Anda di halaman 1dari 25

PENGANTAR STATISTIK

LANJUT
UJI T-TEST
 
Ridho Ardhana 4203250034
Risky Gunawan 4203250022
Oleh : Rezeki Nurkhalizah 4202250004
Kelompok 9
Table of
Contents!
1. Uji T-Test satu sampel
(One sample T-Test)

2. Uji T-Test Berpasangan


(Paired sample T-Test)

3. Independent sample T-Test


01
Uji T-Test satu sampel
(One sample T-Test)
Dasar Teori
Pengujian rata-rata satu sampel dimaksudkan untuk menguji nilai tengah atau rata-rata populasi µ sama
dengan nilai tertentu µo, lawan hipotesis alternatifnya bahwa nilai tengah atau rata-rata populasi µ tidak
sama dengan µo.

Pengujian satu sampel pada prinsipnya ingin menguji apakah suatu nilai tertentu (yang diberikan
sebagai pembanding) berbeda secara nyata ataukah tidak dengan rata-rata sebuah sampel.

Kita akan menguji :

Ho merupakan hipotesa awal sedangkan H1 merupakan hipotesis alternatif atau hipotesis kerja
Rumus

t = nilai t hitung

x̅ = rata-rata sample

μ0 = nilai parameter

s = standar deviasi sample


n = jumlah sample
Interpretasi
A. Untuk menginterpretasikan t-test terlebih dahulu harus ditentukan :
- Nilai signifikansi α
- Dƒ (degree of freedom)= N-k, khusus untuk one sample t-test dƒ = N – 1

B. Bandingkan nilai thit dengan ttab, dimana ttab =

C. Apabila :
○ thit > ttab à berbeda secara signifikansi (H0 ditolak)
○ thit < ttab à Tidak berbeda secara signifikansi (H0 diterima)
Contoh
Seorang mahasiswa melakuan penelitian mengenai galon susu murni yang rata-rata isinya 10 liter. Telah diambil sampel
secara acak dari 10 botol yang telah diukur isinya, dengan hasil sebagai berikut :

Galon Volume
ke-

1 10.2
2 9.7
Pertanyaan :
3 10.1
4 10.3 Dengan taraf signifikasnsi α = 0,01.
5 10.1
Apakah galon susu murni rata-rata isinya 10 liter ?
6 9.8
7 9.9
8 10.4
9 10.3
10 9.8
Contoh
Seorang mahasiswa melakuan penelitian mengenai galon susu murni yang rata-rata isinya 10 liter. Telah diambil sampel
secara acak dari 10 botol yang telah diukur isinya, dengan hasil sebagai berikut :

Galon Volume Penyelesaian :


ke- • Hipotesis Ho : µ = 10 lawan H1 : µ # 10
1 10.2 • Uji statistik t (karena α tidak diketahui atau n < 30).
2 9.7 • α = 0.01
3 10.1 • Wilayah kritik :
4 10.3
• Perhitungan, dari data : x = 10.06 dan̅ simpangan baku sampel s = 0.2459.
5 10.1
6 9.8
7 9.9
8 10.4
9 10.3
10 9.8
Contoh
Seorang mahasiswa melakuan penelitian mengenai galon susu murni yang rata-rata isinya 10 liter. Telah diambil sampel
secara acak dari 10 botol yang telah diukur isinya, dengan hasil sebagai berikut :

Galon Volume
ke-
Kesimpulan :
1 10.2
2 9.7
Karena thit = 0,772 < ttab = 3,259, maka H0 diterima. Atau untuk menguji Hipotesis nol
3 10.1
4 10.3
menggunakan interval Confidence dengan ketentuan apabila terletak diantara -0,1927 dan
5 10.1 0,3127 disimpulkan untuk menerima Ho , artinya pernyataan bahwa rata-rata isi galon
6 9.8
susu murni 10 liter dapat diterima.
7 9.9
8 10.4
9 10.3
10 9.8
02
Uji T-Test Berpasangan
(Paired sample T-Test)
Dasar Teori
Uji t-test berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang
digunakan tidak bebas (berpasangan).

Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek
penelitian) dikenai 2 buah perlakuan yang berbeda.

Hipotesis dari kasus ini dapat ditulis :

Hɑ berarti bahwa seilisih sebenarnya dari kedua rata-rata tidak sama dengan nol.
Rumus

t = nilai t hitung
__
D = rata-rata selisih
pengukuran 1 dan 2
Ingat : SD = standar deviasi
selisih
pengukuran 1 dan 2
n = jumlah sample
Interpretasi
A. Untuk menginterpretasikan t-test terlebih dahulu harus ditentukan :
- Nilai signifikansi α
- Dƒ (degree of freedom)= N-k, khusus untuk Paired sample t-test dƒ = N – 1

B. Bandingkan nilai thit dengan ttab, dimana ttab = ɑ;n - 1

C. Apabila :
○ thit > ttab à berbeda secara signifikansi (H0 ditolak)
○ thit < ttab à Tidak berbeda secara signifikansi (H0 diterima)
Contoh
Seorang peneliti ingin mengetahui efektivitas pengaruh model pembelajaran Cooperative Learning type Jigsaw terhadap prestasi belajar
matematika. Dari satu kelas hanya diambil sample 10 siswa dan dilakukan tes prestasi sebelum dan sesudah diterapkan model
pembelajaran Cooperative Learning Type Jigsaw.

ID Sebelum Sesudah
A 76 77
B 78 78 Pertanyaan :
C 75 80
Dengan taraf signifikansi α = 0,05.
D 80 82
Apakah terdapat pengaruh model pembelajaran Cooperative
E 74 82
F 72 76 learning type jigsaw terhadap prestasi belajar matematika?
G 68 78
H 67 80
I 69 79
J 79 84
Contoh
Seorang peneliti ingin mengetahui efektivitas pengaruh model pembelajaran Cooperative Learning type Jigsaw terhadap prestasi belajar
matematika. Dari satu kelas hanya diambil sample 10 siswa dan dilakukan tes prestasi sebelum dan sesudah diterapkan model
pembelajaran Cooperative Learning Type Jigsaw.

ID Sebelum Sesudah Penyelesaian :

A 76 77 • Hipotesis Ho = tidak ada pengaruhmodel pembeajaran cooperative

B 78 78 Learning type Jigsaw

C 75 80
D 80 82 • Uji statistik t (karena α tidak diketahui atau n < 30).
E 74 82 • α = 0.05
F 72 76 • Wilayah kritik :
G 68 78
H 67 80 • Perhitungan
I 69 79
J 79 84
Contoh
Seorang peneliti ingin mengetahui efektivitas pengaruh model pembelajaran Cooperative Learning type Jigsaw terhadap prestasi belajar
matematika. Dari satu kelas hanya diambil sample 10 siswa dan dilakukan tes prestasi sebelum dan sesudah diterapkan model
pembelajaran Cooperative Learning Type Jigsaw.
Contoh
Seorang peneliti ingin mengetahui efektivitas pengaruh model pembelajaran Cooperative Learning type Jigsaw terhadap prestasi belajar
matematika. Dari satu kelas hanya diambil sample 10 siswa dan dilakukan tes prestasi sebelum dan sesudah diterapkan model
pembelajaran Cooperative Learning Type Jigsaw.

Kesimpulan :

Karena thit = 4,250 > t0,05;9 = 2,262 disimpulkan untuk menolak Ho , artinya pernyataan bahwa selisih rata-rata

antara sebelum dan sesudah diterapkan model Cooperative Learning Type Jigsaw berbeda. Atau dapat dikatakan
terdapat pengaruh/efektif Cooperative learning type jigsaw terhadap prestasi belajar matematika.
03
Independent
Sample T-Test
Dasar Teori
Uji t-test ini untuk mengetahui perbedaan rata-rata dua populasi/kelompok data yang independen.

Uji T independen ini memiliki asumsi/syarat yang mesti dipenuhi, yaitu :


A. Datanya berdistribusi normal.
B. Kedua kelompok data independen (bebas)
C. Variabel yang dihubungkan berbentuk numerik dan kategorik (dengan hanya 2 kelompok)
Rumus
Keterangan :
M1 = rata-rata skor kelompok 1
M2 = rata-rata skor kelompok 2
SS1 = sum of square kelompok 1
SS2 = sum of square kelompok 2
n1 = jumlah subjek/sample kelompok 1
n2 = jumlah subjek/sample kelompok 2
Interpretasi
A. Untuk menginterpretasikan t-test terlebih dahulu harus ditentukan :
- Nilai signifikansi α
- Interval Confidence 1 – α
- Dƒ (degree of freedom)= N-k, khusus untuk Independent sample t-test dƒ = N – 2
atau dƒ = (n1 + n2) - 2

B. Bandingkan nilai thit dengan ttab

C. Apabila :
○ thit > ttab à berbeda secara signifikansi (H0 ditolak)
○ thit < ttab à Tidak berbeda secara signifikansi (H0 diterima)
Contoh
Seorang Guru ingin mengetahui pengaruh musik klasik terhadap kecepatan mengerjakan puzzle pada anak TK. Setelah mendapatkan
16 orang anak Tk, ia mengacak mereka untuk dimasukkan ke dalam 2 kelompok, yaitu KE dan KK. Pada KE diperdengarkan musik klasik saat
setiap anak mengerjakan puzzle, sedangkan pada KK mengerjakan hal yang sama tanpa diperdengarkan apapun. Nilai yang diperoleh dari waktu
(detik) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan puzzle.

Data adalah waktu (dalam detik) yang dibutuhkan untuk mengerjakan puzzle.

KE KK
178 191 Pertanyaan :
175 202
Dengan taraf signifikansi α = 0,05.
187 183
Apakah terdapat pengaruh music klasik terhadap kecepatan
170 196
175 195 mengerjakan Puzzle pada anak TK?
173 193
163 207
171 198
Contoh
Seorang Guru ingin mengetahui pengaruh musik klasik terhadap kecepatan mengerjakan puzzle pada anak TK. Setelah mendapatkan
16 orang anak Tk, ia mengacak mereka untuk dimasukkan ke dalam 2 kelompok, yaitu KE dan KK. Pada KE diperdengarkan musik klasik saat
setiap anak mengerjakan puzzle, sedangkan pada KK mengerjakan hal yang sama tanpa diperdengarkan apapun. Nilai yang diperoleh dari waktu
(detik) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan puzzle.

Data adalah waktu (dalam detik) yang dibutuhkan untuk mengerjakan puzzle.

KE KK
178 191 Penyelesaian :

175 202 • Hipotesis


187 183 Ho = tidak ada pengaruh music klasik terhadap kecepatan mengerjakan puzzle
170 196 H1 = ada pengaruh music klasik terhadap kecepatan mengerjakan puzzle
175 195 • Uji statistik t (karena α tidak diketahui atau n < 30).
173 193 • α = 0.05
163 207 • Wilayah kritik :
171 198
Contoh
Seorang Guru ingin mengetahui pengaruh musik klasik terhadap kecepatan mengerjakan puzzle pada anak TK. Setelah mendapatkan 16
orang anak Tk, ia mengacak mereka untuk dimasukkan ke dalam 2 kelompok, yaitu KE dan KK. Pada KE diperdengarkan musik klasik saat
setiap anak mengerjakan puzzle, sedangkan pada KK mengerjakan hal yang sama tanpa diperdengarkan apapun. Nilai yang diperoleh dari waktu
(detik) yang dibutuhkan untuk menyelesaikan puzzle.

Perhitungan : Kesimpulan :

Dari perhitungan di atas, diperoleh nilai thitsebesar 6,13. Untuk mengetahui

signifikansi nilai-t hitung yang diperoleh ini, maka perlu dibandingkan dengan nilai-t
tabel. Pada tabel dengan degrees of freedom sebesar 14 (df = N − 2 = 16 − 2) dan

signifikansi (α) 0,05 diperoleh nilai ttab = 2,145. Karena nilai thit lebih besar dari nilai ttab

(6,13 > 2,145), berarti ada perbedaan waktu yang signifikan dalam mengerjakan puzzle
antara anak TK yang diperdengarkan musik klasik dengan yang tidak diperdengarkan
musik klasik. Dengan demikian, Ho ditolak karena nilai-t yang diperoleh signifikan.
Kesimpulan dari hasil analisis statistik ini adalah ada pengaruh musik klasik
terhadap kecepatan mengerjakan puzzle.
SEKIAN!
TERIMA KASIH
ATAS

PERHATIANNYA 

Anda mungkin juga menyukai