Anda di halaman 1dari 14

Radang dan Infeksi

Disusun Oleh :

Mufrikhatul Walidaini I1A018001


Aurizka Mileniawati I1A018061
Krisma Kusuma Wardani I1A018095
Putri Harwa Prameswari I1A018112
RADANG
Apa itu radang ?
Radang adalah respon kekebalan tubuh yaitu respon
perlawanan terhadap infeksi, iritasi atau cedera.
Patofisiologi Radang

Respons Inflamasi Respons Vaskular


Reaksi yang berfungsi untuk menetralkan dan Sesaat setelah cidera, vaskuler sekitar
menghilangkan nekrotik serta membentuk sebuah menjadi vasocontriction
kondisi yang mendukung penyembuhan dan
perbaikan.

Respons Selular Respons Sistemik


1. Neutrofil Respon sistemik yang menyertai reaksi yang
2. Monosit terjadi pada peradangan di
3. Limfosit antaranya adalah demam, perubahan
4. Eosinofil dan Basofil hematologis, gejala konsitusional.
5. Pembentukan Eksudat
Penyebab Radang
Penyebab inflamasi antara lain mikroorganisme,
trauma mekanis, zat-zat kimia, dan pengaruh fisika.

Gejala Radang
Tanda–tanda peradangan (inflamasi) akut
mencakup pembengkakan (edema/tumor),
kemerahan (rubor), panas (kalor), nyeri (dolor),
dan perubahan fungsi (function laesa).
Pencegahan Radang
Pencegahan radang dengan pengobatan
menggunakan obat antiinflamasi. Obat antiinflamasi
adalah golongan obat yang memiliki aktivitas
menekan atau mengurangi peradangan.
Berdasarkan mekanisme kerjanya obat antiinflamasi
terbagi menjadi dua golongan. Golongan pertama
adalah golongan obat antiinflamasi steroid dan obat
antiinflamasi yang kedua yaitu golongan obat
antiinflamasi nonsteroid
Pengobatan Radang

AINS (Antiinflamasi Non


Golongan Steroid Steroid)

Efek samping dari golongan steroid Efek samping dari golongan AINS menyebabkan
dapat menyebabkan penurunan tukak lambung hingga perdarahan, gangguan
imunitas terhadap infeksi, ginjal dan anemia.
osteoporosis, atropi otot dan tekanan Obat yang tergolong antara lain ibuprofen,
intraokular. aspirin, diklofenak, dan celecoxib yang banyak
digunakan untuk pengobatan radang.
INFEKSI
Apa itu infeksi ?
Infeksi adalah penyakit yang disebabkan
oleh mikrooganisme pathogen seperti
virus, bakteri, jamur dan parasite
Patofisiologi Infeksi

Transmisi Langsung Transmisi Tidak Langsung


(direct transmisiion) (indirect transmisiion)

Penularan langsung oleh mikroba Penularan mikroba pathogen


patogen ke pintu masuk (port d’entrée) melalui cara ini memerlukan adanya
yang sesuai dari pejamu. Contohnya “media perantara” baik berupa
adanya sentuhan atau adanya droplet barang / bahan, udara, air,
nuclei saat bersin, batuk, berbicara, atau makanan / minuman, maupun
saat transfusi darah dengan darah yang vektor.
terkontaminasi mikroba patogen.
Penyebab Infeksi

Virus Bakteri
Saat virus masuk ke dalam tubuh virus Menginfeksi tubuh dengan cara
menginfasi sel tubuh yang normal dan mengeluarkan toksin yang
mengambil alih sel untuk memproduksi dapat merusak jaringan tubuh.
virus lainnya.

Jamur Parasit
Jamur dapat menyebar jika seseorang menghirup
spora atau menempel langsung di kulit. Lalu, Mikroorganisme yang
seseorang akan mudah terkena jamur jika sistem membutuhkan organisme
kekebalan tubuhnya sedang lemah atau sedang lainnya sebagai host
menjalani pengobatan dengan antibiotik peoral untuk bertahan.
Gejala Infeksi

Gejala Klinis Ringan


Infeksi lokal yang pada kulit dan jaringan subkutan tanpa
melibatkan jaringan yang lebih dalam, tanpa tanda sistemik
dan terdapat ≥ 2 manifestasi inflamasi seperti
Pembengkakan (tumor/edema), kemerahan (rubor), nyeri
(dolor), panas (kalor), dan eksudat prulent (nanah).

Gejala Klinis Sedang Gejala Klinis Berat


Infeksi lokal pada struktur yang lebih Berupa infeksi dengan tanda respon
dalam dari kulit dan subkutan, tanpa inflamasi sitemik dan terdapat ≥ 2
tanda sistemik, dan kemerahan (> 2 manifestasi berikut : demam dengan
cm) disekitar luka. suhu >38°C atau <36°C, takikardia,
takipneu dan leukosit > 12.000 atau <
4000/mm3 atau 10% berbentuk imatur
Pengobatan Infeksi
Antibiotik merupakan obat yang paling banyak digunakan pada infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh suatu
mikroba, terutama fungi yang bekerja menghambat proliferasi bakteri
(bakteriostatik) dan bekerja dengan cara membunuh bakteri (bakterisidal).
Jenis antibiotik yang bekerja menghambat sintesis dinding sel antara lain
Penicilin, Cephalosporin, Monobactam, Bacitracin, dan sebagainya.
Antibiotik yang menghambat sintesis protein yaitu Aminoglikosida,
Tetracycline, Chloramphenicol, Clindamycin, dan lain-lain
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai