Anda di halaman 1dari 12

DINAMIKA

KELUARGA
1. PERAN KELUARGA

Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku inter personal, sifat kegiatan


yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peran
individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga,
kelompok dan masyarakat (Ulfiah, 2016)
2. KARAKTERISTIK KELUARGA
1. Keluarga adalah suusnan orang-orang yang disatukan oleh
ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi

2. Anggota-anggota keluarga ditandai dengan hidup bersama di


bawah satu atap dan merupakan susunan satu rumah tangga

3. Keluarga merupakan kesatuan dari orang-orang yang


berinteraksi dan berkomunikasi yang menciptakan peran-peran
sosialisasi

4. Keluarga adalah pemelihara suatu kebudayaan bersama


yang diperoleh dari kebudayaan umum

( Mufidah, 2014)
3. BENTUK-BENTUK KELUARGA
(Mufidah, 2014)

INTI LUAS

INTI
TERBATAS
Robert R. Bell (1979) mengatakan ada tiga jenis
hubungan dalam keluarga diantaranya (Mufidah, 2014)
Orang yang
Kerabat dekat Kerabat jauh
dianggap kerabat
(conventional kin), (discretionari kin),
(fictive kin
• kerabat dekat yang • kerabat jauh terdiri dari • seorang dianggap
individu yang terikat
terdiri atas individu dalam keluarga melalui kerabat karena
yang terkait dalam hubungan darah, adopsi adanya hubungan
kcluarga melalui dan atau perkawinan, yang khusus,
hubungan darah, tetapi ikatan
adopsi, dan atau keluarganya lebih lemah
misalnya
perkawinan, seperti dari pada kerabat dekat. hubungan antar
suami istri, orang Anggota kerabat jauh teman akrab
tua, anak dan antar kadang-kadang tidak
menyadari akan adanya
saudara (siblings)
hubungan keluarga
tersebut
4. Pranata Keluarga dan Sistem Kekerabatan
(Mufidah, 2014)

TEMPAT
TINGGAL
(RESIDENCE)

KETURUNAN
(DESCENT)
Pertama: Aturan keluarga berdasarkan residence dapat dikategorikan
sebagai berikut

Patrilokalitas, pasangan nikah tinggal dalam rumah tangga ayah suami.


Matrilokalitas, pasangan nikah tinggal dalam rumah tangga ibu istri
Avankulokalitas, pasangan nikah tinggal dalam rumah tangga saudara laki-laki ibu dari
suarni.
Bilokalitas, pasangan nikah secara bergantian tinggal di antara kelompok kerabat
suami istri.

Ambilokalitas, pasangan nikah memilih untuk tinggal diantara kelompok kerabat


suami atau kerabat istri
Natolokalitas, pasangan nikah tidak tinggal bersama, masing-masing tinggal di mana
masing-masing dilahirkan.
Neolokalitas, pasangan nikah menentukan tempat tinggal secara mandiri tidak terikat
oleh rumah tangga ayah, ibu atau kerabat lainnya
Kedua: Aturan keluarga berdasarkan discent dalam
masyarakat dunia padat dikategorikan sebagai
berikut

UNILATERAL KOGNATIK

 Keturunan patrilineal, keturunan yang  Keturunan arnbilineal, di maana persekutuan


ditelusuri melalui garis laki-laki. kelompok keturunan dibentuk dengan
 Keturunan matrilineal, keturunan yang menelusuri hubungan laki-laki dan perempuan
ditelusuri melalui garis ibu.  Keturunan bilateral, di mana keturunan
 Keturunan ganda, keturunan yang ditelusuri ditelusuri melalui sanak saudara dalam
melalui garis laki-laki dan garis perempuan . hubungan laki-laki dan perempuan sekaligus
5. FUNGSI KELUARGA
Secara sosiologis, Djudju Sudjana (1990) mengemukakan tujuh macam fungsi keluarga yaitu
(Mufidah, 2014)
FUNGSI EDUKATIF
FUNGSI BIOLOGIS

FUNGSI RELIGIUS FUNGSI PROTECTIVE


FUNGSI SOSIALISASI FUNGSI EKONOLOGIS

FUNGSI REKREATIF
6. MOTIVASI BERKELUARGA
Motivasi menikah atau berkeluarga menurut Kadzim (2007) bermacam-macam
diantaranya adalah sebagai berikut (Ulfiah, 2016)

1. MOTIVASI BIOLOGIS 2. MOTIVASI PSIKOLOGIS


Motivasi psikologis untuk menikah termasuk salah satu motivasi
Motivasi biologis untuk menikah berhubungan erat dengan
terbaik dalam perilaku manusia setelah kecintaannya kepada Allah
sempurnanya masa pertumbuhan dan kematangan seseorang yang
SWT. Sebab motivasi ini berkaitan erat dengan masalah naluri dan
dikenal dengan masa baligh (pubertas). Motivasi seperti ini
perasaan serta segala macam perasaan indah yang melingkupinya,
berbeda antara manusia dan hewan. Karena pada hewan, motivasi
juga berkaitan dengan nilai-nilai akhlak sehingga melahirkan
sifatnya terbatas dan cenderung musiman, sedangkan pada diri
keinginan untuk berbuat baik.
manusia motivasi biologis ini bersifat stabil dan terus menerus.

3. MOTIVASI SOSIAL 4. MOTIVASI BIOLOGIS


Motivasi sosial dalam mengarungi kehidupan rumah tangga Melalui kemampuan akal manusia dapat mengendalikan
merupakan motivasi alamiah terkait dengan kapasitas perilaku, bahkan dalam teori Rasional Emotif Perilaku, dengan
manusia itu sendiri sebagai makhluk sosial selain makhluk akal akan dapat mengubah perilaku individu yang negatif
individu. Hubungan antara sesama manusia membentuk menjadi perilaku yang positif sehingga dapat mencapai tujuan
perilaku individu yang diharapkan pernikahan yang efektif bagi pasangan suami istri tersebut
7. Bangunan Keluarga dalam Perpektif Psikologi
(Mufidah, 2014)
1.Fundasi cinta
Cinta merupakan fundasi yang sangat penting dalarn membangun keluarga. Perasaan cinta suami
kepada istri dan sebaliknya akan membuat mereka siap menghadapi masalah rumah tangganya. Bagi
dua orang yang saling mencintai dan dalam ikatan sakral dapat memperteguh jalinan cinta itu sendiri

2. Dorongan Fitrah
Manusia diciptakan Tuhan dengan fitrah menyukai lawan jenis . Fitrah inilah yang mendorong
orang untuk mencari jodoh dan kemudian hidup berumah tangga. Hidup dalam kesendirian
adalah berlawanan denganfitrah hidup manusia, oleh karena itu diakui atau tidak sesungguhnya
hidup melajang terasa gersang.

3. Etos ibadah
Etos ibadah akan menjadi fundasi kehidupan keluarga bagi orang-orang yang patuh kepada
agama, karena mereka menyadari bahwa semua aktifitas dalam kehidupan keluarga
bahkan sampai kegiatan seksual antara suami dan istri adalah bemilai ibadah. Menurut
ajaran Islam , nilai-nilai beragama separuhnya ada di dalam rumah tangga, dan selebihnya
tersebar pada berbagai aspek kehidupan

Anda mungkin juga menyukai