Anda di halaman 1dari 20

PERKEMBANGAN

SISTEM PROTEKSI PASIF


DI INDONESIA
PENDAHULUAN
• Semakin tinggi tuntutan akan sistem proteksi total
terhadap bahaya kebakaran
• Sistem proteksi total meliputi sistem proteksi aktif –
pasif – fire safety management
• Sistem proteksi saat ini masih bertumpu pada sistem
aktif, sistem pasif masih kurang dikenal
• Sistem proteksi pasif meliputi pertimbangan sifat bahan
terhadap api, kompartemenisasi, persyaratan ketahanan
api (fire rated)
• Sistem pasif merupakan indikator bangunan telah
dirancang sistem proteksinya sejak awal
TRIANGLES OF FIRE
HEAT HUMAN
LIVES

FUEL OXYGEN PROPERTY ENVIRONMENT


Triangle of fire F.S.M Fire Protection
Triangle

ACTIVE PASSIVE
system system
Firesafety Triangle
POSISI SISTEM AKTIF – PASIF DAN
FIRE SAFETY MANAGEMENT
• SISTEM AKTIF  ENERGIZED SYSTEM
• SISTEM PASIF  BUILT-IN SYSTEM
• FIRE SAFETY MANAGEMENT  HUMAN SYSTEM

Sistem proteksi aktif Sistem proteksi pasif

Fire safety management


LINGKUP SISTEM PROTEKSI PASIF

• Sistem proteksi pasif (SPP) adalah


sistem perlindungan bangunan
terhadap bahaya kebakaran melalui
pertimbangan sifat termal bahan
bangunan terhadap api, penerapan
kompartemenisasi, serta persyaratan
ketahanan api struktur bangunan

• Termasuk pula sebenarnya dalam SPP adalah pengaturan


site-plan, perancangan arsitektur, penataan ruang
bangunan dan sarana jalan ke luar
POSISI ASPEK STRUKTUR DALAM
KURVA PERTUMBUHAN API
Tahap-tahap pertumbuhan
kebakaran dalam ruangan
meliputi : penyalaan (ignition),
pertumbuhan, tahap pembakaran
p penuh dan tahap surut (decay)
Flashover merupakan tahap
transisi dari pertumbuhan ke
tahap pembakaran penuh
Masalah struktur ada pada
tahap pembakaran penuh dan
sesudahnya (pasca
flashover)
TUJUAN SISTEM PROTEKSI PASIF

 Melindungi bangunan dari keruntuhan serentak


akibat kebakaran
 Meminimasi intensitas kebakaran apabila terjadi
(agar tidak terjadi flashover)
 Memberi waktu bagi penghuni menyelamatkan diri
 Menjamin fungsi gedung namun tetap aman
 Melindungi keselamatan petugas pemadam
PERKEMBANGAN PERATURAN SPP
Ta- Codes / Standard Pasal yg Substansi yg
hun mengatur diatur
1972 Peraturan Bangunan Sarana jalan ke Persy. Pintu dan
Nasional (PBN) luar / egress tangga kebakaran
1985 Kepmen PU 02/KPTS/85 5,6,7 Bahan bangunan
8 s/d 16 (9 psl) Struktur bangunan
1987 SKBI Spesifikasi Bahan -seluruhnya- Persy.bhn bangunan
Bangunan kaitan dgn api dan komp. struktur
1992 Perda DKI 03/1992 Psl 34, 104 Tk. Ketahanan api
35-38,58,107,109 Klas mutu bahan
2000 Kepmeneg PU no Bab IV tentang Pers.kinerja, TKA,
10/KPTS/2000 Sistem Prot.Pasif stabilitas, komparte-
menisasi, bukaan
2000 SNI 03-1736-2000 -seluruhnya- Tipe konstruksi, sta-
(revisi dari SKBI) bilitas-komp-bukaan
PERSYARATAN SPP MENURUT KEPMEN
02/KPTS/85
BAB III BAHAN BANGUNAN
• Pasal 5 : Pengertian bahan bangunan
• Pasal 6 : Persyaratan bahan lapis penutup
• Pasal 7 : Persyaratan bahan untuk komponen bangunan
BAB IV STRUKTUR BANGUNAN
• Pasal 8 : Pengertian komponen struktur bangunan
• Pasal 9 : Perencanaan struktur bangunan
• Pasal 10 : Persyaratan ketahanan api
• Pasal 11 : Komponen struktur beton bertulang
• Pasal 12 : Komponen struktur beton pratekan
• Pasal 13 : Komponen struktur baja
• Pasal 14 : Komponen struktur bata merah
• Pasal 15 : Komponen struktur batako dan bata beton (concrete block)
• Pasal 16 : Komponen struktur kayu
PERSYARATAN SPP MENURUT
SNI 03-1736-2000

• Persyaratan kinerja sistem pasif


• Persyaratan penggunaan bahan bangunan
• Persyaratan ketahanan api komponen
struktur bangunan
• Persyaratan kompartemenisasi & pemisahan
• Persyaratan perlindungan pada bukaan atau
penembusan dalam ruangan
PERSYARATAN KINERJA SPP
• Temperatur lapisan gas panas dalam ruang < 500oC
dan fluks ke lantai < 20kW/m2
• Kebakaran dibatasi lokasi dan
penjalarannya
• Struktur tetap stabil sampai batas
waktu yg aman utk penyelamatan
(beban api, intensitas kebakaran, dimensi
bangunan, respons pemadam, sistem aktif)
• Produksi asap tidak mengurangi
jarak pandang khususnya di jalur evakuasi flashover
• Pembatasan beban api sesuai fungsi bangunan
KURVA SUHU - WAKTU

Kurva suhu – waktu untuk berbagai harga beban api dan faktor bukaan
Semakin besar beban api, intensitas membesar

Intensitas kebakaran dipengaruhi oleh


beban api dan faktor bukaan. Semakin besar
beban api dan semakin kecil faktor bukaan, Bukaan semakin besar, semakin tinggi panas yg
intensitas kebakaran semakin meningkat dicapai tetapi durasi kebakaran semakin pendek
PERSYARATAN PENGGUNAN
BAHAN BANGUNAN
• Pertimbangan klas mutu bahan
• Pertimbangan inersia termal (unsur kρc)
• Jumlah dan perletakan bahan combustible
• Beban api dan faktor bukaan / ventilasi
• Penggunaan bahan penghambat api (fire retardant
materials)
• Integrasi dengan sistem proteksi aktif
• Integrasi dengan sistem aktif dan fire safety
management (FSM)
BAHAN BANGUNAN & KEBAKARAN
• Bahan bangunan dibagi dlm 5 klas mutu :
tidak mudah terbakar (I) – semi tidak
mudah ter-bakar (II) – menghambat api
(III) – semi menghambat api (IV) – mudah
terbakar (V).
• Peningkatan mutu dapat dilakukan dengan
menggunakan bahan penghambat api (fire
retardant materials)
• Penggunaan bahan-bahan mudah terbakar
perlu diperhatikan khususnya pada
bangunan kedap suara, bangunan ber-
insulasi serta penggunaan bahan atap.
• Penggunaan bahan-bahan mudah terbakar
perlu dikompensasi dengan penerapan
sistem proteksi aktif yang lebih intens.
IMPLIKASI PENGGUNAAN BAHAN
KAITAN DENGAN KEBAKARAN
Penggunaan Check sifat bahan
Bahan bangunan

Combustible Non combustible

Risiko Fire risk meningkat Beban api meningkat


Menjalar lebih cepat
Berbagai solusi
Ganti non
Beri fire Pasang detek-
combustible
retardant tor sensitif Sistem sprin- Premi asuransi
kler otomatis
meningkat
PENGARUH SIFAT TERMAL BAHAN
TERHADAP KONSTRUKSI TAHAN API

• Pada temp 450oC baja tinggal separuh


kekuatannya
• Pada temp 750oC baja tidak lagi dapat
memikul beban
• Komponen struktur baja harus diberi
bersarung (steel covering materials)
• SCM dari bahan vermiculite, panel
gipsum atau glass-wool
PRINSIP PERLINDUNGAN STRUKTUR
TERHADAP KEBAKARAN
Tujuan :
Heat energy impact
dapat diatasi
Kebakaran tidak
menyebar ke ruang
ruang lainnya
Pengaruh bahan
dan sist. konstruksi
Persyaratan komponen struktur
bangunan
• Persyaratan tahan api (fire –rated
construction)
• Kriteria ketahanan api (stabilitas – integritas
– insulasi)
• Persyaratan kompartemenisasi (ukuran
maksimum dan persya-ratan pemisahan)
• Persyaratan perlindungan pada bukaan /
penembusan
• Integrasi dengan sistem aktif
UNSUR-UNSUR DALAM
KETAHANAN API
Ketahanan api terdiri
atas :
 Unsur stabilitas
 Unsur integrasi
 Unsur insulasi
Ketiga unsur tersebut
membentuk level ketahanan
api (fire resistance level),
Bagian belakang dinding harus tidak atau Tingkat Ketahanan Api
mengalami retak tembus (integrasi) atau
temperaturnya mencapai 140oC (insulasi) (TKA)

Anda mungkin juga menyukai