Anda di halaman 1dari 67

Tujuan/Materi Perkuliahan:

1. Tujuan Profisiensi Bahasa (Language Proficiency)


2. Tujuan Pengembangan Tulisan Ilmiah dan Semiilmiah
3. Tujuan Soft Skill Cerdas Komunikasi (CIQ)
4. Tujuan Soft Skill Pengembangan Kepribadian Bangsa

Tugas Perkuliahan:
(1) Menulis Esai Argumentatif Berdasarkan 2 anekdot
(2) Menullis Esai “Pentingnya Soft Skill “Cerdas Komunikasi”

(3) Reciting dgn metode SQ3R tulsan semiilmiah


(4) Menuls Rencana Dasar Studi Ilmiah dengan Topik yang Relevan.
dengan Program Studi: Judul Studi, Tujuan,, Pertanyaan Studi, Teori
Dasar, Tabulasi Hasil Studi. Misalnya “Fungsi Frasa To Infinitive”dlm
Wacana General Reading, dll.

Buku Pegangan: (1) Mulyono, Iyo. 2016. Bhs Indonesia: Serba-serbi Propblematik
Penggunaannya, Sebuah Studi Evaluatif untuk Peguruan
Tinggi. Bandung: Yrama Widya, (Utuk tujuan no. 1)
(2) Mulyono, Iyo. 2011. Dari Karya Tulis Ilmiah s.d. Soft Skills.
Bandung: Yrama Widya (Untuk tujuan no. 2 dan no. 3)
TINGKAT KEMAHIRAN BAHASA PEMBELAJAR BAHASA ASING DALAM BERBICARA
(Pebelajaran Bhs Inggris sebagai Bhs Asing)
(PROFICIENCY LEVELS): Proficiency Guidlines., in Speaking (Brown. 1994: 102-103)

Novice (L, M, H)
Kalimat salam, kalimat 2 atau 3 kata, kalimat-kalimat lepas, mengulang-ngulang kata, berjeda
panjang, dialog sangat sederhana, pengucapan masih sangat dipengaruhi B1, sering terjadi
kesalahan, sulit untuk bisa dipahami apalagi oleh native speaker.

Intermediate (L, M, H)
Mampu bertanya jawab dengan kawan bicara yang bersimpati, mampu menyusun tanya jawab
sederhana , mampu mengawali dan menutup pembicaraan, masih banyak penyimpangan, masih
terjadi pengulangan kata dengan jeda panjang, masih terjadi salah makna (misunderstanding),
tuturannya bisa dimengerti oleh siapapun

Advanced (Ad., Ad. Plus)


Menunjukkan perkembangan berbahasa yang menggembirakan; menyusun narasi dan deskroipsi
secara detail, menunjukkan rasa percaya diri waktu berbicara, bisa mengatasi berbagai kesulitan
berbahasa dengan strategi komunikastif yang relevan, tuturannya bisa dipahami dengan mudah oleh
kawan bicara, termasuk oleh native speaker, menunjukkan kelancaran dalam berbicara, mampu
berdiskusi, mengutarakan pembahasan berbagai jenis objek

Superior
Mampu berpartisipasi secara efektif dalam percakapan formal dan informal, mampu memanfaatkan
strategi pengembangan wacana (konjungsi, pronomina, repetisi, dll.), mampu berdiskusi/berdebat
dengan berbagai jenis objek,
THE AIMS OF INDONESIAN MEETING CLASSES
Indonesia go no jugyo no mokutekidesu
TUJUAN I. TUJUAN PROFISIENSI:
( INDONESIAN PROFICIENCY)

PROFISIENSI :Level Advanced Plus (tujuan utama), menuju Level SUPERIOR

Ciri-ciri dasar: Advanced Plus: 1,2,3; Superior: 4, 5


1. Mampu menggunakan bahasa Indonesia dengan kebenaran unsur bahasa yang
cenderung akurat;
2. Bersikap kritis trhdp penggunaan bahasa Indonesia di lingkungannya;
3. Mampu mengidentifikasi serta mengevaluasi aneka problematik penggunaan
bahasa yang berkembang di masyarakat;

4. Mampu berargumentasi atau berdebat dengan cerdas (Paragraf/Wacana


Argumentatif));
5. Mampu memainkan strategi komunikatif dalam bertutur: berceramah, berpidato,
berdiskusi dengan retorika yg relevan (eloquent language), seperti penggunaan
gaya bahasa: slogan dan peribahasa, bentuk-bentuk kiasan, kemerduan bunyi,
alih bahasa dengan tepat dan fungsional, dan lain-lain.
BUKU PEGANGAN PERKULIAHAN (Handbook, Kyooseitekina honwa):
Bahasa Indonesia: Serba-Serbi Problematik Penggunaannya (2016).
Bandung: Yrama Wydia. (Rp 25.000,00)
Materi untuk Tujuan Profisiensi 3. Jenis Problematik Bahasa (23)
Sumber: Serba-serbi Problematik … a. Prob. Pengembangan (24)
b. Problematik Penyimpangan (30)
A. Perencanaan Bahasa (3) 1) Interferensi: Intra- (33), Inter- (44)
1. Pengertian 2) Pengaruh Verba Transitif
2. Cakupannya 3) Salah Kaprah
4) Simflifikasi
B. Politik Bahasa Nasional (3) 5) Subjek Berpreposisi
1. Pengertian 6) Predikat Kopula
2. Uraian 7) Objek Berpreposisi
8) Simulfiksasi
C.Pembakuan Bahasa (7) 9) Problematik Bentukan Khusus (78)
1. Pengertian a) Pengimbuhan Kata Serapan (94)
2. Jenis Pembakuan Bahasa b) Tolok Ukur, Patah Arang (82)
3. Manfaat Pembakuan Bahasa
F.Paragraf (98)
D. Ragam Bahasa Baku (12) 1. Pengertian
1. Pengertian 2. Strategi Pengembangan (deduktif, induktif,
2. Ciri dan Fungsi ded-ind, analogi)

E. Problematik Pengg. RBB (18) G. Esai Argumentatif (Tugas Perkuliahan)


1. Pengertian Esai I, Esai II (Buku II: 28)
2. Manfaat (5 jenis) dan Faktor Penyebab Esai III “Soft Skill CIQ” (Buku II: 88, 89, 98-101)
(4 faktor) Strategi Pengemb. Arg. (B uku I: 100-108)
A. Perencanaan Bahasa (3)
1. Dalam rangka pembinaan bahasa dan pembinaan penggunaannya, setiap bahasa
memerlukan perencanaan yang disebut Perencanaan Bahasa atau Language Planning
atau Language Engineering.

Perencanaan Bahasa dibatasi dengan berbagai upaya yang dilakukan oleh pihak yang
berwenang untuk mengarahkan serta membina kehidupan bahasa dan kehidupan
berbahasa di suatu masyarakat bahasa atau di negara tertentu.

2. Bidang Cakupan Perencanaan Bahasa:


a. Pembakuan bahasa (Untuk memelihara dan membina kehidupan bhs)
b. Politik Bahasa Nasional (Untuk sda. kehidupan berbahasa)

B. Politik Bhs. Nasional (3)


1. Pol. Bhs. Nasional adalah berbagai kebijakan yang dirumuskan oleh pihak/lembaga
yg berwenang (a.n. Pemerintah) tentang fungsi dan kedudukan bahasa2 yang ada
di negeri kita

a. Fungsi dan Kedudukan Bhs. Indonesia


b. Fungsi dan Kedudukan Bhs-bhs Daerah
c. Fungsi dan Kedudukan Bhs-bhs Asing.
a. Fungsi dan Kedudukan Bhs. Indonesia
Bhs Indoneia memiliki 2 kedudukan: Sebagai Bhs Nasional (Landasannya Sumpah
Pemuda) dan sebagai Bhs Negara (Landasannya UUD 45: “Bhs Negara adalah
bhs. Indonesia)

Fungsi sbg Bhs Nasional: (1) Lambang Identitas Nasional, (2) Lambang
Kebanggaan Nasional (Bangsa), (3) Alat pemersatu bangsa, (4) Alat perhubungan
antardaerah dan antarbudaya.

b. Fungsi dan Kedudukan Bhs-bhs Daerah:


Bhs-bhs daerah berkedudukan sebagai Bahasa Daerah.
Fungsi bhs-bhs daerah adalah:
(1) Lambang identitas daerah, (2) Lambang kebanggaan daerah, (3) Alat komunikasi
intradaerah, (4) Bhs pengantar pendidikan s.d. kls 4, (5) Pendukung dan
pengembang budaya daerah, (6) Sumber pengayaan bahasa Indonesia.

c. Fungsi dan Kedudukan Bhs-bhs Asing


Bhs-bhs asing berkedudukan sebagai Bahasa Asing
Fungsi bhs-bhs asing itu adalah: (1) Alat komunikasi antarbangsa, (2) Alat untuk
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, (3) Sumber pengayaan bhs Ind.
Beberapa Jenis Bahasa (5 – 7)
Dengan catatan tidak semua jenis ini tergolong “bahasa yg sebenarnya ”

Batasan Bahasa secara umum:


Language is a system of arbitrary vocal symbol which permit all people in a given culture
or other people who has learnt the system of the culture to communicate or to interact.

Jenis Bahasa
1.Bahasa Nasional adalah bahasa (Indonesia) yang digunakan untuk perhubungan yang
memiliki nilai-nilai kebangsaan, seperti perhubungan antar suku bangsa, ungkapan
proklamasi kemerdekaan Indonesia, Sumpah Pemuda, serta bahasa dalam Upacara-
upacara Nasional lainnya.
2.Bahasa Negara adalah bahasa (Indonesia) yang lazim digunakan dalam perhubungan
resmi kenegaraan seperti rapat, upacara hari besar kenegaraan, perumusan peraturan
pemerintah, dan perundang-undangan.
3. Bahasa Fleksi ialah bahasa yang memiliki ciri kuat dalam perubahan bentuk kata
sesuai dengan perubahan waktu, jenis kelamin, jumlah, dll.
4. Bahasa Aglutinasi adalah bahasa yang memiliki ciri kuat dalam pengimbuhan kata
sehingga terjadi perubahan makna dan perubahan pemakaian.
5. Dialek adalah ragam atau variasi bahasa yang terjadi karena perbedaan pengguna
bahasa secara geografis (dialek geografis) dan atau secara sosial (dialek sosial.
Perhatikan perbedaan orang Bali, Jawa, Batak, Sunda dalam berbahasa Indonesia.
Bahasa Indonesia memiliki bhasa Indonesia dialek Priangan, dialek Bali, dialek Jawa dst.
6. Idiolek adalah unsur bahasa yang menjadi ciri khusus bahasa seseorang.
7. Jargon adalah kosakata atau ungkapan khusus di bidang kehidupan tertentu
(Jargon ekonomi, politik, linguistik dll.
8. Lingua Franca adalah adalah bahasa perhubungan dalam perdagangan pada
zaman dahulu bagi orang-orang yang berlatar belakang bahasa serta budaya
yang berbeda-beda.
9. Pijin adalah alat komunikasi yang berupa bahasa yang sangat singkat
dan sederhana untuk kepentingan komunikasi terutama di dunia perdagangan
(Pijin Bhs Inggris di Papua Nugini)
10. Kreol adalah alat komunikasi sederhana yang berrupa Pijin namun sudah
memiliki penutur tetap atau asli.
11. Slang adalah ragam bahasa musiman yang tumbuh dan berkembang di
kalangan kaum muda yang biasanya tidak dipahami kelompok lain. (lemod,
alay, belo, bete, pehape, kepo, nyokap, bokap, sotoy, dll.
C. Pembakuan Bahasa (PB) (7)
1.Pengertian PB (Language Standardization) adalah proses merumuskan kaidah atau
norma bahasa secara tertulis, atau proses mengkodifikasi norma bahasa (ejaan, kosakata,
tata bahasa) Bhs. Indogerman: (Bhs. Fleksi): spelling, vocabulary, grammar, phonetics;
Jepang: Jenis huruf: Hiragana, Katakana, Kanji, Roomaji (huruf Latin) (Bhs Jepang disebut
bhs Suku kata) (Bhs. Ind. Disebut Bhs Aglutinasi) (Jenis2 bhs di halman 5 – 7)

2.Jenis PB:
Pembakuan Natural, Artifisial; dan Semiartifisial

a. Pemb. Natural (Alamiah):


Prinsip: (1) Sepenuhnya bergantung pada penggunaan bahasa oleh
masyarakatny. (2) Prosesnya Bottom up, (3) Untuk bahasa yg tidak
memerlukan bantuan bhs lain atau bhs yang sdh mapan, (4) Pembakuan
jenis ini seperti tdk formal, (Pembakuan bahasa Inggris)

b. Pemb. Artifisial (Buatan)


Prinsip:(1) Sepenuhnya ditentukan oleh pihak yg berwenang (a.n.
Pemerintah). Karena itu (2) Pembakuan jenis ini bersifat formal. (3) Berproses secara
top down , (4) Untuk bhs yg masih muda, belum mapan, atau (5) Bahasa
yang masih memerlukan bantuan bhs lain. 6. Bhs Ind termasuk ke dalamnya.
Langkah-langkah Pembakuan Artifisial (Buatan)
1.Langkah Seleksi dan Identifikasi
Menyeleksi unsur bahasa, baik ihwal ejaan, kosakata, maupun tata bahasa kemudian
mengidentifikasi atau menunjukkannya untuk dikodifikasi.
2. Langkah Kodifikasi
Mengkodifikasi atau merumuskan secara tertulis unsur bahasa hasil langkah pertama.
3.Langkah Elaborasi
Penyebarluasan hasil kodifikasi kpd masyarakat melalui pendidikan, penataran, dll.
4.Langkah Akseptasi (Akseptansi)
Penerimaan hasil kodifikasi oleh masyarakat dan pengaplikasiannya. Jika masyarakat
tdk menerima hasil kodifikasi ini sepenuhnya maka pembakuan bahasa itu gagal.

c. Pemb. Semiartifisial (Cenderung buatan)


(1) Sumber pembakuan yg utama adalah bahasa masyarakat,
(2) Masih memerlukan peresmian dari pihak pemerintah,
(3) Masih memerlukan bantuan bhs lain,
(4) Dalam penyerapan kata masyarakat cenderung memiliki pola yg sama.
(5) Proses top-down namun tdk serumit pembakuan artifisial.
(6) Pembakuan bahasa Jepang berindikasi dilakukan secara semiartifisial (Masuno Taiji)
3. Manfaat Pembakuan Bahasa
a. Manfaat untuk memantapkan dan melestarikan bahasa karena normanya
terdokumentasikan.
b. Manfaat untuk penggunaan bahasa secara baik dan benar karena masyarakat
memiliki pedoman dalam menggunakan bahasa itu.
c. Manfaat untuk dijadikan sumber pembelajaran bahasa.

D.Ragam Bahasa Baku (RBB) (Hal. 12)


1.Pengertian
Tiga sudut pandang perumusan batasan RBB: Kondisi bahasa, Isi Komunikasi, dan
Pengguna Bahasa
1)Sudut pandang Kondisi Bhs: RBB adalah ragam bahasa yang menunjukkan
kesesuaian dengan norma-norma hasil kodifikasi (Pembakuan Bhs)
2)Sudut pandang isi Komunikasi: RBB adalah ragam bahasa yg lazim digunakan
untuk mengkomunikasikan ilmu pengetahuan dan kedinasan
3)Sudut pandang penguna bahasa: RBB adalah ragam bahasa yg lazim digunakan
oleh kelompok masyarakat yang paling berpengaruh: kalangan Pemerintah, tokoh
masyarakat, ilmuwan, wartawan.
2. Ciri RBB
a.Ciri kodifikasi
b.Ciri kedinamisan
c.Ciri kecendekiaan
d.Ciri keseragaman
e.Ciri multi fungsi
f.Ciri bahan ajar

3. Fungsi RBB
a.Fungsi komunikasi (Kom. Resmi, Kom. dgn orang yg patut dihormati dan
orang asing, Kom. Ilmu pengetahuan dan kedinasan)
b.Fungsi lambang (Lambang identitas dan lambang kebaggan bangsa)
c.Fungsi penanda kecedekiaan
d.Fungsi pengusung kewibawaan
e.Fungsi kerangka acuan (rujukan)
E. Problematik Penggunaan Bhs Ind.

