Anda di halaman 1dari 113

TEKNIK PEMBUATAN AKTA

PERORANGAN DAN KELUARGA

OLEH :
LIZA PRIANDHINI, SH., M.Kn
TPA ORANG DAN KELUARGA
 1. PERJANJIAN KAWIN
 a. Perjanjian Kawin yang dibuat sebelum Perkawinan, jenis aktanya :
1. akta Perjanjian Kawin diluar persekutuan harta benda
2. akta Perjanjian Kawin Persekutuan Hasil dan pendapatan
3. akta Perjanjian Kawin Persekutuan untung dan rugi
4. akta Perjanjian Kawin diperjanjikan pasal 140 ayat 2 KUHper
5. akta Perjanjian Kawin diperjanjikan pasal 140 ayat 3 KUHper
6. akta Perubahan Perjanjian Kawin
7. akta Pemisahan Harta Kekayaan Perkawinan
8. akta pemulihan kembali persekutuan
9. akta syarat-syarat perpisahan Meja dan Ranjang
b. Perjanjian Kawin Pasca Putusan MK No.69/PUU-XIII/2015
1. akta Perjanjian Kawin diluar persekutuan harta benda
2. akta Perjanjian Kawin Persekutuan Hasil dan pendapatan
3. akta Perjanjian Kawin Persekutuan untung dan rugi

2. WASIAT
1. Wasiat Umum
2. Wasiat Olografis
3. Wasiat Rahasia
4. Codisil
Perjanjian Kawin
a. DASAR HUKUM

1) Pasal 139 – 185 BW

2) Pasal 29 & 35 UU 1/74

b. Terjadinya perjanjian kawin


Adalah akibat penyimpangan terhadap :
1) Pasal 119 BW yaitu azas percampuran bulat

2) Pasal 35 UU 1/74 yaitu azas perpisahan harta


c. Macam-macam perjanjian kawin
1) Perjanjian Kawin Sebelum Perkawinan
Dibuat sebelum perkawinan dan berlaku
setelah perkawinan untuk kedua belah
pihak (pasal 147 BW), untuk pihak ketiga
berlaku sejak di daftarkan di kantor
catatan sipil (pasal 152 BW)
Bentuk akta perjanjian kawin:
1. Perjanjian kawin diluar persekutuan harta
benda (pasal 139 BW & pasal 29 UU
1/74).
Agar diantara suami dan isteri tidak
terdapat harta persatuan berupa apapun
juga. Jadi semua harta yang dibawa
kedalam perkawinan atau penghasilan
yang diperoleh sepanjang perkawinan
adalah milik pihak yang memperolehnya.
Sistematika akta Perjanjian Kawin diluar persekutuan harta
benda:
1. Tidak ada persekutuan harta dalam bentuk apapun, harta
milik masing-masing, pihak hutang yang dibawa atau yg
diperoleh selama perkawinan di tanggung oleh masing-
masing.
2. Isteri tanpa perlu bantuan suami, berhak mengurus
hartanya sendiri dan bebas memungut hasilnya
3. Pengeluaran rumah tangga dan Pendidikan anak
tanggungan suami.
4. Pakaian perhiasan dan perkakas yang berkenaan dengan
Pendidikan atau pekerjaan masing-masing adalah milik
pihak yang berhak menggunakan itu.
5. Barang bergerak karena hibah, warisan, atau jalan lain
selama perkawinan jatuh kepada salah satu pihak dan
harus ada bukti yang jelas.
2. Perjanjian kawin persekutuan untung rugi (pasal
155-165 BW).
Semua harta yang dibuat dengan maksud agar
semua harta yang dibawa dalam perkawinan
demikian juga harta warisan atau hibah tetap
merupakan milik pribadi pihak yang
memperolehnya, sementara segala keuntungan
dan kerugian sepanjang perkawinan dibagi dua
diantara suami isteri masing-masing dengan
bagian yang sama.
Sistematika akta perjanjian kawin persekutuan untung rugi
1. Akan terdapat persatuan untung rugi

2. Pengeluaran rumah tangga dan beban lain berkenaan dengan


perkawinan dan Pendidikan anak adalah kewajiban suami
3. Apa saja yang termasuk keuntungan

4. Apa saja yang dinamakan kerugian

5. Jika persekutuan melakukan pembayaran untuk menambah nilai harta


yang sebenarnya tidak termasuk dalam persatuan.
6. Jika ada barang yg dibawa atau diperoleh dalam perkawinan tapi
tidak ada lagi pada saat perkawinan berakhir/cerai.
7. Pengurusan harta isteri oleh suami

8. Pakaian dan perhiasan badan

9. Barang bergerak yg selama perkawinan diperoleh salah satu pihak


karena warisan, legaat, hibah harus ada bukti jelas
10. Tidak diatur tegas tentang keuntungan atau kerugian masuk harta
persatuan, dibuat daftar dan nilai barang-barang yg dibawa msing-
masing.
3. Perjanjian kawin persekutuan hasil pendapatan
(pasal 164 BW)
Hampir sama dengan perjanjian kawin
persekutuan untung dan rugi. Perbedaannya
bahwa dalam perjanjian kawin persekutuan hasil
pendapatan yang dibagi dua diantara suami dan
isteri adalah hasil dan pendapatannya saja.
Sedangkan jika terdapat kerugian (lebih besar
hutang/beban dari penghasilan) maka hutang
tersebut ditanggung oleh suami.
Sistematika akta perjanjian kawin persekutuan hasil pendapatan
1. Akan terdapat persekutuan hasil dan pendapatan

2. Apa yang dimaksud keuntungan

3. Apa yang termasuk beban

4. Jika oleh persekutuan dilakukan pembayaran untuk menambah


nilai harta yang sebenarnya tidak termasuk dalam persekutuan
5. Jika suatu barang yg dibawa dalam atau diperoleh selama
perkawinan oleh salah seorang suami-isteri tidak terdapat lagi.
6. Isteri akan mengurus hartanya sendiri, ia akan menyerahkan
penghasilannya kepada suami
7. Pakaian dan perhiasan pada waktu perkawinan berakhir/cerai.

8. Daftar barang yang dibawa masing-masing dalam perkawinan


4. Perjanjian kawin diluar persekutuan dengan
bersyarat
1) Pasal 140 (3) KUH Perdata

Meski terdapat persatuan harta menurut UU


tetapi tanpa persetujuan isteri, suami tidak
boleh memindahtangankan atau membebani
harta isteri yg dimasukan dalam persatuan
atau yg sepanjang perkawinan masuk dalam
persatuan.
4. Perjanjian kawin diluar persekutuan dengan
bersyarat
2) Pasal 140 (2) KUH Perdata
Meski berlaku persatuan harta menurut UU,
jika isteri selama perkawinan mendapat harta
yang menurut keterangan pemberi hibah akan
jatuh diluar persekutuan harta yg terjadi
karena perkawinan, isteri bebas mengurus
harta tersebut, harus ada bukti yg jelas.
5. Perubahan Perjanjian Kawin
Dapat dilakukan atas kesepakatan pada pihak dan tidak
merugikan pihak ketiga
Harus diumumkan
6. Pemisahan harta kekayaan (pasal 186-195 BW)
Sepanjang perkawinan tanpa perjanjian kawin, isteri
berhak mengajukan tuntutan akan pemisahan harta
kekayaan (pasal 186 BW) dalam jangka waktu 1 bulan
setelah memperoleh keputusan hakim berkekuatan
hukum mutlak diadakan pemisahan harta dengan akta
otentik
7. Pemulihan kembali persekutuan (psl 196-198 BW)
Persatuan setelah dibubarkan karena pemisahan harta
kekayaan, boleh dipulihkan kembali dengan persetujuan
suami & isteri dan harus dengan akta otentik (psl 196
BW)
Setelah pemulihan, maka segala urusan akan seperti
keadaan sedia kala seolah-olah tidak pernah terjadi
pemisahan (psl 197 BW)
Pemulihan harus diumumkan dan selama pengumuman,
suami isteri tersebut tidak boleh menunjukkan akibat
pemulihan kepada pihak ketiga.
8. Syarat-syarat Perpisahan Meja dan Ranjang (Psl 233-249
BW)
Sebelum hal tersebut terjadi, pasangan suami isteri harus
mengatur persyaratan tersebut dengan baik terhadap diri
mereka sendiri maupun mengenai kekuasaan orangtua
dan usaha pemeliharaan anak
d. Perjanjian Kawin Pasca putusan MK
No. 69/PUU- XIII/2015, tanggal 21 Maret 2016
e. Dengan mengubah ketentuan pasal 29 ayat 1, 3, dan 4.

f. Dibuat sepanjang perkawinan berlangsung


g. Berlaku sejak

1) Sejak perkawinan dilangsungkan

Hati-hati terhadap harta yang diperoleh pada saat perkawinan


sampai saat perjanjian kawin dibuat
2) Sejak akta dibuat

d. Permasalahan terhadap dibuatnya perjanjian kawin tersebut:

1) Bagaimana kita dapat mengetahui perjanjian kawin tersebut


tidak merugikan pihak ketiga
2) Tata cara pencatatan perjanjian kawin yang dibuat sepanjang
perkawinan
3) Sejak kapan perjanjian kawin itu berlaku
Macam-macam Perjanjian Kawin Pasca putusan MK
No. 69/PUU-XIII/2015, tanggal 21 Maret 2016
a. Perjanjian kawin diluar persekutuan harta benda
b. Perjanjian kawin persekutuan untung dan rugi
a. Perjanjian kawin hasil pendapatan.
5. WASIAT
1. Wasiat Umum (938)
a. Di buat dengan akta Notaris
b. 2 orang saksi
c. Pembacaan
 Dihadapkan saksi-saksi
 Diluar saksi-saksi

d. Semua formalitas harus tegas di sebutkan


dalam akta
WASIAT UMUM DIHADAPAN SAKSI-SAKSI
WASIAT UMUM DILUAR SAKSI-SAKSI
2. Wasiat Olografis (932)
a. Mempunyai kekuatan yang sama dengan akta wasiat
dengan akat umum dan dianggap di buat pada tanggal
akta pembuatan akta penyimpanan
b. Harus di tulis tangan sendiri oleh pewaris dan di
tandatangan
c. Di serahkan
 Terbuka

 Tertutup

d. Di hadapkan 2 orang saksi

e. Dapat dicabut kembali yaitu dengan memintanya


kembali dari simpanan Notaris dan guna
tanggungjawab notaris, pencabutan itu dilakukan harus
dengan akta otentik (psl 134 BW)
WASIAT PENYIMPANAN WASIAT OLOGRAFIS YANG
DISERAHKAN TERBUKA
WASIAT PENYIMPANAN WASIAT OLOGRAFIS
YANG DISERAHKAN TERTUTUP
3. Wasiat Rahasia 940 dan 941
a. Dapat di tulis sendiri oleh orang lain harus di tandatangani
oleh pewaris
b. Kemudian di buat akta superscriptie

c. Di hadapkan 4 orang saksi

d. Di serahkan : - terbuka

-tertutup

 Wasiat-wasiat yang di buat wajib di laporkan ke wasiat online di


http://ahu.go.id, demikian juga jika tidak membuat wasiat setiap
tanggal 5 bulan berikutnya.
 Dalam pembuatan surat wasiat, tidak bolehmemuat wasiat timbal
balik, misalnya suami isteri saling mewasiatkan dalam satu akta
 Dalam pembuatan wasiat, persyaratan formal yg diatur dalam UU
harus dipenuhi, bila tidak wasiat menjadi batal (psl 953 BW)
WASIAT PENGEMBALIAN WASIAT
OLOGRAFIS
SURAT WASIAT DISERAHKAN TERBUKA
 Yang diserahkan kepada Notaris adalah suatu sampul terbuka
dan pewaris harus minta agar sampul tsb (oleh Notaris
dihadapan para saksi) dilak dan di segel, untuk disimpan
dalam minuta.
 Akta Superscriptie dibuat diatas surat atau di sampul tersebut.

 Akta Pengalamatan yaitu Akta Superscriptie yang ditulis diatas


kertas itu sendiri
 Catatan :

 Komparisi harus lengkap

 Sebagaiman dalam wasiat, maka penandatanganan dalam


setiap akta penyimpanan wasiat adalah ; Penghadap, Notaris,
barulah saksi-saki yang berjumlah 4 Orang.
AKTA SUPERSCRIPTIE, SURAT WASIAT
DISERAHKAN TERTUTUP

 Yang diserahkan kepada Notaris adalah suatu sampul tertutup


yang dilak, untuk disimpan dalam minuta.
 Akta Superscriptie dibuat terpisah, tidak ditulis di sampul
tersebut.
 Catatan :

 Komparisi harus lengkap

 Sebagaiman dalam wasiat, maka penandatanganan dalam


setiap akta penyimpanan wasiat adalah ; Penghadap, Notaris,
barulah saksi-saki yang berjumlah 4 Orang.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai