Anda di halaman 1dari 32

MODUL 3

Obesitas dan Sindroma Metabolic


Tutor : dr. Zubir, M. Biomed,Sp.PK

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
KELOMPOK 8

1. Afifah Izzatul 7. Nursadilah


2. Asri Aprillya 8. Rahmad
3. Bela Erida 9. Rara Engola
4. Dinda Fitria 10.Refi Syifa
5. Kenty Andika 11.Rizqa Ramadhani
6. Muhammad Idham 12.Sucita Amelia
Skenario 3
Semut dan Gemuk

Tn. H, 45 tahun dengan keluhan sering merasa kesemutan. Badannya juga makin gemuk karena
katanya ia jarang berolahraga. Ia pun mengeluh cepat lelah, dan sering merasa sakit kepala
terutama pagi hari saat bangun tidur. Pada pemeriksaan awal didapatkan : TB BB TD Nadi : 160 cm :
85 kg : 145/100Contents
mmHg : 88x/m, Volume sedang, regulerSuhu : 36,8C Pernapasan : 24x/m KGDS 210
mg/dl Tn. Hadi tampak gemuk dengan perut membuncit. Pada kelopak mata atas sebelah kiri
tampak benjolan kekuningan sebesar kacang hijau.Tn H juga mengeluh nyeri dipangkal ibu jari kaki
kirinya sejak 3 hari yang lalu, tapi sekarang sudah membaik. Pada pemeriksaan fisik Tn.H,
didapatkan tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelainan getah bening leher. Abdomen : Nyeri
Contents
tekan (-), bising usus normal, shifting dulness (-), lingkar perut 114 cm. Hepar teraba 1 jari b.a.c,
kenyal, tepi tajam, permukaan licin, nyeri tekan ). Lien tak teraba. Ekstremitas Terdapat
pembengkakan pada sendi pangkal ibu jari kaki kiri dan masih tampak sedikit kemerahan.

Contents
Bagaimana Anda menjelaskan kasus diatas?
Jump 1 : Terminologi

1. Sindroma Metabolik: Sindroma Metabolik merupakan kelainan metabolik kompleks


yang diakibatkan oleh peningkatan obesitas. Sindrom ini merupakan kumpulan dari
faktor–faktor resiko terjadinya penyakit kardiovaskular
2. Shifting dullness: mendeskripsikan suara pekak yang berpindah- pindah pada saat
perkusi akibat adanya cairan bebas di dalam rongga abdomen.
Jump 2 dan 3 : Rumusan Masalah dan Hipotesa

1. Apakah ada hubungan umur, jenis kelamin dengan penyakit yang dialami tn,H
sekarang ?
- Jenis kelamin : Bersamaan dengan pubertas, perempuan mengalami peningkatan rasio
jaringan lemak subkutan dan viseral lebih besar dibandingkan dengan pria.
- Umur : Proses ini berkelanjutan selama masa reproduktif bagi perempuan. Pada perempuan
post menopause, terdapat peningkatan jaringan lemak viseral disertai dengan penurunan
jaringan lemak subkutan dibandingkan dengan perempuan premenopause.

2. Mengapa tuan H bisa mempunyai keluhan merasa kesemutan ?


Kesemutan atau dalam istilah medisnya disebut parestesia adalah sensasi geli atau mati
rasa yang dibarengi dengan perasaan seperti tertusuk jarum. Kesemutan yang terjadi secara
berkepanjangan biasanya berhubungan dengan kondisi kesehatan, misalnya akibat menderita
penyakit diabetes, gangguan ginjal, penyakit hati, stroke, tumor otak, kanker,
ketidakseimbangan hormon.
Kesemutan sementara terjadi ketika ada anggota tubuh yang mengalami tekanan dalam
waktu lama. Hal ini membuat pasokan darah ke saraf di daerah itu menjadi terhambat
3. Apa penyebab tuan H bisa mengalami cepat lelah pada saat bangun pagi?
- Cepat lelah :
Masalah obesitas/overweight meningkatkan kejadian diabetes mellitus (DM) tipe 2.
Selain itu, juga obesitas dan berpotensi mengakibatkan gangguan metabolisme glukosa
dan penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, penyumbatan pembuluh darah dan lain-
lain. Pasokan udara yang dibutuhkan banyak, sehingga perubahan menjadi anaerob
penimbunan assam laktat, menjadi cepat lelah.
4. Bagaimana interpretasi pemeriksaan awal dari tuan H ?
5. Bagaimana interpretasi dari pemeriksaan fisik dari tuan H ?
• tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan kelainan getah bening leher.
• Abdomen : Nyeri tekan (-)
• bising usus normal : Bising usus normalnya 5-30 kali/menit
Jika kurang dari itu atau tidak ada sama sekali kemungkinan ada peristaltik ileus,
konstipasi, peritonitis, atau obstruksi. Jika peristaltik usus terdengar lebih dari
normal kemungkinan sedang mengalami diare.
• shifting dulness (-) : Jika terdengar pekak, berarti perkusi mengenai organ padat.
• lingkar perut 114 cm (Obesitas, lingkar perut > 90 cm, pada pria)
• Hepar teraba 1 jari b.a.c (bawah arcus aortae): Pembesaran Hepar, kenyal, tepi
tajam (normal), permukaan licin (bila berbenjol tumor), nyeri tekan (-)
• Lien tak terabaca: Pada orang dewasa normal tidak teraba
6. Bagaimana Dx Dan Dd Pada Tn H?
• Dx: Sindrome Metabolik
• DD : Dislipidemia dan DM tipe 2

