Anda di halaman 1dari 8

UU ITE / HOAX

Nama Anggota:
◦ Adella Rachmawati (9882405120221002)
◦ Adhwa Nisrina Bahij (9882405120221003)
◦ Arisyanto Antonius Kelyombar (9882405120221008)
◦ Ester Christianty (9882405120221010)
◦ Wisnu Gustian (98882405120221024)
Kelas: AK2A (Akuntansi)
Pasal 28 ayat (1) UU No.11 Tahun 2008
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (“UU ITE”)
menyatakan, “Setiap orang dengan sengaja, dan tanpa
hak menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang
mengakibatkan kerugian konsumen dalam Transaksi
Elektronik.” Perbuatan yang diatur dalam Pasal 28 ayat
(1) UU ITE merupakan salah satu perbuatan yang
dilarang dalam UU ITE. UU ITE tidak menjelaskan apa
yang dimaksud dengan “berita bohong dan
menyesatkan”.
BOHONG MENYESATKAN

Dalam kata
BOHONG &
Dalam frasa
“menyebarkan “menyesatkan”
berita bohong” yang diatur
MENYESATKAN yang diatur adalah
perbuatannya,
adalah akibatnya.
Unsur-Unsur Pasal 28 ayat (1) UU ITE

1
Setiap orang dengan sengaja dan
tanpa hak.

2
Menyebarkan berita bohong dan
menyesatkan.

3
Mengakibatkan kerugian konsumen
dalam transaksi elektronik.
Dasar Hukum

01
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Wetboek
Van Strafrecht, Staatsblad 1915 No. 732).

02 Undang-Undang No. 40 Tahun 1999 tentang Pers

03 Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi


dan Transaksi Elektronik
Berita bohong yang disebarkan melalui media elektronik (sosial media) yang bukan bertujuan untuk
menyesatkan konsumen, dapat dipidana menurut UU ITE tergantung dari muatan konten yang
disebarkan seperti:

Pasal 27 ayat  Pasal 27 ayat


(2) UU ITE (4) UU ITE Pasal 29 UU ITE

Jika bermuatan
Jika bermuatan Jika bermuatan ancaman kekerasan
perjudian maka pemerasan dan/atau atau menakut-nakuti
dapat dipidana pengancaman dipidana yang ditujukan secara
pribadi dipidana 

Jika berita bohong Jika bermuatan Jika bermuatan


bermuatan kesusilaan penghinaan dan/atau menimbulkan rasa
maka dapat dijerat pencemaran nama kebencian berdasarkan
pidana baik dipidana SARA dipidana

Pasal 27 ayat Pasal 27 ayat Pasal 28 ayat


(1) UU ITE (3) UU ITE  (2) UU ITE
CONTOH KASUS
Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri telah menangkap pemilik akun Facebook bernama Sri
Rahayu Ningsih atau Ny Sasmita. Wanita yang ditangkap di Cianjur ini ditangkap karena dianggap menyebarkan ujaran
kebencian berbau SARA dan berita palsu. Sri Rahayu dijerat dengan Pasal 45 ayat 2 jo Pasal 28 ayat 2 Undang-Undang
Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik (ITE) dan atau Pasal 16 jo Pasal 4 b1 UU No 40 Tahun 2006 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.
Saat dihubungi Tekno Liputan6.com, Senin (7/8/2017), Damar Juniarto, salah seorang pegiat SAFEnet, menyebut
kasus ini sama bermasalahnya dengan kasus lain yang melibatkan UU ITE. Menurut dia, penghinaan pada presiden itu tak
ada pasal hukumnya.
"Masa mau dipaksakan pakai pasal karet UU ITE? Ngawur," ujarnya. Sebagai informasi, penghinaan terhadap presiden
merupakan salah salah satu poin alasan polisi menangkap Sri Rahayu.
Menyoal tuduhan penyebaran kabar palsu dan ujaran kebencian, Damar menyebut alasan itu memang kerap
digunakan untuk memperkuat pasal karet dalam UU ITE. Namun, ia tak menampik perlu adanya peninjauan terkait regulasi
soal penyebaran konten hoax dan ujaran kebencian.
"Justru itu masalahnya. Harus ada upaya melihat kembali apakah aturan itu tepat atau tidak. Selain itu, perlu tidaknya
(pelaku penyebaran hoax dan ujaran kebencian) dihukum seberat sekarang ini," ujarnya mengakhiri pembicaraan.
Sebagai informasi, polisi sendiri menyebut aksi Sri Rahayu menyebarkan konten semacam ini sudah dilakukan dalam
kurun waktu setahun terakhir. Adapun modus yang dilakukannya adalah dengan mendistribusikan puluhan gambar dan
tulisan berbau SARA dan hoax.Belum diketahui secara pasti motif Sri melakukan aksinya tersebut. Penyelidikan
sementara, pemilik akun menyebut aksi itu dilakukan merupakan bentuk sikap kritisnya. Kendati demikian, polisi tetap
menggali kemungkiinan lain dalam kasus ini. Salah satunya adalah kemungkinan ada orang yang menjadi dalang di balik
aksi ini, termasuk kemungkinan adanya upaya meraup keuntungan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai