Anda di halaman 1dari 48

TEKNIK PEMADAMAN API

TEAM K3RS RSMN PAMEKASAN

Pamekasan, 12 SEPTEMBER 2022


PERATURAN & STANDAR
UU No 1 Tahun 1970
Pasal 3 ayat 1 sub a, b, d, h
Maka dengan ketentuan peraturan-perundangan tsb
ditetapkan bahwa k3 serta harus dilakukan usaha untuk :

• Mencegah dan mengurangi kecelakaan


• Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
• Memberi kesempatan atau jalan menyalamatkan diri
pada waktu kebakaran atau kejadian lain yang
berbahaya
• Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar
luasnya suhu, kelebaban ,debu, kotoran. Asap dll
PERATURAN & STANDAR
UU No 1 Tahun 1970
Pasal 9 ayat 3

Pengurus diwajibkan menyelenggarakan pembinaan


bagi semua tenaga kerja yag berada dibawah
pimpinannya, dalam pencegahan kecelakaan dan
pemberatasan kebakaran serta peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja, pula dalam
pemberian pertolongan pertama pada kecelakaan
DEFINISI

• Api : Suatu massa zat yang sedang berpijar yang


dihasilkan dalam proses kimia oksidasi yang
berlangsung dengan cepat dan disertai pelepasan
energi/panas, NFPA.

• Kebakaran : Suatu keadaan bahaya yang ditimbulkan


oleh adanya nyala api yang tidak terkendali yang
dapat mengancam keselamatan baik jiwa maupun
harta benda
KASUS KEBAKARAN

Tahun 1990 – 1996


Jumlah Kejadian : 2033 kasus
80% kasus ditempat kerja
20% bukan di tempat kerja

Tahun 1997 – 2001


Jumlah kejadian : 1121 kasus
76,1 % kasus ditempat kerja
20 % bukan di tempat kerja

Hasil penelitian 20 % kejadian kebakaran berakibat habis total

seumber : pusat labotarium forensik mabes polri


KASUS KEBAKARAN

• API TERBUKA : 415 (37,19%)


• LISTRIK : 297 (26,6 %)
• PEMBAKARAN : 80 (7,17 %)
• PERALATAN PANAS : 35 (3,14 %)
• MEKANIK : 24 (2,15 %)
• KIMIA : 15 (1,34 %)
• PROSES BIOLOGI : 5 (0,45 %)
• ALAM : 2 (0,18 %)
• TIDAK DAPAT DITENTUKAN : 218 (19,53%)
• LAIN LAIN : 25 (0,24 %)
TEORI FIRE TRIANGLE
• Non flammable gas pendukung
Oxygen terjadinya kebakaran

• Sumber panas : arus listrik, reksi


kimia, mekanik. nuklir
Heat • Cara perpindahan : konduksi,
konveksi, radiasi

• Flash point : temperatur


terendah saat bahan
bakar cair menghasilkan
uap dalam jumlah cukup
untuk menghasilkan
nyala
Fuel • Fire point : Temperatur
yang terjadi akibat
pemanasan, dimana
bahan bakar cair dapat
memproduksi uap yang
cukup cepat sehingga
terjadi pembakaran yang
kontinyu
TAHAP PENYALAAN API
• Tahap permulaan (Incipient Stage) : pada tahap ini tidak
terlihat adanya asap, lidah api, atau panas, tetapi terbentuk
partikel pembakaran dalam jumlah yang signifikan selama
periode tertentu
• Tahap membara (Smoldering Stage) : Pertikel pembakaran
telah bertambah, memberntuk apa yang kita lihat sebagai
asap, masih belum nyala tapi panas signifikan
• Tahap menyala (Flame Stage) : Tercapai titik nyala dan mulai
terbentuk lidah api. Jumlah asap mulai berkurang sedang
panas meningkat
• Tahap membakar (Heat Stage) : Pada tahap ini lidah api, asap
dan gas beracun dalam jumlah besar
KLASIFIKASI KEBAKARAN

Permenaker >> PER.MEN: NO/PER/04/MEN/1980 (disadur dari NFPA)


JENIS PEMADAM
GAS BERACUN HASIL PEMBAKARAN
• CO
Tidak berbau, tidak berwarna, tidak terlihat, mematikan (1-3 menit) jika 1,28% vol udara

• CO2
Bertambahnya konsentrasi di udara akan meningkatkan kecepatan & frekuensi nafas
• HCN
Dihasilkan dari pembakaran senyawa hidrokarbon terklorinasi di udara, plastik, karet, kulit,
sutera, wool, kayu, < udara, jika 100 ppm >> kematian (30 – 60 menit)

• COCl2
Dihasilkan dari dekomposisi pembakaran senyawa hidrokarbon terklorinasi ex: karbon
tetraklorida, freon, etilen diklorida, beracun & berbahaya pada konsentrasi 25 ppm, mematikan
dalam waktu 30 – 60 menit

• HCl
Hasil pembakaran bahan-bahan yang mengandung klorin
PRINSIP PEMADAMAN

SISTEM ISOLASI
Menurunkan kadar oksigen sampai di bawah 12%
Ex : menutup benda terbakar dengan karung basah, menimbun dengan
pasir, penyemprotkan APAR

SISTEM PENDINGINAN
Menurunkan suhu/panas pada benda yang terbakar sampai di bawah titik
nyala
Ex : menyiram bahan terbakar dengan air

SISTEM PENGURAIAN
Memisahkan bahan yang terbakar dengan unsur lainnya atau membagi kecil
bagian yang terbakar
Ex : sebelum kebakaran meluas maka material mudah terbakar harus
disingkirkan
Video
Perlu diperhatikan sebelum pemadaman
kebakaran
• Arah angin (faktor keselamatan dan keberhasilan
pemadaman).
• Jenis bahan yang terbakar (klasifikasi kebakaran A-B-C-
D-K).
• Volume dan potensi bahan yang terbakar (fire load).
• Letak dan situasi lingkungan (lay out).
• Lamanya telah terbakar.
• Alat pemadam yang tersedia atau yang harus diadakan
berdasarkan kebutuhan
Operasional Hydrant

Box
Hydrant Padamkan

Bentangkan
selang
Safety Sign
PROSEDUR KESELAMATAN
• BILA TERJADI KEBAKARAN DALAM
RUANGAN INI, KE ARAH MANA KITA
LARI ?
• APAKAH PINTU KE LUAR DALAM
RUANGAN INI MEMENUHI SYARAT ?
• APAKAH DALAM RUANGAN INI ADA
ALAT PEMADAM ?
• BERAPA LAMA DIPERLUKAN MENUJU
KE PINTU KEBAKARN
MENGAPA INTENSITAS
Kombustibilitas / flamabilitas bahan Ditunjukkan
KEBAKARAN TINGGI ? Beban api Temperatur penyalaan / flash point dalam kurva
& sifat Jumlah bahan combustibles kebakaran
Lokasi bahan bakar / fuels
Kendala bakar bhn
operasi IPK Ketahanan
Kondisi infrastruktur kota 
api kurang
response time tinggi
Tipe konstruksi bangunan
Belum menerapkan RISPK
Fire resistance rating
SDM & sarana kurang
Kompartemenisasi
Belum memiliki SOP/Protap
Proteksi bukaan

FSM kurang
Tata ruang
diterapkan
dalam &
lingk.luar
Kurangnya kegiatan inspeksi alat
SDM yg ada kurang terlatih Tata & bahan interior
Latihan kebakaran tidak dilakukan Penutup luar bangunan
Belum memiliki FEP/FOEP Akses keluar & ke dalam bang
Firesafety audit tidak dilakukan menyulitkan evakuasi/rescue
Tata lingkungan luar bangunan

