Anda di halaman 1dari 5

Perlawanan

Pangeran
Diponegoro
ADINDA BATRISYIBAZLA
HABIB AHMAD YASIN
NAZIFAH NURUL MIFTAH
Perang Diponegoro terjadi ketika Pangeran
Diponegoro melancarkan pemberontakan terhadap
kesultanan Yogyakarta dan Belanda pada tahun
1825.
Penyebab perang ini adalah:
1. Pengaruh Belanda di kesultanan Yogyakarta,
2. Perampasan tanah milik bangsawan termasuk milik Pangeran Diponegoro oleh Belanda,
3. Pembangunan jalan oleh Belanda di tanah makam leluluhur Pangeran Diponegoro.
4. Paksaan pada penduduk Jawa untuk menanam tanaman untuk dieksport oleh Belanda.
Pengalaman religius Diponegoro
Pengalaman religius Diponegoro Pangeran Diponegoro adalah putra tertua Hamengku Buwono III. Sejak kecil
sampai remaja, ia tumbuh besar bersama neneknya Ratu Ageng. kondisi di lingkungan Keraton Yogyakarta
akibat campur tangan Belanda, ia menjadi pusat kesetiaan bagi orang-orang yang merasa tidak puas terhadap
kondisi yang tengah berlangsung saat itu Pada tahun I 805-1808 ia mengalami semacam pengalaman religius
yang unik. Pengalaman itu membuat dia yakin bahwa dialah calon raja Jawa yang ditunjuk secara supranatural
la mulai melakukan ziarah ke tempat-tempat suci yang ada hubungannya dengan dinasti Mataram mana ia
mengalami serangkaian mimpi. Di puncak pengalaman religiusnya ia menyatakan mendapat perintah Ratu Adil
untuk merebut kembali tanah Jawa la kemudian mengubah namanya menjadi Ngabdul Khamid dan
mengenakan pakaian kebesarannya, dan menggantinya dengan pakaian serba putih seperti Nabi Muhammad.
Selama waktu itu, situasi di Jawa bertambah buruk dan Diponegoro semakin mendapat banyak pengikut
Kondisi sosial politik
Awalnya Pangeran Diponegoro memperoleh keberhasilan dalam
perang ini, karena dukungan dari rakyat yang menentang
Belanda. Namun perlahan Belanda berhasil membalik keadaan.
Belanda mendatangkan pasukan kolonial Hindia Belanda (KNIL)
dari pulau lain dan dari Belanda sendiri. Belanda kemudian
menekan pasukan Diponegoro dengan sistem benteng atau yang
biasa disebut benteng-stelsel yang membatasi gerakan pasukan
Diponegoro. Wabah kolera dan disentri merebak dalam kondisi
perang ini dan membunuh banyak rakyat dan pasukan
Diponegoro. Penyakit dan strategi Belanda ini melemahkan
perjuangan Pangeran Diponegoro. Kemudian, atu persatu
syukron

Anda mungkin juga menyukai