Anda di halaman 1dari 89

PELANGGARAN HAM

• UU No. 39 1999 pada pasal 1:


• “Pelanggaran Ham adalah setiap perbuatan seseorang atau
kelompok orang termasuk aparat negara baik disengaja
atauapun kelalian yang secara melawan hukum mengurangi,
menghalangi, dan atau mencabut hak asasi manusia seseorang
atau kelompok orang yang dijamin oleh undang-undang dan tidak
mendapatkan atau dikhawatirkan tdk akan memperoleh
penyelesaian hukum yg adil dan benar, berdasarkan mekanisme
hukum yg berlaku.
• ------------------------------
• Andi Hamzah,2008,Asas-asas Hukum Pidana (edisi Revisi), Jakara: Rineka Cipta,, hal. 106.
• Lumintang,2011, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, Bndung:Citra Aditya Bakti, Hlm 210.
• (http://pustaka new.blogspot.com
• 20 maret 2019. jam 8.30.
PELANGGARAN HAM
• Pengertian Pelanggaran:
• Menurut UU no 26 Thn 2000 tentang Pengadilan
HAM, Pelanggaran HAM adalah setiap perbuatan
seseorang atau kelompok orang termasuk aparat
negara baik disengaja atau kelalaian yang secara
hukum mengurangi,menghalangi, membatasi,
dan atau mencabut Hak Asassi Manusia
seseorang atau kelompok orang yang dijamin
Unda-Undang.
• Baca: https://www.academia.edu>
Pelanggaran HAM
• Pelanggaran HAM merupakan tindakan
pelanggaran kemanusiaan baik
dilakukan oleh individu maupun oleh
institusi negara atau institusi lainnya
terhadap hak asasi individu lain tanpa
ada dasar atau alasan yuridis dan
alasan rasional yang menjadi pijakanya.
Pelanggaran HAM

• Pelanggaran HAM adalah


tindakan mengambil atau
merenggut hak-hak
orang lain dengan paksa.
Pelanggaran HAM
(Merendahkan Harkat dan Martabat Manusia)
• Pada masa Orde Baru pelanggaran terhadap Hak Asasi
Manusia dianggap tidak ada atau tidak terjadi, jika
pembenaran dari tindakan yang dilakukan untuk
kepentingan nagara atau umum.
• Namun sesuai dengan perkembangan pelanggaran
terhadap Hak Asasi Manusia tidak lagi dapat
diinterprestasikan secara bebas (atas kepentingan
tertentu), tetapi berdasarkan standar umum, baik secara
Internasional maupun Nasional yaitu dengan adanya
perbuatan yang merendahkan
• Harkat dan martabat manusia.
BAGAN FAKTOR PENYEBAB PELANGGARAN
HAM
INTERNAL :
Sifat Egois ,Individuali,
KondisiPsikologis PelakuIntoleransi
Pendendam, Tidak ada Empati
Tidak ada Kesadaran tentang HAM
Pandangan HAM yang Keliru
PENYEBAB Tidak menghormati harkat dan
PELANGGRA
martabat manusia
N HAM
Diskriminasi

EXTERNAL:
Ketidaktegasan Hukum dan Aparatnya
Struktur Politik dan Sosial yang Membuat
Terjadinya Pelanggaran HAM
Kesenjangan Ekonomi
Kurangnya Sosialisasi tentang HAM
Penyalahgunaan Teknologi
PENGARUH INTERNAL
(PELANGGARAN HAM)
KURANG
FAHAM EGOIS
TDK
HAM
MENGHARGAI
MARTABAT
MANUSIA

INDIVID
MANUSIA UALIS
TDK ADA
KESADARAN
HAM

TDK ADA KONDISI


PENDEND PSIKOLO
EPATY
AM GIS
PENGARUH EXTERNAL
(PELANGGARAN HAM)
KETIDAK STRIKTUR
TEGASAN
HUKUM POLITIK DAN
SOSIAL
PANDANGAN
INTERNASIONAL
MAN KESENJANG
AN
TTG HAM
BERBEDA-BEDA
USIA EKONOMI

PENYALAH
KURANGYA
GUNAAN SOSIALISASI
TEKNOLIGI HAM
Contoh HAM
• HAM atau hak asasi manusia
adalah hak dasar yang dimiliki
oleh semua orang sejak lahir.
Beberapa contoh HAM
misalnya yaitu hak hidup, hak
beragama dan hak
berkeyakinan
BENTUK PELANGGARAN HAK
ASASI MANUSIA :
• Pelanggaran HAM dikategorikan dalam dua jenis, yaitu : Kasus
pelanggaran HAM yang bersifat berat, meliputi : 1.Pembunuhan
masal (genosida) Genosida adalah setiap perbuatan yang
dilakukan dengan maksud untuk menghancurkan atau
memusnahkan seluruh atau sebagian kelompok bangsa, ras, etnis,
dan agama dengan cara melakukan tindakan kekerasan.
• 2.Kejahatan Kemanusiaan Kejahatan kemanusiaan adalah suatu
perbuatan yang dilakukan berupa serangan yang ditujukan secara
langsung terhadap penduduk sipil seperti pengusiran penduduk
secara paksa, pembunuhan,penyiksaan, perbudakkan dll.
• ========================
• (UUD No.26/2000 Tentang Pengadilan HAM).
PELANGGARAN HAM
• Kasus pelanggaran HAM yang biasa, meliputi :
• 1. Pemukulan
• 2. Penganiayaan
• 3. Pencemaran nama baik
• 4. Menghalangi orang untuk mengekspresikan
pendapatnya
• 5. Menghilangkan nyawa orang lain
HAM DI INDONESIA
• Kasus pelanggaran HAM yang
terjadi di Indonesia sudah ada
sejak dulu, mulai era setelah
kemerdekaan, era Orde Lama,
era Orde Baru dan juga setelah
reformasi.
Faktor penyebab terjadanya Pelanggaran
HAM
• Faktor Internal Penyebab Pelanggaran HAM
• Faktor internal penyebab terjadinya
pelanggaran HAM diartikan sebagai sesuatu
yang ada dalam diri seseorang yang
menjadi pemicu bagi dirinya untuk
melakukan tindakan pelanggaran HAM
terhadap orang lain. Faktor internal
tersebut terdiri dari 10 item, yaitu:
Penyebab Internal

• 1. Sifat Egois : Sifat ini akan


membuat seseorang hanya
memikirkan perasaannya
sendiri dan mengabaikan
perasaan orang lain)
2. invidualis
• 2. Sifat Individualis : Orang-orang yang memiliki
sifat ini sebagian besar tidak senang melakukan
sosialisasi, mereka cenderung penyendiri.
Sehingga, tidak timbul pikiran untuk
mengutamakan kepentingan umum. Sifat ini
selanjutnya memunculkan perasaan bebas
untuk melakukan apapun tanpa memperdulikan
orang lain, salah satunya adalah melakukan
perbuatan yang melanggar hak asasi manusia.
3. Kondisi Psikologi Pelaku
• menjadi faktor pendorong terjadinya
pelanggaran HAM. Hal-hal yang termasuk
dalam faktor ini seperti, pelaku dalam
keadaan gila atau kurang waras sehingga ia
tidak sadar dengan apa yang dilakukannya.
Atau bisa juga pelaku dalam keadaan tertekan
karena masalah tertentu.
4. Intoleransi
• Sifat yang tidak memiliki toleransi terhadap
orang lain. Sifat ini cenderung akan
mendorong seseorang untuk bertindak
berlebihan. Apalagi, jika menghadapi suatu
masalah, meski itu hanya masalah kecil yang
mungkin dilakukan oleh orang lain.
Pendendam

• Seseorang bisa saja terdorong


untuk melakukan perbuatan
pelanggaran HAM karena adanya
dendam masa lalu terhadap
orang yang menjadi korban
pelanggaran tersebut.
Tidak ada Empati

Tidak adanya rasa empati membuat


pelaku tidak merasa bersalah untuk
melakukan pelanggaran HAM.
Sedikitpun tidak ada rasa kepedulian
terhadap orang lain sehingga nilai-
nilai kemanusiaan menjadi tidak
berarti.
Tidak ada Kesadaran tentang HAM

• Tidak ada Kesadaran tentang HAM


• Tidak ada Kesadaran tentang HAM
• Kesadaran yang dimaksud disini adalah
kesadaran tentang pentingnya menghormati
hak asasi manusia. Bahkan, ada juga pelaku
yang tidak tahu sama sekali apa itu HAM dan
pelanggaran terhadap akan diganjar hukuman.
Pandangan HAM yang Keliru

Berbeda dengan yang di atas tadi, pelaku


yang ini tahu tentang adanya HAM, hanya
saja memiliki pandangan HAM yang
keliru. Bahkan, HAM tersebut diartikan
dengan semau gue atau menurut
pandangannya sendiri yang berbeda
dengan pemahaman yang berlaku umum.
Tidak menghormati harkat dan martabat manusia

Akibat dari tidak adanya rasa


penghormatan kepada harkat dan martabat
manusia, membuat pelaku dapat dengan
mudah melakukan perbuatan pelanggaran
HAM. Pelaku tidak pernah memikirkan
pentingnya menjunjung tinggi
kemanusiaan, sehingga seenaknya saja
melakukan pelanggaran terhadapnya.
Diskriminasi

• Biasanya, seseorang berubah


menjadi pelaku pelanggar HAM
karena adanya tindakan diskriminasi
yang pernah diterimanya dari
orang-orang disekitar, seperti
teman, saudara, atau orang tua.
FAKTOR EXTERNAL
(TERJADINYA PELANGGARAN HAM)

1. Ketidaktegasan Hukum dan Aparatnya


2. Struktur Politik dan Sosial yang
Membuat Terjadinya Pelanggaran HAM
3. Kesenjangan Ekonomi
4. Kurangnya Sosialisasi tentang HAM
5. Penyalahgunaan Teknologi
Ketidaktegasan Hukum dan Aparatnya

• Para aparat hukum, seperti polisi, jaksa, dan


hakim yang seharusnya bertugas untuk
mengawal dan melakukan penegakan hukum
tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Akibatnya, tidak ada tindakan tegas terhadap
segala bentuk pelanggaran HAM. Hal ini akan
membuat pelaku pelanggaran HAM tidak
takut sehingga dapat dengan mudah
melakukan perbuatan tersebut.
2. Struktur Politik & Sosial
• Terjadinya kesenjangan politik dan
sosial yang terjadi pada suatu negara
dapat memicu terjadinya
pelanggaran HAM. Kondisi ini dapat
berbentuk tata kelola pemerintahan
yang salah dan terkesan abai dengan
segala hal yang terjadi di masyarakat.
3. Kesenjangan Ekonomi

• Terdapat jarak yang begitu lebar antara si


kaya dan si miskin, dimana si kaya
memperlihatkan gaya hidup mewah dan
menghamburkan uang, sedangkan si
miskin yang berada disekitarnya menderita
kelaparan. Hal ini rawan menimbulkan
tindakan kejahatan yang berujung pada
perbuatan pelanggaran HAM.
4. Kurangnya Sosialisasi tentang HAM

• Poin ini merupakan benang merah


dari faktor internal di atas, dimana
pelaku pelanggaran HAM tidak tahu
atau tidak mengerti tentang HAM
karena minimnya sosialisasi tentang
HAM yang seharusnya dilakukan oleh
pihak-pihak berwenang.
5. Penyalahgunaan Teknologi

• Teknologi pada kenyataannya tidak hanya memberikan


dampak positif saja, tetapi akan menimbulkan hal-hal
negatif jika digunakan tidak sesuai dengan
peruntukannya. Integrasi besar-besaran menggunakan
komputerisasi sekarang melahirkan munculnya jenis
kejahatan baru, yakni tindakan pembobolan elektronik
dan sabotase. Selain itu, kemajuan industri yang kurang
memperhatikan lingkungan juga menjadi faktor
penyumbang rusaknya lingkungan. Akibatnya, akan
mengancam kesehatan banyak manusia. Tindakan ini juga
termasuk ke dalam bentuk pelanggaran HAM.
Jenis Sumber Konflik

• konflik antar ras, etnis atau


agama seperti yang terjadi di
Poso, Ambon dan Sampit. Ada
juga konflik kepentingan
antara warga dan perusahaan
terkait sengketa tanah dan
lahan.
Contoh Pelanggran HAM

• Contoh pelanggaran HAM yang


lain adalah pembunuhan
terhadap wartawan dan aktivis
HAM seperti kasus Munir,
kasus Marsinah dan kasus
Salim Kancil.
PENYEBAB PELANGGARAN HAK ASASI
MANUSIA :

• 1.masih belum adanya kesepahaman pada tataran konsep hak asasi


manusia antara paham yang memandang HAM bersifat universal
(universalisme) dan paham yang memandang setiap bangsa memiliki
paham HAM tersendiri berbeda dengan bangsa yang lain terutama
dalam pelaksanaannya (partikularisme);
• 2.adanya pandangan HAM bersifat individulistik yang akan mengancam
kepentingan umum (dikhotomi antara individualisme dan kolektivisme);
• 3.kurang berfungsinya lembaga-lembaga penegak hukum (polisi, jaksa
dan pengadilan); dan
• 4.pemahaman belum merata tentang HAM baik dikalangan sipil
maupun militer.
Pemicu demontrasi warga