1.Pengertian Problematik Bahasa


Berbagai gejala penggunaan bahasa yang menunjukan ketidaksesuaian
dengan norma bahasa yang sudah dikodifikasi namun berkembang di
masyarakat.

2. Jenis Problematik (Penggunaan) Bhs. Ind. :

(1) Problematik Pengembangan/Pengayaan

(2) Problematik Penyimpangan


3. Manfaat Pengkajian Problematik Bahasa (Hal. 20)
1) Meningkatkan profisiensi seseorang
2) Meningkatkan keakuratan informasi
a) Yg membawa HP mohon dinonaktifkan.
b) Kepada teman2 yang terlambat dimohon untuk mengisi daftar hadir.
c) Dengan adanya masalah Covid-19 sangat merusak tatanan hidup kia.
3) Memupuk sidap positif masyarakat trhdp bhs Indonesia sebagai Bahasa Nasional
dan sebagai Bhs Negara..
4) Memupuk kecendekiaan dan wibawa seseorang
5) Melestarikan sistem bahasa.

Problematik Pengembangan

1. Pengertian :
Berbagai gejala penggunaan bahasa yang ditandai dengan digunakannya unsur bahasa
lain (biasanya kosakata bhs Inggris) yang belum dikodifikasi . Karena itu, kosakata ini
berpeluang untuk mengembangkan bhs Indonesia jika sudah dibakukan sebagai kata
serapan atau loand word). (platform, milenial, crane, selfi, flashdisk, stakeholder, twitter,
facebook, fesbuker, feature, presenter, agregat, reshuffle kabinet, dll.)
2. Skema Pebakuan Kata Serapan

I. BAHASA SUMBER (Misalnya Bhs. Inggris)

II. PENGGUNAAN UNSUR PINJAMAN DARI BHS SUMBER


Gejala Borrowing : tracing, di-trace, facebook, sanitizer, flashdisk

III. PEMBAKUAN KATA SERAPAN (Pemb. Artifisial):


1. SELEKSI DAN IDENTIFIKASI (Kasus Kosakata)
2. KODIFIKASI
Teknik kodifikasi:
a. Adopsi: agenda, absurd, laser, internet, radar, solid, valid.
b. Adaptasi: presiden, komunikasi, aktif, konsultasi, koordinasi, linguis.
c. Terjemahan: unduh, unggah, telefon genggam, pelindung wajah, swafoto, dll

3. ELABORASI (Hasil Kodifikasi)


Melalui pendidikan/pembelajaran bahasa, kursus, penataran, penyuluhan

4. AKSEPTASI (Akseptansi) dari masyarakat pengguna bahasa


Pada langkah ini muncul 4 masalah:
a. Salah makna: tidak fokus, sudah koordinasi, sudah konsultasi, gratifikasi.
b. salah bentuk: amper, apotik, bonfid, egois (sifat), konkrit, ekstrim, komplek.
c. Masalah Kepraktisan: legalisir, dramatisir, pesimis, hektar, bonafid.
d. Masalah Kepopuleran: teoritis, struk, elit, mouse, ngeprin, cancel, printer.
b. Problematik Penyimpangan
Pengertiannya: Penggunaan bahasa yang ditandai dengan (1) adanya
penyimpangan atau ketidaksesuaian dengan hasil kodifikasi , (2)
berkembang di masyarakat termasuk kelompok rang yg berpengaruh.

Jenisnnya: : Interferensi, Pengariuh VerbaTransitif, Penggunaan Kopula,


Simplifikasi, Subjek Berpreposisi, Objek Berpreposisi, Salah Kaprah, Simulfiksasi

1) Gejala Interferensi
Pengertian interferensi
(a) Masuknya unsur bahasa lain (pelafalan, kosakata, fonologi, morfologi,
sintaksis) terhadap bhs tertentu yang bersifat melangar kaida
bahasa yang “menyerap”. (Interferensi Interlingual)
(b) Pencampuran pola bahasa dalam satu bahasa yang
menghasilkan bentukan bahasa yang menyimpang. (Interferensi
Intralingual)
a) Interfensi Intralingual
Contoh:
(1) Dlm bhs Indonesia
Kata: merubah , dipungkiri, diketik, sistematika, problematika, pengoptimalisasian
Frasa: tidak bergeming, di sekitaran, antara A berhadapan dengan B, antara
A melawan B, yang paling terakhir, saya sudah katakan, saling bahu- membahu,
per limatahunan, akan saling berkaitan.

Dalam pernyataan itu mengandung makna kebencian.


Karena ledakan itu mengakibatkan kota Beirut lulu lantak.
Kepada Ketua Yapari dipersilakan untuk menyerahkan hadiah itu.
Kita dari pihak keluarga sangat menyetujuinya.
Mudah-mudahan kita selalu diberikan kekuatan dan keselamatan.
Ajarkan kami kemampuan untuk mencintai negeri.

(2) Dlm bhs Inggris: many deers, many sheeps, Yesterday I goed to school.
(3) Dlm bhs. Jepang: Etie sanwa kurasu ni arimasuta.
Watashi no hizawa sukoshi itaidesu.
(4) Dlm bhs. Sunda: Pun anak teh nembe mulih tadi.
Sora bom teh mani ngabeuleudag.

c) Pelatihan …..
b. Interferensi Interlingual (Hal. 44)

(1) Bhs. Ingris terhadap bhs. Ind0nesia


saling pengertian (mutual understanding), saling ketergantungan
(interdependence) , secepat mungkin, ditrace, ditrasing
Hasilnya adalah sangat memuaskan (The result is very satisfying.)
Kampus di mana Brown dan Wilson sedang belajar adalah sangat
besar.
Pengelompokan masyarakat sangat ketat dijalankan di mana bushi
menempati posisi tertingi.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kontrastif di mana
peneliti pemilah data kemudian mengontraskannya.

(2) Bhs. Indonesia terhadap bhs. Inggris


What are you doing here? Waiting my friend, Sir.
Where are you from Bety? I from Subang, Sir.
My father from Bandung, and my mother from Garut..
The book is good to be read.
It’s same with my hope.

(3) Bhs. Indonesia & Inggris terhdap bhs. Jepang


Ohayou gozaimasu Matsuno sensei!
Konbanwa Sensei!
Konnichiwa Watanabe sensei!
Pelatihan
Bentukan-bentukan bahasa di bawah merupakan bentukan yang menyimpang, di
antaranya karena peristiwa interferensi. Perbaikilah.

1.amat cepat sekali, perlimatahunan, yang paling terakhir, pensosialisasian, , dipungkiri


pengoptimalisasian, agar supaya selamat, problematika, secepat mungkin
2.Tanah itu sudah dibeli oleh kami.
3.Hampir di setiap kota kabupaten sudah memiliki perguruan tinggi baik negeri maupun
swasta.
4.Dalam peraturan itu mengandung kelemahan yang bisa merugikan kaum buruh.
5.Mudah-mudahan kita diberikan kesempatan untuk membahas masalah itu.
6.Menurut salah seorang ahli waris mengatakan bahwa orang tuanya yang sudah meninggal
itu belum pernah menerima ganti rugi lahan.
7.Karena gempa dengan kekuatan 7,6 pada skala Reichter menjadikan kota Padang
Pariaman luluh lantak.
8.Seperti biasa, Saudara-saudara yang membawa HP mohon dimatikan sejenak dan yang
membawa kendaraan roda dua mhon dikunci ganda.
9.Karena uang ganti rugi lahan yang memadai belum mereka terima, sehingga walaupun
waduk sudah mulai mulai digenangi air, mereka tidak mau pindah.
10.Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode
penelitian deskriptif
11.Kalimat tersebut memiliki konstruksi klausa relatif, di mana kata utsumuiteita
‘menunduk’merupakan verba. .
12.Bank di mana lembaga kami menyipan uang tidak jauh dari kampus.
Pengaruh Verba Transitif
Problematik jenis ini muncul dalam kalimat pasif dlm bhs Inggris dan bhs Indonesia.
Contoh:
1)The home work is able to be finished by him today.
2)The book wants to be written by me now.
3)The book is still being read by us maybe untill tomorrow.
4)Pencopet berhasil diingkus dan dikeroyok oleh masyarakat.

a.Kajilah isi kalimat-kalimat “pasif” di atas.


b.Ubah menjadi kalimat “aktif”.

