Presentasi Material Manufaktur
Presentasi Material Manufaktur
Metalurgi Manufaktur
Anggota Kelompok
A. Latar belakang
B. Faktor terjadinya cacat
C. Contoh Studi Kasus
D. Analisa terjadinya cacat
E. Kesimpulan
Latar Belakang
Pengecoran logam merupakan industri penting di Indonesia. Sekitar 70% dari produk manufaktur
terbuat dari metal casting [1]. Pengecoran (Casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti
logam atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan membeku di dalam cetakan
tersebut, dan kemudian dikeluarkan atau di pecah-pecah untuk dijadikan komponen mesin [2]. Sedangkan
Foundry adalah suatu proses manufaktur yang menggunakan logam cair dan cetakan untuk menghasilkan
bentuk yang mendekati bentuk geometri akhir produk jadi. Logam cair akan dituangkan atau ditekan ke
dalam cetakan yang memiliki rongga cetak (cavity) sesuai dengan bentuk atau desain yang diinginkan.
Setelah logam cair memenuhi rongga cetak dan tersolidifikasi, selanjutnya cetakan disingkirkan dan hasil
cor dapat digunakan untuk proses sekunder [3].
Cacat yang terjadi pada coran dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :
1. Desain dan pola pengecoran
2. Pasir cetak dan desain cetakan dan inti
3. Komposisi muatan logam
4. Proses peleburan dan penuangan
5. Sistim saluran masuk
cacat dan memastikan efektivitas pengecoran dengan hasil yang optimal, sehingga pengendalian parameter
tersebut menjadi perlu dengan pengetahuan yang baik tentang apa yang menjadi kemungkinan penyebabnya, untuk
ini kemungkinan cacat harus dianalisis dan akar penyebabnya harus dianalisa. Diagram sebab dan akibat adalah
cara yang ampuh dalam membantu dan menentukan faktor kontrol pada kualitas hasil produk casting. Analisis data
Lubang sembur adalah jenis cacat pengecoran yang sebagian besar terjadi pada pengecoran, umumnya terjadi pada coran
yang yang terlihat setelah pengerjaan berupa lubang pin, lubang sembur endogen dan eksogen. Terjebaknya udara akibat penuangan
logam cair menjadi penyebab cacat berupa kontur membulat atau rongga bulat. Gas dapat dihasilkan dihasilkan dari udara yang
terjebak terjebak selama penuangan atau evolusi pada kontak antara logam cair dan material cetakan atau sisipan selama pembekuan
sebagai hasil reaksi kimia atau perubahan temperatur dalam logam cair.
Sumber: Juriani, Avinash. "Casting defects analysis in foundry and their remedial measures with industrial case studies." IOSR journal of mechanical and civil engineering 12.6 (2015): 43-54.
Studi kasus
Sheave Grade 270-540 IS1030 yang dilakukan untuk
penelitian menunjukkan lubang sembur ditepi alur.
◦Penyebab:
1. Chill mengalami kelembapan yang tinggi.
2. Permeabilitas pasir yang rendah.
3. Pencampuran pasir yang tidak tepat.
4. Ventilasi yang tidak memadai.
5. Penggunaan pelapis yang belum dikeringkan.
6. Terjadinya Turbulensi selama pengisian logam cair.
7. Kandungan bentonit tinggi.
8. Gas yang terjebak secara berlebihan.
9. Logam cair tidak menghilangkan gas dengan benar
10.Konten pengikat tinggi.
Sumber: Juriani, Avinash. "Casting defects analysis in foundry and their remedial measures with industrial case studies." IOSR journal of mechanical and civil engineering 12.6 (2015): 43-54.
Tindakan Perbaikan
1. Hindari menabrak pasir secara berlebihan.
2. Gunakan hanya pendingin kering.
3. Temperatur tuang yang optimal pada 1585 derajat celcius
untuk baja ringan.
4. Hindari penggunaan butiran pasir halus.
5. Penyediaan ventilasi yang memadai.
6. Gunakan inti yang telah dikeringkan dan dibalut dengan benar.
7. Kurangi bahan pengikat dan aditif.
8. Pengendalian level Aluminium.
9. Sesuaikan nilai ekivalen karbon.
10. Gunakan pelapis zirkon berbahan dasar air
Sumber: Juriani, Avinash. "Casting defects analysis in foundry and their remedial measures with industrial case studies." IOSR journal of mechanical and civil engineering 12.6 (2015): 43-54.
Case Study Casting Defects Analysis
B. Penyusutan
Penyusutan adalah cacat yang terjadi karena adanya proses pembekuan atau solidifikasi yang tidak merata pada produk.