• Demonstrasi antara warga


sipil dan polisi juga bisa
berakibat bentrok dan
kerusuhan seperti yang terjadi
pada peristiwa Trisakti dan
Semanggi.
HAM-SEPARATISME
• Kasus pelanggaran HAM di
Indonesia juga bisa terjadi akibat
adanya gerakan separatisme
terhadap aparat militer negara,
seperti yang telah terjadi di
Papua, Aceh dan Timor Timur.
CONTOH PELANGGARAH HAM
• Contoh Kasus Pelanggaran HAM di
Indonesia
• Secara umum pelanggaran HAM
dibedakan menjadi dua :
• 1. Pelanggaran HAM ringan di Indonesia.
• 2. Pelanggaran HAM berat di Indonesia.
1. Trisakti
1. Peristiwa Trisakti
• Peristiwa ini adalah peristiwa penembakan
mahasiswa Universitas Trisakti yang terjadi
pada tanggal 12 Mei 1998. Hal ini terjadi saat
demonstrasi mahasiswa yang menuntut
Soeharto mundur dari jabatannya. Sebanyak 4
orang mahasiswa tewas tertembak dan
puluhan lainnya luka-luka saat melakukan
unjuk rasa.
2. Tragedi Semanggi I

• Tragedi Semanggi I merupakan peristiwa protes


masyarakat kepada pelaksanaan serta agenda
Sidang Istimewa MPR yang mengakibatkan
tewasnya warga sipil. Peristiwa ini terjadi pada
tanggal 13 November 1998 dan menuntut
pembersihan orang-orang orde baru dari posisi
pemerintahan dan militer. Setidaknya 5 orang
korban meninggal dunia akibat peristiwa ini
dan puluhan lainnya luka-luka.
3. Tragedi Semanggi II

• Sama seperti sebelumnya, tragedi Semanggi II


juga terjadi akibat protes dan demonstrasi
masyarakat sipil. Tragedi Semanggi II terjadi
pada tanggal 24 September 1999, selisih
hampir satu tahun dengan tragedi Semanggi I
yang terjadi tahun 1998. Pada tragedi ini,
sekurang-kurangnya 5 orang korban
meninggal dunia dan ratusan korban lainnya
luka-luka.
4. Kasus Pembunuhan Munir

• Munir Said Thalib merupakan aktifis HAM yang


pernah menangani kasus-kasus pelanggaran HAM.
Pria asal Malang ini meninggal dunia pada tanggal 7
September 2004 di dalam pesawat Garuda
Indonesia ketika Munir sedang melakukan
perjalanan menuju Amsterdam, Belanda. Penyebab
tewasnya tidak diketahui, namun banyak berita
yang menyebutkan ia tewas diracun. Hingga kini
belum ada titik temu mengenai kasus pembunuhan
Munir ini.
5. Kasus Pembunuhan Marsinah

• Terjadi pada tanggal 3-4 Mei 1993. Marsinah merupakan


seorang pekerja dan aktivis wanita yang bekerja di PT Catur
Putera Surya Porong. Berawal dari aksi mogok yang dilakukan
oleh Marsinah dan buruh lainnya yang menuntut kepastian
pada perusahaan yang telah melakukan PHK mereka tanpa
alasan. Setelah aksi demo tersebut, Marsinah yang menjadi
aktivis buruh malah ditemukan tewas 5 hari kemudian. Ia
tewas di kawasan hutan Wilangan, Nganjuk dalam kondisi
mengenaskan. Kasus pelanggaran HAM ini pun belum bisa
diselesaikan dan masih menjadi misteri sampai sekarang.
6. Peristiwa Tanjung Priok

• Kasus ini terjadi tahun 1984 antara aparat dengan


warga sekitar. Pemicu peristiwa terjadi akibat
masalah SARA dan unsur politis. Warga sekitar
melakukan demonstrasi pada pemerintah karena
menolak pemindahan makam keramat Mbah Priok.
Hal ini memicu bentrok antara warga dengan
anggota polisi dan TNI. Diperkirakan ratusan korban
meninggal dunia akibat kekerasan dan penembakan
akibat bentrok yang terjadi.
7. Kasus Dukun Santet di Banyuwangi

• Peristiwa ini terjadi di Banyuwangi pada tahun 1998. Saat


ini marak terjadi pembunuhan guru ngaji dan tokoh
agama akibat praktek santet di desa-desa. Warga sekitar
mulai melakukan kerusuhan berupa penangkapan serta
pembunuhan terhadap orang yang dituduh sebagai dukun
santet. Orang yang diduga sebagai dukun santet pun
langsung dibunuh secara sepihak. Polisi dan TNI langsung
mengamankan orang yang dituduh sebagai dukun santet
untuk menghindari amukan warga. Masih menjadi misteri
siapa dalang pembunuhan tokoh agama yang marak
terjadi sebelumnya.
8. Peristiwa di Abepura, Papua

