Anda di halaman 1dari 1

LABA ABNORMAL

Laba secara konsepsi adalah residu dari kegiatan usaha berupa jual beli atau selisih antara
pendapatan dan beban. Jika penentuan pendapatan dan laba dilakukan tepat sesuai kenyataan,
berarti jumlah yang tercatat sebagai laba tidak mengandung keserakahan. Laba abnormal terjadi
ketika perusahaan memperoleh laba yang lebih tinggi daripada laba normal. Hal ini terjadi ketika
total pendapatan melebihi total biaya ekonomi (biaya implisit plus biaya eksplisit).

Laba, baik normal maupun abnormal, bukan patokan yang dapat digunakan untuk
memberikan stigma serakah terhadap perusahaan. Laba merupakan hak yang sah bagi seseorang
yang berani mengambil risiko dengan melakukan usaha. Keserakahan lebih mengacu pada
bagaimana cara memperoleh laba tersebut dan perlakuan yang tidak adil kepada pihak-pihak
yang berkepentingan terhadap usaha.

MORAL HAZARD

Moral hazard terjadi apabila dalam suatu transaksi, salah satu pihak melakukan tindakan
yang memengaruhi penilaian pihak lain atas transaksi tersebut dan pihak lain itdak dapat
memonitor/memaksa secara sempurna (Kreps, 1990: 577). Moral hazard biasanya terjadi dalam
suatu kontrak atau regulasi. Pihak yang melakukan moral hazard berusaha untuk
menyembunyikan informasi riil yang ia miliki ketika berhubungan dengan pihak lain yang
bertransaksi dengannya. Secara umum, dapat dikatakan bahwa moral hazard adalah tindakan
yang dilakukan oleh seseorang demi keuntungan diri sendiri dan dapat menimbulkan kerugian
bagi orang lain.

Walapun moral hazard mungkin tidak didorong oleh keserakahan atau ketakutan, tetapi
tindakan yang mementingkan diri sendiri tersebut dapat digolongkan sebagai tindakan yang tidak
baik dan termasuk pelanggaran hukum jika dikaitkan dengan sebuah regulasi. Namun, tindakan
moral hazard sendiri bukan berarti tidak bermoral melainkan merupakan jawaban dari insentif
yang diterima karena pada umumnya seseorang memanfaatkan celah yang terdapat dalam
kontrak atau regulasi untuk melakukan moral hazard.

Anda mungkin juga menyukai