7. Apa hubungan obesitas yang dialami Tn H dengan sindrome metabolic yang dia miliki?
Obesitas merupakan komponen utama kejadian SM, namun mekanisme yang jelas belum
diketahui secara pasti. Obesitas yang diikuti dengan meningkatnya metabolisme lemak akan
menyebabkan produksi Reactive Oxygen Species (ROS) meningkat di sirkulasi maupun di sel
adiposa
Meningkatnya ROS di dalam sel adiposa dapat menyebabkan keseimbangan reaksi reduksi
oksidasi (redoks) terganggu, sehingga enzim antioksidan menurun di dalam sirkulasi. Keadaan
ini disebut dengan stres oksidatif.
Meningkatnya stres oksidatif menyebabkan disregulasi jaringan adiposa dan merupakan awal
patofisiologi terjadinya SM, hipertensi dan aterosklerosis. Stres oksidatif sering dikaitkan dengan
berbagai patofisiologi penyakit antara lain diabetes tipe 2.
Resistensi Insulin dan hipertensi sistolik merupakan faktor yang menentukan terjadinya disfungsi
endotel. Disfungsi endotel ini berhubungan dengan stres oksidatif dan menyebabkan penyakit
kardiovaskuler
8. Bagaimana Tatalaksananya?
Penatalaksanaan Sindrom metabolik bertujuan untuk mengurangi resiko penyakit
kardiovaskuler dan DM tipe 2 pada pasien yang belum diabetes.
Penatalaksanaan sindrom metabolik terdiri atas 2 pilar, yaitu tatalaksana obesitas dan
tatalaksana faktor resiko lipid dan non lipid.
Langkah awal dalam mengangani sindrom metabolik adalah dengan :
- perubahan gaya hidup
- yaitu mengubah pola makan
- memperbanyak ativitas fisik
- menghentikan konsumsi alkohol dan berhenti meroko.
Untuk penanganan farmakologi dapat digunakan :
- Metformin dan tiazolidinedione untuk peningkatan sensitivitas terhadap insulin
- ACE inhibitor untuk hipertensi
9. Bagaimana Prognosis Dan Komplikasi Pd Kasus Tn H?
- komplikasi:
• gagal jantung,
• stroke,
• fibrilasi atrium,
• trombo embolisme vena
 
- Prognosis: tidak baik, karna merupakan sindroma metabolic yg dpt menyebabkan kematian
diusia lanjut yg diakibatkan oleh infark miokard dan karioserebrovaskular.
Jump 4 : SKEMA

Sindroma Metabolik

dislipidemia obesitas

epidemiologi

Diagnosis dan diagnosis banding

farmakologi
tatalaksana
Non-farmakologi
komplikasi
Jump 5 : Learning Objective

1. Sindroma metabolik
2. Dislipidemia
3. Obesitas
4. Upaya preventif dan promotif sindroma metabolic
Jump 7 : Sharing Information

1. Sindroma Metabolik

Prevalensi meningkat dengan bertambahnya usia, tertinggi di seluruh dunia


adalah penduduk asli Amerika (60% wanita berusia 45-49 tahun dan 45% pria
berusia 45-49 tahun)

Etiologi :
• Resistensi insulin
• Peningkatan lingkar pinggang
• Dyslipidemia
• Intoleransi glukosa
• Hipertensi
Faktor resiko
• Overweight/obesitas
• Gaya hidup menetap
• Penuaan
• Dm
• Penyakit jantung coroner

Pemeriksaan fisik : lingkar pinggang melebar dan tekanan darah meningkat,


lipoatrofi atau acanthosis nigricans
Penatalaksanaan bertujuan utk menurunkan resiko peny
kardiovaskular aterosklerosis dan dm tipe 2. tdd 2 pilar :
tatalaksana penyebab dan tatalaksana faktor resiko lipid dan
nonlipid
• Sibutramin dan orlistat  utk menurunkan bb
• tiazolidindion  menurunkan TD dan kadar as lemak bebas
• Metformin  menurunkan kadar as lemak bebas
• Fenofibrat + statin  perbaiki kadar trigliserida, HDL, dan LDL
2. Obesitas

Prevalensi obesitas berpengaruh dengan urbanisasi dan mudahnya


mendapat makanan serta banyaknya jumlah makanan yg tersedia.
Diperkirakan orang dengan IMT 30kg/m2 melebihi 250 juta, yaitu sekitar 7%
dari populasi orang dewasa.

Patofisiologi terjadi karena peningkatan asupan energi, penurunan


pengeluaran energi, atau kombinasi keduanya. Ketika simpanan lemak habis,
sinyal adipostat rendah, dan hipotalamus merespons dengan merangsang rasa
lapar dan mengurangi pengeluaran energi untuk menghemat energi. Mutasi
pada reseptor β3-adrenergik dapat dikaitkan dengan peningkatan risiko
obesitas.
Jenis Obesitas
Obesitas Tipe Buah Apel

Obesitas Tipe Buah Pear


Obesitas dikaitkan dengan peningkatan mortalitas, dengan
peningkatan risiko kematian 50-100% dari semua penyebab.
Angka kematian meningkat karena obesitas meningkat, terutama
ketika obesitas dikaitkan dengan peningkatan lemak
intraabdominal.
Tujuan Terapi adalah untuk memperbaiki kondisi komorbiditas
terkait obesitas dan mengurangi risiko perkembangkan
komorbiditas. Terapi dimulai dengan manajemen gaya hidup dan
farmakoterapi atau operasi (bariatric), tergantung pada kategori
risiko BMI.
Target penurunan berat badan awal 10% selama 6 bulan. Untuk
pasien overweight dengan rentang BMI 27-35, penurunan kalori
sebesar 300 hingga 500 kcal/hari akan menyebabkan penurunan
berat badan sebesar ½ sampai 1 kg/minggu.
3. Dislipidemia

Dislipidemia  kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan


peningkatan maupun penurunan fraksi (unsur) lipid dalam
plasma.
Kelainan fraksi lipid yang paling utama adalah kenaikan kadar
kolesterol total (≥240mg/dl), kenaikan Low Density Lipoprotein
(LDL) (≥160mg/dl), kenaikan kadar trigliserida (≥200mg/dl)
serta penurunan kadar High Density Lipoprotein (HDL)
(<40mg/dl).
3 jenis lipid : kolesterol, trigliserida, fosfolipid.
Apolipoprotein/apoprotein  pelarut lipid
Lipid + apoprotein  lipoprotein (HDL, LDL, IDL, VLDL,
kilomikron, lipoprotein a kecil)
Metbolisme lipoprotein
• Eksogen
• Reverse Cholesterol Transport
Faktor Resiko :
• Riwayat keluarga dengan hiperlipidemia
• Obesitas
• Diet kaya lemak
• Kurang melakukan olahraga
• Penggunaan alkohol
• Merokok
• Diabetes yang tidak terkontrol dengan baik
Terapi : obat dislipidemia (bile acid sequestran, HMG-CoA
reductase inhibitor (statin), derivat asam fibrat, asam nikotinik,
ezetimibe, asam lemak omega 3)

Statin adalah obat penurun lipid paling efektif untuk menurunkan


kolesterol LDL dan terbukti aman tanpa efek samping yang
berarti. Selain berfungsi untuk menurunkan kolesterol LDL, statin
juga mempunyai efek meningkatkan kolesterol HDL dan
menurunkan TG.
4. Upaya preventif dan promotif Sindroma Metabolik

• Olahraga secara teratur sepanjang hidup kita, supaya tidak bosan cobalah untuk
mengikutsertakan keluarga, tetangga, rekan kerja, jika perlu ikutlah klub olahraga
di sekitar rumah.
• Memberi dukungan kepada keluarga untuk memiliki aktivitas fisik tiap harinya,
berikanlah pilihan permainan yang memerlukan aktivitas fisik, seperti outbond, dll.
• Mengkonsumsi makanan sehat, seimbang gizi, hindari lemak jenuh, perbanyak
mengkonsumsi sayuran dan buah.
• Hentikan kebiasaan merokok.
• Kenali diri, apakah memiliki kecenderungan secara genetik (keturunan)
• terkena penyakit diabetes, penyakit jantung, dan sindrom metabolik.
• Usahakan melakukan medical check-up secara teratur dan rutin. Terapi secara
dini terutama jika mempunyai riwayat penyakit tertentu.
Thank You

Anda mungkin juga menyukai