Anda di halaman 1dari 11

PAPER ASIMETRI INFORMASI PADA ASURANSI

MATA KULIAH ASURANSI PENGANGKUTAN BARANG

Dosen Pengampu:
Anafil Windriya, S.E., M.M.

Disusun oleh :
Kelompok 8

Dwiyantama Bagasghani W. (40011319650024)

Callula Carissa Anjani (40011319650029)

Anggita Ayu Kurniasih (40011319650050)

Farida Novianti (40011319650060)

Aditya Nur Hidayat (40011319650066)

Aziz Hilmawan (40011319650068)

Hilmi Nashrulloh (40011319650138)

Bella Indri Yuliana (40011319650157)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI LOGISTIK

FAKULTAS SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Asuransi atan pertanggungan ialah suatu hal yang tidak asing lagi bagi masyarakat
Indonesia yang mana sebagian besar masyarakat Indonesia sudah melakukan perjanjian
asuransi dengan perusahaan asuransi, baik perusahaan asuransi milik negara ataupun
swasta nasional. Setelah Indonesia merdeka, asuransi di Indonesia mulai berkembang dan
dapat dirasakan oleh masyarakat pribumi. Asuransi timbul karena kebutuhan manusia
yang mana maklum bahwa dalam mengarungi hidup manusia selalu di hadapkan pada
suatu hal yang tidak pasti, yang mungkin menguntungkan, tetapi juga mungkin
sebaliknya. Asuransi sendiri didefinisikan oleh M. Nur Rianto (2012:212) sebagai sebuah
mekanisme perlindungan terhadap pihak tertanggung jika mengalami risiko pada masa
yang akan datang yang mana pihak tertanggung akan membayar premi guna mendapatkan
ganti rugi dari pihak penanggung.
Dalam masyarakat yang sudah maju dan sadar akan nilai kegunaan lembaga asuransi
sebagai lembaga pelimpahan risiko, maka tiap kemungkinan akan terjadinya bahaya
menderita kerugian menjadi pasti diasuransikan. Hampir tiap kegiatan atau aktivitas
pribadi atau badan-badan usaha selalu dilindungi oleh suatu perjanjian pertanggungan
yang mereka adakan, atau dengan perkataan lain setiap kemungkinan risiko itu selalu
dipertanggungkan. Sehingga makin seseorang merasa tidak aman, semakin pula orang
selalu berusaha mengasuransikan segala kemungkinan risiko yang mungkin timbul makin
banyak yang merasa tidak aman makin banyak yang mengalihkan risiko kepada pihak
lain, berarti makin banyak perjanjian asuransi ditutup. Selanjutnya makin banyak pula
dana yang diserap oleh perusahaan sebagai pembayaran atas kesedianya mengambil alih
risiko pihak tertanggung.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu asimetri informasi?
2. Apa saja bentuk asimetri informasi ?
3. Apa saja indikator asimetri informasi ?
4. Apa saja kelebihan dan kekurangan asimetri informasi?
5. Bagaimana asimetri informasi pada asuransi?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui asimetri informasi
2. Untuk mengetahui bentuk asimetri informasi
3. Untuk mengetahui indikator asimetri informasi
4. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan asimetri informasi
5. Untuk mengetahui asimetri informasi pada asuransi
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Asimetri Informasi


Asimetri Informasi merupakan perbedaan informasi yang didapat antara salah
satu pihak dengan pihak lainnya dalam kegiatan ekonomi. Asimetris informasi ini
misalnya saja terjadi antara investor yang akan melakukan investasi di dalam pasar
modal. Investor harus mengetahui saham dengan baik sebelum investor tersebut.
melakukan investasi. Hal ini membuat investor akan mencari tahu saham dengan
lengkap serta tepat untuk perusahaan agar mendapatkan capital gain di masa
mendatang.

Sedangkan pengertian asimetri menurut para ahli adalah sebagai berikut.


● Ferry Prasetya menyatakan bahwa asimetris informasi adalah perbedaan
informasi yang didapat antara salah satu pihak dengan pihak lainnya dalam
kegiatan ekonomi.
● Brigham berpendapat bahwa ketidaksamaan informasi atau asimetris informasi
adalah situasi di mana manajer memiliki informasi yang berbeda (yang lebih
baik) mengenai kondisi atau prospek perusahaan daripada yang dimiliki
investor.
● Menurut Husnan, asimetri informasi adalah ketika pihak manajemen
mempunyai informasi lebih banyak daripada para investor.

2.2 Bentuk Asimetri Informasi


Terdapat dua bentuk asimetris informasi yang dapat dibedakan. yang pertama
adalah hidden knowledge mengacu pada ada situasi dimana satu pihak memiliki
informasi yang lebih lanjut dari pihak lain pada kualitas dari barang yang
diperdagangkan atau kontrak variabel. yang kedua yakni hidden action adalah ketika
salah satu pihak dapat mempengaruhi kualitas dari barang yang diperdagangkan atau
kontrak variabel dengan beberapa tindakan dan tindakan ini tidak dapat diamati oleh
pihak lain.
a. Hidden Knowledge
Hidden knowledge adalah keadaan dimana salah satu pihak lebih
mengetahui tentang kualitas barang atau kontrak terhadap barang atau jasa
yang diperdagangkan dibandingkan dengan pihak lain sebagai mitranya.
sebagai contoh adalah jika terdapat seorang pekerja yang hendak melamar
tentu calon pegawai atau pelamar ini lebih memahami tentang kemampuan
Yang ada dalam dirinya dibanding perusahaan yang hendak ia tuju hal ini
akan menyebabkan masalah seleksi yang merugikan.
 Adverse Selection
Adverse selection menyebabkan kegagalan pasar titik namun ia
dianggap penting di bidang ekonomi karena sering menghilangkan
kemungkinan pertukaran yang akan menguntungkan baik
konsumen maupun penjual. Adverse selection muncul ketika
terdapat barang dengan kualitas yang berbeda dijual dengan 1
harga karena penjual tidak memiliki pengetahuan yang cukup
untuk menentukan kualitas yang sebenarnya pada saat membeli.
akibatnya terlalu banyak produk yang berkualitas rendah dan
terlalu sedikit produk yang berkualitas tinggi dijual di pasar atau
dengan kata lain barang-barang berkualitas rendah akan menggeser
para barang yang berkualitas tinggi.
 Market Unravelling
Asimetris informasi dapat menimbulkan kerugian di dalam
perdagangan terhadap pihak yang kurang memiliki informasi.
dalam permasalahan informasi Hal ini menyebabkan pihak asuransi
mengeksplorasi lebih jauh informasi mengenai kliennya. Oleh
karena itu pihak asuransi menerapkan model probabilitas
kecelakaan di mana setiap individu memiliki risiko yang berbeda-
beda. Kesimpulan dasar muncul bahwa dalam kesetimbangan,
beberapa konsumen tidak membeli asuransi meskipun mereka bisa
menjual keuntungan kepada perusahaan asuransi jika kemungkinan
kecelakaan pada mereka diamati. Selain itu, premi asuransi
didasarkan pada tingkat resiko yang diharapkan pada mereka yang
menerima tawaran asuransi tersebut. jika ada kontrak asuransi baru
yang dapat ditawarkan yang mampu memberikan laba positif,
maka salah satu perusahaan akan memilih untuk menawarkannya.
Ketika premi tunggal ditawarkan kepada semua konsumen.
konsumen berisiko tinggi memaksa premi naik dan mendorong
resiko rendah keluar dari pasar. Ini juga merupakan contoh
sederhana mekanisme adverse selection dimana jenis buruk selalu
mendapatkan keuntungan dengan memasuki pasar dengan
mengorbankan kebaikan. Tanpa intervensi di pasar, adverse
selection akan selalu mengarah pada tidak efisien keseimbangan.
 Intervensi Pemerintah
Pemerintah memiliki cara agar menghindari Adverse Selection
yang merugikan. Cara tersebut adalah memaksa semua individu
untuk membeli asuransi. Dengan kebijakan ini konsumen dengan
risiko tinggi akan mendapatkan keuntungan dari premi yang lebih
rendah. Pengenaan asuransi wajib oleh pemerintah menimbulkan
tiap individu mempergunakan pasar asuransi lebih banyak. Namun
konsekuensi nya adalah perusahaan asuransi tidak dapat
membedakan konsumen yang bersiko rendah maupun beresiko
tinggi. Hal ini juga tidak menguntungkan semua konsumen yang
beresiko sangat rendah dan dipaksa untuk membeli asuransi.
Kebanyakan pasar asuransi menggunakan kebijakan tersebut,
seperti asuransi mobil atupun asuransi keselamatan pekerja atau
karyawan. Ada lagi peran intervensi pemerintah, yaitu membatasi
kemungkinan terjadinya kerusakan yang merata terhadap semua
konsumen. Jika perusahaan asuransi pesimis jika hanya dihadapkan
dengan konsumen yang berisiko tinggi yang akan mengambil
asuransi, mereka akan menetapkan premi yang tinggi. Mengingat
premi yang tinggi, hanya konsumen. berisiko tinggi yang akan
memilih untuk menerima kebijakan tersebut. Bila ada
keseimbangan ganda, salah satu dengan premi terendah merupakan
pareto yang diinginkan, hal ini akan memberikan asuransi kepada
konsumen yang lebih banyak dengan harga yang lebih rendah.
Akibatnya, jika salah satu keseimbangan yang lain tercapai, ada
manfaat potensial dari intervensi pemerintah. Kebijakan yang harus
diadopsi pemerintah adalah: ia dapat menyebabkan keseimbangan
terbaik (dengan premi terendah) dengan menerapkan batas pada
premi yang dapat dibebankan. Tidak ada perusahaan asuransi yang
dapat membuat keuntungan pada tingkat harga ini dan semua
tawaran asuransi akan ditarik. Jika diatur terlalu tinggi, salah satu
kesetimbangan yang lain mungkin akan terbentuk. Analisis pasar
asuransi ini telah menunjukkan bagaimana asimetris informasi
dapat mengakibatkan penguraian pasar dimana kualitas buruk
menggeser kualitas baik di pasar. Selain itu, asimetris informasi
dapat menyebabkan kesetimbangan ganda. Kebijakan asuransi
wajib sangat mudah untuk diterapkan dan memerlukan sedikit
informasi dari pihak pemerintah. Satu-satunya kelemahan adalah
bahwa ia tidak menguntungkan semua konsumen karena konsumen
dengan risiko yang sangat rendah dipaksa untuk membeli asuransi
Sebaliknya kebijakan premi maksimum membutuhkan informasi
yang cukup besar dan memiliki potensi kegagalan yang signifikan.
b. Hidden Action
Hidden action merupakan tindakan yang tersembunyi oleh salah satu
pihak yang mempengaruhi kualitas barang yang diperdagangkan dan
tindakan tersebut tidak dapat diamati oleh pihak lain.
Proses mekanisme Hidden Action yakni:

Prinsipal Agen Progressive


Information

Moral Tindakan
Hazard

Prinsipal merupakan pihak yang membuat kontrak sedangkan agen


merupakan pihak yang menerima kontrak transaksi. Prinsipal memiliki
progressive information ataupun informasi yang lebih mengenai barang yang
akan ditransaksikan. Hal ini menimbulkan pihak tersebut melakukan tindakan
yang tersembunyi untuk mempengaruhi kualitas barang yang diperdagangkan
sehingga menyebabkan timbulnya masalah moral hazard. Permasalahan ini
menimbulkan inefisiensi akibat kesulitan dalam mengambil skema insentif
untuk memastikan tindakan yang tepat untuk diambil. Misalnya saja, biaya
asuransi yang ditanggung harus memperhitungkan resiko yang lebih besar
terhadap orang yang ditanggung oleh pihak asuransi.
 Moral Hazard
Dalam teori ekonomi, moral hazard adalah situasi di mana satu
pihak akan memiliki kecenderungan untuk mengambil risiko
karena biaya yang dapat dikenakan tidak akan dirasakan oleh pihak
mengambil risiko Dengan kata lain, itu adalah kecenderungan
untuk menjadi lebih berani mengambil risiko, mengetahui bahwa
biaya potensial dan / atau beban mengambil risiko tersebut akan
ditanggung, secara keseluruhan atau sebagian, oleh orang lain.
Sebuah moral hazard dapat terjadi dimana tindakan salah satu
pihak dapat berubah sehingga merugikan pihak lain setelah
transaksi keuangan telah terjadi. Moral hazard muncul karena
individu atau lembaga tidak mengambil konsekuensi penuh dan
tanggung jawab dari tindakannya, dan karenanya memiliki
kecenderungan untuk bertindak kurang hati hati, meninggalkan
pihak lain untuk memegang beberapa tanggung jawab atas
konsekuensi dari tindakan tersebut. Secara umum, moral hazard
terjadi ketika pihak dengan informasi lebih lanjut tentang tindakan
atau niat memiliki kecenderungan atau dorongan untuk berperilaku
tidak tepat dari perspektif partai dengan kurang informasi.

2.3 Indikator Asimetri Informasi


a. Berdasarkan kesempatan berinvestasi
Asimetris informasi adalah ketika perusahaan memiliki informasi lebih baik
mengenai potensi pertumbuhan profitnya di masa mendatang menggunakan
beberapa prediksi. Beberapa perhitungan yang berguna dalam memberikan
pengetahuan mengenai hal tersebut adalah price earning ratio, market value to
book value ekuitas, serta market to book value dari aset.
b. Berdasarkan ramalan analisis atau analyst forecast
Contoh asimetri informasi dari indikator analyst forecast adalah ketika analis
penilaian mengenai kinerja dan prospek perusahaan. Masalahnya, analis seringkali
tidak subjektif ketika memberikan penilaian karena menanggapi tren positif secara
berlebihan. Di sisi lain, analis pasar tidak begitu reaktif dengan adanya sentimen
negatif.
c. Berdasarkan teori market microstructure
Teori market microstructure pada asimetri informasi adalah pembahasan
mengenai bagaimana harga dan volume perdagangan saham dapat terbentuk.
Untuk mengenali adanya asimetris informasi, alat ukurnya adalah selisih harga
beli yang berasal dari pembeli dan harga tertinggi hasil penawaran penjual.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan


Melalui adanya asimetris informasi, dapat diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi
sampai pada tahap di mana setiap orang memiliki spesialisasinya sendiri, sehingga bisa
memberikan informasi detail tentang suatu hal berdasarkan kepakarannya. Karena
asimetri informasi adalah ukuran akan adanya ruang-ruang keahlian/spesialisasi kerja.
Meskipun hal tersebut memberikan banyak ruang kepada asimetris informasi, tetapi
sinyal baik bagi perekonomian ini merupakan hal yang seharusnya terjadi pada suatu
sistem ekonomi yang terspesialisasi. Nah, dengan kelebihan tersebut, muncul pula
kekurangan dari asimetri informasi. Kekurangan asimetri informasi adalah potensi
penyalahgunaan pengetahuan guna melakukan penipuan. Dengan adanya kuasa yang
lebih besar atas suatu pengetahuan, pihak tertentu dapat mengambil keuntungan melalui
ketidaktahuan pihak lain.

2.5 Asimetri Informasi pada Asuransi


Dalam hal ini perusahaan asuransi harus memiliki informasi lebih banyak data
mengenai customer dari sisi kepribadian maupun keuangan agar perusahaan dapat
menerapkan premi yang sesuai dengan tingkat risiko pengguna. Jika perusahaan asuransi
tersebut tidak melakukan hal tersebut dengan baik, maka akan seperti perusahaan BPJS
Kesehatan yang dimana masyarkat penerima manfaat dari BPJS Kesehatan memiliki lebih
banyak informasi dari pemberi jasa yaitu BPJS Kesehatan itu sendiri sehingga perusahaan
tersebut mengalami kerugian besar. Asimetri informasi ini dapat berujung pada dua
permasalahan agensi berupa adverse selection dan moral hazard. Pada aspek pertama,
BPJS Kesehatan harus memperhatikan dampak moral hazard yang dapat timbul pada
kondisi rendahnya premi produk mereka. Rendahnya tingkat premi yang ditawarkan oleh
BPJS serta pemerataan premi yang tidak sesuai dengan tingkat risikonya akan membuat
masyarakat cenderung eksploitatif dengan semakin sering menggunakan jasa kesehatan,
meskipun kondisinya tidak cukup mendesak.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asimetri Informasi merupakan perbedaan informasi yang didapat antara salah
satu pihak dengan pihak lainnya dalam kegiatan ekonomi. Terdapat dua bentuk
asimetris informasi, yang pertama adalah hidden knowledge mengacu pada ada situasi
dimana satu pihak memiliki informasi yang lebih lanjut dari pihak lain pada kualitas
dari barang yang diperdagangkan atau kontrak variabel. Kedua yakni hidden action
adalah ketika salah satu pihak dapat mempengaruhi kualitas dari barang yang
diperdagangkan atau kontrak variabel dengan beberapa tindakan dan tindakan ini
tidak dapat diamati oleh pihak lain. Indikator asimetri informasi dibedakan menjadi
tiga, berdasarkan kesempatan berinvestasi, ramalan analisis atau analyst forecast, serta
berdasarkan teori market microstructure. Asimetris informasi pada asuransi seperti
pada BPJS Kesehatan, perusahaan BPJS Kesehatan yang dimana masyarkat penerima
manfaat dari BPJS Kesehatan memiliki lebih banyak informasi dari pemberi jasa yaitu
BPJS Kesehatan itu sendiri sehingga perusahaan tersebut mengalami kerugian besar.

DAFTAR PUSTAKA

Ferry Prasetya, S. M. (2012). Modul Ekonomi Publik Bagian III: Teori Informasi Asimetris.
Retrieved from https://www.yumpu.com/id/document/read/49856924/bagian-iii-teori-
informasi-asimetrisk-economics-development-and-
PT Bank OCBC NISP, T. (2022, Februari 16). Asimetris Informasi: Indikator, Jenis, dan
Contoh Kasusnya. Retrieved from ruangmenyala:
https://ruangmenyala.com/article/read/asimetris-informasi-indikator-jenis-dan-contoh-
kasusnya
Robani, M. M. (2018, Oktober 17). Paradoks Asimetri Informasi pada BPJS Kesehatan.
Retrieved from detiknews: https://news.detik.com/kolom/d-4260423/paradoks-
asimetri-informasi-pada-bpjs-kesehatan

Anda mungkin juga menyukai