Anda di halaman 1dari 49

ARTHROGRAPHY

KELOMPOK 3
DAUDTA RAS TARIGAN
MONICHA REGINA BR SINGARIMBUN
NURHUDA
RAJU ANTONI GIRSANG
SUMITA BR JABAT
THERESIA PASKAH WATI SINAGA
PENGERTIAN

Arthrography adalah pemeriksaan radiologi


menggunakan media kontras pada synovial
joint dan struktur jaringan lunak disekitarnya.
Arthrography meliputi pemeriksaan hip
joint, knee joint, ankle joint,shoulder joint,
wrist joint dan temporomandibular joint (TMJ).
Namun yang paling umum dilakukan adalah
pemeriksaan knee joint dan shoulder joint.
INDIKASI

Arthrography dilakukan bila ada nyeri yang persistent dan


unexplained pain, rasa tidak nyaman, dan/atau dysfunction
pada joint.

Tujuan:
Mengidentifikasi abnormalitas soft tissue (pada tear akut
dan kronik) identify abnormalities (e.g., acute and chronic
tears) seperti ligaments, cartilage, dan joint capsules
Mendeteksi kerusakan internal joint
Mendeteksi kerusakan akibat recurrent dislocations joint
Menampakkan synovial cysts
RESIKO

 Infeksi dari pucture side dimana media


kontras disuntikkan
 Reaksi alergi akibat media kontras, namun
sangat jarang ditemukan karena substansi
tidak disuntikkan secara intravena
 Arthrography tidak direkomendasikan
pada pasien dengan indikasi arthritis atau
dengan joint infections.
PERSIAPAN

• Informasikan prosedur pemeriksaan kepada pasien.


• Pasien diminta menandatangani inform consent.
• Minta pasien untuk menginformasikan apakah yang
bersangkutan alergi atau sensitif terhadap medikasi,
lokal atau general anastesi, media kontras, iodium,
seafood, atau latex.
• Minta pasien untuk menginformasikan apabila yang
bersangkutan hamil atau kemungkinan hamil.
• Minta pasien menginformasikan segala obat-obatan
atau herbal suplemen yang sedang dikonsumsi.
PERSIAPAN

• Minta pasien untuk berganti pakaian dengan baju pasien dan


melepaskan barang-barang yang dapat mengganggu radiograf.
• Posisikan pasien di atas meja pemeriksaan
• Lakukan foto polos pada sendi yang akan diperiksa untuk perbandingan.
• Kulit disekitar joint yang akan diperiksa ditutup dengan setril drape dan
dibersihkan dengan antiseptic solution.
• Area disekitar joint disuntikkan lokal anastesi.
• Aspirasi cairan joint dengan syringe. Selanjutnya media kontras
disuntikkan.
• Setelah injeksi, minta pasien menggerakkan joint sehingga media
kontras bisa didistribusikan ke seluruh joint.
• Radiograf diambil sesuai kebutuhan dan organ yang diperiksa.
PROSEDUR PERSIAPAN
• Minta pasien untuk berganti pakaian dengan baju pasien dan
melepaskan barang-barang yang dapat mengganggu radiograf.
• Posisikan pasien di atas meja pemeriksaan
• Lakukan foto polos pada sendi yang akan diperiksa untuk
perbandingan.
• Kulit disekitar joint yang akan diperiksa ditutup dengan setril
drape dan dibersihkan dengan antiseptic solution.
• Area disekitar joint disuntikkan lokal anastesi.
• Aspirasi cairan joint dengan syringe. Selanjutnya media kontras
disuntikkan.
• Setelah injeksi, minta pasien menggerakkan joint sehingga
media kontras bisa didistribusikan ke seluruh joint.
• Radiograf diambil sesuai kebutuhan dan organ yang diperiksa.
POST PROSEDURE
• Informasikan kemungkinan adanya swelling dan
instruksikan untuk mengkompres dengan es. Bila dalam 1
atau 2 hari tidak hilang, minta pasien konsultasi ke dokter.
• Pasien bisa diberikan penghilang rasa sakit. Namun aspirin
dapat meningkatkan kemungkinan perdarahan.
• Untuk knee, elastic bandage dipasang selama beberapa
hari.
• Minta pasien menginformasikan apabila terasa:
- demam
- redness, swelling, bleeding pada lokasi injeksi
- peningkatan rasa nyeri pada tempat injeksi
• Pasien dapat menghentikan dietnya kecuali dokter
menginstruksikan lainnya.
KNEE ARTHROGRAPHY
ANATOMI
• Pada setiap bagian akhir tulang dilapisi dengan lapisan kartilage
untuk melindungi knee. Umumnya knee terdiri dari long bone,
muscle, ligamen dan tendon.
• 2 kelompok muscle yang menyusun knee terdiri dari quadriceps
muscle (berokasi pada bagian depan thigh), yang berfungsi
meluruskan tungkai. Serta hamstring muscle (berlokasi pada
bagian belakang thigh), berfungsi menekuk tungkai.
• Tendon merupakan jaringan keras yang menghubungkan muscle
dan tulang. Ligament merupakan elastic band pada jaringan yang
menghubungkan tulang dengan tulang. Beberapa ligamen knee
berfungsi menstabilkan dan melindungi joint, sedangkan ligamen
lainnya membatasi pergerakan dari tibia.
ALAT DAN BAHAN
• Pesawat x-ray dengan/tanpa fluoroscopy
• Arthrogram tray: disposible tray (aseptic
prosedur)
• Prep sponge
• Gauze sponge
• 1 buah syringe 50 cc atau 2 buah syringe 20 cc
• Needle (18,21,22 dan 25 gauge)
• 5 ml lokal anastesi, misal xylocaine
• Steril glove
• Larutan antiseptic, misal betadine
• Raxor
• Media kontras
• Ace Bandage
PEMASUKAN KONTRAS MEDIA

• Sisi knee yang akan dimasukan media kontras dicukur dengan razor
dan dibersihkan dengan prep sponge serta dioleskan antiseptic.
• Dikeringkan dengan gauze sponge dan ditutup dengan drape
• Media kontras positif disiapkan pada syringe sebanyak 5 ml dengan
jarum 18
• Lokal anastesi disuntikkan menggunakan jarum 21 – 25
• Penyuntikan dapat dilakukan secara retrupatellar lateral atau medial
• Jarum 20 gauge dimasukkan, selanjutnya cairan sendi diambil dan
diuji ke lab (normal atau tidak normal dilihat dari warna)
• Media kontras dimasukkan. Bila dual media kontras diperlukan,
gunakan syringe 50 cc
• Setelah media kontras dimasukkan, gunakan Ace bandage pada distal
femur untuk mengobliterasi bagian supraparellar bursae
PROYEKSI PEMOTOAN

• Spot Filming Method


Series spot foto, dimana radiolog menggerakkan
knee sebesar 20 derajat setiap pengambilan.
Maka ada 9 spot foto dari masing-masing sisi
miniscus
• Radiografi konvensional
Proyeksi AP dan Lateral Knee
• Horizontal Beam
Pada setiap eksposure, knee diputar sebesar 30
derajat sehingga ada 6 foto pada setiap meniscus
PROYEKSI BASIC KNEE JOINT
Proyeksi AP
Posisi Pasien : Pasien diposisikan duduk atau supine
Posisi Objek : 
• kaki ekstensi 
• atur knee joint pada posisi true AP (Pedis menghadap ke atas)
• atur knee joint pada pertengahan kaset
• pastikan nantinya tidak ada gambambaran yang terpotong

Central point (CP) : 1,3cm dibawah apex patela (diantara kedua epicondilus)
Central Ray (CR)   : vertikal tegak lurus kaset
FFD                       : 100 cm
Kaset                     : 24x30cm dibagi dua
I
MEDIO LATERAL

Proyeksi Lateral (mediolateral)


Posisi Pasien : Pasien diposisikan duduk atau supine
 Posisi Objek :  - kaki difleksikan 20-30 derajat
                         - atur knee joint pada posisi true lateral
                           - atur knee joint pada pertengahan kaset
                           - pastikan nantinya tidak ada gambambaran yang
terpotong
Central point (CP) : 2,5cm dibawah epicondilus medial
Central Ray (CR)   : vertikal dengan disudutkan 5 derajat cepalad
FFD                       : 100 cm
Kaset                     : 24x30cm dibagi dua
SHOULDER ARTHROGRAPHY
Anatomi
• Tulang: clavicula, Scapula, dan humerus
• Joint --> memfasilitasi pergerakan, termasuk acromioclavicular joints
dan shoulder joint (glenohumeral joint) yang memfasilitasi pergerakan
ke depan, circular dan ke belakang pada shoulder.
• Ligament shoulder terdiri dari joint capsule (kelompok ligaments yang
menghubungkan humerus dengan socket shoulder joint pada scapula
untuk mengstabilisasi acromion, dan ligamen yang menghubungkan
clavicula dengan scapula yang disambung dengan coracoid process.
• Acromion --> roof shoulder yang dibentuk oleh bagian dari scapula
• Rotator cuff --> terdiri dari dari tendon.
• Bursa --> fluid-filled sac berlokasi antara tulang, ligamen atau struktur
lainnya. Pada shoulder, bursa berlokasi antara lapisan-lapisan muscle
pada rotator cuff.
Persiapan Pemeriksaan 
Informasikan prosedur pemeriksaan kepada pasien
Pasien diminta menandatangani Informed Consent
Minta pasien untuk menginformasikan apakah yang
bersangkutan mempunyai alergi atau sensitif
terhadap medikasi lokal atau general anestesi,
media kontras, iodium, seafood, atau latex
Minta pasien untuk menginformasikan apabila yang
bersangkutan hamil atau kemungkinan hamilMinta
pasien menginformasikan segala obat-obatan atau
herbal suplemen yang sedang dikomsumsi.
Fungsi
Menampakkan joint capsule, rottator cuff (dibentuk
oleh gabungan tendon dari 4 major muskulus shoulder,
long tendon pada biceps muscle dan articular cartilage
Penyuntikan Media Kontras
Sama dengan prosedur arthrogram lainnya 
MK : single or dual kontras
Single : 10-12 cc positive medium, seperti Renografin M-60
Dual : 3-4 cc positive medium & 10-12 cc negative medium

Proyeksi
Standar : AP shoulder dengan internal dan eksternal
rotation
Tambahan: proyeksi glenoid fossa, transaxillary dan
bicipidal groove
Prosedur Pemeriksaan
1.Minta pasien untuk berganti pakaian dengan baju pasien dan
melepaskan barang-barang yang dapat mengganggu radiograf
2.Posisikan pasien di atas meja pemeriksaan
3.Lakukan foto polos pada sendi yang akan diperiksa untuk
perbandingan
4.Kulit disekitar joint yang akan diperiksa ditutup dengan steril
drape dan dibersihkan dengan antiseptic solution
5.Area disekitar joint disuntikkan likal anestesi
6.Aspirasi cairan joint dengan syringen, selanjutnya media
kontras disuntikkan
.Setelah injeksi, minta pasien menggerakan joint sehingga
media kontras bisa didistribusikan ke seluruh joint
8.Radiograf diambil sesuai kebutuhan dan organ yang diperiksa
PROYEKSI BASIC
Proyeksi Eksorotation
Posisi Pasien : Pasien dengan posisi erect

 Posisi Objek : - Shoulder menempel kaset


                          - Lengan dalam posisi AP
                      - atur Shoulder pada pada pertengahan pasien
                       - pastikan Shoulder menempel sempurna pada kaset
                       - pastikan nantinya tidak ada gambambaran yang terpotong
    Central point (CP) : 2,5 cm dibawah prosesus coracoideus 
    Central Ray (CR)   : horisontal tegak lurus kaset
     FFD                       : 100 cm
    Kaset                     : 18x24
Proyeksi Endorotation
Posisi Pasien : Pasien dengan posisi erect
Posisi Objek : - Shoulder menempel kaset
                         - Lengan dalam posisi PA
         - atur Shoulder pada pada pertengahan pasien
                  - pastikan Shoulder menempel sempurna pada
kaset
                 - pastikan nantinya tidak ada gambambaran yang
terpotong
    Central point (CP) : 2,5 cm dibawah prosesus coracoideus 
    Central Ray (CR)   : horisontal tegak lurus kaset
     FFD                       : 100 cm
    Kaset                     : 18x24
HIP ARTHROGRAFI
Anatomi
Hip joint dibentuk oleh caput femur yang
konveks bersendi dengan acetabulum yang
konkaf. Hipjoint adalah ball and socket
(spheroidal) triaxial joint. Acetabulum
terbentuk dari penyatuan os ilium, os ischium
dan os pubis. Seluruh acetabulum dilapisi oleh
cartilago hyaline dan pusat acetabulum terisi
oleh suatu massa jaringan lemak yang tertutup
oleh membran synovial.
ALAT DAN BAHAN
Peralatan steril:
Jarum lumbar puncture
Spuit
Two way tap
Drawing up canule
Sponge-holding torcep (klem)
Gallipot (tempat obat)
Handuk
Kain kasa
Baju operasi
Peralatan unsteril:
Desinfektan kulit
Lokal anestesi
Bahan kontras
Adrenalin
Plester
Jarum-jarum disposibel
PROYEKSI BASIC HIP JOINT
AP (Antero Posterior)

• PP = Pasien supine dengan kaki sedikit direnggangkan


dan bila memungkinkan tungkai bawah diputar ke dalam
30 derajat dan diimobilisasi pada posisi ini dengan
mengganjal bagian lateral ankle dengan bantal pasir.
• PO = Posisi Pelvis harus simetris dengan kedua sisi
berjarak sama terhadap meja pemeriksaan.
Ukuran kaset = 24x30cm Vertikal
• CR = Tegak lurus Vertikal
• CP = Pada garis tengah tubuh kurang lebih 2,5 cm diatas
sympisis pubis/Columb Femuris
• FFD = 90 cm
LATERAL 
PP = Pasien tiduran dengan posisi recumbent
seeing lateral dari femur dan panggul menempel
meja.
PO = Sendi panggul ditempelkan ditengah meja,
Lutut sedikit ditekuk (Fleksi), Tungkai sisi yang lain
diluruskan, diletakkan dibelakang tungkai sisi yang
diperiksa dan diganjal dengan bantal.
Ukuran kaset = 24x30cm Vertikal
CR = Vertikal Tegak lurus terhadap kaset
CP = Pada sendi tegak lurus pada tengah-tengah
kaset.
FFD = 90 cm
TEKNIK RADIOGRAFI HIP JOINT
• Pasien supine, lalu kedua kaki diabduksikan kira-
kira 45 derajat
• Sinar diarahkan pada hip
• Untuk penyuntikan bahan kontras: Pemeriksaan
dilakukan dalam keadaan antiseptik dan dalam
kontrol fluoroscopy. Lalu jarum dimasukkan ke
dalam sendi dengan kontrol fluoroscopy dan
bila sudah tepat maka bahan kontras
dimasukkan setelah disuntikkan, tungkainya
digerak-gerakkan dan dibuat foto dengan
proyeksi yang sama dengan foto pendahuluan.
TEKNIK PEMERIKSAAN PADA
ANAK ANAK
• Dilakukan dibawah anestesi umum
• Memerlukan persiapan pasien, yaitu anak harus puasa
dari makan dan minum selama 5 jam
• Memerlukan obat-obat pendahuluan yang ditetapkan
oleh dokter anestesi umum
• Bahan kontras yang digunakan adalah hypaque 25%
untuk penelitian dari dislokasi turunan dan hypaque
12,5% untuk penelitian penyakit Perthe, dan
banyaknya sesuai umur pasien, biasanya 1cc per umur
anak
• Dibuat foto pendahuluan dengan proyeksi AP
TEKNIK PEMERIKSAAN PADA
ORANG DEWASA

• Tidak diperlukan persiapan pasien


• Tidak diperlukan obat-obat pendahuluan
• Bahan kontras yang digunakan 10-15cc
garam meglumine, iothalamate atau
diatrozoate
SETELAH BAHAN KONTRAS DIMASUKKAN

• AP dengan tungkai dirotasikan ke dalam


hingga penuh
• AP dengan tungkai dirotasikan keluar
hingga penuh
• AP dengan tungkai diabduksikan
• Lateral
• Tidak ada persiapan khusus setelah
pemeriksaan
KETERBATASAN ARTHROGRAPHY
• Sebagian cairan dari manset rotator mungkin
tidak terdeteksi
• Beberapa luka pada joint tidak dapat terdeteksi
selama arthrography konvensional termasuk
cairan dari tulang rawan yang dapat ditemukan di
dalam dan di sepanjang tepi beberapa sendi,
memar tulang tetangga dan cedera di ligamen
luar sendi.
• MRI mungkin dapat dilakukan setelah
arthrography untuk lebih mengevaluasi jenis
cedera.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai