2 (masa manfaat 8 tahun), mempunyai harta berupa tanah dan bangunan Rp.
300.000.000 Nilai buku dari harta kelompok 2 Rp. 150.000.000., (nilai buku fiskal termasuk
akumulasi penyusutan) Pada tahun 2019 Perusahaan berniat melakukan revaluasi dengan
jasa appraisal “Iwan & rekan”. Nilai appraisal tanah dan bangunan Rp. 500.000.000, nilai
37 29 November 2019
harta kelompok 2 Rp. 200.000.000. Perusahaan masih mempunyai kerugian yang dapat
dikompensasikan Rp. 125.000.000. Dengan penilaian kembali itu akan diperoleh nilai lebih
Rp. 250.000.000. Karena kerugian yang masih dapat dikompensasikan Rp. 125.000.000,
pajak penghasilan yang dapat dibayar final 10% sebesar Rp. 12.500.000. Nilai lebih itu
kemudian dikapitalisasi dalam bentuk saham dan dibagikan kepada para persero.
PT Mustika Ratu menjual obligasi dengan nilai nominal Rp400.000.000 dengan bunga 20%
38 16 Desember 2019
per tahun kepada PT Glow (merupakan PKP) seharga Rp420.000.000.
NO TANGGAL TRANSAKSI

PT. Mustika Ratu Tbk. mendapatkan penghasilan dari bunga dan jasa giro sebesar
31 Desember 2019
39 Rp 70.000.000 dengan tarif pajak penghasilan yang pemotongannya bersifat final (Pasal 4 ayat
2). 
40 31 Desember 2019 Menghitung beban penyusutan gedung yang dibeli pada awal tahun 2019. 
Menghitung amortisasi atas waralaba SPA Taman Sari Royal Heritage yang telah dibeli dengan kas
41 31 Desember 2019
pada 2 Januari 2019.
Menghitung beban penyusutan kendaraan berupa mobil box yang dibeli pada 11 Maret 2019. PT
42 31 Desember 2019
Mustika ratu menggunakan metode garis lurus.
PT Mustika Ratu menjual kendaraan mobil box yang dibeli pada 11 Maret 2019 dengan harga jual
43 31 Desember 2019
Rp 98.000.000.
PT Mustika Rahayu mengenakan pajak atas penghasilan komisaris dan komisaris menginginkan
jumlah diterima net. PT Mustika Ratu menanggung PPh Pasal 21 sebagai berikut :
44 31 Desember 2019 - Bonus Komisaris non-pegawai Rp 200.000.000,

- PPh Pasal 21 Rp 60.000.000


KAS DAN
BANK
● Akun kas dan bank menunjukkan informasi tentang saldo uang kas dan simpanan di bank yang
dimiliki suatu perusahaan.
● Kas dibagi menjadi kas besar dan kas kecil. Terdapat dua metode pengelolaan kas kecil, yaitu:
○ Imprest Fund System
○ Fluctuating Fund System
● Perlakuan akuntansi perpajakan atas kas dan bank tidak diatur dalam UU pajak, sehingga
perlakuannya mengikuti akuntansi komersial (PSAK 2)
● Kas dan bank dalam mata uang asing dijabarkan dalam mata uang Rupiah berdasarkan Kurs
Menteri Keuangan.
● Terhadap bunga deposito / tabungan, diskonto SBI dan jasa giro dipotong PPh Final Pasal 4
Ayat (2) dengan tarif 20% (Pasal 4 (2) a UU PPh jo PP 131 Thn 2000 jo KMK
51/KMK.04/2001)
● PT Mustika Ratu memiliki kebijakan bahwa kas di bank dan deposito berjangka yang akan
digunakan untuk membayar liabilitas yang akan jatuh tempo dalam 1 (satu) tahun, disajikan
sebagai bagian dari aset lancar.
Jurnal Transaksi 1
1 Januari 2019 PT Mustika Ratu meminjam uang di Bank untuk disetorkan sebagai modal dasar
perusahaan di tahun 2019 sebesar Rp10.000.000.000,-.

Kas Rp 10.000.000.000

Utang Bank Rp 10.000.000.000

Ketentuan perpajakan tidak mengatur secara rinci mengenai teknik dan metode
pembukuan kas dan bank. Oleh karena itu, praktik akuntansi komersial yang
mengatur tentang teknik dan metode pembukuan kas dan bank dapat diikuti
sepenuhnya
Jurnal Transaksi 10
30 Januari 2019 PT Mustika Ratu menyetorkan uang dari hasil penjualan tanggal 15 Januari ke Bank
Maybank sebesar Rp 27.775.000 termasuk PPN.

Bank Maybank Rp 27.775.000


Kas Rp 27.775.000*

Asumsi PPN yang dipungut tanggal 15 Januari 2019 belum disetorkan ke kas negara sampai
tanggal 30 Januari 2019.
Jurnal Transaksi 12
31 Januari 2019 PT Mustika Ratu memperoleh bunga Bank untuk bulan Januari sebesar
Rp10.000.000. PT Mustika ratu menggunakan gross method.

Bank BRI 8.000.000


PPh 4 Ayat (2) 2.000.000 (20% x 10.000.000)
Pendapatan bunga 10.000.000

Asumsi bunga 10.000.000 yang diperoleh PT Mustika Ratu sudah dipotong PPh 4 Ayat (2) 20%
oleh pihak bank.
Dasar hukum tarif 20% yaitu PP 131 Tahun 2000
Jurnal Transaksi 23

16 Mei 2019 PT Mustika Ratu membayar gaji kepada karyawan asing Lee Sun Hoo sebesar
Rp100.000.000 dan PPh 26 dibayar oleh perusahaan.

