Anda di halaman 1dari 20

4.2.

PENENTUAN HARGA POKOK


Bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk pokok atau pesanan atau jasa,
yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan seluruh biaya produksi atau hanya
memasukkan unsur biaya produksi variabel saja.
Dalam penentuan harga pokok tersebut dapat digunakan dua cara yaitu :

1. Kalkulasi Biaya Penuh


Suatu metode dalam penentuan harga pokok suatu produk dengan memperhitungkan
semua biaya produksi, seperti biaya bahan baku langsung, tenaga kerja langsung, biaya
overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap.

2. Kalkulasi Biaya Variabel


Suatu metode dalam penentuan harga pokok suatu produk, hanya memperhitungkan
biaya produksi yang bersifat variabel saja seperti bahan baku langsung, tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik variabel. Dalam metode ini biaya overhead tetap
tidak diperhitungkan sebagai biaya produksi tetapi biaya overhead tetap akan
diperhitungkan sebagai biaya periode yang akan dibebankan dalam laporan laba-rugi
tahun berjalan.
4.3. AKUMULASI BIAYA
Suatu cara untuk mengetahui berapa besar biaya yang dikeluarkan untuk suatu produk
dan jasa atau menyangkut suatu hal.
Ada beberapa metode yang dapat digunakan, tetapi yang lazim digunakan adalah dua
metode seperti berikut :

1. Akumulasi Biaya Pesanan


Suatu metode yang digunakan dalam pengumpulan harga pokok suatu produk dimana
biaya dikumpulkan untuk setiap pesanan atau kontrak atau jasa secara terpisah, dan
setiap pesanan atau kontrak dapat dipisah sesuai identitasnya. Akumulasi biaya
pesanan ini dapat ditetapkan pada perusahaan yang menggunakan proses produksi
secara terputus-putus seperti : pekerjaan kontuksi, bengkel, percetakan, katering
makanan, meubel dan lain-lain.

2. Kalkulasi Biaya Proses


Suatu netode dalam pengumpulan harga pokok produk dengan mengumpulkan biaya
untuk setiap satuan waktu tertentu. Akumulasi biaya proses inid apat diterapkan pada
perusahaan menggunakan proses produksi terus menerus, seperti : perusahaan
perakitan mobil, obat-obatan, perusahaan penerbangan, rumah sakit dan lain-lain.

Sistem biaya sesungguhnya dan sistem biaya ditentukan dimuka dapat digunakan pada
metode pengumpulan biaya pesanan dan pengumpulan biaya proses.
4.4. ALIRAN BIAYA DALAM PERUSAHAAN PABRIKASI
Siklus akuntansi biaya tidak jauh berbeda dengan siklus akuntansi keuangan, hanya saja pada
siklus akuntansi biaya berhubungan dengan proses produksi yang terjadi yang dimulai dari awal
sampai berakhirnya suatu proses produksi tersebut. Semua aliran biaya yang terjadi
diperhitungkan tanpa memperlihatkan adanya prilaku biaya yang bersifat tetap dan variabel.
Perhitungan biaya diasumsikan dengan menggunakan metode kalkulasi biaya penuh. Aliran
biaya tersebut dapat dilihat pada Gambar .

Kas aktiva yang dapat Biaya bahan baku


disusutkan hutang Persediaan bahan baku
yang dibeli
dagang aktual

Produk dalam proses BB,

Biaya Pabrikasi
Gambar . TKL & BOP dibebankan

•Bahan baku langsung Aliran Biaya dalam


• Tenaga kerja langsung
• BOP : TKTL Perusahaan Harga pokok produk selesai
Bahan tidak langsung
BOP lain-lain

Harga Pokok Penjualan Persediaan produk selesai


Proses aliran biaya pabrikasi diawali dengan pembelian bahan baku dan kemudian disimpan dalam
bentuk persediaan. Persediaan bahan baku diminta untuk dimasukkan dalam proses produksi akan
membentuk produk dalam proses ditambah dengan pemakaian tenaga kerja langsung dan biaya
overhead pabrik. Barang dalam proses dimasukkan ke dalam proses produksi akan membentuk
harga pokok produk selesai. Produk selesai yang belum terjual akan menimbulkan persediaan
produk sebesai, sedangkan yang sudah terjual akan membentuk harga pokok penjualan.

