Anda di halaman 1dari 4

MAGISTER EKONOMI

UNIVERSITAS TRISAKTI

EKONOMI MIKRO

ASYMMETRIC INFORMATION

FAHRI AZIZI

121011801015

TAHUN AJARAN 2018/2019


Asymmetric Information

 Definisi Asymmetric Information


Dalam bidang ekonomi, Asymmetric Information terjadi jika salah satu pihak dari suatu
transaksi memiliki informasi lebih banyak atau lebih baik dibandingkan pihak lainnya. Umumnya
pihak penjual yang memiliki informasi lebih banyak tentang produk dibandingkan pembeli,
meski kondisi sebaliknya mungkin juga terjadi. Dalam konteks perusahaan, manajer memiliki
informasi yang lebih baik tentang kondisi perusahaan dibandingkan dengan investor yang tidak
terlibat dalam manajemen. Asymmetric information akan memunculkan masalah salah pilih
(adverse selection) karena investor tidak mengetahui dengan pasti mana perusahaan baik dan
mana yang buruk.

 Tipe Asymmetric Information

Tipe dari Asymmetric Information terdiri dari 2 antara lain :

 Adverse Selection

Adverse selection merupakan sebuah konsep dalam ilmu ekonomi, asuransi, dan
manajemen resiko, yang menggambarkan situasi dimana partisipasi pasar dipengaruhi oleh
informasi asimetris. Adverse selection menggambarkan hasil yang tidak diinginkan dari suatu
situasi dimana salah satu pihak dalam transaksi mempunyai informasi yang lebih akurat atau
berbeda dari pihak lain. Pihak yang kurang informasi tersebut dalam keadaan yang kurang
diuntungkan daripada yang mempunyai informasi lebih. Hal ini menyebabkan harga dan
kuantitas barang/jasa yang dijual menjadi tidak efisien.

Adverse selection juga merupakan jenis asimetri informasi di mana satu pihak atau lebih
yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha, atau transaksi usaha
potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain. Adverse selection terjadi karena
beberapa orang seperti manajer perusahaan dan para pihak dalam (insiders) lainnya lebih
mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu perusahaan daripada para investor
luar. Para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak
tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang
mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut
tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.
 Contoh Adverse Selection

Ada dua tipe calon nasabah asuransi, yang satu merokok dan tidak berolahraga, dan
satunya lagi tidak merokok dan berolahraga. Hal yang kita ketahui adalah seseorang yang
merokok dan tidak berolahraga akan mempunyai harapan hidup lebih rendah daripada yang
tidak merokok. Andaikan dua orang tersebut akan membeli asuransi, perusahaan asuransi
tidak dapat membedakan diantara mereka mana yang merokok dan mana yang tidak.

Perusahaan asuransi kemudian membuat questioner untuk membedakan mereka.


Bagaimanapun juga orang yang merokok tahu jika dia menjawab dengan jujur maka ia akan
mendapat harga premi yang lebih tinggi, jadi dia berbohong dan menjawab bahwa ia tidak
merokok. Ini menyebabkan adverse selection, dimana perusahaan asuransi dalam keadaan
yang tidak diuntungkan dengan memberikan harga premi yang sama dengan orang yang sehat
tadi. Asuransi menjadi lebih valuable bagi orang yang merokok dan tidak berolahraga tadi,
daripada orang yang tidak merokok dan berolahraga, dan ini merupakan keuntungannya.

Sedangkan dampak didalam pasar, ketakutan akan perdagangan yang dicurangi akan
mendorong pihak yang kawatir untuk menarik diri dari interaksi pasar, sehingga membuat
volume perdagangan di pasar semakin berkurang.

 Moral Hazard

Moral Hazard adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak yang
melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha atau transaksi usaha potensial
dapat mengamati tindakan-tindakan mereka dalam penyelesaian transaksi-transaksi mereka
sedangkan pihak-pihak lainnya tidak. Moral hazard dapat terjadi karena adanya pemisahan
pemilikan dengan pengendalian yang merupakan karakteristik kebanyakan perusahaan besar.
Moral Hazard juga dapat merubah perilaku seseorang ketika ia tidak harus menghadapi
konsekuensi dari risiko yang ia ambil.

 Contoh Moral Hazard

Orang yang sebelumnya tidak mengasuransikan rumahnya dari risiko kemalingan,


setelah ia mengasuransikannya maka akan cenderung merubah perilakunya menjadi tidak hati-
hati lagi. Pergi dengan tidak mengunci rumah misalnya, karena sudah ada asuransi.

Atau bisa juga orang yang sebelumnya mengkonsumsi makanan tertentu secara sedikit-
sedikit karena membelinya juga sedikit-sedikit, namun jumlah konsumsinya bertambah ketika ia
membeli langsung banyak. Awalnya ia berpikir akan lebih hemat karena membeli secara
grosiran, namun ia tidak sadar jumlah konsumsinya bertambah karena ia merasa stok makanan
tersebut masih banyak.
 Peran Asimetris Informasi Terhadap Manajemen Laba

Asimetris informasi dapat mempengaruhi manajemen laba. Teori keagenan (agency


theory) mengimplikasikan adanya asimetris informasi antara manajer sebagai agen dan pemilik
(pemegang saham) sebagai prinsipal. Asimetris informasi muncul ketika manajer lebih
mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang
dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya. Dikaitkan dengan peningkatan nilai
perusahaan, ketika terdapat asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal mengenai
kondisi perusahaan kepada investor guna memaksimisasi nilai saham perusahaan. Sinyal yang
diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan (disclosure) informasi akuntansi. Keberadaan
asimetris informasi dianggap sebagai penyebab manajemen laba.

Anda mungkin juga menyukai