Beban Gaji 120.000.000


Utang PPh 26 20.000.000
Kas/Bank 100.000.000

*Berdasarkan PPh 26, bahwa bagi WNA yang berada Indonesia tidak lebih dari 183
(seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dan menerima
penghasilan dari Indonesia dikenakan PPh 26.
Penghasilan sebulan Rp100.000.000
PPh 26 Terutang 20% x penghasilan Rp20.000.000
Jurnal Transaksi 39
31 Desember 2019 PT. Mustika Ratu Tbk. mendapatkan penghasilan dari bunga dan jasa giro
sebesar Rp 70.000.000 dengan tarif pajak penghasilan yang pemotongannya bersifat final
(Pasal 4 ayat 2). 

Bank 56.000.000

PPh 4 Ayat (2) 14.000.000 (20% x Rp 70.000.000)

Pendapatan bunga 70.000.000

Tarif PPh final atas pendapatan bunga tabungan adalah 20% berdasarkan Pasal 2 PP 131
Tahun 2000.
INVESTASI
JANGKA PENDEK
Jurnal Transaksi 35
30 Oktober 2019 PT Mustika Ratu menjual saham PT. Karya Bangsa, yang dibelinya senilai Rp100.000.000 dengan
harga Rp110.000.000 dan biaya penjualan (jasa pialang) Rp2.000.000. Keuntungan bersih PT Mustika Ratu dari
penjualan saham tersebut sebesar Rp8.000.000

Untuk tujuan perpajakan, jumlah keuntungan tersebut dikesampingkan, dan PT Mustika Ratu harus
membayar pajak final sejumlah Rp110.000 (0,1% x Rp110.000.000)
Kas 107.890.000
PPh Pasal 4 (2) 110.000
Laba penjualan saham 8.000.000
Investasi dalam saham PT Karya Bangsa 100.000.000

*Dalam PP No. 14 tahun 1997, penghasilan positif dan negatif dari transaksi penjualan saham di bursa efek
dikenakan PPh 0,1% untuk saham pada umumnya 0,5% untuk saham pendiri.Karena pungutan pajak
diperlakukan sebagai pungutan final, maka untuk akuntansi pajak , penghasilan dari dari penjualan tidak
dilaporkan dlm SPT Tahunan dan dikonsolidasikan dengan penghasilan lainnya yg tidak dikenakan pajak
final.
PIUTANG
USAHA
Jurnal Transaksi 9
25 Januari 2019 PT Mustika Ratu menjual produk jamu kepada PT. Liandi Prima Abadi senilai
Rp 58.980.000.000 (belum termasuk PPN 10%) dengan harga perolehan Rp 57.771.033.302 secara
kredit.

Piutang usaha 64.878.000.000


PPN Keluaran 5.898.000.000 (10% x Rp58.980.000.000)
Penjualan 58.980.000.000
HPP 57.771.033.302
Persediaan 57.771.033.302

*PT Mustika Ratu menggunakan metode perpetual


Jurnal Transaksi 14
19 Februari 2019 PT Liandi Prima Abadi membayar piutangnya saat membeli produk jamu
secara kredit produk Mustika Ratu pada 25 Januari 2019.

Kas 64.878.000.000
Piutang Usaha 64.878.000.000
Jurnal Transaksi 30
10 Agustus 2019 UD Sehat Indah membeli produk jamu secara kredit pada PT Mustika Ratu senilai Rp
150.000.000 (termasuk PPN 10%) dengan harga perolehan Rp 128.000.000

Piutang Usaha 150.000.000


PPN Keluaran 13.636.364
Penjualan 136.363.636*
HPP 128.000.000
Persediaan 128.000.000

*Rp150.000.000/110% (Karena harga sudah termasuk PPN 10%)


CADANGAN
PENGHAPUSAN
PIUTANG
Jurnal Transaksi 32
15 September 2019 PT Mustika Ratu menetapkan bahwa Rp50.000.000 dari total piutang usaha senilai
Rp150.000.000 (saldo 10 Agustus 2019) tidak akan dibayar oleh sejumlah pelanggan sampai dengan akhir
periode 31 Desember

Beban Piutang Tak Tertagih 50.000.000


Piutang Usaha 50.000.000

Sesuai dengan UUP PPh Pasal 6 ayat (1) huruf h Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.
207/PMK.010/2015 tentang Perubahan Kedua atas PMK No.105/PMK.03/2009 tentang Piutang
yang Nyata-Nyata Tidak Dapat Ditagih yang Dapat Dikurangkan dari Penghasilan Bruto
PIUTANG
WESEL
❏ Piutang Wesel atau dikenal juga Wesel Tagih ❏ Piutang wesel timbul dari kegiatan utang
merupakan klaim atas instrumen kredit resmi piutang penyerahan barang atau jasa.
yang dikeluarkan sebagai bukti hutang, seperti ❏ Bunga yang diterima pada saat pelunasan
surat promes. merupakan penghasilan pemegang wesel
❏ Instrumen kredit biasanya mengharuskan debitur dan biaya bagi penerbit promes.
untuk membayar bunga dan meluas untuk jangka ❏ Penghasilan bunga diskonto merupakan
waktu 30 hari atau lebih lama. obyek potongan PPh pasal 23 (WP dalam
❏ Dianggap sebagai aset lancar jika harus dibayar negeri) atau PPh pasal 26 (WP luar
dalam waktu 1 tahun negeri).
❏ Dianggap tidak lancar jika diharapkan akan
dibayar setelah satu tahun.
Jurnal Transaksi 16
2 Maret 2019 PT Mustika Ratu menjual secara kredit produk kosmetiknya kepada distributor CV
Karunia Abadi seharga Rp 600.000.000 sudah termasuk PPN 10% dengan harga perolehan Rp
520.000.000. PT Mustika Ratu menghendaki agar piutangnya tersebut dikuatkan dengan surat wesel
yang disetujui oleh CV Karunia Abadi dengan nilai nominal wesel Rp 600.000.000, bunga 12%, dan
berjangka waktu 3 bulan.
Piutang wesel 600.000.000
PPN keluaran 54.545.454,545
Penjualan 545.454.545,45*
HPP 520.000.00
Persediaan 520.000.000
*Rp600.000.000/110% (Karena harga sudah termasuk PPN 10%)
Jurnal Transaksi 24
29 Mei 2019 CV Karunia Abadi (PKP) membayar piutang weselnya saat membeli secara kredit produk
Mustika Ratu pada 2 Maret
Kas 615.300.000
Uang Muka PPh 23 2.700.000*
Piutang Wesel 600.000.000
Pendapatan Bunga 18.000.000*

* Bunga 3 bulan = 600.000.000 x 12% x 3/12 = 18.000.000


* PPh 23 atas pendapatan bunga 15% x Pend bunga = 15% x 18.000.000
= 2.700.000

Sesuai UU PPh Pasal 23 ayat (1) huruf a angka 2 : sebesar 15% (lima belas persen) dari jumlah
bruto atas bunga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f.
PERSEDIAAN
Jurnal Transaksi 2
1 Januari 2019 PT Mustika Ratu melakukan pembelian bahan baku kosmetik kepada UD Cahaya
yang bukan merupakan Pengusaha Kena Pajak (Non-PKP) sebesar Rp20.000.000 secara kredit.

Persediaan Bahan Baku Kosmetik 20.000.000


Utang Dagang 20.000.000

*Tidak dipungut PPN karena penjual merupakan non-PKP


Jurnal Transaksi 7
3 Januari 2019 PT Mustika Ratu membeli bahan baku kepada UD Cahaya yang bukan
merupakan Pengusaha Kena Pajak (Non-PKP) dengan klasifikasi Rp150.000.000 untuk
pembuatan kosmetik dan Rp100.000.000 untuk pembuatan jamu. Pembelian dilakukan secara
tunai. 

Persediaan Bahan Baku Kosmetik 150.000.000


Persediaan Bahan Baku Jamu 100.000.000
Kas 250.000.000

*Tidak dipungut PPN karena penjual merupakan non-PKP


Jurnal Transaksi 8
15 Januari 2019 PT Mustika Ratu menjual produk kosmetik kepada PT. Bintang Sri Wijaya secara tunai
sebesar Rp 25.250.000 (belum termasuk PPN 10%) dengan harga perolehan sebesar Rp 23.150.000 

Kas 27.775.000
PPN Keluaran 2.525.000 (10% x Rp 25.250.000)*
Penjualan 25.250.000
HPP 23.150.000
Persediaan 23.150.000

Terdapat pemungutan PPN karena PT Mustika Ratu merupakan PKP


Jurnal Transaksi 13
17 Februari 2019 Perusahaan kembali membeli bahan baku kepada UD Cahaya yang bukan
merupakan Pengusaha Kena Pajak (Non-PKP) dengan klasifikasi Rp500.000.000 untuk pembuatan
kosmetik dan Rp250.000.000 untuk pembuatan jamu. Pembelian dilakukan secara kredit. 

Persediaan Bahan Baku Kosmetik 500.000.000


Persediaan Bahan Baku Jamu 250.000.000
Utang Dagang 750.000.000

Tidak dipungut PPN karena penjual merupakan non-PKP


BIAYA DIBAYAR
DIMUKA
Jurnal Transaksi 22
15 April 2019 PT Mustika Ratu melakukan pembayaran atas sewa mobil yang disewanya dari CV
Karunia Abadi yang belum dikukuhkan sebagai PKP sebesar Rp 40.000.000 untuk sewa mobil selama 4
bulan.

(Jurnal Pembayaran Sewa Mobil April-Juli)


Sewa Dibayar Dimuka 40.000.000
Utang PPh Pasal 23 800.000
Kas 39.200.000

PT Mustika Ratu harus memotong PPh Pasal 23 tarif 2% atas pembayaran sewa mobil tersebut
(PMK No 141/PMK.01/2015)
Jurnal Transaksi 25

1 Juni 2019 PT Mustika Ratu menyewa kendaraan untuk menggantikan kendaraan kepada PT
Transportasi Indonesia (Pengusaha Kena Pajak) yang sedang diperbaiki untuk jangka waktu 2 bulan.
Biaya sewa perbulannya adalah Rp10.000.000. PT Transportasi Indonesia adalah Pengusaha Kena Pajak
(PKP).

(Jurnal Pembayaran Sewa Mobil Juni-Juli)


Sewa Dibayar Dimuka 20.000.000
PPN Masukan 2.000.000 (10% x Rp 20.000.000)
Utang PPh Pasal 23 400.000
Kas 21.600.000

PT Mustika Ratu harus memotong PPh Pasal 23 tarif 2% atas pembayaran sewa kendaraan
tersebut dan pemotongan pajak oleh PT Mustika Ratu tersebut merupakan kredit pajak bagi PT
Transportasi Indonesia
ASET
TETAP
Jurnal Transaksi 5
1 Januari 2019 PT Mustika Ratu membeli gedung di daerah Jawa Barat pada PT AFA Build (merupakan
PKP) yang akan dimanfaatkan sebagai gudang produksi jamu dengan harga Rp 950.000.000 belum
termasuk PPN, gedung tersebut dibeli secara tunai. Gedung tersebut memiliki masa manfaat 20 tahun.

Gedung 950.000.000
PPN Masukan 95.000.000 (10%xRp 950.000.000)
Kas 1.045.000.000

PT Mustika ratu (PKP) dikenakan PPN Masukan 10% karena PT AFA Build merupakan
PKP
Jurnal Transaksi 18
11 Maret 2019 PT Mustika Ratu membeli sebuah kendaraan bermotor yaitu mobil box untuk kegiatan
distribusi produk kosmetik seharga Rp 100.000.000 secara tunai kepada PT Astra Daihatsu yang
merupakan PKP. Harga tersebut belum termasuk PPN 10%. Mobil ini diperkirakan mempunyai masa
manfaat menurut akuntansi adalah 6 tahun sedangkan menurut perpajakan 8 tahun.

Kendaraan/mobil box 100.000.000


PPN Masukan 10.000.000 (10% x Rp 100.000.000)*
Kas 110.000.000

PT Mustika ratu (PKP) dikenakan PPN Masukan 10% karena PT Astra Daihatsu merupakan
PKP
Jurnal Transaksi 20
2 April 2019 PT Mustika Ratu membeli sebuah mesin steam boiler secara tunai dari Malaysia
dengan total nilai impor sebesar Rp 500.000.000 dan PPN 10%. Dalam hal ini, PT Mustika Ratu
telah memiliki Angka Pengenal Impor (API).

Mesin 500.000.000
PPN Masukan 50.000.000 (10% x Rp 500.000.000)
PPh 22 Dibayar Dimuka 12.500.000 (2,5% x Rp 500.000.000)*
Kas 562.500.000

*PPh 22 dikenakan atas kegiatan impor dan PT Mustika Ratu memiliki nomor API sehingga
terkena tarif 2,5% berdasarkan Pasal 2 PMK 34/PMK.010/2017
ASET
TIDAK
BERWUJUD
Menurut PSAK 19 (revisi 2009) yang dimaksud aktiva tidak berwujud adalah aset
non-moneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Aset tidak berwujud harus
diakui jika, dan hanya jika:
kemungkinan besar entitas akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari
aset tersebut; dan
biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.
Biaya perolehan aset tidak berwujud terdiri dari:
harga beli, termasuk bea masuk (import), dan pajak pembelian yang tidak dapat
dikembalikan, setelah dikurangkan diskon dan rabat: dan
segala biaya yang dapat dikaitkan secara langsung dalam mempersiapkan aset
tersebut sehingga siap untuk digunakan.
Jurnal Transaksi 6
2 Januari 2019 PT Mustika Ratu membeli waralaba SPA Taman Sari Royal Heritage yang berada di Jakarta
dengan uang kas Rp 200.000.000 (belum termasuk PPN dan PPh 23). Mustika Ratu harus melakukan
pemotongan PPh 23 tersebut karena Taman Sari Royal Heritage merupakan WP Dalam Negeri. Waralaba ini
merupakan asset tidak berwujud yang memiliki masa manfaat 4 tahun.

Waralaba 200.000.000
PPN Masukan 20.000.000 (10% x 200.000.000)
Utang PPh 23 30.000.000 (15% x 200.000.000)*
Kas/Bank 190.000.000

*Berdasarkan Undang-Undang No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan akan dikenakan PPh
23 sebesar 15% atas pembayaran imbalan (royalty fee) yang diperoleh oleh pemberi waralaba
PENYUSUTAN
DAN
AMORTISASI
PENYUSUTAN

Metode penyusutan yang diperbolehkan dalam ketentuan perpajakan


adalah :

Metode garis lurus (straight line method) untuk kelompok bangunan


dan bukan bangunan

Metode saldo menurun (declining balance method) untuk kelompok


bukan bangunan saja, dan pada akhir masa manfaat disusutkan sekaligus
Didalam perpajakan tidak mengenal nilai sisa karena prinsip penyusutan dalam
ketentuan Pasal 11 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 adalah mekanisme
pengalokasian biaya yang dikeluarkan untuk perolehan aset selama masa
manfaat.

Berdasarkan Pasal 11 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Penyusutan dimulai pada


saat bulan pengeluaran aset tetep tersebut, kecuali apabila aset yang masih dalam
proses pengerjaan yaitu pada bulan selesainya pengerjaan aset tersebut.
Pasal 11 ayat (6) PPh Nomor 36 Tahun 2008 mengatur masa manfaat harta
berwujud dan tarif penyusutan baik menurut metode garis lurus maupun saldo
menurun sebagai berikut :
Jurnal transaksi 40
31 Desember 2019 Menghitung beban penyusutan gedung yang dibeli pada awal tahun 2019.

Beban Penyusutan Gedung 47.500.000


Akumulasi Penyusutan Gedung 47.500.000*

*Berdasarkan Pasal 11 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Gedung permanen 20 tahun = Tarif 5%
x Rp 950.000.000 = Rp 47.500.000
Jurnal Transaksi 42
31 Desember 2019 Menghitung beban penyusutan kendaraan berupa mobil box yang dibeli pada 11
Maret 2019. PT Mustika ratu menggunakan metode garis lurus

Beban Penyusuran Kendaraan 10.416.666


Akumulasi Penyusutan Kendaraan 10.416.666*

*Kendaraan mobil box masa manfaat 8 tahun, PT Mustika Ratu menggunakan metode garis
lurus = Tarif 12,5%x 100.000.000 x 10/12 = 10.416.666

Aturan yang terkait :


Pasal 11 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008
Peraturan Menteri Keuangan nomor 96/PMK.03/2009
AMORTISASI

- Proses penyusutan aset tak berwujud dalam akuntansi dan perpajakan


disebut amortisasi.

Menurut Pasal 11A ayat 1 UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Aset tak
berwujud harus diamortisasukan apabila harta itu mempunyai masa
manfaat lebih dari 1 tahun yang digunakan untuk mendapatkan, menagih,
dan memelihara penghasilan.
Adapun tarif amortisasi yang diatur dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008
Pasal 11A ayat 2 sebagai berikut :
Jurnal Transaksi 41
31 Desember 2019 Menghitung amortisasi atas waralaba SPA Taman Sari Royal Heritage yang
telah dibeli dengan kas pada 2 Januari 2019

Beban Amortisasi 50.000.000


Waralaba 50.000.000*

* Berdasarkan Pasal 11A UU PPh Nomor 36 Tahun 2008 Waralaba masa manfaat 4 tahun =
Tarif 25% X 200.000.000 = Rp 50.000.000
PELEPASAN
ASET
Perhitungan Transaksi 43
PT Mustika Ratu menjual kendaraan mobil box yang dibeli pada 11 Maret 2019 dengan harga jual Rp
98.000.000.

Laba/Rugi penjualan mobil box :


KETERANGAN AKUNTANSI PAJAK

Harga Perolehan 100.000.000 100.000.000

Akum. Penyusutan (13.888.888,9)* (10.416.666)*

Nilai Buku 86.111.111 89.583.334

Harga Pasar 98.000.000 98.000.000

Laba Penjualan Aset 11.888.888,9 8.416.666


Perhitungan Akum Penyusutan :
* Menurut akuntansi = 100.000.000/6 x 10/12 = 13.888.888,9
* Menurut pajak = 12,5% x 100.000.000 x 10/12 = 10.416.666

Dalam perhitungan pajak penghasilan badan akan mengkoreksi fiskal laba atas penjualan
aset tetap sebesar Rp 3.472.222,9 (Rp 11.888.888,9 - Rp 8.416.666). Koreksi fiskal yang
digunakan ada koreksi fiskal negatif karena menurut fiskal lebih sedikit dibandingkan
dengan menurut akuntansi umumnya.
Jurnal Transaksi 43
31 Desember 2019 Mustika Ratu menjual kendaraan mobil box yang dibeli pada 11 Maret 2019 dengan
harga jual Rp 98.000.000.

Kas/Bank 108.000.000
Akum. Penyusutan kendaraan 13.888.888,9
Kendaraan/mobil 100.000.000
PPN 16D 10.000.000 (10% x Rp100.000.000)*
Laba 11.888.888,9

Karena menurut tujuan semula PT Mustika Ratu bahwa aset kendaraan mobil box tersebut tidak
untuk diperjualbelikan, maka menurut UU PPN No 42 Tahun 2009 Pasal 16D atas
penyerahan/penjualan aset ini dikenakan PPN sebesar 10% dari DPP.
INVESTASI
JANGKA PANJANG
DALAM OBLIGASI
Jurnal Transaksi 26
1 Juli 2019 PT Mustika Ratu membeli 10 lembar obligasi PT Sahabat Sumber Sentosa dengan harga
nominal Rp 10.000 dan kurs sebesar 110%. Bunga Obligasi 12% per tahun dibayar setiap tanggal 1
April dan 1 Oktober. Komisi pialang Rp 8.000. Obligasi akan dilunasi hingga 31 Desember 2023.

Investasi Obligasi 100.000


Premium 10.000
Penghasilan Bunga 3.000*
Utang PPh Pasal 4 (2) 1.500 (15%x10.000=1.500)**

Kas 111.500

*Pendapatan bunga 1 jul-1 okt = 3/12 x 12% x Rp 100.000 = Rp 3.000


**Wajib pajak diharuskan melakukan pemotongan PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar 15%
atas premium diskonto yang merupakan penghasilan bagi penerbit obligasi.
Lanjutan Jurnal Tambahan Transaksi 26

Biaya komisi 8.000


Utang PPh pasal 21 400*
Kas 7.600

*Sesuai UU PPh Pasal 21, Mustika Ratu wajib melakukan pemotongan PPh 21 atas
pembayaran komisi = 5% x Rp 8000 = Rp 400
INVESTASI
JANGKA PANJANG
DALAM SAHAM
Jurnal Transaksi 15
1 Maret 2019 PT Mustika Ratu menjual saham PT Karunia Abadi yang telah dibelinya Rp 1.000.000
ditahun 2014 dengan harga Rp 1.100.000 dan biaya penjualan (termasuk jasa pialang) sebesar Rp
20.000. Laba neto PT Mustika Ratu dari penjualan saham tersebut sebesar Rp 80.000. Namun untuk
tujuan perpajakan jumlah keuntungan itu dikesampingkan dan PT Mustika Ratu harus membayar
pajak final 0,1% (PPh pasal 4 (2)). Saham PT Karunia Abadi adalah saham yang dijual di bursa
saham.

Kas/bank 1.078.900
PPh pasal 4 ayat 2 1.100 (0,1% x Rp 1.100.000)*
Keuntungan penjualan saham 80.000
Investasi saham-PT Karunia Abadi 1.000.000
*PP No. 14 Th 1997 dan KMK 282/KMK.04/97. Besarnya PPh yang dipungut dari transaksi
penjualan saham di bursa efek ditentukan atas penghasilan yang diterima atau diperoleh OP
atau badan dari transaksi penjualan saham di bursa efek(saham pendiri dan bukan pendiri)
dipungut PPh bersifat final sebesar 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan. Untuk
saham pendiri, maka pemilik saham pendiri dikenakan tambahan 0,5% dari nilai saham saat
IPO
Jurnal Transaksi 29
2 Agustus 2019 PT mustika ratu membeli 5000 lbr saham biasa PT Calvin yang diperdagangkan di
bursa efek dengan nilai nominal 10.000/lbr sesuai harga pasar 60.000/lbr.

5.000 lbr x Rp 60.000 = Rp 300.000.000

Investasi Saham-PT Calvin 50.000.000


Disagio 250.000.000
Hutang PPh Pasal 4 ayat (2)300.000*
Kas 299.700.000
*Berdasarkan PPh Pasal 4 ayat 2 dikenakan atas penjualan saham sebesar 0,1% dari jumlah
bruto nilai transaksi penjualan.
0,1% x 5.000 x Rp 60.000 = Rp 300.000
UTANG JANGKA
PANJANG
Jurnal Transaksi 38
16 Desember 2019 PT Mustika Ratu menjual obligasi dengan nilai nominal Rp400.000.000 dengan
bunga 20% per tahun kepada PT Glow (merupakan PKP) seharga Rp420.000.000.

Kas/Bank 417.000.000
PPh Pasal 4 ayat (2) 3.000.000*
Utang Obligasi 400.000.000
Premium Obligasi 20.000.000

Besarnya PPh atas penghasilan yang diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak berupa Bunga
Obligasi adalah 15% bagi Wajib Pajak dalam negeri dan BUT. Maka, PPh atas premium obligasi
terutang Pasal 4 ayat (2) sebesar *15% x Rp 20.000.000 = Rp. 3.000.000
UTANG JANGKA
PENDEK
Jurnal Transaksi 3
1 Januari 2019 PT Mustika Ratu melakukan pembayaran dividen tahun 2018 kepada PT Mustika Ratu
Investama (71%) dan sisanya kepada masyarakat umum (orang pribadi). Jumlah dari seluruh dividen
yang dibayarkan adalah Rp400.000.000.

- Kepada PT Mustika Ratu Investama

Utang Deviden 284.000.000


Kas 284.000.000 ( 71% x Rp.400.000.000)

*Untuk PT Mustika Ratu Investama tidak mendapatkan potongan PPh 23 karena memiliki
kepemilikan saham >25% yaitu sebesar 71%
Lanjutan Jurnal Transaksi 3
- Kepada Orang Pribadi
Utang Deviden 116.000.000 (29% x Rp.400.000.000)
PPh 4 ayat (2) 11.600.000*
Kas 127.600.000

*Untuk pembayaran dividen kepada wp orang pribadi dalam negeri dikenai PPh
sebesar 10% sesuai dengan PPh Pasal 4 (2) dan bersifat final.
Jurnal Transaksi 21
7 April 2019 PT Mustika Ratu meminjam uang dari bank dengan menyerahkan promes dengan
nominal Rp 6.000.000, bunga diskonto 12% setahun dan jangka waktu 180 hari. Beban pinjaman
Rp 150.000

Kas 5.850.000
Beban Pinjaman 150.000
Utang Wesel 6.000.000
UTANG PPH 21, 22,
23, 25, 26
Perhitungan Transaksi 4
Rama (memiliki NPWP) diterima bekerja di PT Mustika Ratu sebagai pegawai tidak tetap pada 1 Januari 2019 dan memperoleh gaji
sebulan sebesar Rp20.000.000 dengan status menikah dan memiliki 2 orang anak serta menanggung kedua orang tuanya yang sudah
tidak bekerja lagi. Setelah melewati 4 bulan, Rama diterima sebagai pegawai tetap dengan mendapatkan hak-haknya sebagai
pegawai tetap. PT Mustika Ratu mengikuti program Jamsostek dimana PT Mustika Ratu membayar premi asuransi kecelakaan kerja
dan premi asuransi kematian sebesar Rp150.000 dan Rp100.000. PT Mustika Ratu memberikan tunjangan transportasi sebesar
Rp1.000.000 perbulan. Rama membayar uang pensiun Rp50.000 per bulan dan iuran THT 1% dari gaji sebulan.

PPh 21 Rama Januari-April 2019

Gaji/bulan 20.000.000
Gaji setahun 240.000.000
PTKP (K/3) ( 72.000.000)
Penghasilan kena Pajak 168.000.000

PPh 21 (tarif UU PPh Pasal 17) :


5% x 50.000.000 = 2.500.000 PPh 21/tahun = 20.200.000
15% x 118.000.000 = 17.700.000 PPh 21/bulan = 1.683.333 = 1.683.300
PPh Rama Mei-Desember 2019

Gaji/bulan 20.000.000
Premi asuransi kecelakaan 150.000
Premi asuransi kematian 100.000
Tunjangan transport 1.000.000
Penghasilan bruto/bulan 21.250.000
Biaya jabatan (500.000)
Iuran pensiun (50.000)
Iuran THT (200.000)
Penghasilan neto/bulan 20.500.000

Penghasilan neto/tahun
(20.000.000 x 4) + (20.500.000 x 8) = 244.000.000
PTKP (K/3) (72.000.000)
Penghasilan Kena Pajak 172.000.000

PPh 21 (tarif UU PPh Pasal 17) : Uang kas yg dibawa pulang Rama = Gaji bulanan + tunjangan
5% x 50.000.000 = 2.500.000 – (iuran pensiun + iuran THT) – PPh bulanan
15% x 122.000.000 = 18.300.000 = 20.000.000 + 1.000.000 – (50.000 + 200.000) – 1.733.300
= 19.016.700
PPh 21 per tahun = 20.800.000
PPh 21 per bulan = 1.733.333,33 = 1.733.300
Jurnal Transaksi 4
31 Januari-April 2019
Beban gaji 20.000.000
Kas 18.316.700
Utang PPh 21 1.683.300*

Jurnal Tambahan

30 Mei 2019
Beban gaji 20.000.000
Tunjangan 1.000.000
Premi Asuransi 250.000
Kas 19.016.700
Utang PPh 21 1.733.300 *
Biaya yg masih hrs dibayar 500.000
Jurnal Transaksi 17

4 Maret 2019 PT Mustika Ratu menerima STP PPh 25 masa Januari - Maret 2019 dengan perincian
yaitu: pokok pajak sebesar Rp75.000.000 dan sanksi sebesar Rp4.500.000.

Uang Muka PPh 25 75.000.000


Sanksi Pajak 4.500.000
Kas 79.500.000

Uang Muka PPh 25 tersebut dapat dikreditkan pada akhir tahun di SPT Tahunan.
Jurnal Transaksi 23
16 Mei 2019 PT Mustika Ratu membayar gaji kepada karyawan asing Lee Sun Hoo sebesar
Rp100.000.000 dan PPh 26 dibayar oleh perusahaan.

Beban Gaji 120.000.000


Utang PPh 26 20.000.000*
Kas/Bank 100.000.000

*Berdasarkan PPh 26, bahwa bagi WNA yang berada Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus
delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, maka dikenakan PPh 26.
Penghasilan sebulan Rp100.000.000
PPh 26 Terutang 20% x penghasilan Rp20.000.000
Jurnal Transaksi 25
1 Juni 2019 PT Mustika Ratu menyewa kendaraan untuk menggantikan kendaraan kepada PT
Transportasi Indonesia (Pengusaha Kena Pajak) yang sedang diperbaiki untuk jangka waktu 2
bulan. Biaya sewa perbulannya adalah Rp10.000.000. PT Transportasi Indonesia adalah
Pengusaha Kena Pajak (PKP).

Sewa dibayar dimuka 20.000.000


PPN Masukan 2.000.0000*
Utang PPh 23 400.000**
Kas 21.600.000
*PPN atas sewa kendaraan = 10% x Rp 20.000.000 = Rp 2.000.000
**Berdasarkan UU Nomor 36 Tahun 2008, atas sewa kendaraan ini dikenakan PPh Pasal 23 =
2% x Rp 20.000.000 = Rp 400.000
Jurnal Transaksi 27
18 Juli 2019 PT Djarum Tbk (memiliki NPWP) yang merupakan Pengusaha Kena Pajak
memberikan hadiah kepada PT Mustika Ratu sebesar Rp100.000.000 yang telah menyukseskan
kolaborasi SMK Beauty and Spa di Kudus. Atas hadiah tersebut, PT Mustika Ratu dipungut PPN
sebesar Rp10.000.000 sesuai dengan faktur pajak yang diterima dari PT Djarum Tbk.

Sesuai UU PPh Pasal 23 ayat (1)


Kas 86.500.000
huruf a angka 4: sebesar 15% (lima
Uang Muka PPh 23 dari
belas persen) 13.500.000*
jumlah bruto atas
hadiah, penghargaan, bonus, dan
PPN Keluaran 10.000.000
sejenisnya selain yang telah dipotong
Hadiah Pajak Penghasilan sebagaimana
90.000.000
dimaksud dalam Pasal 21 ayat (1)
* PPh 23 Atas Hadiah = 15% huruf e;x 90.000.000
= 13.500.000
MODAL SAHAM
Jurnal Transaksi 33
23 September 2019 PT Mustika Ratu membeli kembali 20% saham biasanya sendiri (PT Mustika
Ratu) dari total 5000 lembar saham biasa yang beredar dengan harga 2000/lembar

20% x 5000 lembar = 1000 lembar


1000 lembar x Rp 2000 = Rp 2.000.000

Modal saham 2.000.000


Hutang PPh pasal 4 ayat 2 200.000*
kas/bank 1.800.000

*Berdasarkan PPh Pasal 4 ayat 2 dikenakan atas penjualan saham sebesar 0,1% dari jumlah
bruto nilai transaksi penjualan.
0,1% x 1.000 x Rp 2.000 = Rp 200.000
Jurnal Transaksi 34

2 Oktober 2019 PT Mustika Ratu mengumumkan akan membagikan dividen kepada Budianto Daniel
sejumlah Rp 1.000.000

Deviden 1.000.000
Utang dividen 1.000.000

Tidak ada pemotongan PPh atau pajak lain yang terkait karena transaksi ini hanya sebatas
pengumuman deviden
Jurnal Transaksi 36

4 November 2019 PT Mustika Ratu membayar dividen secara tunai atas transaksi 2 Oktober
2019

Utang dividen 1.000.000


Utang PPh 4 ayat (2) 150.000 (10% x Rp1.000.000)*
Kas 850.000

*Untuk pembayaran dividen kepada wp orang pribadi yaitu Budianto Daniel dalam
negeri dikenai PPh sebesar 10% sesuai dengan PPh Pasal 4 (2) dan bersifat final.
SALDO LABA
DAN
DISTRIBUSI
LABA
Dalam hal pengenaan pajak atas penghasilan komisaris apabila komisaris menginginkan jumlah
yang diterima adalah net, maka terdapat 2 pilihan :
1. Menanggung pajak komisaris, berdampak biaya tidak dapat dibebankan sebagai biaya
2. Meng-gross up pajak komisaris, mengakibatkan perlakuan pajak atas gross up sebesar PPh
Pasal 21 terutang tidak dapat dibebankan sebagai biaya.
Jurnal Transaksi 44
31 Desember 2019 PT Mustika Rahayu mengenakan pajak atas penghasilan komisaris dan komisaris
menginginkan jumlah diterima net. PT Mustika Ratu menanggung PPh Pasal 21 sebagai berikut:

- Bonus Komisaris non-pegawai Rp 200.000.000


- PPh Pasal 21 Rp 60.000.000

Laba ditahan (RE) 200.000.000


Biaya PPh Pasal 21 60.000.000
Utang bonus 200.000.000
Utang PPh Pasal 21 60.000.000
Dasar Hukum:

● Peraturan Menteri Keuangan PMK-162/PMK.011/2012 tentang Penyesuaian Penghasilan


Tidak Kena Pajak bagi Wajib Pajak Orang Pribadi
● Peraturan Dirjen Pajak Nomor PER-16/PJ/2016 Pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan,
Penyetoran, Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 21 Dan Atau Pajak Penghasilan Pasal 26
Sehubungan Dengan Pekerjaan, Jasa Dan Kegiatan Orang Pribadi.

Apabila dalam tahun kalender yang bersangkutan, dibayarkan penghasilan kepada yang
bersangkutan lebih dari 1 (satu) kali, maka PPh Pasal 21 atas pembayaran penghasilan yang
berikutnya dihitung dengan menerapkan tarif Pasal 17 ayat (1) huruf a UU PPh atas jumlah
penghasilan bruto kumulatif yang diterima dengan memperhitungkan penghasilan yang telah
diterima sebelumnya.
AGIO DAN
DISAGIO
Agio adalah keuntungan penjualan saham
Disagio adalah kerugian penjualan saham
RUMUS = Nilai Nominal - Harga Pasar
Jurnal Transaksi 31
5 September 2019 PT Mustika Ratu Menjual saham biasa harga 10.000/lembar dengan nilai nominal
13.000/lembar sebanyak 5000 lembar (dilakukan melalui BEI)

Kas 49.610.000
PPh 4(2) 390.000*
Disagio saham 15.000.000
Saham biasa 65.000.000 (5000 lbr x Rp13.000)
• PP No. 14 Thn 1997 jo KMK 282/KMK.04/1997 jo SE-15/PJ.42/1997 dan SE 06/PJ.4/1997
• PPh Pasal 4 ayat 2 dikenakan atas penjualan saham pendiri sebesar (0,5% + 0,1% ) dari
jumlah bruto nilai transaksi penjualan *0,6% x 5.000 x Rp 13.000 = Rp 390.000
• Termasuk Disagio karna Nilai pasar < Nilai Nominal
Jurnal Transaksi 28
19 Juli 2019 PT Mustika Ratu setuju untuk mengeluarkan saham 5000 lbr saham biasa dengan
nilai nominal 100.000/lembar. sejumlah 2000 lembar terjual seharga 350.000.000 tunai (dilakukan
di bursa efek)

Kas/Bank 347.900.000
PPh Pasal 4 ayat (2) 2.100.000
Modal saham 200.000.000
Agio saham 150.000.000

Tarif dan Dasar Pengenaan Pajak


Dalam Pasal 2 dan 3 KMK 282/1997 disebutkan besarnya tarif pajak penghasilan atas penjualan
saham adalah 0,1% dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan. Sementara, untuk pemilik saham
pendiri akan dikenakan tambahaN pajak penghasilan dan bersifat final sebesar 0,5% dari nilai
saham.
JELAS DISEBUTKAN DAN DIATUR DALAM KMK 282/1997

Pasal 2
Atas penghasilan yang diterima atau diperoleh orang pribadi atau badan dari transaksi penjualan saham
di bursa efek dikenakan Pajak Penghasilan sesuai dengan Pasal 1 ayat (2) Peraturan Pemerintah
Nomor 41 Tahun 1994 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1997,
yaitu sebesar 0,1 % (nol koma satu persen) dari jumlah bruto nilai transaksi penjualan saham.

Pasal 3
(1) Pemilik saham pendiri dikenakan tambahan Pajak Penghasilan dan bersifat final sebesar 0,5%
(nol koma lima persen) dari nilai saham.
(2) Besarnya nilai saham sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah :
a. nilai saham pada saat penutupan bursa di akhir tahun 1996 atau pada tanggal 30 Desember 1996,
apabila saham tersebut telah diperdagangkan di bursa efek dalam tahun 1996 atau sebelumnya;
b. nilai saham perusahaan pada saat penawaran umum perdana ("initial public offering"), apabila
saham perusahaan diperdagangkan di bursa efek pada atau setelah 1 Januari 1997.

Termasuk dalam pengertian saham pendiri adalah :


c. saham yang diperoleh pendiri yang berasal dari kapitalisasi agio yang dikeluarkan setelah
penawaran umum perdana ("intial public offering);
d. saham yang berasal dari pemecahan saham pendiri.
SELISIH
PENILAIAN
KEMBALI ASET
TETAP
Jurnal Transaksi 37
29 November 2019 PT Mustika Rahayu , pada tahun 2016 selain aktiva kelompok 1 (masa manfaat 4
tahun) dan kelompok 2 (masa manfaat 8 tahun), mempunyai harta berupa tanah dan bangunan Rp.
300.000.000 Nilai buku dari harta kelompok 2 Rp. 150.000.000, (nilai buku fiskal termasuk akumulasi
penyusutan) Pada tahun 2019 Perusahaan berniat melakukan revaluasi dengan jasa appraisal “Iwan &
rekan”. Nilai appraisal tanah dan bangunan Rp. 500.000.000, nilai harta kelompok 2 Rp. 200.000.000.
Perusahaan masih mempunyai kerugian yang dapat dikompensasikan Rp. 125.000.000. Dengan
penilaian kembali itu akan diperoleh nilai lebih Rp. 250.000.000. Karena kerugian yang masih dapat
dikompensasikan Rp. 125.000.000, pajak penghasilan yang dapat dibayar final 10% sebesar Rp.
12.500.000. Nilai lebih itu kemudian dikapitalisasi dalam bentuk saham dan dibagikan kepada para
persero. (UU No 36 Th 2008, PMK No 191/PMK.10/2015)
Lanjutan Jurnal Transaksi 37
1. Untuk mencatat revaluasi :
Tanah dan bangunan 200.000.000
Harta kelompok 2 50.000.000
Akumulasi Penyusutan 56.250.000
Utang PPh 4 ayat (2) 18.125.000
Selisih penilaian kembali aktiva 288.125.000
2. Untuk membayar PPh Final :
PPh 4 ayat (2) 18.1250.000
Kas 18.125.000
3. Untuk mencatat kapitalisasi selisih penilaian kembali :
Selisih penilaian kembali aktiva 288.125.000
Modal saham 288.125.000
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai