Anda di halaman 1dari 5

UJIAN SEMESTER GENAP 2021/2022 FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS JAMBI

Mata Uji : Tindak Pidana Khusus

Soal :

1. A. Jelaskan apa perbedaan Tindak Pidana Umum dengan Tindak Pidana Khusus.
B. Jelaskan ke khususan Tindak Pidana Khusus.
C. Sebutkan contoh tindak khusus dan sebutkan pengaturannya.
2. Jelaskan Perbuatan yang dilarang Menurut Undang-Undang (UU) Nomor 19 Tahun 2016
tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dan sebutkan ancaman pidananya.

Nama : Rizky Sharfina Qothrunnada Lubis


NIM : B10020190
Dosen Pengampu : Haryadi S.H., M.H.

1.
A. Tindak Pidana Umum merupakan hukum yang mengatur perbuatan-perbuatan pidana
yang terdapat di dalam KUHP yang sengaja telah dibentuk untuk diberlakukan bagi
setiap orang (umum).

Sedangkan Tindak Pidana Khusus adalah merupakan hukum yang mengatur


perbuatan-perbuatan pidana yang diatur diluar KUHP dan diberlakukan bagi
perbuatan atau orang tertentu.

B. Secara umum, karakteristik atau kekhususan dan penyimpangan hukum pidana


khusus terhadap hukum pidana materiil digambarkan oleh Teguh Prasetyo, sebagai
berikut:

 Hukum pidana bersifat elastis (ketentuan khusus).


 Pengaturan tersendiri tindak pidana kejahatan dan pelanggaran (ketentuan
khusus).
 Perluasan berlakunya asas teritorial (ekstrateritorial) (menyimpang/ketentuan
khusus).
 Subjek hukum berhubungan/ditentukan berdasarkan kerugian keuangan dan
perekonomian negara (ketentuan khusus).
 Pegawai negeri merupakan subjek hukum tersendiri (ketentuan khusus).
 Memiliki sifat terbuka, maksudnya adanya ketentuan untuk memasukkan
tindak pidana yang berada dalam UU lain asalkan UU lain itu menentukan
menjadi tindak pidana (ketentuan khusus).
 perampasan barang bergerak, tidak bergerak (ketentuan khusus).
 adanya pengaturan tindak pidana selain yang diatur dalam UU itu (ketentuan
khusus)
 tindak pidana bersifat transnasional (ketentuan khusus)
 adanya ketentuan yurisdiksi dari negara lain terhadap tindk pidana yang
terjadi (ketentuan khusus)
 tindak pidananya dapat bersifat politik (ketentuan khusus)

C. Contoh Tindak Pidana Khusus dan Pengaturannya :


1. Tindak Pidana Korupsi

Korupsi merupakan tindakan melawan hukum dengan perbuatan memperkaya


diri sendiri atau orang lain yang bisa merugikan perekonomian maupun
keuangan negara. Pemberantasan tindak pidana korupsi diatur di dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2001. Sedangkan tindak pidana korupsi diatur
dalam Undang-Undang No. 31 Tahun 1999.

2. Tindak Pidana Pencucian Uang

Tindak pidana pencucian uang terbilang sebagai tindak pidana baru di sistem
hukum pidana Indonesia. Tindak pidana ini bukan hanya mengancam
integritas sistem keuangan dan stabilitas perekonomian, tapi juga
membahayakan sendi-sendi kehidupan bermasyarakat. Pencegahan dan
pemberantasan tindak pidana pencucian uang diatur dalam Undang-Undang
No. 8 Tahun 2010. Unsur-unsur tindak pidana ini meliputi pelaku, perbuatan
melawan hukum serta unsur hasil pidana.