• Salah satu contoh kasus pelanggaram HAM di


Papua terjadi di daerah Abepura pada tahun
2003. Saat itu pelanggaran HAM yang dipicu
oleh penyerangkan Mapolsek Abepura.
Setelah itu terjadi penyisiran yang membabi
buta terhadap pelaku yang diduga melakukan
penyerangan Mapolsek Abepura. Peristiwa ini
tercatat sebagai contoh pelanggaran HAM di
Papua.
9. Penculikan Aktivis Pro Demokrasi

• Pelanggaran HAM ini terjadi akibat adanya kasus


penculikan aktivis pro-demokrasi pada tahun 1997
dan 1998. Sekitar 23 aktivis diculik dan menghilang
tanpa penyebab yang diketahui, bahkan diketahui
ada yang sampai dibunuh. Sampai sekarang ada 13
aktivis yang masih tidak diketahu kejelasannya.
Banyak orang berpendapat bahwa mereka diculik
dan disiksa oleh para anggota militer. Peristiwa ini
menjadi contoh kasus pelanggaran HAM pada masa
Orde Baru.
10. Kasus Bulukumba

• Kasus Bulukumba merupakan kasus yang terjadi


pada tahun 2003. Pemicu kasus pelanggaran HAM
ini adalah perusahaan PT. London Sumatra (Lonsum)
yang ingin melakukan perluasan area perkebunan,
namun ditolak oleh warga sekitar. Aksi demonstrasi
yang dilakukan warga berujung pada bentrok
dengan polisi. Akibatnya terdapat beberapa korban
tewas. Persengkataan lahan antara perusahaan
Lonsum dan warga sekitar terkait tanah dan lahan
menjadi pemicu pelanggaran HAM ini.
11. Kasus Penganiayaan Wartawan

Kasus ini terjadi pada tahun 1996, tepatnya pada


tanggal 16 Agustus 1996. Seorang wartawan
bernama Fuad Muhammad Syafruddin atau
biasa dipanggil Udin tewas setelah dianiaya di
Yogyakarta. Udin dikenal sebagai wartawan yang
kritis dan sering mengkritik kebijakan
pemerintah Orde Baru. Ia diduga diculik,
dianiaya dan dibunuh oleh orang tak dikenal.
12. Tragedi Bom Bali

• Peristiwa bom bali terjadi pada tahun 2002.


Sebuah bom diledakkan di kawasan Legian
Kuta, Bali oleh sekelompok jaringan teroris.
Akibatnya ratusan korban meninggal dunia
dan ratusan lain luka-luka, baik warga lokal
atau pun turis mancanegara. Aksi bom bali
menjadi salah satu aksi terorisme terbesar
yang pernah terjadi di Indonesia dan tragedi
ini diberitakan di seluruh dunia.
13. Kasus Pemberontakan GAM
(Politik Seperatisme)

• Pelanggaran HAM di Aceh ini terjadi sejak tahun


1976. Pemberontakan di Aceh dikobarkan oleh
Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang bertujuan
untuk memperoleh kemerdekaan dari Indonesia.
Gerakan ini pertama dibentuk pada tanggal 4
Desember 1976. Konflik antara pemerintah dan
GAM yang diakibatkan perbedaan keinginan ini
telah berlangsung sejak tahun 1976. Total
puluhan ribu korban tewas akibat konflik ini.
14. Kasus Pengkhianatan G 30S/PKI
(Politik)

• Peristiwa Gerakan 30 September PKI (G 30S/PKI) adalah


peristiwa pemberontakan Partai Komunis Indonesia
(PKI) dengan menculik dan membunuh beberapa
perwira dan jenderal militer pada tanggal 30 September
1965. PKI menculik dan membantai 10 perwira jenderal
dan mayatnya dibuang di sumur lubang buaya.
Peristiwa ini menjadi salah satu tragedi kelam dalam
sejarah bangsa Indonesia. PKI kemudian ditetapkan
sebagai partai terlarang karena dianggap melakukan
pemberontakan dan pengkhianatan terhadap negara.
15. Kasus Pembantaian Massal Anggota PKI

• Usai melakukan pengkhianatan, keberadaan Partai


Komunis Indonesia (PKI) pun dilarang. Pemerintah
dan pihak militer pun melakukan operasi
pembantaian pada sisa-sisa anggota PKI.
Pembantaian ini merupakan peristiwa
pembunuhan dan penyiksaan terhadap orang yang
dituduh sebagai anggota PKI di Indonesia.
Diperkirakan sekitar 1 juta lebih anggota PKI
meninggal atau menghilang usai operasi militer ini.
16. Konflik Sampit
(Suku Dayak dan Madura)

Konflik dan tragedi Sampit ini terjadi pada tahun


2001 setelah sebelumnya terjadi konflik serupa
di tahun 90an. Konflik terjadi akibat perbedaan
ras antara penduduk ras Dayak dengan ras
Madura yang merupakan pendatang. Banyak
rumor dan isu beredar mengenai pemicu konflik
ini yang kemudian menyebabkan banyak korban
jiwa yang tewas mengenaskan.
17. Kasus Pembantaian Rawagede

• Pembantaian Rawagede merupakan pelanggaran


HAM yang terjadi akibat penembakan dan
pembunuhan penduduk kampung Rawagede yang
sekarang dikenal sebagai Desa Balongsari,
Rawamerta di Karawang. Pembantaian dilakukan
oleh tentara Belanda tanggal 9 Desember 1945
bersamaan dengan Agresi Militer Belanda I.
Akibatnya puluhan warga sipil terbunuh oleh
tentara Belanda yang kebanyakan dibunuh tanpa
alasan yang jelas.
18. Penembakan Misterius 1982-1985

Kasus penembakan misterius (biasa disebut Petrus)


terjadi di antara tahun 1982 sampai 1985. Peristiwa
ini adalah peristiwa penculikan, penganiayaan dan
penembakan terhadap para preman yang sering
menganggu ketertiban masyarakat. Tidak diketahui
siapa pelakunya sampai sekarang. Banyak korban
penembakan misterius yang ditemukan meninggal
dengan keadaan tangan dan lehernya diikat dan
dibuang di hutan. Diperkirakan ada ratusan korban
penembakan misterius ini.
19. Kasus Pembantaian Santa Cruz

• Kasus pembantaian Santa Cruz termasuk salah


satu contoh kasus pelanggaran HAM di
Indonesia. Kasus ini terjadi area Pemakaman
Santa Cruz, Dili, Timor Timur pada 12
November 1991. Terjadi peristiwa
pembantaian oleh anggota militer pada warga
sipil. Puluhan pelajar dan warga sipil meninggal
dunia akibat peristiwa pembantaian ini yang
kemungkinan diakibatkan faktor politik.
20. Peristiwa Kudatuli

• Peristiwa Kudatuli ini terjadi pada tanggal 27


Juli 1996 dimana para pendukung Megawati
Soekarno Putri menyerbu dan mengambil alih
kantor DPP PDI di Jakarta Pusat. Massa terlibat
bentrok dengan anggota polisi dan tentara
hingga meluas ke jalanan. Banyak bangunan
dan fasilitas jalan yang rusak. Dikabarkan 5
orang meningal dunia dan puluhan lainnya
luka-luka.
21. Kasus Pembunuhan Salim Kacil

• Kasus pelanggaran HAM terbaru di Indonesia terjadi


tahun 2015 lalu di Lumajang, Jawa Timur. Bermula
pada aktivitas penambangan pasir Pantai Watu
Pecak secara ilegal, seorang aktivis bernama Salim
Kancil berusaha untuk menghentikannya. Namun
Salim Kancil kemudian diikat oleh gerombolan
orang dan kemudian dipukuli dan dibunuh dengan
kejam. Terdapat 22 pelaku yang terlibat dalam
peristiwa pembunuhan Salim Kancil ini dan sudah
ditangani oleh kepolisian.
22. Pelanggaran HAM di Timor Timur

Saat masih menjadi bagian dari Indonesia, sering


terjadi kasus pelanggaran HAM di Timor Timur.
Diberitakan terjadi pembantaian terhadap
ratusan ribu warga Timor Timur antara tahun
1974 sampai tahun 1999 oleh pasukan
keamanan militer Indonesia. Timor Timur
kemudian secara resmi berpisah dan menjadi
negara baru bernama Timor Leste sejak tahun
1999.
23. Tragedi Kerusuhan di Ambon, Maluku

• Kerusuhan di Ambon, Maluku yang terjadi


sejak bulan Januari 1999 dan menimbulkan
banyak korban jiwa yang meninggal. Peristiwa
kerusuhan ini diawali dengan terjadinya
perkelahian antara pemuda yang berbeda
etnis dan agama. Perkembangan terakhir
terkait konflik Ambon diperkirakan ratusan
korban meninggal dunia dan ratusan orang
lainnya mengalami korban luka-luka.
24. Konflik Berdarah Poso

Konflik Poso ini terjadi sejak tahun 1998 sampai


tahun 2000 di Poso, Sulawesi Tengah. Diawali
oleh pemilihan bupati yang dilandasi oleh
sentimen keagamaan. Adanya perbedaan
agama, politik, sosial dan budaya pun melandasi
terjadinya konflik dan kerusahaan. Pembunuhan
dan pembantaian pun terjadi di Poso yang
mengakibatkan banyaknya korban jiwa yang
meninggal dunia.
25. Peristiwa Perbudakan Buruh Panci

• Peristiwa terjadi di Desa Lebak Wangi, Sepatan


Timur, Tangerang. Terjadi peristiwa perbudakan
terhadap puluhan buruh pabrik oleh Juki Hidayat. Ia
mempekerjakan puluhan buruh tanpa dibayar
sepeser pun, jika menolak atau ingin melarikan diri
maka pekerja akan disiksa dan dipukul. Rata-rata
pekerja berusia muda dan hanya memakai 1 baju
saja sehari-harinya tanpa dibekali uang, baju dan
ponsel. Peristiwa ini baru terkuat setelah ada dua
pekerja yang kabur dan melaporkan ke polisi.
26. Peristiwa Pembantaian Petani

• Peristiwa pembantaian petani terjadi di Desa


Sungai Sodong, Mesuji, Ogan Komeling Ilir,
Sumatera Selatan pada tahun 1997 dan termasuk
kasus pelanggaran HAM di Indonesia. Pertikaian
terjadi antara warga dan perusahaan kelapa
sawit akibat bermasalahnya kerjasama plasma
yang sebelumnya sudah disepakati. Banyak
korban berjatuhan satu per satu dari pihak
keamanan maupun warga akibat konflik ini.
27. Peristiwa Aceh 1990

• Contoh kasus pelanggaran HAM di Indonesia


berikutnya adalah peristiwa Aceh. Peristiwa ini
terjadi di Aceh pada tahun 1990. Pada tahun
1990, dikerahkan ribuan pasukan militer
tambahan untuk menghentikan gerakan Aceh
Merdek. Jumlah yang sangat besar untuk
menumpas anggota GAM yang hanya
berjumlah ratusan orang sajapada waktu itu.
Akibatnya banyak korban jiwa berjatuhan.
28. Kasus Organisasi Papua Merdeka

Kasus pelanggaran HAM di Papua ini terjadi


tahun 60an. Peristiwa ini telah menelan ribuan
korban jiwa dalam operasi intensif yang
diselenggarakan oleh anggota militer TNI.
Peristiwa ini adalah bentuk pertahanan dari
aparat Indonesia terhadap gerakan Organisasi
Papua Merdeka (OPM) yang meresahkan karena
ingin memisahkan diri dengan negara Indonesia.
29. Peristiwa Talang Sari

• Peristiwa Talangsari adalah insiden yang


terjadi di antara kelompok Warsidi dengan
aparat keamanan di Dusun Talangsari III di
Lampung Timur pada tanggal 7 Februari 1989.
Terjadi penyerbuan Talangsri dari aparat
setempat dan warga pada komunitas yang
dipimpin oleh Warsidi. Puluhan korban tewas
meninggal dunia dan ratusan orang ditangkap
dan dipenjarakan akibat peristiwa ini.
30. Pelanggaran HAM di Tolikara

• Komnas HAM menganggap bahwa telah terjadi


kasus pelanggaran HAM di Tolikara, Papua.
Sebanyak poin yang dianggap sebagai pelangagran
HAM adalah pelanggaran terkait kebebasan
beragama, hak hidup, hak rasa aman dan hak atas
kepemilikan. Peristiwa Tolikara dipicu oleh
pembakaran masjid yang menyebabkan konflik.
Akibatnya terdapat korban jiwa, korban luka hinga
kerugian bangunan dan fasilitas yang hancur.
DAFTAR PUSTAKA
pelanggaran AHAM

• A, Bazar Harahap. 2006 Hak Asasi Manusia dan Hukumnya. PECINRINDO. Jakarta.
• Davidson, Scott. 1994. Hak Asasi Manusia. Pustaka Utama Grafiti, Jakarta.
• M. Husein, Harun. 1991 Penyidikan dan Penuntutan Dalam Proses Pidana. PT Meka
Cipta. Jakarta.
• Muladi. 2004. Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan reformasi hukum di Indonesia.
Kencana Prenada Media Group. Jakarta.
• ---------. Demokrasi dan HAM, Pengadilan Pidana Bagi Pelanggar HAM Berat di Era
Demokrasi.The Institue for Democracy anda Human Right. Jakarta, 2000.
• Soekanto. 1979. Teori dan Penegakan Hukum di Indonesia.Cv. Majapahit. Jakarta.
• Wiyono, R. 2004. Pengadilan Hak Asasi Manusia di Indonesia. Kencana Prenada Media
Group. Jakarta.
• Undang-Undang Dasar Republik Indonesia. 1995
• Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
• Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana.
• Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia.
Pustaka lain yg memperkaya khazanan
pengetahuan tentang HUKUM & HAM
• X. BAHAN PUSTAKA
• 1. Darwan Prins.2000 Deseminasi dan sosialisasi hak asasi manusia.
• 2. Ignatius Haryantho.l999.Editor. Kejahatan Negara. Telaah Tentang
• PenerapDelik Keamanan Negara. Jakarta Penerbit Lembaga Studi dan
• Advokasi Masyarakat.
• 3. Isjwara.F. 1980. Pengantar Ilmu Politik. Bandung. Penerbit Bina Cipta
• 4. Lembaga Bantuan Hukum Asosiasi Indonesia Untuk Keadilan. 2001. Hak
• Asasi. Kumpulan Karangan Buku III Penerbit Pusat Pelayanan Keadilan dan
• Bantuan Hukum UI
• 5. Marjono Reksodiputro, 1994. Hak Asasi Manusia dalam Sistem Peradilan
• Pidana.
• 6. Mashjur Effendi. 1994. Dimensi Dinamika Hak Asasi Manusia dalam Hukum
• Internasional dan Nasional. Jakarta:Penerbit Ghalia Indonesia.
• 7. Muladi.2002. Demokratisasi. Hak Asasi Manusia, dan Reformasi Hukum Di
• Indonesia.Editor. Taftazani.Cet I. Jakarta .Habibie Center.
• 8. Perempuan langkah demi langkah. Panduan Praktis Menggunakan
• Mekanisme Hukum dan HAM Internasional untuk membela Hak asasi
• Manusia Perempuan Jakarta.Penerbit Sinar Harapan
• 9. Ramdlon Naning. 1982. Gatra Ilmu Negara. Yogyakarta;Penerbit Liberty
• 10. Soehino. 1980. Ilmu Negara. Yogyakarta;Penerbit Liberty
• 11. Sri Utari.1995. Pengertian dan Sejarah Hak Asasi Manusia .Hasil Penelitian.
• FH Unud, Denpasar,
• 7
Pustaka lain yg memperkaya khazanan
pengetahuan tentang HUKUM & HAM
• Peraturan Hukum:
• Internasional :
• 1. Piagam Perserikatan bangsa-bangsa
• 2. Pernyataan Hak Asasi manusia Sedunia
• 3. Convenant International on Civil and Politic Rights (Konvenan Hak-Hak
• Sipil dan Politik). Dilengkapi dengan peraturan pelaksananya Optional
• Protocol to International Convenant on Civil and Political Rights yang
• juga disahkan 23 Maret 1976. dan. Second Optional Protocol to the
• International Convenant on Civil and Political Rights, Aiming at the
• Abolotion of the Death Penalty (peniadaan hukuman mati ) 30 Juni 1990.
• Konvenan Hak sipil dan Politik yang telah diratifikasi Indonesia dengan
• UUNo. 12 Tahun 2005
• 4. Konvenan Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya. Serta aturan
• pelaksanaannya.Yang telah diratifikasi Indonesia dengan UU No. 11
• Tahun 2005
• 5. Konvensi-konvensi Den Haag tentang Aturan Hukum Perang
• 6. Konvensi -konvensi Geneva Tentang Aturan Perlindungan terhadap
• korban Perang
Pustaka lain yg memperkaya khazanan
pengetahuan tentang HUKUM & HAM
• Hukum Nasional Tentang HAM yang bersifat Khusus
• 1. UU NO. 7 Tahun 1984 Tentang Pengesahan Konvensi Mengenai
• Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Terhadap Perempuan.
• 2. UU No. 5 Tahun 1998 Tentang Ratifikasi Konvensi Menentang
• Penyiksaan Dan Perlakuan Atau penghukuman lain yang Kejam, Tidak
• manusiawi, Atau Merendahkan Martabat manusia. 1 dan 2 adalah
• ratifikasi terhadap instrument hukum internasional.
• 3. UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia tanggal 23
• September
• 4. Amandemen UUD 1945 kedua Perubahan Terhadap Pasal 28 UUD 1945
• dengan menambah Bab X Tentang Hak Asasi Manusia Pasal 28 a s/d J.
• pada sidang MPR Agustus 2000.
• 8
• 5. UU No. 26 Tahun 2000 Tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia, pada
• tanggal 23 Nopember 2000.
• 6. UU Nasional lainnya:
• a. KUHP
• b. KUHAP
• c. UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
• d. UU Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)
• e. UU Peradilan anak
• f. UU Perlindungan Anak
• g. UU sektoral yang mengatur tentang Hak Asasi Manusia

Anda mungkin juga menyukai