Anda di halaman 1dari 14

PERBANDINGAN

EFEKTIFITAS DAKWAH
MIMBAR DENGAN DAKWAH
INSTITUTIONAL

Kelompok 8
Anisa Mutiara Fatma 1801095017
Aleyda Tasya 1801095031
Luthfi Khairunnisa 1801095021
A. Perbandingan Efektifitas Dakwah Mimbar Dengan
Dakwah Institusional
• Dakwah Mimbar
Dakwah melalui mimbar sering disebut khotbah atau ceramah. Arti asal khotbah
adalah bercakap-cakap tentang masalah yang penting. Menurut Moh. Ali Aziz
mengutip pendapatnya Aboebakar Atjeh mendefinisikan khotbah sebagai dakwah atau
tabligh yang diucapkan dengan lisan pada upacara-upacara agama, seperti khotbah
Jumat, khotbah hari raya, khotbah nikah, dan lain-lain yang mempunyai corak, rukun,
dan syarat tertentu.

• Dakwah Institusional
Yaitu dakwah yang dilakukan oleh da’i yang mengidentifikasikan dirinya dengan
atribut suatu lembaga atau organisasi dakwah tertentu, kemudian mendakwahi
anggotanya atau orang lain di luar anggota suatu organisasi tersebut.
B. Pilihan Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi
Sebagai Strategi Kebudayaan
• Pendidikan
Di dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah memiliki badan yang dikenal dengan Amal
Usaha Muhammadiyah (AUM), sebagaimanan menurut Haedar Nashir (2013: 12),
bahwa AUM saat ini sudah mencapai: 172 perguruan tinggi (universitas, sekolah tinggi,
dan akademi), 1143 SMA/SMK/MA, 1772 SMP/MTs, 2604 SD/MI, 7623 TK ABA, 6723
PAUD, 71 SLB, dan 82 Pondok Pesantren.
Sekolah-sekolah Muhammadiyah yang tergabung di bawah naungan yayasan
Muhammadiyah tersebut memiliki misi mulia, yaitu untuk menghasilkan output siswa
yang berakhlaqul karimah, cerdas, dan terampil dengan mengedepankan kualitas
kemandirian dalam menghadapi tantangan global Oleh sebab itu, segala sesuatu yang
menyangkut dengan siswa menjadi prioritas utama.
Karakteristik sekolah-sekolah Muhammadiyah yang menjadi penciri sekolah yakni
apabila ditinjau dari segi manajemen, sekolah Muhammadiyah dikelola secara
profesional, mampu mengembangkan kurikulum secara mandiri, memiliki teknik evaluasi
yang komprehensif, warga sekolah berdisiplin tinggi, memiliki budaya mutu berkemajuan
serta dukungan kuat dari stakeholders.
• Kesehatan
Secara sederhana, kontribusi Muhammadiyah dalam bidang kesehatan bisa dilihat dari tiga aspek.
Pertama, Muhammadiyah adalah role model dan pionir pendirian layanan kesehatan kaum santri.
Dari satu klinik yang didirikan di Yogayakarta pada 1923, kini Muhammadiyah memiliki 107
Rumah sakit dan 228 klinik yang tersebar di seluruh penjuru negeri. Kedua, kontribusi dalam
mencetak tenaga kesehatan. Hingga tahun 2018, Muhammadiyah memiliki 67 perguruan tinggi
bidang kesehatan. Di antaranya 12 jurusan kedokteran dan kesehatan masyarakat, 31 jurusan
keperawatan, 32 jurusan kebidanan, 24 jurusan farmasi, dan 4 jurusan gizi. Ketiga, kontribusi
dalam upaya kesehatan masyarakat. Muhammadiyah aktif dalam Gerakan Masyarakat Sehat
(Germas) ke pesantren, sekolah, dan rumah sakit tingkat komunitas. Sejak tahun 2016,
Muhammadiyah melakukan distribusi obat cacing dan vitamin kepada puluhan juta anak di
Indonesia untuk memastikan mereka bisa tumbuh kembang dengan baik.
• Ekonomi
Didirikan tahun 1912, Muhammadiyah merupakan salah satu organisasi muslim terbesar
di Indonesia. Anggota Muhammadiyah berasal dari lingkungan pedagang batik dan
pejabat agama di Yogyakarta. Data keanggotaan Muhammadiyah pada tahun 1916
adalah dari kalangan pedagang (47,0%), wirausaha (18,1%), karyawan/pejabat (12,1%),
pribadi (10,7%), ulama (8,7%), dan tenaga kerja/wartawan (0,7%).
Pada waktu itu, Muhammadiyah berkembang dari interaksi pedagang batik melalui
kegiatan dakwah di daerah Pekalongan, Pekajangan, Solo, Kotagede (Yogyakarta) dan
Minangkabau. Belakangan Muhammadiyah mulai dikembangkan di bidang
kewirausahaan (pedagang) yang jumlahnya tidaklah sedikit. Didirikan oleh K.H Ahmad
Dahlan (1868–1923), organisasi ini menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan baik
dalam keanggotaan maupun infrastruktur.
C. Arah dan Strategi Pendidikan, Kesehatan, dan
Ekonomi Muhammadiyah

• Strategi Pendidikan Muhammadiyah

Ahmad Dahlan mendirikan lembaga pendidikan Muhammadiyah, menyatakan bahwa berdirinya lembaga pendidikan Muhammadiyah ini
mempunyai dua sasaran utama, yaitu: Pertama, untuk memberantas buta huruf, ditujukan kepada masyarakat luas, yaitu dengan
memberikan alat minimum kepada masyarakat untuk menguasai pengetahuan agama Sejalan dengan usaha ini adalah dikembangkannya
kursus untuk mengkaji Islam dengan berbagai materi yang saling berkaitan, termasuk kemampuan berorganisasi Kedua, mendirikan
sekolahsekolah Muhammadiyah. Untuk mewujudkannya Ahmad Dahlan mengambil langkah awal dengan mendirikan sekolah (madrasah)
yang terletak di rumahnya sendiri untuk memberikan pendidikan yang lebih baik bagi anak-anak tetangganya yang tidak mampu atau tidak
punya akses pada sekolah-sekolah pemerintah. Tujuan pendidikan Muhammadiyah yaitu seluruh lembaga pendidikan Muhammadiyah
didorong untuk menjadi lembaga pendidikan yang maju, unggul, dan profesional. Pengelolaan pendidikan Muhammadiyah dilakukan secara
profesional dan diorientasikan kepada keunggulan. Meskipun demikian, pendidikan Muhammadiyah tidak boleh meninggalkan kebutuhan
masyarakat kelas bawah untuk dapat menikmati layanan pendidikan Muhammadiyah.
• Strategi Kesehatan Muhammadiyah
Tahun 2005, dalam bidang kesehatan Muhammadiyah memiliki 345 amal usaha, baik
berupa rumah sakit umum, rumah sakit bersalin, rumah bersalin, balai kesehatan ibu dan
anak (BKIA), balai pengobatan, poliklinik, balai kesehatan masyarakat, maupun layanan
kesehatan yang lain. Dalam bidang kesejahteraan sosial, Muhammadiyah telah memiliki
330 amal usaha, baik berupa panti asuhan yatim, panti jompo, balai kesehatan sosial,
santunan keluarga, panti wreda/manula, santunan wreda/manula, panti cacat netra,
maupun santunan kematian. Dalam bidang ekonomi, hingga 2005 Muhammadiyah
memiliki 5 bank perkreditan rakyat (BPR), 190 Baitut Tamwil Muhammadiyah, dan 808
Koperasi (warga) Muhammadiyah.
• Strategi Ekonomi Muhammadiyah
Hal ini dilakukan dengan penyusunan sebuah progam yang didasarkan pada konsep misi dan visi
tertentu. Pada dasarnya, Majlis Pembina Ekonomi membina ekonomi umat melalui tiga jalur, yaitu :
1. Mengembangkan Badan Usaha Milik Muhammadiyah yang mempresentasikan kekuatan
ekonomi organisasi Muhammadiyah
2. Mengembangkan wadah koperasi bagi anggota Muhammadiyah.
3. Memberdayakan anggota Muhammadiyah di bidang ekonomi dengan mengembangkan usaha-
usaha milik anggota Muhammadiyah

Dengan mengembangkan ekonomi itu, Muhammadiyah telah memiliki aset atau sumberdaya yang
bisa dijadikan modal. Aset pertama adalah sumber daya manusia, yaitu anggota Muhammadiyah
sendiri, baik sebagai produsen, Kedua, kelembagaan amal usaha yang telah didirikan, yaitu berupa
sekolah, universitas, lembaga latihan, poliklinik, rumah sakit dan panti asuhan yatim piatu. Ketiga,
organisasi Muhammadiyah itu sendiri sejak dari pusat, wilayah, daerah, cabang dan ranting.
D. Hasil dan Manfaat Dakwah Muhammadiyah Di
Bidang Pendidikan, Kesehatan, dan Ekonomi