Penggunaan Kopula
a.Apa yang dimaksud dengan kopula.
b.Tujukkan kopula dalam kalimat2 di bawah ini.
1) Masalah yang berkembang di negeri ini adalah masalah kependudukan.
2) Sulitnya lapangan kerja merupakan masalah yang sulit untuk dipecahkan.
3) Di sekolah itu beliau menjadi guru.
4) Dialek ialah sebuah variasi dari sebuah bahasa.
5) RS di depan kampus kami yaitu RS Advent.
6) Penghargaan lain yang diperoleh kota Bandung yakni penghargaan Adipura.
7) Di depan kampus kami ada RS yang terkenal yaitu RS Advent.
8) RS itu berada di 3 lintasan jalan yakni Jl. Cihampelas, Jl. Bapak Husen, dan Jl.
Cipaganti.
Gejala Simplifikasi (Penyederhanaan):

1. Simplifikasi dalam bentuk kata atau frasa:


sedang olah raga, tidak jualan, sesuai aturan pemerintah, terkait peristiwa itu, tdak
keberatan, sudah konsultasi, sedang istirahat, tetap semangat, tidak komentar,
sehubungan akan diadakannya, diserahkan ke kita, terdiri 4 prodi, dikabul

2. Simplikasi dalam bentuk kalimat


a.Bantu kami mewujudkan Bandung Juara.
b.Dibanding masa 60 tahun yang lalu, sekarang jauh lebih aman.
c.Memperhatikan kondisi anak itu, saya merasa iba terhadapnya.
d.Lama ditawar-tawarkan kepada calon pemilik, akhirnya Bank Mutiara menemjukan
pembeli yang profektif.
e.Sempat tertinggal 1 – 0, akhirnya Persib ungul 2 – 1 atas musuh bebuyutannya, Persija
Jakarta.
f.Merujuk Brown (1994: 100) , dalam tulisan ini dikemjukakan 4 level profisiensi.
g.Menindaklanjuti pembicaraan kita beberapa hari yang lalu, dengan ini kami
mengundang Bapak/Ibu untuk hadir dalam rapat …
h.Sudah ditetapkan besarnya santunan untu yang meningal adalah 3 miliar rupiah.
i.Kami sangat memahami dalam penerapannya peraturan itu mengandung banyak
kelemahan.
A. PENGENALAN MAKNA KATA “PARAGRAF” DAN “ALINEA” (98)
1. Secara etimjologi (paragraphos ‘ditulis di samping’, ditulis di baris baru’; alinea ‘menyimpang dari baris’
atau ‘memisahkan diri dari baris’
2. Secara teknis

B. STRATEGI PENGEMBANGAN PARAGRAF


1. Strategi Deskriptif (Terkandung dlm paragraf deskriptif)
a. Menggambarkan atau menceritakan keadaan dari sesuatu:
ruangan, kejadian, pemandangan, proses
b. Tidak mengandung/mengeksplisitkan ide
c. Hubungan antarkalimat bersifat setara

2. Strategi Deduktif (Terkandung dlm paragraf deduktif)


a. Mengutarakan sebuah ide atau pendapat tentang sesuatu di awal paragraf
b. Kalimat yg bermakna umum (ide) diikuti kalimat2 yg bermakna khusus
c. Berstruktur D – M (Diterangkan – Menerangkan)

3. Strategi Induktif (Terkandung dlm paragraf induktif)


a. Kalimat ide atau kalimat umum di akhir paragraf
b. Kalimat ide berisi kesimpulan atau sejenis kesimpulan.
c. Berstrktur M – D
d. Strategi analogis sama dengan strategi induktif.

4. Strategi Deduktif – Induktif (Terkandung dlm pragraf deduktif – indukti)


a. Kalimat ide dituangkan di awal dan di akhir paragraf
b. Isi kalimat terakhi r biasanya merupakan penegasan terhadap isi kalimat pertama .
P e l a t I h a n (Sebelum menulis 3 esai argumentatif )

A. Susun kalimat-kalimat di bawah ini menjadi paragraf yang bagus dan tentukan
strategi pengembangannya. (Pelatihan hlm 109 – 112)

1. a. Hanya ada lagu “Daniel” yang mengalir lamat-lamat. b. Tidak ada juga kecupan
hangat istrinya. c. Lelaki itu tidak membuka pagi dengan sebuah ritual yg rutin. d.
Itulah “sarapan pagi “ sang astronot, Thomas Reiter di pesawat yang melesat dengan
kecepatan 10 kali kecepatan suara itu. e. Tidak ada sebatang rokok di mulutnya. (109)

2. a. Setiap orang yang pernah bertamu kepada Theodore Roosevelt akan tercengang
betapa luas pengetahuannya. b. Apakah dia seorang pengembala? c. Apakah dia
seorang musisi? d. Apalagi jika tamunya itu seorang politisi New York. e. Siapa pun
tamunya yang datang, dia bisa pengembangkan pembicaraan yang menyenagkan
tamunya itu. (111)

3. a. Pada realitasnya, Indonesia memang memiliki kekayaan alam yang sangat memadai,
baik yang berupa kekayaan darat, laut, maupun kekayaan bumi. b. Bahwa Indonesia
merupakan negara yang memiliki keunggulan komparatif (comparative advantage)
kiranya tidak ada seorang pun yang meragukannya. c. Indonesia adalah negara yang
gemah ripah lohjinawi seperti yang dilukiskan dalam pewayangan. d. Indonseia adalah
negeri “kolam susu” sebagaimana yang dilukiskan Koes Ploes dalam salah satu lagunya.
(103)
4. a. Ajaib, meski Mallory meninggal tahun 1924, jenazahnya masih utuh.
b. Setelah diteliti dengan saksama, ternyata jenazah itu adalah jenazah
Mallory. c. Namun, pada tahun yang lalu, tim pendaki Everest dari Amerika
dengan tidak sengaja telah menemukan jenazah seorang pria. d.
Jenazahnya tidak ditemukan, bisa jadi terseret longsoran salju. e. Diduga
kuat bahwa mereka meninggal. f. Mallory bersama temannya Andrea
Irwine, yang mendaki tahun 1924 dilaporkan tak diketahui rimbanya.

5. a.Sebaliknya, begitu kita melanggar hukum tersebut, kita masuk ke


dalam jaringan kesulitan yang abadi. b. Hukum itu ialah, “Selalu membuat
orang lain itu penting.” d. Kalau hukum itu kita taati, kita hampir tidak akan
pernah mendapatkan kesulitan. c. Ada satu hukum penting mengenai
tindak-tanduk manusia. e. Selain itu, kita akan memperoleh kawan yang
tak terhitung jumlahnya serta akan merasakan kebahagiaan yang konstan
(113)

B. Rumuskan 2 buah ide kemudian kembangkan menjadi paragraf


deduktif, induktif, ataun gabungannya.
I . Pengertian Argumentasi

II. Strategi Pengembangan Argumentasi


(Lihat Strategi Pengemb. Paragraf)
Anekdot I

Do You Like Salad?

Rombongan istri pejabat Indoneia berpelesir ke San Fransisco.menemani suami mereka


yang sedang studi banding. Mereka mampir ke sebuah restoran. Ketika memesan
makanan, mereka bingung dengan menu makanan yang disediakan. Melihat gejala
seperti itu, sang pelayan berinisiatif menawarkan makanan yang barangkali semua orang
tahu. “If you confused with menu, just choose one familiar ….” kata pelayan. Ibu-ibu saling
berbisik menebak apaq maksud si pelayan itu. Si pelayan tersenyum, ‘Okay do you like
salad?”

Seorang Ibu yang sok tahu menjawab, “”Sure, I am moslem. Five times in one day.”
(Internet “Anekdot Gus Dur”)
ESAI ARGUMENTATIF I
Berdasarkan Anekdot “Do you like salad?”

Dalam sebuah pustaka tertulis anekdot yang berjudl “Do You Like Salad?”

Setelah saya membaca anekdot tersebut menculah gagasan bahwa, jika


kita akan pergi ke luar negeri harus diusahakan kemampuan kita dalam
berbahasa Inggris cukup memadai. Jika tidak begitu, maka kita akan
mendapatkan kesulitan dalam berbagai hal, termasuk hal yang sederhana
sekalipun, sebagaimana yang dialami oleh Ibu-ibu Pejabat kita seperti yang
terungkap dalam anektdot yang saya maksudkan itu Isinya adalah sebagai
berikut.

(Ungkapkan isi anekdot tersebut dengan menggunakan bahasa kita sendiri


atau parafrasanya..)
Anekdot II

Pres. Amerika Serikat, John F. Kennedy dan Pres. Meksiko Adolfo Lovez
Mateos bertemu di Meksiko pada tahun 1962. Keika mereka mengendarai mobil ,
Kennedy memperhatikan jam tangan Pres. Meksiko itu. Kennedy pun seraya
memuji, “Betapa indahnya jam tangan Anda.” Dengan serta- merta, Lovez
memberikan arlojinya kepada Pres. Amerika Serikat itu seraya berkata, “Jam
tangan itu milik Anda sekarang.” Kennedy merasa malu karena pemberian itu. Ia
berusaha untuk menolaknya, namun Pres. Meksiko menjelaskan bahwa di
negerinya ketika seorang tamu menyukai sesuatu, maka sesuatu itu harus
diberikan kepadanya; kepemilikan adalah masalah perasaan dan kebutuhan
manusia bukan milik pribadi.
Kennedy terkesan oleh penjelasan itu dan menerima jam tangan itu dengan rendah
hati.

Tak lama kemudian, Lovez berpaling kepada Kennedy dan berkata, “Aduh betapa
cantinya istri Anda..” Kennedy menjawab, “Silakan ambil kembali jam tangan
Anda.”
ESAI ARGUMENTATIF II
Berdasarkan anekdot “Dua Presiden”

Dalam sebuah pustaka ada anekdot yang berjudul “Dua Presiden”.

Setelah saya membaca anekdot “Dua Presiden” ide yang muncul dalam pikiran
saya adalah bahwa jika kita berkunjung ke daerah yang sistem budayanya belum
kita ketahui, maka sebaiknya kiita harus sangat berhati-hati. Misalnya, kita
mempelajari terlebih dahulu kekhususan atau kebiasaan-kebiasaan
masyarakatnya. Jika tidak, kita akan mengalami hal yang memalukan atau
merugikan kita sendiri.

Hal seperti itu dialami oleh seorang presiden, yakni Pres. Amerika Serikat, John F.
Kennedy seperti yang tertuang di dalam anekdot yang isinya adalah sebagi
berikut.

(Ungkapkan kembali isi anekdot tersebut dengan menggunakan bahasa kita


sendiri atau parafrasanya.)
Esai Argumentatif III: CERDAS KOMUNIKASI
Cummunication Intelegence Quetiont (CIQ)

CERDAS KOMUNIKASI TERGOLONG KEMAMPUAN SOFT SKILL; CIQ, IQ,


ESIQ
UNSUR PEMBENTUK CIQ: kebagusan bahasa, keramahan, kesantunan,
keadaptifan, kemampuan bergaul, kemampuan berargumentasi, kemampuan
meyakinkan orla, kepemimpinan, dll.

Ttng CK John D. Rocjeffeler (dalam Dale Carnegie. How to Win Friends and
Influence People) menyatakan bahwa kemampuan berurusan dengan orang lain
berharga lebih mahal drpd yang lainnya yang berada di bawah matahari ini.
Berdasarkan pendapat tersebut dapatlah dirumuskan bahwa CIQ merupakan
kemampuan yang paling penting untuk menjadikan seseorang sukses dalam
hidupnya.
Ciq (Ilustrasi): (Dari Karya … Hal. 98 – 101)
Argumen
1. Iklan Lowobngan Kerja untuk Mhsw d STBA
a. Good English Proficiency (Cerdas Bahasa)
b. Good Performance in comunication skill

2. Hasil Survei NACE trhdp 457 perusahaan ttg 20 karakter juara: (1) Kemp.
Komunikasi, (2) Integritas + Tanggung Jawab, (3) Kemamp. Kerja Sama, (4)
Hub. Interpersonal, (5) Etika, (6) Motivasi, (7) Adaptasi, (8) Kemamp.
Analistik, (9) Kemamp. Komputer, …..(16) IPK, (20) Kewirausahaan

3. Hasil riset Carnegie Institute of Technology ttg penybb sukses 10.000


jagoan: 85% karena kemamp. Komunikasi, 15% karena kemamp. teknis dlm
bekerja.

4. Hasil Riset Albert Wiggan ttg penyebab 4.000 di-PHK: 90% karena lemah
kemampuan komunikasi, 10% karena lemah dlm kemampuan bekerja.

5. Iklan karakter Depdikbud: cerdas, jujur, pandai berteman, bertanggung


jawab.
ESAI ARGUMENTATIF III
(Hal. 98)

1. Cerdas Komunikasi (CIQ) sebagai komponen soft skill


1.1 Pengertian Sof Skill
1.2 Tiga Jenis Soft Skill (IQ, ESIQ, CIQ)

2. Ide tentang pentingnya CIQ bagi keberhasilan seseorang.

3. Argumen (Bukti-bukti yang mendukung ide di atas)


a. Iklan di STBA
b. Hasil riset NACE
c. Hasil Riset Carnegie Institute Techtology
d. Hasil riset Dr. Wiggan

4. Kata-kata penutup
Sistematik Makalah

KATA PENANTAR
DAFTAR ISI

I.ESAI, ARGUMENTASI, DAN ANEKDOT


1.1 Esai atau Artikel (Hlm. 35)
1.2 Pengertian Argumentasi (Dari Karya Tulis Ilmiah … : 89)
1.3 Strategi Argumentasi (Bahasa Indonesia: Serba-serbi Problematik ….: 102 – 106, atau
Dari Karya Tulis …:89, Subbab D Pelatihan Kalimat )
1.3.1 Strategi Deduktif
1.3.2 Strategi Induktif
1.3.3 Strategi Deduktif-Induktif
1.3.4 Strategi Analogis
1.4 Anekdot (Hlm 27-28)

II. ESAI ARGUMENTATIF (Hal. 88


2.1 Esai Argumentatif Anekdot 1
2.2 Esai Argumentatif Anekdot 2
2.3 Esai Argumentatif Cerdas Komunikasi (CIQ)

III. KESIMPULAN (Semacam Rangkuman)


(1) Kesimpulan Esai Arg. Anekdot 1 (2 kalimat)
(2) Kesimpulan Esai Arg. Anekdo t 2 (2 kalimat)
(3) Kesimpulan Esai Arg. Cerdas Komunikasi (2 kalimat)

PUSTAKA RUJUKAN
ESAI ARGUMENTATIF

Makalah

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Oleh:

Etie Uyun
Prodi Bahasa Jepang
(NIM)

(Lambang STBA)

SEKOLAH TINGGI BAHASA ASING


YAYASAN PARIWISATA INDNESIA-ABA BANDUNG

2019
Materi Pengembangan Tulisan Ilmiah
(TIL) Sumber: Dari Karya Tulis Ilmia s.d.
Soft Skill)
I.Tulisan Ilmiah (TIL) II. Tulisan Semiimiah (TULSEMIL)

A.Pengertian TIL (3) A.Pengertian TULSEMIL dan Ilmiah


B.Ciri dan Bentuk TIL (4, 5) Populer (27)
1. Ciri TIL B.Bentuk (27-41)
2. Bntuk TIL C.Skema Pengertian TIL dan
C. Rujukan dan Petikan (16) TULSEMIL
1. Pengertian
D.Artikel dan Feature
2. Jenis Petikan dan Penulisan
E.Membaca TULSEMIL (42)
D.Sistematik Penomoran TIL (14) F.Menulis TULSEMIL (48))

E.Masalah/Judul Penelitian, Teori Dasar,


Tujuan, Pertanyaan, Tabulasi Hasil
Penelitian (6)

F. Bibliografi (24)
1. Pengertian
2. Fungsi Bibliografi
3. Jenis Buku
4. Penulisan Bibliografi
TULISAN ILMU PENGETAHUAN adalah tulisan yang disusun berdasarkan riset atau berdasarkan
pemikiran dan perenungan tentang fakta-fakta, gejala-gejala, kejadian, peristiwa yang berkembang di
masyarakat.

