Anda di halaman 1dari 26

ETIKA BISNIS

FILOSOFI ETIKA, KESERAKAHAN, & KETAKUTAN


DISUSUN OLEH:
1. Ryan Edriansyah Adhi (12030119130091)
2. Nabil Tsaqif Fadhlurahman (12030119130113)
3. Reyno Elvin Albarokah (12030119140269)
4. Fadilah Widad Alifah (12030119130179)
5. Putri Azarya Grace (12030119130095)
6. Ardra Medina Maheswari (12030119140297)
HAK ASASI MANUSIA
sebuah konsep hukum dan normatif yang menyatakan bahwa
manusia memiliki hak yang melekat pada dirinya karena ia
adalah seorang manusia. Hak asasi manusia berlaku
kapanpun, di manapun, dan kepada siapapun, sehingga
sifatnya universal. HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut.
MACAM-MACAM HAM
. H A K A SA SI PRIB A D I (PER SO N A L R IGH T S)
Hak yang mencakup kebebasan dalam menyatakan pendapat, kebebasan dalam memeluka
agama, kebebesan dalam bergerak, kebebasan aktif pada setiap organisasi atau sebagainya.

H A K A SA SI E K ON O M I (PRO PE RT Y R IG H T S)
yaitu hak dalam membeli memiliki serta menjual dan dalam memanfaatkan sesuatu.

H A K A SA SI POL IT IK (PO LIT IC A L R IG HT S)


yaitu hak ikut serta di dalam pemerintahan, hak untuk dipilih contohnya mencalonkan diri
menjadi presiden, serta memilih dalam pemilu, contoh memilih presiden dan wakil
persiden, hak untuk mendirikan partai politik, dan lain-lain.
TUJUAN HAM

Tujuan HAM adalah melindungi hak manusia untuk hidup dengan harga diri,
yang meliputi hak untuk hidup, hak atas kebebasan, dan hak keamanan.
Hidup dengan harga diri berarti bahwa manusia harus memiliki sesuatu
seperti tempat yang layak untuk tinggal dan makanan yang cukup. Artinya,
untuk mencapai tujuan HAM ini manusia harus dapat berpartisipasi dalam
masyarakat, menerima pendidikan, bekerja, mempraktikkan ajaran agamanya,
berbicara dalam bahasanya sendiri, dan hidup dengan damai.
UTILITARIANISME
Utilitarianisme adalah suatu teori dari segi etika normatif yang menyatakan bahwa suatu tindakan yang
patut adalah yang memaksimalkan penggunaan (utility), biasanya didefinisikan sebagai
memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan. “Utilitarianisme” berasal dari kata Latin
utilis, yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkan. Istilah ini juga sering disebut
sebagai teori kebahagiaan terbesar (the greatest happiness theory).
TEORI TUJUAN PERBUATAN
Menurut kaum utilitarianisme, tujuan perbuatan sekurang-kurangnya menghindari atau
mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh perbuatan yang dilakukan, baik bagi diri sendiri
ataupun orang lain. Adapun maksimalnya adalah dengan memperbesar kegunaan, manfaat, dan
keuntungan yang dihasilkan oleh perbuatan yang akan dilakukan. Dengan demikian, perbuatan
manusia baik secara etis dan membawa dampak sebaik-baiknya bagi diri sendiri dan orang lain.
DEONTOLOGIS
Etika deontologis atau deontologi adalah pandangan etika normatif yang menilai moralitas suatu
tindakan berdasarkan kepatuhan pada peraturan. Etika ini kadang-kadang disebut etika berbasis
"kewajiban" atau "obligasi" karena peraturan memberikan kewajiban kepada seseorang.

Imanuel Kant (1724-1804) memberikan artikulasi yang paling jelas mengenai teori ini (Broooks &
Dunn, 2012: 144). Bagi Kant, tugas (duty) merupakan satu-satunya standar modal bagi seseorang
untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu.
PERBEDAAN DEONTOLOGIS
& UTILITARIANISME
Teori Deontologisme mencakup kewajiban untuk mematuhi hak-hak moral seseorang selain hak
legalnya. Berbeda dengan utilitarianisme yang memandang perbuatan etis dari sudut pandang
tujuan yang dinyatakan dalam bentuk manfaat bagi orang banyak, deontologisme
memandangnya dari cara atau pendekatan dalam melakukan perbuatan tersebut.
HAK DAN KEADILAN
Penjabaran deontologisme dikemukakan oleh David Hume (1711-1776) Hume mendasarkan teorinya
pada anggapan bahwa setiap orang mempunyai hak (claims) terhadap sumber daya yang terbatas atau
scarces resources. Keadilan Distributif, berkaitan dengan pembagian atau alokasi sumber daya,
manfaat, atau beban.

ada 3 kriteria untuk menetukan distribusi yang adil. Ketiga kriteria tersebut, yaitu kebutuhan (need),
kesamaan perhitungan (aritmetic quality), dan kepantasan (merit). Prinsip perbedaan mrngatur tentang
keharusan adanya kesamaan (equality) dalam penetapan hak dasar dan tugas.
TEORI VIRTUISME / KEUTAMAAN
Dalam teori ini, keutamaan didefinisikan sebagai disposisi watak yang diperoleh seseorang dan
memungkinkannya untuk bertingkah laku baik secara moral.

Karakter moral yang dimaksud berupa bijaksana, adil, rendah hati, suka bekerja keras, hati-hati,
bertanggung jawab, itikad baik, dan lain-lain.

Teori ini merupakan teori etika yang paling mudah untuk diterapkan dalam praktik bisnis, yaitu dalam
proses pengidentifikasian dan perancangan budaya perusahaan (corporate culture) yang kemudian
dijabarkan lebih lanjut oleh perusahaan tersebut.
GREED & FEAR

Add a little bit of body text

Greed atau serakah merupakan dorongan untuk memperoleh lebih dari apa yang menjadi haknya.
Sering dikaitkan dengan harta, tahta, dan wanita. Fear atau ketakutan merupakan penyebab dari
munculnya greed. Seperti ketakutan akan mengalami kerugian atau bangkrut.
LABA ABNORMAL
• Terjadi ketika perusahaan memperoleh laba yang lebih tinggi daripada laba normal. Hal ini terjadi
ketika total pendapatan melebihi total biaya ekonomi (biaya implisit plus biaya eksplisit)
• Bukan patokan yang dapat digunakan untuk memberikan stigma serakah terhadap perusahaan
MORAL HAZARD
Moral hazard merupakan keadaan ketika seseorang melakukan tindakan yang risikonya ditanggung
oleh pihak lain, bukan oleh pelaku tindakan tersebut.

Contoh: Krisis moneter 1998 yang disebabkan oleh moral hazard yaitu oknum pejabat bank yang
bermain valuta asing, membeli dolar atau mata uang asing dengan rupiah yang dimiliki perusahaannya.
Pelaku akan mengambil keuntungan untuk pribadi, namun ketika rugi (valas terapresiasi dan nilai
rupiah jatuh sehingga hutang bank atas valas membengkak), maka bank atau negaralah yang
mengganti. Risiko perbuatan mereka bukan mereka sendiri yang menanggung, malainkan pemerintah.
KECURANGAN ATAU FRAUD
Praktik curang atau fraud adalah tindakan curang yang dilakukan sedemikian rupa,
sehingga menguntungkan diri sendiri, kelompok, atau pihak lain.

Faktor pendorong seseorang melakukan fraud:


A. Faktor umum
• Kesempatan
• Pengungkapan
B. Faktor Individu
• Ketamakan
• Kebutuhan
JENIS-JENIS FRAUD
A. Bedasarkan pelaku kecurangan
• Kecurangan pegawai
• Kecurangan manajemen
B. Bedasarkan tindakan
• kecurangan Penyelewengan terhadap aset
• Kecurangan dalam laporan keuangan
PENGAMBILAN KEPUTUSAN BISNIS

Dalam ilmu ekonomi dikatakan bahwa setiap keputusan diambil bedasarkan asas
rasionalitas.

Menurut shefrin (2002: 4-5) menyebutkan ada dua hal pokok yang mengakibatkan
timbulnya bias atau penyelewangan dalam pengambilan keputusan, yaitu:
• Pengambilan Keputusan heuristik
• Pengambilan Keputusan Ketergantungan Pola pikir
PENGENDALIAN DIRI
Perilaku tidak etis Eksternal

Internal Hati Nurani

Rasionalitas

Gagal Pengendalian Diri


Sumber pengendalian diri:

Pengendalian agama
Pendidikan keluarga
Pendidikan budaya
Pendidikan lingkungan sosial Nilai/norma Hukum Sosial Sanksi Sosial
REGULASI
Pencegah untuk tidak melakukan sesuatu

• Dapat melalui Undang-undang atau Peraturan Pemerintah


• Dipaksakan
• Lebih kuat dari etika

• Hukum Pidana Sanksi penjara atau denda Presentations are communication


tools.

Perdata Sangketa (sanksi uang)


KESERAKAHAN DALAM BISNIS

Laba Abnormal Perfect competition < imperfect competition

Hak diberikan negara


(hak paten, hak merek,
Kepemilikan
Kepemilikan eksklusif Laba Laba Abnormal
Eksklusif
abnormalhak cipta, hak
kekayaan intelektual, dll)
Kant mengembangkan dua jenis hukum (law) umtuk melakukan penelitian
terhadap etika, yaitu keharusan kategoris (Categorical imperative) dan keharusan
praktis (Practical Imperative). Dua syarat tersebut terkait dengan keharusan
imperatif, yaitu karena kewajiban (obligation) dan dapat diuniversalkan
(universalized)
IDENTIFIKASI FRAUD: PT HANSON
INTERNASIONAL TBK
Company Profile PT. Hanson International Tbk merupakan perusahaan publik yang
bergerak dalam bidang properti dan bermarkas di Jakarta, Indonesia. Perusahaan ini
didirikan pada tahun 1971. Perusahaan sudah beberapa kali berganti nama, mulai dari
Mayertex Indonesia sebagai perusahaan tekstil, hingga tahun 1997. Kemudian, nama
perusahaan berubah menjadi Hanson Industri Utama hingga tahun 2004. Perusahaan
sempat menggeluti bisnis tambang batu bara sejak tahun 2008 melalui Hanson Energy
yang kemudian dijual pada tahun 2011 ke Atlas Resources. Selanjutnya, perusahaan masih
mempertahankan bisnis tambangnya, dimana perusahaan mempertahankan tambang timah
dan mineral logam, melalui anak usahanya De Petroleum International yang juga
menjalankan bisnis pengolahan limbah.
IDENTIFIKASI FRAUD: PT HANSON
INTERNASIONAL TBK

Kasus Fraud pada tahun 2016, PT Hanson Internasional terbukti melakukan fraud yaitu
manipulasi penyajian laporan keuangan tahunan pada tahun buku 2016. Manipulasi ini berkaitan
dengan penyajian akuntansi kavling siap bangun dengan nilai gross Rp 732 Miliar sehingga
membuat penghasilan PT Hanson Internasional meningkat tajam. Oleh karena manipulasi yang
dilakukan ini menyebabkan PT Hanson melanggar standar akuntansi keuangan no.44 tentang
akuntansi aktivitas real estate (PSAK 44). Selain itu, kesalahan ini juga meningkatkan LKT 2016
mengalami overstated dengan nilai material sejumlah Rp 613 miliar. KAP yang terkait juga
terbukti melakukan pelanggaran.
Penyelesaian kasus oleh otoritas yang berwenang. Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
menjatuhkan sanksi kepada PT Hanson International Tbk (MYRX), Benny Tjokrosaputro,
Adnan Tabrani, dan akuntan Sherly Jokom. Otoritas Jasa Keuangan mengenakan sanksi
administrasi dengan nilai total RP. 5,6 miliar merupakan emiten yang bergerak di bidang
property akibat kesalahan penyajian laporan keuangan. Deputi Komisioner Pengawas
Pasar Modal I OJK Djustini Septiana mengatakan, Benny Tjokrosaputro selaku direktur
utama Hanson International terbukti melakukan pelanggaran Pasal 107 Undang-Undang
Pasar Modal (UUPM) dan bertanggung jawab atas kesalahan penyajian Laporan
Keuangan Tahunan (LKT) Hanson International per 31 Desember 2016.
OJK juga menjatuhkan sanksi kepada perseroan atas dua pelanggaran yang dinilai berlawanan dengan UU
Pasar Modal. Selanjutnya, OJK juga menjatuhkan sanksi kepada Sherly Jokom selaku rekan Kantor Akuntan
Publik Purwantono, Sungkoro dan Surja karena tidak cermat dalam menggunakan kemahiran
profesionalisme terkait pelaksanaan prosedur audit. Sementara itu, dari hasil temuan tersebut, OJK
memutuskan sanksi administratif berupa denda sebesar Rp 500 juta kepada Hanson International.
Kemudian, secara individu kepada Benny, OJK menjatuhkan denda sebesar Rp 5 miliar. Selain Benny,
Direktur Hanson International Adnan Tabrani juga didenda sebesar Rp 100 juta karena bertanggung jawab
atas LKT tahun 2016.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai