Menurut istilah orang Bugis-Makassar berikut beberapa jenis penyakit:
a) penyakit dalam disebut lasa rilaleng (penyakit tersembunyi),
b) penyakit luar disebut lasa massobu/lasa talle (penyakit luar yang bisa dilihat secara kasat mata), c) lasa ati (penyakit hati; kejiwaan; rohaniah), dan d) lasa tubuh atau lasa watakalle (penyakit jasmani; gangguan kesehatan pada bagian tubuh). B. Cara Pengolahan Obat untuk Berbagai Penyakit (Jenis Penyakit dan Cara olah Obatnya)
Adapun pengobatan/penyembuhan melalui pemanfaatan ramuan
obat yang berasal dari tanaman, pada umumnya dilakukan dengan cara digosokkan ataupun dibuat parem. Ramuan tersebut terdiri atas bahan-bahan antara lain: buah pala, kepingan batang kayu atakka (sejenis pohon kayu yang berukiran besar dan tinggi dengan daun yang rimbun) dan lain sebagainya. Kayu tersebut dipandang memiliki kekuatan magis dan sakral karena bertalian dengan proses kehadiran manusia pertama ke bumi (dewa). Pengobatan yang bersumber dari Lontaraq Pabbura antara lain yaitu: • obat mata dengan menggunakan kembang telang (Clitoria ternatea) yang berwarna biru untuk mengobati mata yang merah dan meradang, caranya kembang telang diremas-remas di telapak tangan sampai keluar airnya dan teteskan pada mata yang sakit. Cara lain dengan meremas kembang telang ke dalam air dan digunakan sebagai pencuci mata. Bisa pula diteteskan pada mata bayi yang berumur 1-3 minggu untuk menjernihkan matanya. • Obat penambah nafsu makan, buah bunga teratai yang telah mengering dan daun labu, disamakan takarannya. Kemudian tambahkan sedikit gula pasir dan dipanggang lalu dimakan pada setiap pagi dan sore hari. Alternatif ramuan yang digunakan daun komak merah dimasak dengan segenggam gula pasir kemudian beri sedikit ketumbar. Masak sampai airnya kira-kira ½ dari sebelumnya. Dikonsumsi dalam keadaan panas, diminum setiap pagi dan sore. • Obat sakit kepala yang memakai ramuan cengkeh, buah pala, “massoe”, jintan hitam sedikit, daun sirih yang ketemu uratnya lima lembar, pinang muda satu buah. Kesemuanya digiling secara bersamaan sampai halus kemudian kompreskan pada dahi orang sakit. • Ramuan mengobati masuk angin yaitu lengkuas merah, lada hitam, jahe, disamakan takarannya. Goreng ramuan tersebut dan tambahkan jintan hitam, “kamukusu”, kemudian digoreng juga. Haluskan semua ramuan dan tambahkan sedikit air, miinum pada pagi dan sore hari dalam keadaan perut kosong. • Obat nyeri haid ketika datang bulan, nyeri pada perut dan bagian kantong kemih, serta darah haidnya berwarna hitam. Maka obatilah dengan segenggam daun pacar, daun delima segenggam, induk kunyit, dan manjakani, dan marica. Masak dalam panci dengan wadah tertutup rapat. Airnya hanya setengah panci saja. Masak sampai mendidih dan diminum pada pagi dan sore hari. • Obat orang yang tidak bisa buang air besar yaitu: bawang putih satu biji, ulek dan masukkan pada cuka yang terbuat dari tuak kemudian dioleskan pada perut orang yang tidak bisa buang air besar. • Obat nyeri ulu hati, kunyit 3 ruas dan lengkuas merah tiga ruas. Kunyah dan semburkan pada penderita nyeri ulu hati. Jenis-jenis Perilaku Pengobatan
Dari sisi perilaku pencarian pengobatan pada masyarakat Bugis-
Makassar pada umumnya terdiri atas tiga hal pokok yakni : a) sumber pengobatan apa yang dianggap mampu mengobati sakitnya, b) kriteria apa yang dipakai untuk memilih salah satu dari beberapa sumber pengobat yang ada, dan c) bagaimana proses pengambilan keputusan untuk memilih sumber pengobat tersebut. • Sumber pengobatan itu sendiri sesungguhnya meliputi tiga faktor, yakni pengobatan rumah tangga/pengobatan sendiri dengan menggunakan obat-obat tradisional atau cara tradisional, pengobatan medis yang dilakukan oleh praktik perawat, praktik dokter, pusat kesehatan masyarakat atau rumah sakit, serta pengobat tradisional. Adapun model pengobatan yang dilakukan oleh para pengobat tradisional dikategorikan atas tiga macam yaitu: • Dengan menggunakan ramuan obat yang berasal dari tumbuhan- tumbuhan tertentu, tata caranya dioleskan atau dibalurkan pada bagian tubuh yang sakit. • Dengan cara mengurut atau memijat, dilengkapi dengan ramuan obat. • Dengan doa atau mantera sebagai pelengkap tata cara pengobatan. Terima Kasih