Sistem pro-
teksi kurang Sistem Sistem
handal deteksi instalasi
Kelengkapan & spesifikasi kurang Jenis sistem tidak memenuhi standar Non firesafe design dari instalasi
Desain tidak berbasis potensi bahaya Pemasangan tidak memenuhi syarat Kebakaran akibat instalasi
Inspection & maintenance kurang Kurangnya inspection & maintenance Kurang perawatan
PERSYARATAN KESELAMATAN GEDUNG TERHADAP
KEBAKARAN
1. PERANCANGAN TAPAK BANGUNAN AMAN
KEBAKARAN
2. SARANA PENYELAMATAN (AKSES MASUK
DAN KE LUAR)
3. SISTEM PROTEKSI PASIF (HHN BANGUNAN
DAN KOMPONEN STRUKTUR BANGUNAN)
4. SISTEM PROTEKSI AKTIF (SISTEM DETEKSI
& ALARM, SISTEM PEMADAM BASIS
KIMIA DAN AIR)
5. FIRE SAFETY MANAGEMENT (INSPEKSI &
PEMELIHARAAN, TIM EMERGENCY, FIRE
SAFETY AUDIT, DLL)

ASPEK KESELAMATAN
TAPAK
GEDUNG

FSM SARANA JALAN KE


LUAR

SISTEM SISTEM
PROTEKSI AKTIF PROTEKSI PASIF
PERSYARATAN TAPAK BANGUNAN
• Tersedia hidran halaman
• Ada siamesse connection
• Ada akses dan maneuvre bagi
mobil pemadam
• Tidak ada penghalang akses
masuk (portal dll)
• Perhatikan radius belokan
• Di lokasi tertentu ada
pengerasan
• Tersedia muster points
• Jarak antar bangunan hrs
memenuhi syarat
SYARAT SARANA PENYELAMATAN
• Prinsip 2 (dua) jalan ke luar &
jarak antar eksit
• Persyaratan jarak tempuh
(travel distance), dgn atau
tanpa sprinkler
• Persyaratan pintu dan tangga
kebakaran
• Tersedia lampu dan tanda
penunjuk arah ke luar
• Perhatikan koridor buntu
• Syarat daerah pengungsian
(utk gedung tinggi)
• Lobi kedap asap
LANJUTAN SARANA PENYELAMATAN

• Jumlah eksit ditentukan oleh


beban penghunian
• Lebar eksit ditentukan oleh
beban penghunian dan
kapasitas eksit, dinyatakan
dalam unit lebar eksit
• Helipad bukan sarana
penyelamatan
• Tangga kebakaran harus
menerus
• Eksit harus bermuara di
halaman luar gedung
SYARAT SISTEM PROTEKSI PASIF
• Kontrol pemakaian bahan
mudah terbakar (klas mutu,
unsur k ‫ףּ‬c, fire retardant)
• Syarat komponen struktur
tahan api (1 jam, 2 jam dsb)
• Penerapan sistem
kompartemenisasi
• Sistem kontrol asap lewat
ventilasi dan presurisasi
• Sistem perlindungan pada
bukaan (fire stop, damper)
SISTEM PROTEKSI PASIF
SISTEM PROTEKSI AKTIF (SPA)
• Pasang sistem deteksi &
alarm kebakaran
• Sediakan pemadam api
ringan (APAR)
• Sediakan sist.pemadam api
basis air (sprinkler, hidran,
hose-reel)
• Sistem pemadam api
khusus ramah lingkungan
• Instalasi pendukung SPA
(pompa kebakaran, genset,
sumber air).
SARANA SISTEM PROTEKSI AKTIF
FIRE SAFETY MANAGEMENT (FSM)
• Inspeksi berkala dan
pemeliharaan peralatan
• Pembentukan tim emergency
• Pelatihan personil
• Penyusunan FEP / FOEP
• Latihan kebakaran & evakuasi
• Audit keselamatan kebakaran
(fire safety audit)
• Tatagraha aman kebakaran
(firesafe housekeeping),
penyusunan SOP-SOP
• Sosialisasi aman kebakaran
PENGAWASAN & PENGENDALIAN

• Perlunya disusun / di revisi Perda


tentang proteksi kebakaran pada
bangunan gedung.
• Pemberlakuan ijin-ijin keselamatan
bangunan (IMB, SLF, demolisi dll)
• Penerapan Sertifikat Laik Fungsi (SLF)
pada bangunan gedung
• Perlunya Rencana Induk Sistem
Proteksi Kebakaran (RISPK)
• Perlunya SOP koordinasi instansi-onal
pencegahan dan penanggu-langan
kebakaran
KURVA KEBAKARAN

Perioda penyelamatan Perioda penyelamatan


jiwa struktur
KURVA KEBAKARAN

Dec
h ov e r
Flas

th
w
Steady

a
o
Gr

y
Initiation

 Awal terjadinya api/kebakaran tidak diduga waktu dan


tempatnya;
 Api akan menjadi besar dan meluas bila cukup media
penghantarnya;
 Intensitas nyala api dipengaruhi oleh sifat flammability dan
quantities jenis material yang terbakar;
 Kebakaran akan surut dan padam bila keseimbangan reaksinya
tidak seimbang.

33
FLASHOVER
Fenomena flashover
ΔTg = 500-600oC,
fluks ke lantai 20kW/m2,
kondisi tak tertahankan
(untenable)

Flashover pada bangunan pertokoan


FENOMENA FLASHOVER
 Seluruh benda
dalam ruangan
serentak terbakar
 Temperatur di
dalam ruangan bisa
mencapai 500 –
600 der.C
 Pancaran panas
ke lantai 20 Kw/m2
 Juluran api / pa-
nas dan gas ke luar
jendela nampak.
Kecepatan Berjalan yang Dipengaruhi oleh Umur dan
Jenis Kelamin

Kecepatan asap adalah 1.0 – 1.2 meter per detik


KEBAKARAN GEDUNG TINGGI
TUNTUTAN TOTAL FIRE SAFETY
• SISTEM AKTIF  SISTEM MENGGUNAKAN ENERGI
• SISTEM PASIF  SISTEM TERBANGUN
• FIRE SAFETY MANAGEMENT  SISTEM PERSONIL

Sistem proteksi aktif Sistem proteksi pasif

Fire safety management


SISTEM PROTEKSI AKTIF

• Sistem deteksi & alarm kebakaran (detektor, alarm


kebakaran, manual call point)
• Sistem pemadam basis air manual (slang
kebakaran, hidran, hose reel)
• Sistem pemadam basis air otomatik (sistem
sprinkler, sistem kabut air dsb)
• Sistem pemadam basis kimia portable (APAR)
• Sistem pemadam basis kimia khusus (halon, CO2
dll)
• Peralatan pendukung sistem aktif (sumber air,
genset, pompa kebakaran)
SISTEM PROTEKSI AKTIF
SISTEM PROTEKSI PASIF
FIRE SAFETY MANAGEMENT
• Pemeriksaan berkala terhadap sistem dan
peralatan proteksi kebakaran
• Pembentukan tim emergency yang dinamis
• Pembinaan dan pelatihan personil
• Penyusunan Fire Emergency Plan (FEP)
• Latihan kebakaran dan evakuasi (fire drill)
• Penyusunan SOP aman kebakaran (pekerjaan
mengelas, men-cat, mematri / hot works )
• Fire safety audit (walk through – preliminary – complete)
• Firesafe housekeeping
• Firesafety campaign / sosialisasi
SINERGI SISTEM PROTEKSI TOTAL

Sistem proteksi total

SISTEM SISTEM
PROTEKSI PROTEKSI
AKTIF PASIF

FIRE
SAFETY
MANAGE-
MENT Ketiga
komponen
sistem proteksi
total ber sinergi
PEMADAM KELAPARAN
SELALU SIAP KAPAN DIBUTUHKAN
KESIMPULAN
 Bahaya kebakaran dapat terjadi setiap saat, karena banyak peluang yang
dapat pemicu terjadinya kebakaran
 Kebakaran dapat dicegah, & kerugian dapat dihindarkan
 Fire satey manajement ditujukan untuk melindungi penghuni, asset dan
lingkungan
 Sistem proteksi kebakaran (perencanaan)
• Aktif fire protection
• Passif fire protection
• Fire safety management
 Penerapan syarat k3 adalah kewajibab semua fihak dimulai dari
• Komitmen manajemen untuk menerapkan k3 yang dituangkan dalam
kebijakan perusahaan secara tertulis
• Pengorganisasian yang didukung sdm yang memiliki kemampuan
teknis dan manajerial
• Sosialisasi, pembinaan & latihan
TERIMA KASIH

Keselamatan kerja tak akan pernah libur karena bahaya


tak pernah mengenal cuti.

Anda mungkin juga menyukai