4.5. SIKLUS AKUNTANSI BIAYA


Siklus akuntansi biaya dimulai :
1. Penentuan harga pokok yang dibeli dan harga pokok bahan yang dipakai dalam produksi;
2. Penentuan biaya tenaga kerja langsung;
3. Penentuan biaya overhead pabrik
Kemudian dari ketiga biaya tersebut dapat digunakan untuk menentukan biaya produksi
yangselanjutnya dapat menentukan harga pokok produk selesai.

Siklus pembuatan produk dimulai dari pembelian dan penyimpanan bahan baku yang kemudian
dimasukkan ke dalam proses menjadi produk dalam proses. Produk dalam proses dimasukkan lagi
untuk diolah dan diproses menjadi produk selesai. Produk selesai disimpan di gudang sebelum
dijual ke tangan konsumen. Produk selesai yang belum terjual akan menjadi persediaan produk
selesai sedangkan yang sudah terjual akan membentuk harga pokok penjualan.
Siklus akuntansi biaya dimulai dari penentuan harga pokok bahan yang dibeli, kemudian dihitung
berapa harga pokok bahan yang digunakan. Selanjutnya bahan yang digunakan bersama tenaga
kerja langsung dan biaya overhead pabrik dikumpulkan akan membentuk biaya produksi. Biaya
produksi yang digunakan dalam periode waktu tersebut akan membentuk harga pokok produksi.
Harga pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam
proses. Setelah biaya produksi dikumpulkan dihitung harga pokok produksi dan berikutnya
ditentukan harga pokok produk selesai
Gambar. Siklus Pembuatan Produk dan Siklus Akuntansi Biaya
Siklus Pembuatan Produk Siklus Pembuatan Produk

Pembelian dan Penentuan harga pokok


penyimpanan bahan baku bahan baku yang dibeli

Biaya tenaga kerja Penentuan harga pokok Biaya overhead


Penggolongan bahan baku langsung bahan baku yang digunakan langsung
menjadi produk selesai

Pengumpulan biaya
produksi
Penyimpanan produk
selesai dalam gudang

Penentuan harga pokok


produk selesai

Siklus Akuntansi Biaya dalam Rekening


Dalam aliran biaya pabrikasi tersebut dapat dilihat bahwa akun buku besar untuk biaya pabrikasi yang
digunakan adalah akun bahan baku, beban gaji dan upah, akun pengendali overhead, produk dalam
proses, produk selesai dan harga pokok penjualan.
Tahapan siklus akuntansi melalui akun bentuk T dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Membuka rekening perkiraan persediaan bahan baku, beban gaji (untuk mencatat tenaga kerja
langsung) dan BOP pengendali di sebelah debit.
2. Bahan baku, tenaga kerja langsung dan BOP dimasukkan ke dalam proses dan dipindahkan ke
sebelah kredit kemudian membuka rekening produk dalam proses yang diletakkan di sebelah debit.
3. Produk dalam proses diproses dan dipindahkan ke sebelah kredit dan kemudian membuka
rekening perkiraan produk selesai yang diletakkan di sebelah debit.
4. Produk selesai dijual akan membentuk harga pokok penjualan, sehingga produk selesai berpindah
ke sebelah kredit dan mendebitkan rekening harga pokok penjualan.

Gambar. Siklus Akuntansi Biaya dalam Rekening


PERSEDIAAN BAHAN BAKU PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES PERSEDIAAN PRODUK JADI

Tenaga Kerja Langsung

BOP
4.6. DASAR JURNAL PADA SIKLUS AKUNTANSI BIAYA
1. Jurnal Bahan Baku Langsung dan Bahan Penolong
a. Pencatatan pembelian bahan baku
Bahan baku XXX
Utang XXX
(Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku secara kredit)

Bahan baku XXX


Kas XXX
(Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku secara tunai)

b. Pencatatan pembelian bahan penolong


Bahan penolong XXX
Utang XXX
(Jurnal untuk mencatat pembelian bahan penolong secara kredit)

Bahan penolong XXX


Kas XXX
(Jurnal untuk mencatat pembelian bahan penolong secara tunai)
c. Jurnal Gabungan
Bahan XXX
Utang XXX
(Jurnal untuk mencatat bahan baku & bahan penolong secara secara kredit)

