IDENTIFICATION
Rahmah Widyaningrum
03 Maret 2020
KDK II
LEARNING OUTCOMES
Setelah mengikuti perkuliahan ini, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan tujuan dari identifikasi luaran dan perencanaan
2. Menjelaskan elemen dari komponen perencanaan
3. Mendiskripsikan karakter tujuan dan luaran yang diharapkan
4. Mendiskusikan 5 komponen dari penyusunan tujuan dan luaran yang diharapkan
5. Mendiskripsikan masalah yang sering dihadapi dalam perencanaan asuhan keperawatan
6. Menjelaskan strategi untuk meningkatkan perencanaan dalam asuhan keperawatan
7. Perbedaan intervensi keperawatan dependen, independen, dan interdependen
PROLOG
Perencanaan merupakan langkah ketiga dari proses keperawatan, termasuk perumusan pedoman
yang digunakan untuk membangun rencana perawatan klien.
Sebelumnya, langkah ini adalah kumpulan dari data penilaian dan perumusan diagnosis
keperawatan.
Setelah seorang perawat secara menyeluruh menilai klien dan menentukan diagnosis keperawatan
(masalah) klien yang unik, suatu rencana dari tindakan dikembangkan dengan tujuan spesifik
untuk menyelesaikan diagnosa (masalah) keperawatan.
Setelah perencanaan, proses keperawatan berlanjut dengan implementasi intervensi keperawatan
dan evaluasi respons klien.
Empat elemen kritis perencanaan :
Menetapkan prioritas
Menetapkan tujuan dan mengembangkan hasil yang diharapkan (hasil identifikasi)
Merencanakan intervensi keperawatan (dengan kolaborasi dan
konsultasi sesuai kebutuhan)
Mendokumentasikan
PROSES PERENCANAAN DAN
IDENTIFIKASI LUARAN
1. BERPIKIR KRITIS
Perencanaan asuhan keperawatan terjadi dalam tiga fase: awal (initial),
sedang berlangsung (on going), dan keluar (discharge). Setiap jenis perencanaan berkontribusi
untuk koordinasi rencana klien perawatan komprehensif.
a. Perencanaan awal (initial planning): perawatan dimulai oleh perawat yang melakukan
penerimaan penilaian dan mengumpulkan penilaian data komprehensif. Penting dalam
menangani masalah yang diprioritaskan, mengidentifikasi tujuan klien yang tepat, dan
memperpendek rawat inap.
b. Perencanaan yang sedang berjalan (on going planning): memerlukan pembaruan terus
menerus dari rencana perawatan klien. Setiap perawat yang terlibat dalam perencanaan
berkelanjutan. Saat informasi baru tentang klien dikumpulkan dan dievaluasi, revisi mungkin
dirumuskan dalam perencanaan keperawatan.
c. Perencanaan pulang (discharge planning): melibatkan hal-hal penting antisipasi dan
perencanaan untuk kebutuhan klien setelahnya pulang. Melibatkan tim multidisiplin.
2. MENETAPKAN PRIORITAS
SAAT MENETAPKAN PRIORITAS, PERAWAT MEMERIKSA DIAGNOSIS
KEPERAWATAN KLIEN DAN MENGURUTKANNYA SESUAI URUTAN
KEBUTUHAN FISIOLOGIS ATAU PSIKOLOGIS. METODE INI UNTUK
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN YANG SISTEMATIS.
After the goal is established, the expected outcomes can be identified based on the goal. Given the
client’s unique situation and resources, expected outcomes are constructed to be:
Realistic
Mutually desired by the client and nurse
Attainable within a defined time period
PERBEDAAN GOAL DAN
EXPECTED OUTCOME
NURSING DIAGNOSIS GOAL EXPECTED OUTCOMES
Sleep Deprivation Client will sleep Client will request back massage
uninterrupted for for relaxation.
6 hours.
Client will set limits on family
visitation.
Ineffective tissue perfusion: Client will have palpable Client will identify three factors
Peripheral peripheral pulses within 1 week. to improve peripheral circulation.
Label: merupakan nama sari luaran yang terdiri atas kata kunci untuk memperoleh informasi terkait
luaran. Label merupakan kondisi, perilaku, persepsi pasien yang dapat diatasi dengan intervensi
keperawatan.
Ekspektasi: merupakan penilaian terhadap hasil yang diharapkan tercapai, yakni menggambarkan
kondisi, perilaku, atau persepsi pasien akan berubah setelah diberikan intervensi. Terdapat 3
kemungkinan ekspektasi yang diharapkan perawat: meningkat, menurun, membaik.
Kriteria Hasil: merupakan karakteristik pasien yang dapat diamati atau diukur oleh perawat dan
dijadikan sebagai dasar untuk menilai pencapaian hasil intervensi keperawatan. Skala atau skor 1
sampai dengan 5.
Penerapan Luaran Keperawatan
Metode dokumentasi luaran berbasis manual (tertulis) dan berbasis komputer.
Metode dokumentasi manual
Contoh: setelah dilakukan intervensi selama 3 jam maka bersihan jalan nafas meningkat, dengan kriteria
hasil:
Produksi sputum menurun
Mengi menurun
Frekuensi nafas 12-20x/menit