TULISAN ILMIAH (Hal. 3)


I. TULISAN ILMIAH (TIL MURNI dan TIL BIASA)
Tulisan ilmiah adalah tulisan yang disusun berdasarkan riset atau studi ilmjiah lainnya, seperti studi
laboratorium dan studi kepustakaan tentang gejala-gejala, fakta-fakta yang berkembang di lingkungan
kita.

Bentuk tulisan ilmiah murni di antaranya adalah


1. Makalah, Laporan Buku, Hasil Studi Laboratorium (Tugas Semester),
2. Laporan Kerja Studi Lapngan, Penelitian Lapangan. Makalah ini disusun untuk menyelesaikan
Jenjang Pend. D-3
3. Skripsi (Minithesis). Skripsi (Bhs Belnada ‘tulisan’) Hasil riset untuk menyelesaikan
Jenjang S-1 atau Sarjana I
4. Tesis (Thesis). Hasil riset yang disertai dengan pemikiran-pemikiran baru. Disusun
untuk menyelesaikan Jenjang S-2 atau Magister
5. Disertasi . Hasil riset untuk Jenjang S-3. Didalamnya terkandung selain pemeikiran
pemikiran baru juga ada temuan-temuan atau ilmu baru atau teori baru tentang topik
yang ditelitinya.
6. Aporan Hasil Penelitian Umum, misalnya hasil penelitian bahasa-bahasa daerah di
Indonesia, hasil penelitian megaproyek pembuatan jalur kereta api cepat, pembuatan
Jalan Tol Cisundawu, hasil penelitian LIPI, dll.
7. Buku-buku bahan npelajaran dan bahan perkuliayhan (Hlm.5)
II. TULISAN SEMIILMIAH (TULISAN ILMIAH POPULER) (Hal. 27)
Tulisan semiilmiah adalah tulisan pengetahuan yang disusun berdasarkan pemikiran,
perenungan yang tentang gejala-gejala, fenomena-fenomena, dan atau fakta-fakta, seperti
peristiwa alam, peristiwa sosial, politik, ekonomiI yang merupakan pengetahuan atau
pengalaman penulis. Tulisan jenis ini kadang-kadang disajikan dengan menggunakan bahasa
yang menarik ataubergaya bahasa., seperti slogan, koasan, atau retorika lainnya, dan
dipublikasikan melalui media massa. Karena itu, tulisan jenis ini kazim disebut tulisan ilmiah
populer. (27)

Tulisan-tulisan pembahasan (artikel), laporan perjalanan atau pengalaman yang unik,


laporan perjalanan wisata yang menakjubkan, berita ringan, anekdot, dan laporan tentang
sebuah kegiatan misi yang akbar tergolong tulisan semiilmiah. Tulisan bentuk artikel
merupakan pembahasan tentang persoalan tertentu sedangkan tulisan semiilmiah bentuk
lain merupakan cerita tentang fakta atau peristiwa yang up to date dengan diperkaya
dimenasi imajinatif yang relevan.

Disebut tulisan populer karena beberapa alasan: topik tulisan bersifat mutakhir, hangat, (up
to date), atau selalu menarik, bentuk tulisan singkat, menggunakan kosakata sederhana,
populer, penyajian yang mudah dicerna, biasanya dalam bentuk cerita, kadang-kadang
dibantu dengan penggunaan bahasa yang menarik, publikasi melalui media massa. (Baca
“Tiga Ciri Pribadi Sukses” (93), “Bergelut dengan Cacing(105), “Matsuoka” (115), “Jika
Petasan Menjadi Sumber” (122).
Berdasarkan informasi jenis tulisan ilmu pengetahuan (TULPENG),
isilah nomor-nomor dalam diagram rumpang di bawh ini dengan
kata/istilah yang SESUAI, kemudian narasikan skema itu

2 3

Gejala2
Kejadian 1 6 TUL
Fakta2 PENG

Di
Lingkunga
n kita

4 5
CIRI-CIRI TULISAN ILMIAH MURNI (Hlm. 4)

1. Ciri Isi : Hasil riset, studi laboratorium, studi lapangan, dll.


Objektif,
Sistematis (lihat ciri bentuk),
Didasari rujukan,
Penomoran bagian isi bersifat sistematis,
Informasinya eksplisit (lihat juga ciri bahasa)

2. Ciri Bentuk; (Pendahuluan), Teori, Metodologi, Data-data, Kajian Data,


Kesimpulan, Bibliografi

3. Ciri Bahasa (Hal 9)


a. Bahasa dasarnya adalah ragam bahasa standar atau baku
b. Terhindar dari berbagai problematik penghgunaan bahasa (Dlm buku
Serba-serbi Problematik Penggunaan BI)
c. Unsur-unsur bahasa bersifat eksplisit (Subjek, predikat, kata-kata
tugas (Hal. 10, 11
d. Bermakna denotatif. Terhindar dari makna konotatif atau makna imajinatif
seperti gaya bahasa atau gaya keindahan bahasa (Lihat bahasa TULSEMIL
(hal. 122,115).
JENIS-JENIS RISET BERDASARKAN TUJUANNYA (Hlm. 3)

I. RISET MURNI:
memperluas, memperdalam, dan menemukan ilmua baru
(Baca feature: Begelut dengan Cacing, Daun Paliasa

II. RISET TERAPAN PEMECAHAN MASALAH


Mencari dan merumuskan alternatif-alternatif pemecahan masalah
“Riset LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, Transgender)”. Riset ini menerapkan
disiplin ilmu: Sosial, Ekonomi, Biologi, Psikologi
“Riset Pedagang Kaki Lima di Kota Bandung” (Sosial, Ekonomi, psikologi)

III. RISET TERAPAN PELATIHAN


Riset yang bertujuan melatih para mahsiaswa (D-3, S-1) dalam menguasai dan
menerapkan ilmu yang sudah ditekuninya di lembaga pendidikan tertentu.
( Riset Pola Dasar Kalimat Bahasa Jepnag, Riset tentang Gerund Forms yang
Diguanakan dalam Wacana General Reading)
RUJUKAN (Hal. 16)
1. Pengertian rujukan dan petikan (16, 17)
Rujukan adalah informasi yang berupa tulisan atau pidato seseorang yang
dijadikan sumber sekaligus penguat informasi yang dikembangkan dalam
tulisan ilmiah.

2. Fungsi rujukan dalam pengembangan tulisan ilmiah:


(a) Sebagai penguat atau penopang kebenaran informasi
(b) Sebagai bukti kebenaran informasi
(c) Sebagai petunjuk bagi pembaca yang bermaksud membaca informasi
lebih jauh
(d) Sebagai pembanding informasi
(e) Sebagai landasan atau tumpuan pengembangan informasi ilmia
(f) Penanda kejujuran sebagai sikap ilmiah (Bukan hasil plagiat)
Petikan
1. Pengertian
Petikan ialah informasi yang dipungut dari sumber tertentu baik secara
langsung maupun secara tidak langsung.

2. Jenis Petikan
a. Petikan langsung , yakni petikan yang baik isi maupun bahasanya dipungut dari
sumber tertentu. Baik isi maupun bahasanya persis sama dengan aslinya.
b. Petikan tidak langsung, yakni petikan yang hanya isinya yang sama dengan
aslinya sedangkan bahasa tidak sama. Artinya petikan tidak langsung ini sama dengan
prafrasa.

3.Penulisan Petikan
a. Petikan langsung yang terdiri atas 4 brs atau kurang:
(1) Ditulis langsung dalam paparan
(2) Menggunakan tanda petik
(3) Sumber ditulis sebelum atau sesudah petikan.
(4) Isi dan bahasanya sama dengan aslinya.
b. Petikan langsung yg terdiri atas 5 brs atau lebih:
(1) Ditulis di tempat khusus dengan menjorok 6 atau 7 tik atau
satu tik setelah paragraf.
(2) Tidak bertanda petik
(3) Ditik satu spasi
(4) Isi dan bahasanya sama dengan aslinya
(5) Sumber ditulis sebelum atau sesudahnya.

c. Petikan tidak langsung:


(1) Ditulis dalam bentuk parafrasanya (Isinya sama bahasanya
berbeda.)
(2) Ditulis masuk ke dalam paparan
(3) Tidak bertanda petik.
(4) Sumber ditulis sebelum atau sesudahnya.
5. Catatan kaki (foot note) (20)
ibid (ibidem): ‘pada tempat yang sama’. Singkatan ini digunakan
untuk menyatakan sumber yang sama, halaman yang sama dengan
dengan sumber yang terdekat yang disebutkan di atasnya.
loc.cit. (loco citato). ‘pada tempat yang telah dikutip’. Singkatan ini
digunakan untuk menyatakan sumber sama, halaman sama namun
sudah terhalang oleh sumber lain.
op.cit. (opere citato. ‘pada karya yang telah dikutip’.

1) Brown. 1994.Teaching by Priciples. London: Prentice Hall


Regents (Hlmn 3)
2) Hudari.2013.Exercises in Verb Patterns. Bandung: YAPARI-ABA
(Hlm 6)
3) ibid.
4) ibid. hal. 9
5) Brown. loc.cit.
6) Brown. Loc.cit. hal. 12
7) Brown. 1993. Principles of Languge Learni and Teaching.
London: Prentice Hall
Regents.
8) Brown. 1994. Teaching by Principles. op.cit. hal. 27
SISTEM PENOMORAN BAGIAN-BAGIAN TIL (Hal. 14 – 16)

I. SISTEM PENOMORAN ANGKA PENUH


Dalam sistem ini semua bagian (semua bab) tulisan ilmiah ditandai dengan
angka.
Contoh penomoran untuk Bab IV

BAB iv
4.1 _______ 4.3.1 ________
4.2 _______ 4.3.2 ________
4.3 _______ 4.3.2.1 ________
4.3.2.2 ________ dst.

ii. SISTEM PENOMORAN KOMBINASI ANGKA – HURUF PENUH

BAB IV
A. _______ 3. __________
1. _____ a. _______
2. _____ b. _______
1) _______
B. _______ 2) _______
1. ______ a) _______
2. ______ b) ________ dst.
Kelebihan dan kekurangan sistem penomoran di atas

1. Sistem Angka Penuh


Kelebihannya:
(1) Relatif mudah dalam penerapannya.
(2) Tidak ada nomor bagian tulisan yang sama
(3) Lebih mudah dibaca

Kekurangannya
(1) Bisa terjadi deretan angka nomor yang relatif panjang
(2) Kurang bernilai ekonomis (Misalnya: 4.1.3.2.5 ________)

2. Sistem Kombinasi Penuh


Kelebihannya
Bernilai ekonomis ( huruf a sama dengan nomor dengan 4 angka, misalnya
nomor 4.1.3.2.)

Kekurangannya
(1) Banyak nomor atau huruf yang sama ( nomor 1 atau a bisa ada di setiap bab).
(2) Karena itu, pembaca kurang terbantu untuk menjawab dia sedang membaca
bab atau subbab berapa.)
BIBLIOGRAFI

1. Bibliografi merupakan daftar semua buku yang pernah dibaca (walaupun hanya
satu pasal, misalnya) oleh penyusun tulisan ilmiah . Ada buku yang daftar
pustakanya mencapai kurang-lebih 700 judul, 34 halaman), dan referensi daftar
pustaka yang yang menjadi sumber petikan (Biasanya beberapa judul pustaka saja).

2. Fungsi bibliografi (Hal. 24)


a. Bagi penulis
(1) Untuk memperkukuh kebenaran ilmiah yang ditulisnya.
(2) Untuk menyatakan luasnya cakrawala pengetahuan penulis tentang apa yang
ditulisnya.
b. Bagi pembaca
(1) Sebagai alat uji kebenaran ilmiah yang dibacanya
(2) Sebagai petunjuk untuk mempelajari lebih jauh tentang apa yg dibacanya.

3. Jenis pustaka dalam bibliografi (Hal. 24)


(1) Pustaka dasar (Semua pustaka yang menjadi dasar bagi penulis dalam
menyusun tulisannya.. Bisa tidak ada petikan yang dipungut dari jenis pustaka ini.
(2) Pustaka pokok (Semua pustaka yang dijadikan sumber petikan.)
(3) Pustaka pelengkap (Semua pustaka yg topik pembicaraannya berada di luar
topik utama namun masih berkaitan.)
4. Prinsip-prinsip Penulisan Daftar Pustaka

(1) Susunan penulisan per unit pustaka adalah nama penulis (Editor), thn
penerbitan, judul karya tulis, kota diikuti titik dua, nama penerbit
(2)Nama penulis atau editor, jika terdiri atas 2 kata atau lebih, ditulis dengan
mendahulukan kata terakhir.
(3)Jika penulis atau editor itu dua orang maka kedua nama itu ditulis dengan catatan hanya
nama pertama yang ditulis dengan cara susun bali.
(4)Jika penulis atau editor itu tiga orang atau lebih maka yang ditulis hanya nama yang
pertama dengan diikuti singkatan dkk atau et.al. (et alia).
(5) Jika yang ditulis itu nama editor maka tulislah (ed.) di belakang nama itu.
(6) Dereta nama ditulis secara alfabetis.
(7) Judl bku, novel, majalah, dan surat kabar ditulis dengan menggunakan huruf miring.
(8) Judul laporan penelitian, disertasi, tesis, skripsi, buku panduan, dll. Ditulis dengan
dilenkapi tanda petik.
(9) Jika dalam pustka itu tidak tercantum nama penulis atau editor, maka nama lembaga
ditulis sejajar dengan deretan nama.
(10) Ditulis dengan jarak satu spasi (antarunit boleh lebih dari satu spasi)
(11) Baris kedua atau ketiga dalam satu unit pustaka ditulis menjorok atau indented.
(12) Jika ada pustaka yang ditulis oleh penulis yang sama maka gunakan huruf a, b, dsl.
pada angka tahun.
RENCANA DASAR STUDI ILMIAH TTG BAHASA
BASIC STRUCTURE OF LANGUAGE STUDY

1. Judul Studi

2. Teori Dasar (Singkat)

3. Tujuan Studi

4. Pertanyaan Studi

5. Tabulasi Hasil Studi


JUDUL : STUDI TENTANG FUNGSI GERUND YANG DIGUNAKAN
DALAM WACANA “GENERAL READING “

1. Teori Dasar Studi:

1.1 Konsep: Gerund form adalah kata benda yang diperoleh dari proses
penambahan –ing trhdp kata kerja. Misalnya, doing = to do + -ing, starting =
to start + -ing. (Kecuali –ing: adjetive, present participle: a boring teacher,
He is fishing.). It’s important to understand that they are not the same.