Bahan XXX
Kas XXX
(Jurnal untuk mencatat bahan baku & bahan penolong secara secara tunai)

d. Jurnal Pemakaian Bahan Baku


Produk Dalam Proses bahan baku XXX
Persediaan Bahan Baku XXX
(Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku)

e. Jurnal Pemakaian Bahan Penolong


BOP Pengendali XXX
Bahan penolong XXX
(Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan penolong)
2. Jurnal Tenaga Kerja Langsung
a. Jurnal Pencatatan Tenaga Kerja Terutang oleh Perusahaan
Beban gaji dan upah XXX
Gaji dan upah terutang XXX
(Jurnal untuk mencatat gaji dan upah yang belum dibayar oleh perusahaan atau gaji
yang masih terutang)

b. Pencatatan Distribusi Biaya Tenaga Kerja


PDP –TKL XXX
BOP pengendali XXX
Beban pemasaran XXX
Beban Adm XXX
Beban gaji dan upah XXX
(Jurnal untuk mencatat pemakaian tenaga kerja langsung dan biaya ocerhead pabrik
sesungguhnya dan biaya lain)
3. Jurnal Biaya Overhead Pabrik
a. Jurnal Pembebanan BOP Kepada Produk
PDP – BOP XXX
Bahan penolong XXX
Tenaga Kerja tidak langsung XXX
Biaya Penyusutan XXX
BOP lain-lain XXX
(Jurnal untuk mencatat pembebanan BOP kepada produk)

b. Jurnal BOP Sesungguhnya


BOP pengendali XXX
Akumulasi penyusutan mesin XXX
Asuransi dibayar dimuka XXX
Kas XXX
(Jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya)

c. Jurnal Menutup BOP dibebankan ke rekening BOP sesungguhnya


BOP dibebankan XXX
BOP pengendali XXX
(Jurnal untuk mencatat BOP dibebankan ke rekening BOP sesungguhnya)
4. Jurnal Harga Pokok Produk Selesai
Produk selesai XXX
PDP – BBL XXX
PDP –TKL XXX
PDP – BDP XXX
(Jurnal untuk mencatat harga pokok produk selesai yang dipindahkan ke gudang)

5. Jurnal Harga Pokok Produk Dalam Proses


Persediaan PDP XXX
PDP – BBL XXX
PDP –TKL XXX
PDP – BDP XXX
(Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses)

Harga pokok penjualan XXX


Produk selesai XXX
(Jurnal untuk mencatat produk selesai yang terjual)

6. Jurnal Penjualan
a. Pencatatan penjualan tunai
Kas XXX
Penjualan XXX
(Jurnal untuk mencatat penjualan produk selesai secara tunai)
b. Pencatatan penjualan kredit
Piutang XXX
Penjualan XXX
(Jurnal untuk mencatat penjualan produk selesai secara kredit)
Contoh Soal :
PT. Pasaman pada tahun 2006 mengeluarkan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp 40.000,-
Saldo perkiraan perusahaan awal dan akhir sebagai berikut :

Keterangan Awal Akhir


Bahan baku Rp 13.600,- Rp 19.200,-
Produk dalam proses Rp 9.600,- Rp 11.200,-
Produk jadi Rp 22.400,- Rp 36.000,-
HPP - Rp 112.000,-
BOP - Rp 20.000,-

Diminta :
Buatlah arus biaya dan jurnal yang diperlukan !

Catatan : Pembelian Rp 72.800


Pemakaian bahan baku Rp 67.200
Harga pokok produksi Rp 125.600
Penyelesaian :
1. Arus Biaya Pabrikasi

Persediaan Produk Persediaan Produk Harga Pokok


Bahan Baku dalam Proses Selesai Penjualan

1/1 13.600 1/1 9.600 1/1 22.400 112.000 112.000 31/12 112.000

72.800
67.200 67.200 125.600 125.600 31/12 36.000
40.000
31/12 19.200 20.000 31/12 11.200
Tenaga Kerja Langsung

1/1 40.000

31/12 40.000

BOP

1/1 20.000

31/12 20.000
Penyelesaian :
1. Arus Biaya Pabrikasi

Persediaan Produk Persediaan Produk Harga Pokok


Bahan Baku dalam Proses Selesai Penjualan

1/1 13.600 1/1 9.600 1/1 22.400 112.000 112.000 31/12 112.000

72.800
67.200 67.200 125.600 125.600 31/12 36.000
40.000
31/12 19.200 20.000 31/12 11.200
Tenaga Kerja Langsung