Penyusutan dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu penyusutan terbuka (porositas makro), tertutup (penyusutan internal / buta)
dan penyusutan aksial. Penyusutan terbuka muncul pada bagian luar permukaan pengecoran akibat kontraksi volume dari bentuk cair
menjadi padat. Ini divisualisasikan sebagai rongga dangkal pada permukaan pengecoran. Hasil penyusutan tertutup karena adanya
jaringan padat kristal dendritik yang berada di bagian dalam. Penyusutan aksial adalah hasil dari waktu pembekuan yang lama menuju
bagian tengah saat pengecoran karena suhu penuangan yang tinggi.
Sumber: Juriani, Avinash. "Casting defects analysis in foundry and their remedial measures with industrial case studies." IOSR journal of mechanical and civil engineering 12.6 (2015): 43-54.
Cacat Shrinkage
Studi kasus
Rumah bantalan bagian bawah dari paduan
Grade EN-9 yang dilakukan dalam penelitian
menunjukkan cacat penyusutan internal ke arah
garis tengah.
Penyebab :
1. Pasir kering tidak rata dengan mampu tekan
rendah.
2. Pergeseran dinding cetakan karena tekanan
logam yang tinggi.
3. Cetakan tidak ditempatkan dengan benar.
4. Perbedaan ketebalan bagian pada bagian
tertentu.
5. Terlalu banyak sudut dalam yang tajam
menyebabkan isolasi hot-spot.
6. Penggunaan Ferro Silikat yang berlebihan
selama proses pengisian logam cair.
Sumber: Juriani, Avinash. "Casting defects analysis in foundry and their remedial measures with industrial case studies." IOSR journal of mechanical and civil engineering 12.6 (2015): 43-54.
Tindakan Perbaikan :
Sumber: Juriani, Avinash. "Casting defects analysis in foundry and their remedial measures with industrial case studies." IOSR journal of mechanical and civil engineering 12.6 (2015): 43-54.
Retakan Panas
Retakan panas dominan terjadi karena ketidakseimbangan suhu selama proses
solidifikasi. Tampak seperti garis bergerigi tajam dan patah di tepi cetakan.
Studi kasus yang sesuai adalah adanya gumpalan bawah dari paduan Grade EN-9
yang dilakukan untuk penelitian menunjukkan sobekan panas didekat bagian tebal.
◦Penyebab :
Sumber: Juriani, Avinash. "Casting defects analysis in foundry and their remedial measures with industrial case studies." IOSR journal of mechanical and civil engineering 12.6 (2015): 43-54.
Tindakan
Perbaikan
a. Proses pendingingan cetakan dilakukan
dengan benar
fosfor.
pemadatan.
Sumber: Juriani, Avinash. "Casting defects analysis in foundry and their remedial measures with industrial case studies." IOSR journal of mechanical and civil engineering 12.6 (2015): 43-54.
Case Study Casting Defects Analysis
Benjolan
Benjolan adalah cacat yang terjadi pada pipa yang dicor secara sentrifugal.
Cacat ini muncul sebagai lecet pada permukaan luar pipa sebagai akibat
dari udara yang terjebak antara logam cair dan pipa.
Studi kasus.
Penyebab :
1. Adanya rongga udara pada cetakan pipa & antarmuka logam.
2. Adhesi rendah antara logam dan pipa selama rotasi.
Sumber: Juriani, Avinash. "Casting defects analysis in foundry and their remedial measures with industrial case studies." IOSR journal of mechanical and civil engineering 12.6 (2015): 43-54.
Case Study
Casting Defects
Analysis
Tindakan Perbaikan:
1. Meningkatkan kecepatan putaran
hingga saat proses cetakan
2. Melakukan pre-heating untuk
cetakan pipa yang benar.
3. Menuangkan centong dan die agar
terbebas dari partikel asing.
4. Meningkatkan jumlah lapisan
cetakan di dalam cetakan pipa.
Sumber: Juriani, Avinash. "Casting defects analysis in foundry and their remedial measures with industrial case studies." IOSR journal of mechanical and civil engineering 12.6 (2015): 43-54.
Case Study Casting Defects Analysis
Inklusi Pasir Sand
Inclusion adalah salah satu cacat pengecoran yang paling umum. Robeknya pasir saat
menyiapkan bagian cetakan di dekat tepi cetakan yang menyebabkan cacat tersebut.
Pengikisan pasir oleh logam panas yang mengalir melewati cetakan juga merupakan
bagian dari cacat ini. Inklusi ini umumnya disertai oleh gelembung CO dan partikel
oksida. Inklusi pasir terjebak di bawah permukaan pengecoran.
Studi kasus
Ball Valve Grade ASTM A300 WCB yang dilakukan untuk penelitian menunjukkan
inklusi pasir di dekat dinding perpisahan.
Penyebab:
Sumber: Juriani, Avinash. "Casting defects analysis in foundry and their remedial measures with industrial case studies." IOSR journal of mechanical and civil engineering 12.6 (2015): 43-54.
Case Study Casting Defects Analysis
Flash
Flash adalah material berlebih yang diproyeksikan dari pengecoran, umumnya terlihat sebagai
lembaran logam tipis, tegak lurus dengan permukaan pengecoran. Ketebalan sebagian besar
tidak teratur yang terjadi di sepanjang garis perpisahan persimpangan cetakan dan bertindak
sebagai penghalang kualitas.
Studi kasus Pelat kisi Grade SG500 / 7IS1865 yang dilakukan untuk penelitian menunjukkan
cacat flas.
Penyebab :
1. Jarak bebas yang berlebihan antara bagian atas dan bawah kotak cetakan.
2. Tekanan tuang tinggi.
3. Penggunaan cetakan dengan desain pola yang buruk.
4. Pola yang berlubang di ujungnya.
5. Penjepitan bagian atas dan bawah yang tidak tepat
Sumber: Juriani, Avinash. "Casting defects analysis in foundry and their remedial measures with industrial case studies." IOSR journal of mechanical and civil engineering 12.6 (2015): 43-54.
Tindakan
Perbaikan :
1. Penyegelan kotak cetakan dekat
garis perpisahan.
2. Pastikan lubang ujung harus diisi
untuk menghindari kebocoran
logam.
3. Dimensi dikontrol.
4. Denganhati-hati mengatur
perakitan cetakan.
5. Pengaturan inti yang tepat.
Sumber: Juriani, Avinash. "Casting defects analysis in foundry and their remedial measures with industrial case studies." IOSR journal of mechanical and civil engineering 12.6 (2015): 43-54.
Case Study
Casting Defects
Analysis
Mismatch
Ketidak cocokan (Mismatch) adalah cacat dimana
bagian atas dan bawah cetakan mengalami pergeseran
yang menyebabkan pengecoran menjadi rusak. Segmen
yang terkilir di atas garis tengah menyebabkan
kerusakan serius
Studi kasus.:
Penyebab :
Sumber: Juriani, Avinash. "Casting defects analysis in foundry and their remedial measures with industrial case studies." IOSR journal of mechanical and civil engineering 12.6 (2015): 43-54.
Tindakan Perbaikan :
1. Penggunaan sistem gating yang tepat.
2. Beban yang diberikan di atas pengecoran
memastikan tidak ada dislokasi di bagian cope.
3. Pastikan bagian atas dan bawah sejajar dengan
benar.
4. Pastikan bagian atas & bawah presisi.
5. Gunakan C-Clamps untuk menjepit kotak
cetakan.
Sumber: Juriani, Avinash. "Casting defects analysis in foundry and their remedial measures with industrial case studies." IOSR journal of mechanical and civil engineering 12.6 (2015): 43-54.
Case Study Casting Defects Analysis
Misrun
Cacat misrun umumnya disebabkan karena fluditas logam cair yang rendah sehingga
pengisian cairan pada cetakan tidak penuh. Dominan dalam coran yang memiliki
rasio luas permukaan terhadap volume yang besar. Cacat ini digambarkan dengan
terbentuknya rongga yang halus dan tidak terisi. Suhu tuang yang lebih rendah
menyebabkan aliran fluida terputus yang menyebabkan misrun.
Studi kasus Wind Box Grade SG500 / 7IS1865 yang dilakukan untuk penelitian
menunjukkan cacat misrun pada bagian tipis.
Penyebab :
2. Menuangkan intermiten.
3. Penuangan tertunda.
Sumber: Juriani, Avinash. "Casting defects analysis in foundry and their remedial measures with industrial case studies." IOSR journal of mechanical and civil engineering 12.6 (2015): 43-54.
Case Study Casting Defects Analysis
Permukaan Rusak
Garis-garis belang-belang akibat aliran logam cair yang menghasilkan
pola garis-garis yang muncul sebagai rangkaian saluran kecil disebut
cacat permukaan.
Penyebab :
Sumber: Juriani, Avinash. "Casting defects analysis in foundry and their remedial measures with industrial case studies." IOSR journal of mechanical and civil engineering 12.6 (2015): 43-54.
Tindakan Perbaikan
Sumber: Juriani, Avinash. "Casting defects analysis in foundry and their remedial measures with industrial case studies." IOSR journal of mechanical and civil engineering 12.6 (2015): 43-54.
Kesimpulan
Proses pengecoran logam tidak lepas dari terjadinya cacat. Terjadinya cacat akan menurunkan kualitas dari hasil
coran tersebut serta menurunkan efektifitas dari proses produksi. Cacat pada hasil coran dapat dihindari dengan
perancangan sistem saluran yang tepat. Perancangan sistem saluran tergantung dari bentuk dan dimensi benda yang akan
dicor, serta jenis material yang digunakan. Penggunaan konsep analisis sebab dan akibat ishikawa pada proses coran
dapat mewakili prediksi berbagai penyebab cacat sehingga tindakan perbaikan dapat lebih terkontrol. Refrensi studi yang
pernah dilakukan akan sangat berguna dalam mengurangi cacat pengecoran di industri dan meningkatkan kualitas
pengecoran.