ARDIANSA AMRI
F021181312
SASTRA DAERAH
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2021
BAB I
PENDAHULUAN
Pada saat ini perhatian masyrakat terhadap paruntuk kana juga termasuk salah satu
bentuk sastra klasik Makassar yang masih berkembang hingga saat ini, namun tidak
dapat dipastikan kerena masih sangat minim dibandingkan jumlah pappasang yang
“ungkapan’’ dalam bahasa Indonesia. Bentuk sastra ini sangat umum dipakai oleh
makna yang terkandung didalam pappasang, biasanya berupa petunjuk tentang apa
yang mesti, apa yang harus, apa yang boleh dikerjakan, serta apa yang dilarang
dikerjakan.
Oleh karena itu maka ada beberapa topic yang dimana dapat mengenai paruntuk
kana yang kurangnya masyarakat yang mengetahui Didalam ungkapan tersebut yang
dimaksud ialah ungkapan pujian dan makian dalam etnis Makassar dimana didalam
ungkapan tersebut memiliki makna konotasi atau kias (bukan makna sebenarnya) dan
banyak juga persamaan diantara mana teguran sindiran dengan mana yang disebut
dengan pammali.
penting paruntuk kana yang dimana warisan yang harus kita wariskan sampai sekarang
ini. Dan dapat mengidentifikasikan paruntuk kana yang bersifat makian maupun pujian
sudah sangat jarang ditemui entah itu karena masalah penggunaan bahasa daerah yang
jarang atau pemahaman masyrakat tentang paruntuk kana telah pudar dikalangan
masyrakat. Oleh sebab itu pengambilan topic paruntuk kana agar masyrakat dapat
membedakan mana makian dan pujian dida Oleh sebab itu pengambilan topic paruntuk
kana agar masyrakat dapat membedakan mana makian dan pujian didalam paruntuk
kana hal inilah yang dianggap tabu karena dalam pengucapan paruntuk kana tersebut
masing-masing kata yang telah terbungkus oleh bahasa khiasan tanpa langsung
mengetahui alasan dan tujuan dari suatu ungkapan tersebut jika paruntuk kana hanya
diketahui oleh pembicara memelalu komunikasi maka lawan bicara tersebut tidak
mengethui apa-apa, dengan kata lain tidak ada umpan balik yang dapat diungkapkan.
Dan salah satu sebuah tantangan didalam pengambilan topic tersebut masih
banyak bahasa paruntuk kana yang samar-samar atau misalnya menemukan satu
paruntuk kana terus didalam paruntuk kana tersebut mengandung makian dan pujian
alhasil dari sinilah sebuah pemahaman mengenai apakah paruntuk kana tersebut
dominan kemana bias saja di ungkapan makian dan bias saja diungkpan pujian.
Berangkat dari hal tersebut merupakan suatu tantangan yang lebih seru Karena harus
menguras pikiran dan mecari tahu arti bahasa Makassar tersebut karena didalam
penggunaan paruntuk kana masih banyak bahasa yang tabu dan telah jarang digunakan
diera sekarang.
Bagaimana dan dimana topic, objek tersebut saya dapatkan mengenai
pengambilan topic merupakan hal yang menurut saya kebingungan karena mengetahui
banyak topic yang saya telah pilih tersebut telah banyak dikaji oleh mahasiswa, akhirnya
dengan lebih menggali jauh kedalam lagi pengambilan topic yang saya ingin teliti dalam
bidang kajian linguistic ialah mengenai ungkapan namun setelah menemukan topic
tersebut saya masih bingung mengenai ungkapan apa yang harus saya telit alhasil
melihat lagi kondisi ternyata permasalahan yang pertama telah dijumpai lagi yaitu telah
banyak diangkat oleh mahasiswa akhirnya setelah itu saya memikirkan dan mencari
ungkpan paruntuk kana yang tentu saja masih kurang penelitian dan pemahaman
masyrakat mengenai paruntuk kana tersebut, setelah itu paruntuk kana yang saya
dapatkan disebuah buku yang saya pinjam dikakak saya dan saya sempat bertanya
mengenai jika saya mengambil sebuah paruntuk kana maka bagian mananya yang saya
teliti? Terus menyarankan saya untuk membaca buku yang telah saya pinjam dan
paruntuk kana yang mengandung makian serta pujian setelah itu saya mencari beberapa
ungkapan yang ada didalam buku tersebut ternyata agak sulit untuk dibedakan mana
makian dengan pujian tetapi berangkat dari itu semua merupakan hal yang baru dan
melihat dari kondisi sekarang lebih banyak megenal budaya luar dibandingkan dengan
budaya kita sendiri, dan hal yang menarik didalam buku tersebut setelah saya
membacanya sebagian maka yang saya temui ialah ternyata lebih banyak ungkapan
karena telah jarang digunakan dilangan masyrakat dan dimana saat berkomunikasi
dimengerti sesorang apa maksud dan tujuan dari ucapan tersebut entah itu pujian
maupun makian. terutama kaum muda yang cenderung mengalami dekandensi local
historis ( kebutaan dalam mengetahui sejarah dan kearifan-kearifan local daerahnya ).hal
ini dimkasudkan agar generasi muda dapat mengetahui akhirnya mencintai budayanya.
Salah satu factor yang mendasar didalam kehidupan terbaliknya nilai-nilai tersebut dapat
Makassar kejujuran adalah modal utama dalam kehidupan yang perlu dibuktikan dalam
Sebagai upaya untuk mewariskan kepada generasi muda dan masyarakat pemahaman
terhadap paruntuk kana perlu diimplementasikan dan di sebar luaskan agar ajaran-ajaran
moral yang terkandung didalamnya bukan hanya milik generasi nenk moyang kita atau
masyarakat pendukung, melainkan juga agar paruntuk kana tersebut dapat diserap oleh
sebagian besar masyrakat, terutama bagi generasi sekarang dan generasi mendatang.
budaya sebagai identitas diri. Dan masih minim diteliti mengenai paruntuk kana.
Harapan dan kenyataanya anda tertantang memilih topic tersebut jadi didalam pemilihan
topic yang telah saya uraikan ialah dimana saya ingin memberikan pemahaman beserta
penelitian tersebut dapat bermanfaat bagi masyrakat. Dan alhasil topic tersebut mulai
jarang kita dengarkan apakah dan pengaruh dari factor-faktor budaya yang ada diluar
telah mempengaruhi dan lainpula dengan tantangan ialah menegenai cara membedakan
mana ungkapan makian dan mana ungkapan pujian dikarenakan untu membedakan kita
harus mengetahui bahasa Makassar yang jarang saya ucapkan dan dengarkan
berangkat dari itu semua didalam buku tersebut terdapat kurang lebih 500 ungkapan
paruntuk kana dan untuk mendapatkan dan menemukan makian dan pujian ialah
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan
masalah ialah :
C. Tujuan
1) Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan karya ini untuk
mengungkapkan tentang
kana
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
serupa selanjutnya
2. Manfaat praktis
Pemerintah
Instansi
Masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini tediri dari beberapa sub bab, yang pertama adalah tinjauan pustaka yang
yang akan dilakukan. Dalam tinjauan pustaka ini juga berisi teori, konsep dan pendekatan
lain yang ada hubungannya dengan penelitian ini. Subbab kedua merupakan kerangka
berpikir yang merupakan hasil abstraksi teori dari kajian pustaka yang dikaitkan dengan
masalah penelitian yang dihadapi serta untuk menjawab dan memecahkan masalah.
sebelumnya yang relevan terhadap penelitian yang akan dilakukan. Pengkajian terhadap
memahami dan memanfaatkan metode maupun Seperti halnya dengan pasang, maka
paruntuk kana juga termasuk salah satu bentuk sastra klasik Makassar yang masih
berkembang hingga saat ini, namun tidak dapat dipastikan kerena masih sangat minim
kana dapat dipadankan dengan “ungkapan’’ dalam bahasa Indonesia. Bentuk sastra ini
sangat umum dipakai oleh masyrakat Makassar untuk menggambarkan kehalusan budi
pemakaianya. Artinya, bahwa orang-orang yang mempunyai perasaan dan budi pekert
yang halus dapat menggunakan kata-kata kias atau paruntuk kana itu dengan baik,
didalam sebuah konteks budaya Makassar keberadaan paruntuk kana selain sangat
dimuliakan juga penekanan ajaran moral yang patut dituruti. Adapun makna yang
terkandung didalam pappasang, biasanya berupa petunjuk tentang apa yang mesti, apa
yang harus, apa yang boleh dikerjakan, serta apa yang dilarang dikerjakan.
2.2 Konsep
Didalam ungkapan tersebut yang dimaksud ialah ungkapan pujian dan makian dalam
etnis Makassar dimana didalam ungkapan tersebut memiliki makna konotasi atau kias
(bukan makna sebenarnya) dan dimana tidak bias diberikan sisipan, tidak bias diperluas,
dan posisi kata tidak dapat ditukar. Penggunaan ungkapan dalam berbagai aspek
kehidupan manusia kerap menjadi pilihan penutur suatu bahasa dalam berinteraksi
tutur tidak monoton. Ungkapan dapat diidentifikasi mirip dengan bahasa metafora atau
berbeda dari bahasa biasa, makna ungkapan sangat ditentukan oleh konteks situasi dan
(ungkapan) pujian dan makian, karena perlu diketahui bahwa ungkapan bahasa terrsebut
maupun berkelompok yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia karena
komunikasi merupakan peoses penyampaian makna dari suatu entitas atau kelompok
melalui penggunaan tanda, symbol, atau aturan semiotika yang dipahami bersama. Dan
dari sebuah komunikasi pasti mengunakan sebuah ungkapan-ungkapan baik itu pujian
melihat seseorang tersebut dalam berbincang apakah ada sebuah ungkapan yang
terkandung didalamnya atau tidak, karena media yang saya gunakan sendiri ialah melalui
buku dan dimana didalam buku tersebut banyak sekali memuat ungkpan-ungkapan
Dari topic tersebut pendekatan yang digunakan ialah metode pengumpulan data
yaitu studi pustaka dimana pencarian data dan informasi melalui dokumen-dokumen, baik
dokumen tertulis foto-foto, gambar maupun dokumen elektronik yang dapat mendukung
dalam proses penulisan. dari sebuah paruntuk kana yang termuat didalamnya, dengan
itu maka sebuah ungkapan dapat kita bedakan baik itu yang mengandung pujian maupun
landasan teori yang relevan. Kajian pustaka juga bertujuan untuk mengantisipasi terjadinya
duplikasi penelitian yang berujung pada plagiarism atau penjiplakan di sisi lain dimungkinkan
penelitian ini sebagai sebuah penemuan baru atau bantahan terhadap penelitian sejenis yang
sebelumnya .Berbagai penelitian terkait dengan ungkapan paruntuk Kana yang telah dilakukan
contohnya pada Hasil Penelitian tentang paruntuk kana bahasa Makassar masih sangat minim.
Pada hal jika dikaji secara mendalam paruntuk kana memilki makna dan nilai-nilai yang sangat
terkait dalam kehidupan. Adapun hasil penelitian relevan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
Esther M. Palambang (1990) dengan judul skripsi Peribahasa dalam Bahasa Indonesia
(Penggolongan Berdasarkan Maksud). Adapun masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah (1)
dari segi bentuk, kita dapat melihat bagaimana bentuk peribahasa tersebut, (2) dari segi maksud,
kita dapat melihat maksud yang terkandung dalam peribahasa tersebut apakah dapat digolongkan
ke dalam bidang: ekonomi, pendidikan, etiket, moral, etos kerja, agama, pemerintahan atau
persatuan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa menganalisis data dapat dilihat dari
Zainuddin Hakim (1998) sebuah referensi yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa, berupa buku yang berjudul Nilai dan Manfaat Paruntuk Kana dalam
Sastra Makassar. Di dalamnya mengkaji hasil penelitian mengenai nilai-nilai budaya dan manfaat
paruntuk kana. Nilai-nilai budaya yang dibahas dalam buku ini adalah (1) keteguhan, (2)
keagamaan, (3) persatuan, (4) etos kerja, (5) kehati-hatian, (6) tanggung jawab, (7) kejujuran, (8)
menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat, (9) sirik. Adapun manfaat paruntuk kana yang
dibahas dalam buku ini yaitu (1) paruntuk kana sebagai penyampaian informasi, (2) paruntuk
kana sebagai penghibur, (3) paruntuk kana sebagai media pendidikan, (4) paruntuk kana sebagai
kritik sosial.
Sebuah referensi yang diterbitkan oleh Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa
Departemen Pendidikan dan kebudayaan (1998) berupa buku yang diberi judul Ungkapan dan
Pribahasa Kaili. Di dalamnya mengkaji hasil penelitian mengenai analisis struktur, gaya bahasa,
makna, dan pesan yang terkandung di dalam ungkapan dan peribahasa Kaili.
Andi Iriani S (1994) dalam penelitiaanya yang berjudul Nilai Islam dalam Ungkapan
Bahasa Makassar (Suatu Tinjauan Semantis). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada
kenyataannya, bahasa Makassar banyak menyimpan ungkapan religius baik dari segi jumlah
maupun bentuknya. Kandungan makna yang terkandung atau tersimpan dalam ungkapan religius
ini memberikan identifikasi bahwa masyarakat Makassar sangat memperhatikan tata krama dalam
penyampaian maksud baik diungkapkan kepada Tuhan maupun kepada sesama manusia. Hasil
penelitian ini pula menunjukkan bahwa penggunaan ungkapan religius hanya pada saat
dibutuhkan.
Devi Masita (2013) dalam skripsinya yang berjudul Makna dan Nilai-nilai Sosial Budaya
dalam Paruntuk Kana Bahasa Makassar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua jenis
makna yang terkandung dalam paruntuk kana yaitu makna denotatif dan makna konotatif serta
nilai-nilai yang terkandung dalam paruntuk kana adalah (1) nilai keagamaan, (2) nilai pendidikan,
Kelima penelitian yang relevan, belum ada yang meneliti tentang Kemampuan Menyusun
Kembali Paruntuk Kana Bahasa Makassar, semuanya hanya mengkaji makna dan nilai-nilai yang
terkandung dalam paruntuk kana. Selain itu juga, Pembelajaran mengenai paruntuk kana di kelas
VII SMP Negeri 1 Pallangga Kabupaten Gowa sudah diajarkan pada Semester Ganjil Standar
dengan Kompetensi Dasar yaitu menjelaskan pengertian paruntuk kana. Selanjutnya diajarkan
pula pada Standar Kompetensi 4 (Menulis) yaitu menulis paragraf dengan menggunakan paruntuk
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kepustakaan. Menurut M. Nazir, studi kepustakaan
merupakan teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-
literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.
A. Pendekatan penelitian ini merupakan penelitian analisis wacana Fairclough sebagai suatu teknik
penelitian komunikasi yang tidak hanya berhenti pada bagaimana suatu isi wacana dihadirkan tetapi juga
bagaimana dan mengapa pesan tersebut hadir. Dengan langkah-langkah yang pertama yaitu menentukan
objek penelitian, kemudian menentukan bahan-bahan yang akan diteliti, menentukan kategori-kategori
yang akan diteliti, menentukan unit analisis, memilih sampel penelitian, membuat kerangka koding,
membuat borang koding analisis isi, uji coba instrumen, melatih petugas koding, mengkoding data,
B. Sumber Data
didalam buku Paruntuk Kana tersebut terdapat kurang lebih 500 ungkapan paruntuk kana dan
untuk mendapatkan dan menemukan makian dan pujian ialah membacanya dan menganalisis.
menegenai cara membedakan mana ungkapan makian dan mana ungkapan pujian dikarenakan
untu membedakan kita harus paham dengan bahasa Makassar yang telah jarang kita ucapkan
maupun di degarkan.
literatur-literatur yang mendukung untuk melengkapai data yang dikumpulkan dan yang akan diteliti.
C. Teknik dan Instrumen Pengumpulan DataAdapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini ialah dengan menentukan secara purposif Paruntuk Kana yang akan dianalisis. Sedangkan
instrumen penelitiannya ialah peneliti sendiri yang didukung oleh tabel analisis kerja berupa blanko koding
(coding data). D. Teknik Analisa DataAdapun teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan analisis wacana Fairclough, yang pertama ialah deskripsi, yakni peneliti menguraikan Paruntuk
Kana yang mengandung nilai-nilai Pujian dan Makian. Pada tahap ini, hasil analisis data diuraikan tanpa
menghubungkannya dengan aspek lain. Kedua, interpretasi, yakni menafsirkan hasil analisis data pada
tahap pertama dan menghubungkannya dengan buku Paruntuk Kana, eksplanasi, pada tahap ini analisis
dimaksudkan untuk mencari penjelasan atas hasil penafsiran pada tahap pertama dan kedua, sehingga pada
akhirnya terungkap nilai-nilai yang terkandung didalamnya apakah itu ungkapan bermaksud pujian maupun
penulisan berdasarkan bab demi bab serta beberapa sub bab, yaitu :Bab I merupakan bab pendahuluan yang
di dalamnya berisikan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan istilah, tujuan penelitian dan
manfaat.
Bab II merupakan Bab ini tediri dari beberapa sub bab, yang pertama adalah tinjauan pustaka yang
mengemukakan mengenai penelitian terdahulu yang berhubungan dengan penelitian yang akan
dilakukan.
Bab III mengemukakan bahasan tentang metodologi penelitian, meliputi jenis dan pendekatan penelitian,
populasi dan sampel, sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen pengumpul data dan teknik analisa
DAFTAR PUSTAKA
https://www.google.com/amp/sastra-indonesia.com/2012/01/mengenal-paruntuk-kana-dalam-
sastra-makassar/amp/
http://inlislite.uin-suska.ac.id/opac/detail-opac?id=6722