1/1 40.000

31/12 40.000

BOP

1/1 20.000

31/12 20.000
Catatan : Pembelian Rp 72.800
Pemakaian bahan baku Rp 67.200
Harga pokok produksi Rp 125.600
2. Jurnal yang diperlukan
• Jurnal pembebanan biaya kepada produk
PDP – BBL Rp 67.200
PDP – TKL Rp 40.000
PDP – BOP Rp 20.000
Bahan Rp 67.200
Beban gaji dan upah Rp 40.000
BOP pengendali Rp 20.000
(Jurnal untuk mencatat pembebanan biaya bahan, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik menjadi produk
dalam proses)

• Jurnal persediaan produk selesai


Persediaan produk selesai Rp 125.600
Persediaan produk dalam proses Rp 125.600
(Jurnal untuk mencatat PDP Bahan, TKL dan BOP yang dimasukkan ke dalam proses dan membentuk produk selesai)

• Jurnal harga pokok penjualan


Harga pokok penjualan Rp 112.000
Produk selesai Rp 112.000
(Jurnal untuk mencatat harga pokok produk selesai)

• Jurnal penjualan
Kas Rp 112.000
Penjualan Rp 112.000
(Jurnal untuk mencatat penjualan produk selesai secara tunai)
4.7. LAPORAN HASIL BIAYA
Laporan hasil biaya atau hasil operasi akan disusun dalam bentuk Laporan Keuangan yaitu :
Laporan Laba-Rugi, Laporan Neraca dan Laporan Arus Kas.

Penyusunan Neraca dan Laporan Arus Kas pada prinsipnya sama seperti yang dipelajari dalam
akuntansi keuangan perusahaan dagang maupun perusahaan jasa. Perbedaan neraca
perusahaan dagang dan perusahaan pabrikasi adalah pada persediaan. Perusahaan dagang
hanya mempunyai satu persediaan yaitu persediaan barang jadi, sedangkan pada perusahaan
pabrikasi terdapat tiga persediaan yaitu persediaan bahan baku, persediaan produk dalam
proses dan persediaan produk selesai.

Persediaan Pada Perusahaan Pabrikasi


1. Persediaan Bahan Baku
Persediaan bahan yang belum dimasukkan ke dalam proses dan masih tersimpan di gudang.
2. Persediaan Produk Dalam Proses
Persediaan bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang belum
selesai dan masih tersimpan di gudang pabrik.
3. Persediaan Produk Selesai
Produk dalam proses bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik yang
sudah diproses dan membentuk produk selesai belum terjual dan masih tersimpan di
gudang pabrik
Dari ketiga persediaan yang telah diterangkan, masing-masing dipecah lagi menjadi :
1. Persediaan Awal
Persediaan yang masih tersisa pada bulan, tahun atau periode yang lalu, sehingga
merupakan persediaan awal pada periode berikutnya.
2. Persediaan Akhir
Persediaan yang masih tersisa pada bulan, tahun atau pada periode yang bersangkutan.

Laporan Harga Pokok Produksi dan Laporan Harga Pokok Penjualan


Perbedaan Laba-Rugi perusahaan pabrikasi dan perusahaan dagang adalah pada harga pokok
penjualan. Harga pokok penjualan perusahaan dagang terbentuk dengan menambahkan
persediaan barang jadi awal dan mengurakgkan dengan barang jadi akhir, sedangkan pada
perusahaan pabrikasi dalam harga pokok penjualan akan dihitung harga pokok produksi.

Harga Pokok Produksi


Kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik ditambah persediaan produk dalam proses awal dan dikurang persediaan
produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu. Harga
pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam
proses awal dan akhir.

Harga Pokok Penjualan


Harga pokok produk yang sudah terjual dalam periode waktu berjalan yang diperoleh dengan
menambahkan harga pokok produksi dengan persediaan produk selesai awal dan
mengurangkan dengan persediaan produk selesai akhir. Harga pokok penjualan juga terikat
pada periode waktu terntentu
Susunan Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan Serta Penyajian Dalam Laporan Laba-Rugi
Seperti sudah dijelaskan, bahwa dalam penyajian laporan Laba-Rugi perusahaan pabrikasi terdapat laporan harga
pokok produksi dan harga pokok penjualan, kemudian dibandingkan dengan penjualan sehingga membentuk laba
kotor atau marjin kotor. Laba kotor kemudian dikurangkan dengan biaya operasi atau biaya periode sehingga
diperoleh laba operasi. Untuk jelasnya lihat contoh berikut :

