Anda di halaman 1dari 14

Uji Signifikansi

Koefisien Korelasi
Uji signifikansi atau uji hipotesis korelasi merupakaan dugaan
tentang adanya hubungan antar variabel dalam populasi yang akan
diuji melalui hubungan antar variabel dalam sampel yang diambil
dari populasi tersebut.

Pada awal pembuktiannya, maka perlu dihitung terlebih dahulu


koefisien korelasi antara variabel dalam sampel, baru koefisien yang
ditemukan diuji signifikansinya. Jadi menguji hipotesis korelasi
adalah menguji koefisien korelasi yang ada pada sampel yang
diberlakukan pada seluruh populasi dimana sampel tersebut diambil.
Uji signifikansi koefisien korelasi dilakukan melalui 5
tahap dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Perumusan hipotesis
Jika diduga bahwa suatub variabel X memiliki hubungan
dengan variabel Y, maka rumusan hipotesisnya adlalah:

H0  r /   0

Hipotesis nol Artinya tidak terdapat hubungan


antara suatu variabel dengan
variabel lainnya.
H1  r /   0
Artinya, terdapat hubungan
Hipotesis alternatif
antara suatu variabel dengan
variabel lainnya.
2. Menentukan taraf nyata atau taraf signifikan α
Harga α yang biasa digunakan α=0,05 (5%) dan α=0,01 (1%)

Misalkan α yang digunakan 0,05 atau 5% ,


 kira-kira 5 dari tiap 100 kesimpulan bahwa kita akan
menolak hipotesis yang harusnya diterima. Peluang membuat
kekeliruan sebesar 5%.
 berarti 95% yakin bahwa kita telah membuat kesimpulan
yang benar.
3. Menentukan titik kritis (daerah kritis) dengan menggunakan
t- tabel
Titik kritis diperoleh dengan bantuan t-tabel (T- distribution) .
Nilai t-tabel diperoleh dengan taraf signifikan α dan derajat bebas
(degree of fredom) , dimana df = n -2 , yang besarnya tergantung
jumlah sampel (n).

4. Menentukan nilai t-hitung

r n2
t
1 r 2
5. Menentukan keputusan dan Kesimpulan

• Jika t-hitung > t-tabel , maka keputusannya adalah tolak H0


dan terima H1.
• Jika t-hitung < t-tabel, maka keputusannya adalah tolak H1
dan terima H0.
Menentukan koefisien korelasi
(metode kuadrat terkecil /
metode product momen /
metode rank-spearman /
metode lainnya)

Menentukan koefisien
determinasi (r2 )

Uji Hipotesis / Uji Signifikan

Rumuskan H0 Menentukan Membandingkan


Tentukan taraf nyata,
dan H1 nilai t- nilai t-hitung dengan
derajat bebas dan
hitung t-tabel serta
t-tabel
membuat keputusan
dan kesimpulan
CONTOH SOAL
Seorang peneliti ingin menunjukkan hubungan usia seseorang
dengan tekanan darah.
Usia (tahun) Tekanan darah
34 108
43 129
49 126
58 149
64 168
73 161
78 174

Dengan menggunakan taraf nyata 5%, buatlah kesimpulan


dari penelitian tersebut.
Langkah 1 : Menentukan koefisien korelasi

Usia (X) TD (Y) X2 Y2 XY


34 108 1156 11664 3672
43 129 1849 16641 5547
49 126 2401 15876 6174
58 149 3364 22201 8642
64 168 4096 28224 10752
73 161 5329 25921 11753
78 174 6084 30276 13572
399 1015 24279 150803 60112
8 60112    3991015
r
8 24279  399 8150803  1015 
2 2

480896  404985

194232  1592011206424  1030225
75911 75911
   0,966
6172427169 78564,796
Koefisien determinasinya adalah
 r  100%
2

  0,966  100%
2

 93,31%
Langkah 2 : merumuskan hipotesis
H0 : Tidak terdapat hubungan antara usia dengan tekanan
darah
H1 : Terdapat hubungan antara usia dengan tekanan
darah
Langkah 3 : menentukan t-tabel
T-tabel diperoleh dengan menggunakan df = n -2 = 7 – 2 = 5
Dan taraf nyata 5% atau 0,05 , maka t-tabel yang diperoleh
adalah
  0,05
 0,05
  0,025
2 2
df  n  2  7  2  5
t  table (0,025;5)  2,57
Langkah 4 : menentukan t-hitung

r n2
t
1 r 2


 0,966 5
1   0,966
2

2,160042
  8,355
0,2585421
Langkah 5 : Menentukan keputusan dan
kesimpulan
Berdasarkan perhitungan sebelumnya diperoleh :

t  table (0,025;5)  2,57


t hitung  8,355
Karena t-hitung > t-tabel , keputusannya adalah terima
H1 tolak H0
Terima H1 artinya terdapat hubungan antara usia dan
tekanan darah
Kesimpulan:
Berdasarkan uji statistik dengan taraf nyata 5%
menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara usia dan
tekanan darah seseorang, dimana usia mempengaruhi
tekanan darah sebesar 93,31% dan sisanya dipengaruhi
CONTOH 2

Ada dugaan bahwa kota-kota yang menjadi tujuan wisata mempunyai inflasi yang
lebih tinggi. Hal tersebut diakibatkan banyaaknya wisatawan yang datang dan
membelanjakan uangnya pada daerah tujuan wisata. Untuk menguji hal tersebut
diukurlah inflasi dan jumlah wisatawan yang dicerminkan dari tingkat hunian hotel
pada tahun 2007. Pada beberapa kota sebagai berikut:

kota Inflasi (X) Hunian hotel


(Y)
Dengan
Semarang 66 27
menggunakan
Medan 84 40 taraf nyata 5%,
Padang 87 41 ujilah apakah
hubungan
Jakarta 74 32
tersebut bersifat
Bandung 73 33 nyata secara
Surabaya 72 37 statistik.

Anda mungkin juga menyukai