3. Tindak Pidana Terorisme

Terorisme merupakan aktivitas yang melibatkan unsur kekerasan maupun


aktivitas lainnya yang melanggar hukum pidana serta menimbulkan efek
bahaya bagi kehidupan manusia. Terorisme merupakan aktivitas yang
bertujuan mengintimidasi penduduk sipil dengan melakukan penculikan
maupun pembunuhan. Tindak pidana khusus ini diatur dalam Undang-Undang
No. 15 Tahun 2003

4. Tindak Pidana Psikotropika

Psikotropika merupakan obat atau zat baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika yang bersifat psikoaktif. Obat-obatan ini mampu mempengaruhi
susunan syaraf pusat sehingga menyebabkan perubahan pada aktivitas
perilaku dan mental penggunanya. Undang-undang yang mengatur mengenai
tindak pidana penggunaan obat-obatan ini adalah Undang-Undang No. 5
Tahun 1997 (UU Psikotropika).

5. Tindak Pidana Narkotika


Penggunaan narkotika secara legal hanya bisa dilakukan untuk kepentingan
pengobatan maupun ilmu pengetahuan. Sedangkan penggunaannya secara
ilegal bisa membuat penggunanya terkena tindak pidana narkotika yang diatur
dalam Undang-Undang No. 35 Tahun 2009 Tentang Narkotika.

6. Tindak Pidana Informasi dan Transaksi Elektronik

Tindak pidana informasi dan transaksi elektronik (ITE) terbilang masih baru
di Indonesia. Tindak pidana ini diatur dalam Undang-Undang No. 11 Tahun
2008 tentang ITE.

7. Tindak Pidana Pornografi

Pornografi merupakan tindak kejahatan yang mampu merusak tatanan norma


kesusilaan masyarakat. Undang-Undang No. 44 Tahun 2008 mengatur tindak
pidana pornografi ini.

2. Berikut perbuatan yang dilarang dalam UU ITE beserta ancaman pidananya :

 Mendistribusikan dokumen elektronik bermuatan asusila, perjudian, pencemaran


nama baik, pemerasan, dan pengancaman (pasal 27).
Ancaman Pidananya : Sanksi (Pasal 45 ayat 1)

Hukuman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

 Mendistribusikan berita bohong atau hoax kepada masyarakat terkait suku, agama, ras
antargolongan (pasal 28).
Ancaman Pidananya :Sanksi (Pasal 45 Ayat 2)

Hukuman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp.1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

 Menyebarkan ancaman kekerasan atau menakut-nakuti (pasal 29).


Ancaman Pidananya : Sanksi (Pasal 45 ayat 3)

Hukuman pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
 Mengakses, mengambil, dan meretas sistem elektronik milik orang lain dengan cara
apapun (pasal 30).
Ancaman Pidananya : Sanksi (Pasal 46 ayat 1)

Hukuman pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp.600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah).

 Melakukan intersepsi atau penyadapan terhadap sistem elektronik milik orang lain
dari publik ke privat dan sebaliknya (pasal 31).
Ancaman Pidananya : Sanksi (Pasal 47)

Hukuman pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp.800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah).

 Mengubah, merusak, memindahkan ke tempat yang tidak berhak, menyembunyikan


informasi atau dokumen elektronik, serta membuka dokumen atau informasi rahasia
(pasal 32).
Ancaman Pidananya : Sanksi (Pasal 48 ayat 1)

Hukuman pidana penjara paling lama 8 (delapan) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp.2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).

 Mengganggu sistem elektronik (pasal 33).


Ancaman Pidananya : Sanksi (Pasal 49)

Hukuman pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

 Menyediakan perangkat keras atau perangkat lunak, termasuk sandi komputer dan
kode akses untuk pelanggar larangan yang telah disebutkan(pasal 34).
Ancaman Pidananya : Sanksi (Pasal 50)

Hukuman pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp.10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).

 Pemalsuan dokumen elektronik dengan cara manipulasi, penciptaan, perubahan,


penghilangan, dan pengrusakan (pasal 35).
Ancaman Pidananya : Sanksi ( Pasal 51 ayat 1)

pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun dan/atau denda paling banyak
Rp.12.000.000.000,00 (dua belas miliar rupiah).

Anda mungkin juga menyukai