PT. LA. Indah sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri mainan anak-anak. Perusahaan merencanakan akan
menyusun laporan Laba-Rugi dan Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan secara terpisah. Berikut ini data
biaya yang diperlukan oleh perusahaan tersebut untuk tahun 2007.
Penjualan Rp 80.000.000 Data Persediaan awal dan akhir
Pembelian bahan Rp 14.000.000
Ongkos angkut pembelian Rp 240.000 Keterangan Awal Akhir
Retur dan potongan pembelian Rp 720.000
Bahan Rp 800.000 Rp 600.000
Bahan penolong Rp 2.000.000
Tenaga kerja langsung Rp 18.000.000 Produk dlm proses Rp 580.000 Rp 700.000
Tenaga kerja tidak langsung Rp 3.000.000
Listrik pabrik Rp 500.000 Produk selesai Rp 840.000 Rp 500.000
Penyusutan mesin & peralatan pabrik Rp 640.000
Pajak buni dab bangunan pabrik Rp 400.000
Asuransi pabrik Rp 480.000 Catatan : Perusahaan menggunakan rekening bahan untuk
BOP lain-lain Rp 1.640.000 pemakaian bahan langsung dan bahan tidak
Pendapatan piutang Rp 1.000.000 langsung.
Beban bunga Rp 1.200.000
Biaya pemasaran Rp 10.000.000
Biaya Administrasi dan umum Rp 6.000.000

Diminta : 1. Susunlah Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan untuk tahun 2007.
2. Susunlah Laporan Laba-Rugi perusahaan untuk tahun 2007.
Penyelesaian :
1. Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan
PT. LA. Indah
Laporan Harga Pokok Produksi dan Penjualan
Untuk Tahun berakhir 31 Desember 2007
Persediaan bahan awal Rp 800.000
Pembelian bahan Rp 14.000.000
Ongkos angkut pembelian Rp 240.000 (+)
Rp 14.240.000
Retur dan potongan pembelian Rp 720.000 (-)
Pembelian bersih Rp 13.520.000 (+)
Bahan tersedia untuk dipakai Rp 14.320.000

Kurang :
Bahan penolong Rp 2.000.000
Persediaan bahan akhir Rp 600.000 (+)
Rp 2.600.000 (-)
Bahan baku langsung digunakan Rp 11.720.000
Tenaga kerja langsung Rp 18.000.000
BOP : - Bahan penolong Rp 2.000.000
- Tenaga kerja tidak langsung Rp 3.000.000
- Listrik pabrik Rp 500.000
- Penyusutan mesin & peralatan pabrik Rp 640.000
- Pajak bumi dan bangunan pabrik Rp 400.000
- Asuransi pabrik Rp 480.000
- BOP lain-lain Rp 1.640.000 (+)
Total BOP Rp 8.660.000 (+)
Biaya Produksi Rp 38.380.000
Persediaan produk dalam proses awal Rp 580.000 (+)
Rp 38.960.000
Persediaan produk dalam proses akhir Rp 700.000 (-)
Harga Pokok Produksi Rp 38.260.000
Persediaan produk selesai awal Rp 840.000 (+)
HPP tersedia untuk dijual Rp 39.100.000
Persediaan produk selesai akhir Rp 500.000 (-)
Harga Pokok Penjualan Rp 38.600.000
2. Laporan Laba-Rugi

PT. LA. Indah


Laporan laba Rugi
Untuk Tahun berakhir 31 Desember 2007

Penjualan Rp 80.000.000
HPP Rp 38.600.000
(-)
Laba Kotor Rp 41.400.000
- Beban pemasaran Rp 10.000.000
- Beban administrasi Rp 6.000.000
(+)
Total Beban Operasi Rp 16.000.000
(-)
Laba Operasi Rp 25.400.000
Pendapatan lain-lain :
- Pendapatan piutang Rp 1.000.000
(+)
Rp 26.400.000
Beban lain-lain :
- Beban bunga Rp 1.200.000
(-)
Laba bersih sebelum pajak Rp 25.200.000
- Pajak 30% Rp 7.560.000
(-)
Laba bersih setelah pajak Rp 17.640.000

Anda mungkin juga menyukai