Anda di halaman 1dari 18

ARFILANDA MUSTIKA

1801617070
PSIKOLOGI KLINIS (SENIN, 11.00)

KODE ETIK DAN ASESMEN PSIKOLOGI KLINIS


KODE ETIK
CLINICAL PSYCHOLOGY
Ko de E tik
Psi ko l o gi
P e n g e r t i a n

Seperangkat nilai-nilai untuk ditaati dan dijalankan dengan sebaik-


Kode Etik baiknya dalam melaksanakan kegiatan sebagai psikolog dan ilmuwan
psikologi di Indonesia (HIMPSI, 2010)

Adalah lulusan pendidikan profesi yang berkaitan dengan praktik psikologi


Psikolog
dengan latar belakang pendidikan sarjana psikologi lulusan program
pendidikan tinggi psikologi strata 1 (S1) sistem kurikukum lama atau yang
mengikuti pendidikan tinggi psikologi strata 1 (S1) dan lulus dari pendidikan
profesi psikologi atau strata 2 (S2) pendidikan magister psikologi (profesi
psikolog). Psikolog memiliki kewenangan untuk memberikan layanan psikologi
yang meliputi bidang-bidang praktik klinis dan konseling; penelitian;
pengajaran; supervisi dalam pelatihan, layanan masyarakat, pengembangan
kebijakan; intervensi sosial dan klinis; pengembangan instrumen asesmen
psikologi; penyelenggaraan asesmen; konseling; konsultasi organisasi;
aktifitasaktifitas dalam bidang forensik; perancangan dan evaluasi program;
serta administrasi. Psikolog diwajibkan memiliki izin praktik psikologi
sesuai dengan ketentuan yang berlaku (HIMPSI, 2010)
(HIMPSI), H. P. (2010). Kode Etik Psikologi Indonesia. Jakarta: Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia.
Pr in s ip Um u m

(HIMPSI), H. P. (2010). Kode Etik Psikologi Indonesia. Jakarta: Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia.
Pr in s ip Um u m

(HIMPSI), H. P. (2010). Kode Etik Psikologi Indonesia. Jakarta: Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia.
Prinsip D a s a r
Kode etik profesi disesuaikan dengan konteks atau wilayah kode
etik tersebut diterapkan, namun terdapat lima prinsip etik dasar
yang diterapkan oleh APA (Lestari, et al., 2016)

01 02
Competence Professional and

(Kompetensi) scientific
responsibility
(Profesional dan tanggung

03
Concern for others
04
jawab ilmiah)
Respect for others
welfare right and dignity
(Memperhatikan (Menghormati hak dan
kesejahteraan orang lain) martabat orang lain)

05 Social Responsibility
(Tanggung jawab sosial)

Lestari, M. D., Widiasavitri, P. N., Astiti, D. P., Herdiyanto, Y. K., Indrawati, K. R., Susilawati, L. K., . . . Marheni, A. (2016).
Bahan Ajar Psikologi Klinis. Denpasar: Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
PELANGGAR
AN
KODE ETIK
PSIKOLOGI

Pelanggaran kode etik psikologi adalah segala tindakan Psikolog


dan/atau Ilmuwan Psikologi yang menyimpang dari ketentuan yang
telah dirumuskan dalam Kode Etik Psikologi Indonesia. Termasuk
dalam hal ini adalah pelanggaran oleh Psikolog terhadap
janji/sumpah profesi, praktik psikologi yang dilakukan oleh mereka
yang bukan Psikolog, atau Psikolog yang tidak memiliki Ijin Praktik,
serta layanan psikologi yang menyimpang dari ketentuan yang
berlaku dalam Kode Etik Psikologi Indonesia (HIMPSI 2010)

(HIMPSI), H. P. (2010). Kode Etik Psikologi Indonesia. Jakarta: Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia.
JENIS Pelanggaran K o d e E t i k
(HIMPSI, 2010)

Pelanggaran Sedang
Tindakan yang dilakukan oleh Psikolog dan/ atau Ilmuwan Psikologi karena
kelalaiannya dalam melaksanakan proses maupun penanganan yang tidak sesuai
dengan standar prosedur yang telah ditetapkan mengakibatkan kerugian

Pelanggaran Ringan Pelanggaran Berat


Tindakan yang dilakukan oleh seorang Tindakan yang dilakukan oleh Psikolog dan/
Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi yang atau Ilmuwan Psikologi yang secara sengaja
tidak dalam kondisi yang sesuai dengan memanipulasi tujuan, proses maupun hasil
standar prosedur yang telah ditetapkan, yang mengakibatkan kerugian
sehingga mengakibatkan kerugian

(HIMPSI), H. P. (2010). Kode Etik Psikologi Indonesia. Jakarta: Pengurus Pusat Himpunan Psikologi Indonesia.
assessment
CLINICAL PSYCHOLOGY
DEF INITION
Nietzel dkk,1998 dalam (Lestari, et al., 2016) menyebutkan
Asesmen adalah proses mengumpulkan informasi yang biasanya
digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang
nantinya akan dikomunikasikan kepada pihak-pihak terkait oleh
asesor. Output asesmen klinis ialah dengan memberikan
gambaran kerja yang mempertimbangkan sejarah, kebiasaan,
ketakutan, tanggung jawab, potensi individu yang support terapi
dan manajemen kasus.

Lestari, M. D., Widiasavitri, P. N., Astiti, D. P., Herdiyanto, Y. K., Indrawati, K. R., Susilawati, L. K., . . . Marheni, A. (2016).
Bahan Ajar Psikologi Klinis. Denpasar: Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
Komponen Proses Asesmen
Menurut Bernstein dan Nietzel (1980) dalam (Markam, 2003), terdapat empat komponen dalam proses asesmen
psikologi klinis, meliputi

Mengkomunikasik
Pengolahan data an data asesmen
Perencanaan
Pengumpulan dan baik dalam bentuk
Pengumpulan
Data pembentukan laporan maupun
Data
hipotesis dalam bentuk
lisan

Markam, S. S. (2003). Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: Universitas Indonesia Press.


fungsi asesmen
Asesmen memiliki 3 fungsi, diantaranya (Markam, 2003):

Pembentukan
Pengambilan gambaran (model Pengecekan
keputusan kerja) hipotesis

Bertujuan untuk menemukan gambaran Pengujian atau pengecekan


Dilakukan secara
mengenai diri klien untuk diteruskan menjaga agar fungsi
berkelanjutan
kepada orang lain dalam bentuk laporan. pengambilan keputusan dan
yang terjadi
Gambaran tersebut mempengaruhi pembentukan gambaran
pada setiap
penilaian terhadap aspek pribadi klien. tetap berada di jalurnya dan
kontak dengan
Gambaran kerja bersifat tentatif dan mencegah keputusan yang
seorang klien
terbuka terhadap modifikasi dengan irasional dan gambaran yang
diperolehnya informasi-informasi baru. terdistorsi

Markam, S. S. (2003). Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: Universitas Indonesia Press.


Jenis
Asesmen Pemfungsian Intelektual

Asesmen Bertujuan mengukur dan menilai pemfungsian


intelektual
Jenis asesmen dibagi
menjai 4, dilihat dari Asesmen Kepribadian
substansi
Bertujuan untuk menemukan pola perilaku dan
pemeriksaan
pola pikiran atau penyesuaian diri
(Wiramihardja, 2012) :
seseorang secara khas terhadap lingkungannya.

Asesmen Pemfungsian Neuropsikologis


Bertujuan mengukur tana-tanda perilaku yang
mencerminkan kesehatan atau kekurangan
dalam fungsi otak

Asesmen Perilaku
Mengidentifikasi perilaku spesifik klien atau
sistem lingkungan yang mungkin memerlukan
perubahan
Wiramihardja, S. A. (2012). Pengantar Psikologi Klinis. Bandung: Refika Aditama.
sasaran asesmen
Psikologi klinis memusatkan atensinya pada 3 hal, diantaranya (Wiramihardja, 2012) :

(1) disfungsi (psikologis) Kepribadian subjek


individual, memperhatikan (2) kekuatan klien dalam

abnormalitas atau kekurangan hal kemampuan,

dalam aspek pikiran, emosi keterampilan, atau

atau tindakannya. sensitivitas yang menjadi


target evaluasi.
Wiramihardja, S. A. (2012). Pengantar Psikologi Klinis. Bandung: Refika Aditama.
Metode asesmen
Dalam asesmen psikologi klinis, terdapat beberapa metode yang dilakukan, diantaranya (Wiramihardja, 2012) :

Wawancara Observasi Tes Struktur


Bertujuan memperoleh informasi, Dalam pengamatan, klinikus Subyek diminta untuk menjawab

01 menilai secara jujur, dan mengases


atau mendiagnosis seseorang, 02 memusatkan atensinya kepada
perilaku subjek, meliputi apa yang 03 pertanyaan secara tegas, tidak
samar-samar, ya atau tidak, dan
mempengaruhi, mengubah atau dilakukan dan bagaimana ia maknanya uniform, serta merespon
memodofikasi perilaku klien. melakukannya pertanyaan dengan sangat terbatas

Tes Tak Terstruktur Asesmen Perilaku Kunjungan Rumah


Ialah tes yang diberi keluasan pada Merupakan observasi sistematik Tujuan dari metode ini adalah

04 klien dalam menjawab tes,


contohnya Thematic Apperception 05 yang dilakukan dalam setting
laboratorium, di klinik, kelas 06 memahami kehidupan alamiah
klien di rumah dan keadaan serta
Test (TAT) atau Rorschach ataupun dalam perilaku sehari-hari. pola kehidupan keluarga klien.
Inkblottes. Tes ini dikatakan tak Tujuan dari observasi ini untuk
terstruktur dikarenakan stimulus mendapatkan informasi yang belum
testnya yang tidak membutuhkan didapat melalui wawancara,
jawaban yang ditentukan secara mengevaluasi ketepatan komunikasi
tegas dan jelas verbal klien dan konsistensinya
dengan komunikasi non-verbal.

Wiramihardja, S. A. (2012). Pengantar Psikologi Klinis. Bandung: Refika Aditama.


Metode asesmen
Dalam asesmen psikologi klinis, terdapat beberapa metode yang dilakukan, diantaranya (Wiramihardja, 2012) :

Catatan Kehidupan Dokumen Pribadi Pemfungsian Psikofisiologis


Metode ini digunakan untuk Tujuan mengumpulkan kondisi psikis erat aitannya
07 menggambarkan pengalaman
atau peristiwa peristiwa yang
08 dokumen pribai klien ialah
untuk mengetahui motif utama
09 dengan anatomi tubuh.
Misalnya Tekanan darah yang
pernah dialami klien. Selain itu klien, maupun hal-hal yang berhubungan dengan
dengan adanya catatan ini disembunyikan, penyangkalan, kecemasan reaksi atas
dapat menunjukkan jenis hambatan, dan kesulitan klien tekanan-tekanan psikologis.
kepribadian seorang klien yang dalam membicarakan
akan memudahkan psikolog permasalahannya
dalam mengasesmen.

Wiramihardja, S. A. (2012). Pengantar Psikologi Klinis. Bandung: Refika Aditama.


KON TE N L APO RAN
ASE SM EN T
(Lestari, et al., 2016)

Mencerminkan orientasi umum Rangkuman asesmen klinis Mengarahkan proses-proses


asesmen, formulasi klinis, dan yang dilaksanakan klien formulasi klinis (saran dan
pendekatan teoretis diskusi tentang kemungkinan
yang akan diperoleh)

Lestari, M. D., Widiasavitri, P. N., Astiti, D. P., Herdiyanto, Y. K., Indrawati, K. R., Susilawati, L. K., . . . Marheni, A. (2016).
Bahan Ajar Psikologi Klinis. Denpasar: Program Studi Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.
DAFTAR PUSTAKA

(HIMPSI), H. P. (2010). Kode Etik Psikologi Indonesia. Jakarta: Pengurus Pusat Himpunan
Psikologi Indonesia.

Lestari, M. D., Widiasavitri, P. N., Astiti, D. P., Herdiyanto, Y. K., Indrawati, K. R., Susilawati, L.
K., . . . Marheni, A. (2016). Bahan Ajar Psikologi Klinis. Denpasar: Program Studi Psikologi
Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Markam, S. S. (2003). Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Wiramihardja, S. A. (2012). Pengantar Psikologi Klinis. Bandung: Refika Aditama

Anda mungkin juga menyukai