Anda di halaman 1dari 8

EKONOMI MIKRO AGRI

A
WIDI TRI WIGUNA
1810223003
MORAL HAZARD

 Moral hazard adalah situasi di mana satu pihak akan memiliki kecenderungan untuk
mengambil risiko karena biaya yang dapat dikenakan tidak akan dirasakan oleh pihak
mengambil risiko.
 Dengan kata lain, itu adalah kecenderungan untuk menjadi lebih berani mengambil
risiko, mengetahui bahwa biaya potensial dan / atau beban mengambil risiko tersebut
akan ditanggung, secara keseluru han atau sebagian, oleh orang lain.
 Sebuah moral hazard dapat terjadi dimana tindakan salah satu pihak dapat berubah
sehingga merugikan pihak lain setelah transaksi keuangan telah terjadi.
 Moral hazard muncul karena individu atau lembaga tidak mengambil konsekuensi
penuh dan tanggung jawab dari tindakannya, dan karenanya memiliki kecenderungan
untuk bertindak kurang hati hati, meninggalkan pihak lain untuk memegang beberapa
tanggung jawab atas konsekuensi dari tindakan tersebut.
MORAL HAZARD

Progressive
prinsipal Agen
information

Moral
Tindakan
hazard
CONTOH MORAL HAZARD
 ENRON adalah perusahaan di Amerika Serikat yang bergerak di bidang energi. Dengan cakupan
bisnis di antaranya adalah listrik, gas alam, pulp, kertas, komunikasi, dan lain-lain. Enron
mengumumkan kebangkrutannya pada akhir tahun 2002. Dalam kasus Enron diketahui terjadinya
perilaku moral hazard diantaranya manipulasi laporan keuangan dengan mencatat keuntungan 600
juta dollar AS padahal perusahaan mengalami kerugian.
· Pihak stockholder (principal)
· Pihak manajemen ENRON (agent)
· Pihak independen akuntan publik, KAP Arthur Andersen (AA).
 AA sebagai KAP telah mencelakai kepercayaan dari pihak stockholder atau principal untuk
memberikan suatu fairness information mengenai pertanggung jawaban dari pihak agent dalam
mengemban amanah dari principal.
 Pihak agent dalam hal ini manajemen Enron telah bertindak secara rasional untuk kepentingan
dirinya (self interest oriented) dengan melupakan norma dan etika bisnis yang sehat. Lalu apa
yang dihadapi oleh Enron dan KAP Andersen dari sebuah ketidak jujuran, kebohongan atau dari
praktik bisnis yang tidak etis yaitu hutang dan sebuah kehancuran.
ADVERSE SELECTION

 Adverse selection adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak atau lebih
yang melangsungkan atau akan melangsungkan suatu transaksi usaha, atau transaksi
usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihaklain.
 Adverse selection terjadi karena beberapa orangseperti manajer perusahaan dan para
pihak dalam (insiders) lainnya lebih mengetahui kondisikini dan prospek ke depan
suatu perusahaan daripada para investor luar.
 Para manajer serta orang-orang dalam lainnya biasanya mengetahui lebih banyak
tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar.
 Dan fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh
pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.
CONTOH ADVERSE SELECTION

 sebuah restoran swasaji all-you-can-eat yang menetapkan satu harga untuk semua
pelanggan berisiko dirugikan karena dipilih oleh pelanggan dengan nafsu makan tinggi
yang merupakan pelanggan yang paling tidak menguntungkan.
 Restoran ini tidak memiliki cara untuk mengetahui apakah pelanggan memiliki nafsu
makan tinggi atau rendah. Pelanggan adalah satu-satunya yang tahu jika mereka
memiliki nafsu makan tinggi atau rendah.
 Dalam hal ini pelanggan dengan nafsu makan tinggi cenderung menggunakan informasi
yang mereka miliki dan pergi ke restoran tersebut.
 Dalam hal ini, penjual yang dirugikan akibat adverse selection dapat melindungi
dirinya dengan mengamati pelanggan atau dengan mengidentifikasi sinyal nafsu makan
yang kredibel.
SIGNALING

 Dasar dari informasi asimetris adalah ketidakmampuan untuk membedakan


yang baik dari yang buruk.
 Pemodelan sinyal terjadi pada waktu tindakan investasi. Asumsi dasarnya
adalah bahwa agen informasi bergerak pertama dan berinvestasi untuk
memperoleh sinyal. Pihak yang kurang informasi kemudian mengamati sinyal
dari agen tersebut dan menyimpulkan tentang bentuk kualitas berdasarkan
sinyal-sinyal.
 Asumsi yang mendorong operasi dan efisiensi pasar kompetitif adalah bahwa
pembeli dan penjual memiliki informasi yang sempurna tentang kualitas
barang dan jasa yang diperdagangkan.
CONTOH SIGNALING
 Tingkat laveragge perusahaan, yaitu perusahaan yang besar akan membuat
insentif yang mendorong mereka mengambil laveragge tinggi. Hal ini tidak
akan dapat diikuti oleh perusahaaan yang lebih kecil, karena mereka akan lebih
rentan mengalami kebangkrutan. Hal ini akan menciptakan separating
equilibrium yaitu dimana perusahaan yang memiliki nilai perusahan yang lebih
tinggi akan menggunakan lebih banyak hutang dan perusahaan yang memiliki
nilai yang lebih rendah akan lebih banyak menggunakan equity.
 Teori ini akan mengungkapkan bahwa investor dapat membedakan antara
perusahaan yang memiliki nilai tinggi dengan perusahaan yang memiliki nilai
rendah dengan mengobservasi kepemilikan struktur pemodalannya serta
menandai valuasi tinggi untuk perusahaan yang hightly levered. Ekuilibrium
stabil karena perusahaan bernilai rendah tidak dapat meniru perusahaan yang
lebih tinggi.

Anda mungkin juga menyukai