Anda di halaman 1dari 38

Ns. Deni Maisa Putra, S.Kep., M.

Kep
NIDN : 1025058507
1
• Budaya Organisasi adalah nilai dan
keyakinan bersama yang mendasari
identitas organisasi/perusahaan.

• Budaya Organisasi adalah seperangkat


nilai-nilai pokok, asumsi, pemahaman dan
cara berfikir yang dimiliki bersama oleh
anggota organisasi dan diajarkan kepada
anggota baru.
2
 Budaya Organisasi merupakan Nilai-nilai
dan norma yang dianut dan dijalankan oleh
sebuah organisasi terkait dengan
lingkungan di mana organisasi tersebut
menjalankan kegiatannya

 Budaya organisasi merupakan “apa yang


dirasakan, apa yang diyakini, dan apa yang
dijalani” oleh sebuah organisasi.

3
Manajemen
puncak

Filosofi Kriteria Budaya


organisasi seleksi organisasi
yang dijumpai

Sosialisasi
Budaya Organisasi ada 3 tingkat :
1. Budaya Organisasi yg tampak (Visible) “cara
berpakaian, simbol2 fisik, perayaan/seremonial, dan
tata ruang kantor.
2. Budaya Organisasi yg tidak tampak (Invisible) “
disiplin dan makna prestasi.
3. Keyakinan yg paling dalam atau asumsi-asumsi yg
tersembunyi “adanya keyakinan bahwa atasan tdk
pernah salah-anak buah selalu salah atau konsumen
adalah raja.

5
1. NILAI
Keyakinan yang dipegang teguh dan tampil dalam tingkah
laku.

2. NILAI YG MENDUKUNG (Espaused Values)


Nilai dan norma yang telah dibuat oleh organisasi.
(Mis: Keanekragaman, rasa hormat, dan integritas...)

3. NILAI YG DIPERANKAN (Enacted Values)


Nilai dan norma yang dimiliki karyawan.
(Mis : Sejauhmana nilai rasa hormat tercermin dalam
perilaku setiap karyawan...)

6
5 komponen penting definisi nilai :
 Nilai adalah kepercayaan
 Mengenai perilaku yang dikehendaki
 Keadaan yang amat penting
 Pedoman menyeleksi/mengevaluasi
kejadian dan perilaku
 Urut dari yang paling relatif penting

 Nilai-nilai organisasi : Dasar Budaya


Organisasi

7
 Pengalaman Organisasi (Organizational Experiences)
merupakan faktor penentu utama terciptanya sebuah
Budaya Organisasi tertentu.
 Pengalaman Organisasi dapat berupa keberhasilan
maupun kegagalan yang dialami organisasi dalam
menjalani kegiatannya dari waktu ke waktu.
 Prinsip, Norma, Keyakinan, juga dapat menjadi faktor
penentu terbentuknya sebuah Budaya Organisasi.
 Prinsip, Norma, dan keyakinan tertentu nilai-nilainya
diadopsi sehingga menentukan sebuah budaya organisasi.

8
•SEBAGAI PROSES INTEGRASI INTERNAL
“Budaya organisasi berfungsi sebagai pemersatu
setiap komponen internal organisasi”

•SEBAGAI PROSES ADAPTASI EKSTERNAL


“Budaya organisasi berfungsi sebagai sarana
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan luar
organisasi”

9
1. Memberikan identitas organisasi kepada
Karyawannya
2. Memudahkan komitmen kolektif
3. Mendukung stabilitas sistem(hubungan)
Sosial antar personal
4. Memudahkan karyawan memahami tujuan
Organisasi

10
•BUDAYA ORGANISASI YG ADAPTIF
“Budaya organisasi yang mampu menyesuaikan
dengan lingkungan luar organisasi

•BUDAYA ORGANISASI YG TIDAK ADAPTIF


“Budaya organisasi yang tidak mampu menye-
suaikan dengan lingkungan luar organisasi”

11
 Terbentuknya budaya organisasi pada awalnya
berasal dari filsafat pendiri organisasi yang
kemudian filsafat ini akan menentukan
penyaringan karyawan-karyawan yang sesuai
dengan filsafat dari pendiri organisasi.

 Tujuan eksplisit dari proses seleksi adalah untuk


mengidentifikasikan dan mempekerjakan
individu-individu yang mempunyai pengetahuan,
keterampilan dan kemampuan untuk melakukan
pekerjaan dengan sukses di dalam organisasi itu.
 Sosialisasi merupakan proses yang mengadaptasikan para
karyawan pada budaya organisasi yang ada.
Ada tiga tahap proses sosialisasi, yaitu :
1. Tahap prakedatangan, kurun waktu pembelajaran
dalam proses sosialisasi yang terjadi sebelum seorang
karyawan baru bergabung
dengan organisasi itu.
2. Tahap keterlibatan, tahap dimana seorang karyawan
baru menyaksikan seperti apa sebenarnya organisasi
itu dan menghadapi kemungkinan bahwa harapan dan
kenyataan dapat berbeda
3. Tahap metamorfosis, tahap dimana seorang
karyawan baru berubah menyesuaikan diri pada
pekerjaan, kelompok kerja dan organisasi.
 Inovasi dan keberanian mengambil resiko (Inovation
and risk taking)
Sejauhmana organisasi mendorong para karyawan
untuk bersikap inovatif dan berani mengambil resiko.

 Perhatian yang rinci (Attention to detail)


Sejauhmana organisasi mengharapkan karyawan
memperlihatkan kecermatan, analisis dan perhatian
kepada rincian.
 Berorientasikepada hasil (Outcome orientation)
Sejauhmana manajemen memusatkan perhatian
pada hasil dibandingkan perhatian pada teknik dan
proses yang digunakan untuk meraih hasil tersebut.

 Berorientasi
kepada manusia (People orientation)
Sejauhmana keputusan manajemen
memperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-orang
didalam organisasi itu.
 Berorientasitim (Team orientation)
Sejauhmana kegiatan kerja diorganisasikan
sekitar tim-tim tidak hanya pada individu-
individu untuk mendukung kerjasama.

 Agresifitas
(Aggressiveness)
Sejauhmana orang-orang dalam organisasi itu
memiliki sifat agresif dan kompetitif untuk
menjalankan budaya organisasi sebaik-baiknya
 Stabilitas
(Stability)
Sejauhmana kegiatan organisasi menekankan
dipertahankannya status quo daripada
pertumbuhan.

(Robbins, 2003 : 721)


IDENTITAS
ORGANISASI

CARA
PEMBINAAN BUDAYA KOMITMEN
YANG ORGANISASI KOLEKTIF
DIPAHAMI

STABILITAS
SISTEM
SOSIAL

Sumber : Kreitner dan Kinicki (2003 : 86)


 Komunikasi
 Motivasi
 Karakteristik Organisasi
 Proses-proses Administrasi
 Struktur Organisasi
 Gaya Manajemen

Sumber : Mondy dan Noe (1990 : 315)


 Jadilahmodel peran yang kelihatan
 Komunikasikanlah harapan etis
 Berikanlah pelatihan etis
 Berikanlah imbalan secara terang-terangan

terhadap tindakan etis dan berikan hukuman


terhadap tindakan tidak etis
 Sediakanlah mekanisme yang bersifat

melindungi
 Pertama : Tipe karyawan itu
sendiri
 Kedua : Formalisasi yang

rendah
 Ketiga : Perluasan formalisasi

yang rendah
 Keempat : Keterampilan

mendengar yang baik


 Kelima : Kejelasan peran
 Seleksi
 Pelatihan dan
Sosialisasi
 Rancangan Struktural
 Pemberdayaan
 Kepemimpinan
 Evaluasi Kinerja
 Sistem Imbalan
. Kekuatan

Faktor tujuan :
Inovasi dan Tinggi
penempatan
Berdampak
risiko pada
Perhatian secara
jelas Kinerja
Budaya
Orientasi hasil Organisasi
Orientasi orang
Orientasi tim
Keagresifan
Rendah Kepuasan
Stabil
 Budaya communal
◦ Memberikan rasa memiliki bagi anggota
 Budaya networked
◦ Anggota diperlakukan sebagai teman dan keluarga
 Budaya mercenary
◦ Fokus langsung pada tujuan
 Budaya fragmented
◦ Rasa memiliki sangat rendah

24
25
Pada pengertian yang paling dasar, etika adalah sistem nilai
pribadi yang digunakan memutuskan apa yang benar, atau
apa yang paling tepat, dalam suatu situasi tertentu;
memutuskan apa yang konsisten dengan sistem nilai yang ada
dalam organisasi dan diri pribadi.

Hakikat Etika :
1. Merupakan konsep tata nilai dan pengukuran terhadap
sikap, perilaku atau ucapan yang dianggap baik, lazim
dan patut untuk dilakukan;

2. Refleksi mengenai nilai-nilai dan norma moral yang


dipedomani seseorang atau kelompok dalam mengatur
pola sikap, perilaku ataupun ucapannya.

26
Norma Etika :
1. Jujur (ketulusan hati, keikhlasan, tidak berbohong, tidak curang
dll)
2. Adil (arif, bijak, tenggang rasa, tidak diskriminatif, tidak
memihak dll).
3. Tepati Janji (sumpah, ikrar, komitmen, pakta integritas dll).
4. Taat Aturan ( mentaati dan mematuhi peraturan per-UU-an)
5. Tanggung jawab ( tanggung hasil dan resiko, memperbaiki diri
dll.)
6. Responsif (cepat tanggap, meantisipasi dan ambil tindakan
segera)
7. Hati-hati ( jaga harmonisasi, cegah keresahan atau kerugian
masy.)
8. Sopan santun ( sikap perilaku, tindakan dan ucapan secara
etis, bertata kerama, saling hormat, beradab & berbudi
pekerti dlm berhub.)
27
1. Menerapkan tingkah laku etis (pemimpin/mgr
sebagai model peran)
2. Penyaringan karyawan dalam seleksi awal
3. Mengembangkan kode etik
4. Menyediakan pelatihan etika
5. Memberikan dukungan terhadap perilaku etis
6. Menerapkan etika dalam praktek sehari-hari

28
Mengatur hubungan individu dalam organisasi
bersikap, berperilaku, berinteraksi dan melakukan
proses kerja dengan pihak-pihak di dalam dan di
luar perusahaan dalam membangun budaya kerja
dan budaya perusahaan

29
1. Sikap individu dalam perusahaan
2. Sikap individu dalam perusahaan dengan
wewenang dan jabatan
3. Hubungan individu dalam perusahaan dengan
atasan dan bawahannya
4. Hubungan antar sesama individu dalam
perusahaan
5. Hubungan individu dalam perusahaan dengan
individu stakeholder lainnya
6. Hal-hal yang dilarang oleh perusahaan bagi
setiap individu dalam perusahaan
30
1. Menghargai setiap individu dalam perusahaan, menunjukkan
sikap sopan santun serta membangun penghargaan pribadi.

2. Membangun komitmen dan menunjukkan perlakuan yang sama


kepada semua individu dalam perusahaan tanpa melihat ras,
warna kulit, agama, asal-usul, hambatan fisik atau mental,
gender dan usia.

3. Meyakinkan para individu dalam perusahaan untuk


menyampaikan opininya tentang kebijakan dan praktek-praktek
perusahaan dengan berkomunikasi secara terbuka.

4. Menyediakan dan memelihara lingkungan dan tempat kerja


yang kondusif, sehat dan teratur.

31
5. Membuat para individu dalam perusahaan mendapatkan
informasi tentang kebijakan, rencana dan kemajuan
perusahaan lewat komunikasi yang teratur.

6. Memberi peluang yang rasional kepada individu dalam


perusahaan, konsisten dengan misi dan visi perusahaan
untuk mengikuti pelatihan agar menjadi individu yang
kompeten pada pekerjaannya.

7. Mengusahakan promosi yang konsisten dengan kebutuhan


perusahaan setiap saat, sehingga tersedia sdm dengan
kualifikasi kompetensi sesuai kebutuhan.

32
8. Memberikan kompensasi dan manfaat yang jelas
dan menarik serta memberi imbalan dan
mempertahankan individu yang berkualitas.

9. Tidak boleh memaksa, mempengaruhi dan atau


melarang keterlibatan individu memberikan kontribusi
dalam proses politik selama dilakukan secara wajar
serta tidak bertentangan dengan peraturan
perusahaan yang berlaku.

33
 Prinsip Keindahan
Prinsip ini mendasari segala sesuatu yang mencakup penikmatan rasa
senang terhadap keindahan. Berdasarkan prinsip ini, manusia
memperhatikan nilai-nilai keindahan dan ingin menampakkan sesuatu
yang indah dalam perilakunya.
Misalnya dalam berpakaian, penataan ruang, dan sebagainya sehingga
membuatnya lebih bersemangat untuk bekerja.
 Prinsip Persamaan
Setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung
jawabyang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap
persamaan hak antaralaki-laki dan perempuan, persamaan ras,
serta persamaan dalamberbagai bidang lainnya. Prinsip ini
melandasi perilaku yang tidak diskrminatif atas dasar apapun.

35
 Prinsip Kebaikan
Prinsip ini mendasari perilaku individu untuk selalu
berupaya berbuatkebaikan dalam berinteraksi dengan
lingkungannya. Prinsip inibiasanya berkenaan dengan
nilai-nilai kemanusiaan seperti hormat-menghormati,
kasih sayang, membantu orang lain, dan
sebagainya.Manusia pada hakikatnya selalu ingin berbuat
baik, karena denganberbuat baik dia akan dapat diterima
oleh lingkungannya.Penyelenggaraan pemerintahan dan
pelayanan yang diberikan kepadamasyarakat
sesungguhnya bertujuan untuk menciptakan kebaikan
bagimasyarakat
36
 PrinsipKeadilan
Pengertian keadilan adalah kemauan yang
tetap dan kekal untuk memberikan kepada
setiap orang apa yang semestinya
merekaperoleh. Oleh karena itu, prinsip ini
mendasari seseorang untuk bertindak adil
dan proporsional serta tidak mengambil
sesuatu yangmenjadi hak orang lain

37
Prinsip Kebebasan
Kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu
untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan
pilihannya sendiri.
Dalam prinsip kehidupan dan hak asasi manusia, setiap
manusiamempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan kehendaknyasendiri sepanjang tidak merugikan
atau mengganggu hak-hak oranglain. Oleh karena itu,
setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab
sehingga manusia tidak melakukan tindakan yang semena-
menakepada orang lain.

38

Anda mungkin juga menyukai