Air Buangan
1
Prinsip Pengaliran
Combined system atau sistem tercampur (pd
awal perkembangan penyaluran air
buangan)
Mengalirkan air limbah (black water atau
air limbah yang mengandung
padatan/tinja), dan juga air ‘run-off’ atau
limpasan hujan secara bersama-sama
Separate system atau sistem terpisah
memisahkan penyaluran air limbah yang
mengandung padatan/tinja dengan air
limpasan hujan yang disalurkan dengan
sistem penyaluran yang berbeda
2
3
4
5
6
7
Prinsip Pengaliran
Partially separate system
Memisahkan penyaluran air limbah dan air
hujan, namun pada beberapa bagian
mencampurkan keduanya Separate system
atau sistem terpisah
Sistem interceptor
Merupakan sistem tercampur, tetapi pada
musim kemarau, ketika tidak atau terjadi
hujan kecil, maka penyaluran air limbah
dilakukan melalui saluran tertutup
8
9
10
Prinsip Pengaliran
Separate system lebih banyak diterapkan
dengan pertimbangan:
Ukuran pipa/saluran Combined sewer
cukup besar karena menampung dan
menyalurkan pula air limpasan hujan
Ketika musim kering/kemarau dapat terjadi
pengendapan, kecuali mempunyai gradien
kecepatan yang cukup atau ada
pemompaan
Masuknya air limpasan hujan dalam jumlah
besar menimbulkan permasalahan dalam
proses pengolahan air limbah
11
Combined System
Keuntungan Kerugian
Biaya pengolahan air
Jumlah saluran limbah menjadi besar
hanya satu sehingga Dimensi saluran besar
lebih murah Bila kemarau panjang,
biayanya memerlukan
Lebih mudah dalam penggelontoran karena
adanya pengendapan
perencanaan padatan
Sistem ini baik Bila saluran mengalami
digunakan untuk peluapan, maka timbul
pencemaran yang
daerah membahayakan
berfluktuasi curah kesehatan
hujan kecil 12
Separated System
Keuntungan Kerugian
Air hujan dibuang Memerlukan biaya
tersendiri dan lebih besar karena
langsung, sehingga saluran terbagi
menjadi dua
meringankan
beban sistem
Memerlukan dua
pengolahan sistem pengumpul
untuk air hujan dan
Dimensi saluran air limbah
tidak terlalu besar
14
Kapasitas Pengaliran
15
Kecepatan Pengaliran
Kapasitas cukup, tidak terlalu besar
Dimensi pipa dapat menghasilkan kecepatan
self cleansing baik saat puncak ataupun
minimum
Kecepatan aliran self cleansing pipa
berdiameter kecil sampai sedang berkisar
pada 2 ½ fps (0,75 m/dt) pada kondisi half-
full
Saat pipa berisi ¼ atau 1/5 dari total
kapasitas, kecepatannya 2 fps
16
Kecepatan Pengaliran
Kecepatan aliran maksimum terjadi bila
berisi 0,8 dari kedalaman pipa
Debit maksimum terjadi pada 0,94
kedalaman pipa
Kecepatan terlalu besar/tinggi harus
dihindari, karena:
menyebabkan scouring
Bila kemiringan saluran curam/tinggi dan
hanya sedikit aliran yang ada, maka kedalam
aliran menjadi sangat rendah sehingga tidak
bisa menyalurkan padatan yang besar
17
Kecepatan Pengaliran
Kecepatan aliran minimum = 0,6 m/dt
pada kondisi half full – full depth
Untuk mencegah mengendapnya bahan
organik, digunakan kecepatan rata-rata
0,3 m/dt
Untuk mencegah mengendapnya sand
and gravel, digunakan kecepatan rata-
rata 0,75 m/dt
Umumnya, maksimum kecepatan rata-
rata adalah 2,5 – 3 m/dt
18
Kekasaran Pipa
Kecepatan aliran dalam pipa dipengaruhi
oleh kekasaran pipa yang dipergunakan
19
Kedalaman Aliran
21
Kemiringan Aliran
22
Kemiringan Aliran
Ukuran pipa () Slope (m/m)
(mm) (inc) n = 0,013 n = 0,015
200 8 0,0033 0,0044
250 10 0,0025 0,0033
300 12 0,0019 0,0026
375 15 0,0014 0,0019
450 18 0,0011 0,0015
525 21 0,0009 0,0012
600 24 0,0008 0,0010
675 27 0,0007 0,0009
750 30 0,0006 0,0008
900 36 0,0004 0,0006
23
Kontrol H2S
Dilakukan
dengan
menggunakan
2
persamaan
untuk
3E BOD P
s
Z Q p W
mendapatkan 1/ 3
kemiringan
saluran
24
Kontrol H2S
S = slope saluran
Z = Pameroy index,
makin besar Z, semakin besar
kemungkinan terjadi lendir
Z = 10000 banyak lendir
Z = 7500 seangin (memadai)
Z = 5000 bersih sekali
P = perimeter
W = lebar air dalam saluran
EBOD = BOD(5,20o) . (1,07) T-20
BOD(5,20o) = 0,04.106 / qr mg/L
Qr = kuantitas air terbuang (L/hari.capita) 25
Kontrol Endapan
16
13
c
s 0,1094
R Q p
Rm 3/8
f
26
Kontrol Endapan
27