1.2 Fungsi Gerund Form


1) Nominal Function (Subject): Fishing is fun. Smoking costs a lot of
money.
2) NF (Object): I don’t like writing letters.
3) NF (Complement): My hobby is teaching.
4) NF (After Prepositions): The indigo baby dreams about going on
holiday
to the moon. Meeting was annoyed with her for beinglate.
5) NF/AdF (After Omitted Prep.): Refering to your book, the writer stated
that ... ; Having a good car, we are going to some tourism distinations.
2. Tujuan Studi (The Aims of The Research)
Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan fungsi gerund yg digunakan dalm novel A Child.
Secara rinci deskripsi tersebut mencakup deskripsi tentang
a. macam-macam fungsi gerund,
b. frekuensi penggunaan setiap fungsi gerund dalam bentuk
tabel

3.Pertanyaan Studi
Sesuai dengan rumusan tujuan studi di atas, pertanyaan studi ini adalah sebagai
berikut.
a. Fungsi gerund yang manakah yang digunakan?
Adakah gerund yang berfungsi sebagai subjek dan objek kalimat (nominal function),
sebagai adjektif (adjektival function), sebagai komplemen (verb complement
function)?
Adakah gerund yang digunakan setelah preposisi (after preposition), dan Adakah
gerundu digunakan setelah preposisi kosong (omitted preposition)
b. Bagaimana frekuensi penggunaan setiap fungsi gerund tersebut?
TABEL FREKUENSI FUNGSI GERUND

No Fungsi Gerund F e.g.


(As Nominal Function) (Frekuen % (exempli gratia))
Si)

Farming in Amerika ..
1 Subject 9 Living in a modern Asian

Life keeps changing for …


2 Object 12 Dream going to ….

3 V Complemnt 6 Her hobby is shoping

about living, for farming,


4. After Preposition 15 of getting

Refering to …
5. After Ometted Prep. 2 Depending on …

Total 44 100
TUJUAN IV. TUJUAN SIKAP/KEPRIBADIAN
Memupuk rasa cinta kita akan kepribadian Indonesia (salah satu identitas
kepribadian bangsa Indonesia)

Indonesia go o aisuru. Indonesia koku o koiisuru., We love Indonesian language;


we love Indonesian;

PUSTAKA PEGANGAN WAJIB


1. Mulyono, Iyo. 2014. Dari Karya Tulis Ilmiah s.d. Soft Skill. Bdg: Yrama Widya
2. Mulyono, Iyo. 2016. Bhs. Indonesia: Serba-serbi Problematik Penggunaannya. Bdg.: Yrama Widya

PUSTAKA RUJUKAN
1. Brown, H. Douglas. 1994. Principle of Language Learning and Teahing. Englewood Cliffs: Prentice
Hall Regnts
2. Richards, Jack C. & Richards W. Shmidt. Language and Communication. (Ed.). London and New
York: Longman.
• A.Judul: KAJIAN TENTANG FUNGSI FRASA TO INFINITIVE YANG DIGUNAKAN DALAM WACANA
TRANSLATION (STUDY ABOUT TO INFINITIVE PHRASES USED IN TRANSLATION SUBJECT DISCOURSES)

• B. Teori Kajian (The Theoy of the Study)

• To infinitive phrase is the phrase construuction, derived from to + infinitive verb. It has six functions. Try
to identify!

• 1. To smoke A MILD is to begin what the next. (Nominal Function as Subject)


• 2. The trick about life is to make it look easy. (Verb Compliment)
• 3. This is good time to do everythings. (Adjectival function)
• 4. The weather is wonderful to go to the beach to see the sunset. (Adverbial and Adjectival Function)

• 5. It is difficult to form any idea of what the monster looks. (Modifier function)
• 6. To be a good writer we must have a lot of experiences (Adverbial funxtion)
• 7. Okay, I try to do that. (Nominal function as object)
• 8. To go to the campus we need a lot of time. (Adverbial function)

• 9. To do that is lke this. (Nominal function as subject)


• 10. Let me truly to be yours. (Adjektival function)
• 11. To do right without thanks is better than wrong without punishment
• (Better to do right without thanks than wrong without punishment)
C. Tujuan Studi
Studi ini bertujuan untuk mendeskripsiskan fungsi gramatikal frasa to infinitive yang
digunakan dalam wacana mata kuliah General Reading. Tujuan studi tersebut
mencakup deskripsi fungsi-fungsi to infinitive di bawah ini.
1. Fungsi nominal (nominal function) sebagi subjek
2. Fungsi nominal ( nominal function) sebagi Object,
3. Fungsi adjectival (adjektival function),
4. Fungsi sebagai komplemen (verb compliment)
5. Fungsi adverbial (adverbial function)
6. Fungsi sebagai penjelas kata sifatr (modifier function)

D. Pertanyaan Studi
Berdasarkan rumusan tujuan studi di atas, rumusan pertanyaan studi ini adalah
sebagai berikut:
1. Fungsi frasa to ijnfinitive apa yang didukung oleh frasa to infinitive
yang digunakan dalam wacana mata kuliah General Reading?
2. Bagaimana frekuensi penggunaan setiap fungsi to infinitive tersebut?
JUDUL STUDI: STUDI TENTANG PREPOSISI BHS JERMAN YANG DIGUNAKAN
DALAM WACANA PERKULIAHAN BAHASA JERMAN
(Dibatasi preposisi kategori datif dan kategori akusatif)

B. Teori:
Diisi dengan pengertian preposisi, datif, akusatif disertai contoh penggunaannya.

Mit Datifv
Mit Dativ ialah …
: aus (dari), bei (pada), mit (dengan), nach (ke), seit (sejak)., von (dari), zu (ke)

1. Ich komme aus Sumatra. (Saya berasal dari Sumatra.)

2. Ich wohne bei dem (beim) Onkeln (Saya tinggal pada paman.)

3. Ich fahre mit dem Motorrad. (Saya pergi dengan motor.)

4. Ich fahre mit dem Auto nach Surabaya. (Saya pergi ke Surabaya dengan mobil.)

5. Er studiert an der STBA seit 2009. (Dia berkuliah di STBA sejak 2009.)

6. Herrn Lukie bekommt einen Brief von meinem Vater. (Tuan Lukie mendapat sepucuk surat
dari ayah saya.)

7. Er geht zur Schule. (Dia pergi ke sekolah).


JUDUL: STUDI TTG TIPE KALIMAT BHS JEPANG BERDASRKAN
PREDIKATNYA YG DIGUNAKAN DALAM NOVEL TOTO SAN
TEORI DASAR STUDI:
Tipe Kalimat Bhs Jepang Brdsrkn Predikat (Teori Dasar Studi)
(Sudjianto, Ahmad Dahidi. 2004. Pengantar Linguisti Bhs Jepang;
Sugihartono.2001. Nohongo no Jashi); Matsuno DAN Asep Sensei)

1. Dooshibun (Kalimat Verbal)


a. Taroo wa heya no sooji o shiteimasu. (Taroo sdg membersihakn
kamar.).
b. Watashi no shinyu wa anata o mateimasu.(Shbt saya sdg
menunggu Anda..)
c. Watashitacino jugiowa oarimasta.
d. Watashino honwa watashino hea ni arimasu.

2. Keiyooshibun (Kalimat Adjektival)


a. Mociron, anatataci wa bikkuridesu.
b. Watasitaci no sakana wa amari kireidesu.

c. Indonesia go no juguio wa mociron yasasidesu.


d. Sakana wa watashino ike imasu.
3. Meishibun (Kalimat Nominal)
a. Anatataciwa iki yoi no yoi nihogo no gakuseidesu.
b. Sorewa STBA no ikedesu.
c. Ashita wa watashitachi no kekkon kinenbi da.
d. Watashino koibito wa sannindesu.

4. Joshibun (Bhs Ind: Kalimat Preposisional)


a. Matsuno Sensei wa kurasu kara desu
b. Ating Sensei wa Onah san no tokoro kara desu.
c. Toire karadesuka?.

TUJUAN STUDI :
1. Mendeskripsikan tipe kalimat bhs Jepang berdasarkan kelas kata predikatnya.
Tujuan ini mencakup deskripsi
1. Tipe kalimat dooshibun (verbal)
2. Tipe klaimat keiyooshibun (adjektival)
3. Tipe kalimat meishibun (nominal)
4. Tipe kalimat joshibun (preposisional)
2. Mentabulasikan frekuensi penggunaan tipe-tipe kalimat di atas.

Anda mungkin juga menyukai