• Di Bidang Pendidikan

a) Meningkatkan harkat, martabat, dan kualitas sumber daya manusia agar


berkemampuan tinggi serta berakhlak mulia
b) Memajukan dan memperbaharui pendidikan dan kebudayaan, serta meningkatkan
penelitian
• Di Bidang Kesehatan

Meninjau layanan kesehatan yang dibangun oleh Muhammadiyah, organisasi ini telah
mendirikan banyak rumah sakit yang tersebar di seluruh lndonesia. Amal usaha
bidang kesehatan Muhammadiyah telah berkontribusi nyata kepada masyarakat
melalui 97 rumah sakit dan 214 klinik. Perinciannya, 6 rumah sakit dan 37 klinik pada
Pulau Sumatera, 81 rumah sakit dan 141 klinik pada Pulau Jawa, 4 rumah sakit dan 19
klinik di Pulau Kalimantan, 4 rumah sakit dan 15 klinik di Pulau Sulawesi, 1 rumah
sakit di Provinsi Maluku, 1 rumah sakit dan 1 klinik di Provinsi Nusa Tenggara Barat,
dan Pulau Papua terdapat 1 klinik. Dari data ini dapat dikatakan bahwa
Muhammadiyah paling cepat pertumbuhannnya dalam bidang kesehatan masyarakat.
• Di Bidang Ekonomi

Gerakan ekonomi persyarikatan Muhammadiyah juga akan berdampak pada pemberdayaan


ekonomi warganya, dengan upaya menciptakan lapangan kerja dan mengatasi problem
pengangguran yang semakin besar, dan angka kemiskinan yang makin membengkak yang dapat
mengancam eksitensi iman. Muhammadiyah adalah suatu organisasi yang tidak hanya bergerak
dalam satubidang saja,hal ini dapat terlihat dengan adanya ZIS(zakat,infaq,dan sodaqoh). ZIS
iniberada dibawah Bidang Ekonomi yang berguna untuk membantu kesejahteraan kehidupan
anggota muhammadiyah dan umat. Muhammadiyah telah memiliki aset atau sumber daya yang
bisa dijadikan modal. Aset pertama adalah sumber daya manusia, yaitu anggota Muhammadiyah
sendiri, baik sebagai produsen, kedua, kelembagaan amal usaha yang telah didirikan, yaitu
berupa sekolah, universitas, lembaga latihan, poliklinik, rumah sakit dan panti asuhan yatim piatu,
ketiga, organisasi Muhammadiyah itu sendiri sejak dari pusat, wilayah, daerah, cabang dan
ranting.
 
E. Tantangan Dunia Pendidikan dan Kesehatan
Muhammadiyah Di Masa Depan

• Tantangan Pendidikan

Perkembangan amal usaha Muhammadiyah khususnya dalam bidang pendidikan yang


sangat pesat secara kuantitatif belum diimbangi peningkatan kualitas yang sepadan,
sehingga sampai batas tertentu kurang memiliki daya saing yang tinggi, serta kurang
memberikan sumbangan yang lebih luas dan inovatif bagi pengembangan kemajuan
umat dan bangsa. Bahwa amal usaha Muhammadiyah dalam hal kualitas mengalami
dua masalah sekaligus, yaitu, pertama, terlambatnya pertumbuhan kualitas
dibandingkan dengan penambahan jumlah yang spektakuler, sehingga dalam beberapa
hal kalah bersaing dengan pihak lain. Kedua, tidak meratanya pengembangan mutu
lembaga pendidikan.
• Tantangan Kesehatan

Meski Muhammadiyah memberi kontribusi seperti disampaikan di atas, masih banyak persoalan
kesehatan yang perlu dicarikan solusinya. Saat ini, Indonesia mengalami lonjakan akses dan
penggunaan layanan kesehatan formal setelah era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Hingga
tahun 2019, 84% penduduk sudah menjadi peserta JKN. PR terbesar negara adalah mencukupi
suplai dan kualitas layanan kesehatan. Karena meski jumlah RS dan klinik terus bertambah,
namun sebarannya, termasuk amal usaha Muhammadiyah, masih menumpuk di Jawa sehingga
banyak daerah yang kekurangan fasilitas dan tenaga kesehatan. Indonesia juga menghadapi
berbagai tantangan kesehatan masyarakat. Angka Kematian Ibu (AKI) masih 305 per 100 ribu
kelahiran, tertinggi kedua di ASEAN.  
THANKS!!

CREDITS: This presentation template was created


by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.

Anda mungkin juga menyukai